Kain putih itu melambai-lambai lembut membentuk pola air laut setelah hembusan angin jelas dalam kesunyian senja, Bunyi deting - deting jam serta siuran angin keluar dari salah satu ruangan.

Ruangan bercahaya teram yang luas, berdindingkan cat tembok berwarna hitam-putih. suara yang ditimbulkan dari masing-masing lampu gantung kaca bergeletuk berbunyi kemincring kecil didalam ruangan tersebut. kamar ini terasa sekali bergaya klasik modren, di isi dengan benda yang tidak terlalu istimewa didalamnya. hanya ada king size besar bertongkat atas di kanan-kiri yang ditutupi selimut hitam cantik di tengah-tengahnya Dan Beberapa prabotan klasik modern lainnya yang tertata rapi di tepi atas atas dinding sebagai panjangan.

Ruangan Tersebut Begitu sunyi dan dingin, mencengkam seakan mecekik keimana siapa saja yang ada disana.

sresshh,

Tek tek

Cklek.

Suara langkah kaki sepatu menggema keseluruh penjuru ruang tersebut, Remang memang namun sinar matahari yang masuk melalui sela-sela jendela mampu menerangi sosok itu. wujud sosok lelaki berwajah tampan yang kini ia tengah membungkuk kedepan king size, merebahkan tubuh milik sosok laki-laki lain dari dalam dekapanya.

Mata elangnya menatap layang memandangi Sosok lelaki berseragam yang kini tengah Terbaring memejamkan mata di hamparan king size berwarna putih tersebut.

Ia - Sosok tampan itu memajukan wajah rupawanya mengamati lekat-lekat wajah lelaki yang ada di bawah tubuhnya, tangan panjang beurat miliknya ter-ulur mengelus lembut pipi bagian kanan milik sosok lelaki berseragam tersebut. merabanya pelan mengesekalan kulit jari jempolnyanya secara melingkar.

Ia begitu menikmati rasa halus yang ditimbulkan dari kulit tan tersebut, dalam hati ia berucap, akan selalu dingatnya Sampai Kapapun Rasa halus dari Kulit Tan tersebut.

Kaki panjangnya bergerak beranjak pergi menuju lemari kayu tepat di samping kanan pojok ruangan luas tersebut, satu persatu kancing baju seragam putih miliknya terlepas dari tubuh. membiarkan baju itu jatuh kelantai, Memperlihatkan otot-otot dada dan perut miliknya yang begitu Menawa.

Ia Mengambil deretan atas kemeja hitam panjang lalu memakai-nya kini Kemeja hitam itu terlihat melekat Sempurna di tubuh kekarnya.

Tangannya menyampu rambu blode gold miliknya menyisirnya kebelakang kepala didepan cermin panjang. Sungguh, Menawan Sekali Sosok itu. Satu Campuran yang pas . kulitnya seputih susu, dengan rambut keemasan miliknya dan kemeja hitam panjang di tubuhnya, seakan begitu kontras mempesona dari dalam dan luar dirinya.

Kaki panjang itu kembali melangkah, berjalan kearah kursi duduk 'Bergerak' klasik didalam ruangan. Tubuh tegapnya terduduk nyaman di sana sembari memandangi sosok lelaki lain yang masih tertidur tenang menyelami mimpi indahnya.

Grek . Grek

Bangku itu perlahan-lahan bergerak kedepan dan kebelakang dengan tenang. Lelaki tampan itu diam. Seakan ia sibuk dalam Ketenangannya dengan membaca buku cerita bersampul hitam yang ada di dalam tangan nya kanannya. Menunggu berharap sosok lekas itu terbangun dan sadar .

.

.

.

.

.

Alat makan di dalam ruangan itu beradu menjadi satu membuat kebisingan dalam ketenangan makan malam saat ini.

Lirikan mata dari satu orang ke satu orang lain adalah kunci gerakan bicara mereka, seakan mereka sudah saling memahami.

yeoja berpakai drees pink itu mengaguk pelan setelah mendapatkan lirikan mata dari sosok lelaki di seberang depan tempatnya duduk.

"Eooma... - " ucapan itu terputus mendengar perkataan lain dari yeoja bertubuh ringkih yang berada tepat di samping kiri tubuhnya.

"Aku tidak mau mendengar penjelasan apa-apa lagi darimu, apakah tidak cukup 'rudingan' kita tadi siang" wanita muda itu mendengus pelan, meremat gumpalan tangan nya di balik meja makan. Merasa bahwa dirinya yang harus mengalah. Ia menarik nafas perlahan.

"Tapi eomma , eomma tidak bisa terus-terusan seperti ini ingat 'diri' eomma - .."

"Heji, ini keputusan eooma." Sosok Wanita tua itu Eomma, mengelus sayang rambut hitam legam milik wanita muda di samping tubuhnya, heji-anaknya perempuannya hanya bisa memandang sendu wanita bertubuh ringkih itu -eommanya.

Heji berharap bahwa tatapan tulus dari kedua bola matanya bisa masuk menyetuh dasar hati sang eomma.

"Aku sayang eomma, eomma sosok yang paling ingin kujaga di dunia ini berserta dengan keluarga ku." Heji mengegam erat tangan ringkih yang kini menempel di pipi tirusnya . Merasakan betapa hangatnya tangan keriput itu.

eomma heji hanya bisa tersenyum lembut , senyum yang menenangkan. Senyum dari seorang Ibu yang begitu di sukai oleh semua anak-anaknya.

"Ne eooma juga sayang heji" cairan liguid bening jatuh membasahi kedua pipinya, tererai tanpa bisa di tahan lagi oleh heji dari dalam matanya. Heji tidak akan bisa menahannya. Tidak akan pernah bisa dimana saat ibunya berbicara seperti itu. Sosok itu - eomma hanya mampu tertawa kecil menatap lucu wajah heji yang kini mulain me-sembab .

"Cah, heji-nya tidak boleh menangis. Ibu akan baik-baik saja heji , lihat suamimu dari tadi memperhatikan kita" sosok lelaki yang sedari tadi terdiam mengikuti atmofir 'ibu-anak' itu hanya bisa Tersenyum, ia memandangi istrinya heji yang kini tengah mengapus paksa air mata .

Eomma- wanita tua bertubuh ringkih itu melepaskan telapak tangannya dari wajah heji. Kemudian Megenggam jemari heji dari balik meja ke pangkuannya. Tersenyum, yakin bahwa 'semuanya akan baik-baik saja'.

Mata bulat milik heji kini bergulir memandang lekat lelaki tampan yang ada hadapannya.

'Gwenchana' sosok lelaki itu berucap pelan. pancaran matanya begitu menyakinkan heji, sehingga membuat rasa sedih si hati wanita manis itu membucah keluar. Merasa lebih tenang dan lebih baik heji membalas gumaan suaminya kembali.

'Gomawo, Leeteuk' dan ia kembali melanjutkan acara makan malam sederhananya, bersama keluarga kecilnya berserta sang ibu.

.

.

.

.

Pusing adalah rasa pertama yang kini kai rasakan, kepalanya seperti di timpa beban keras yang iya sendiri tidak bisa mempredeksinya beban apa itu . Yang jelas sekarang iya ingin muntah.

Mata kucing bundar miliknya menjelajahi semua benda yang ada disekitar dekatnya.

Ruangan ini begitu aneh bagi kai.

Gelap, hangat dingin bercampur menjadi satu di dalam ruangan ini, memenuhinya begitu Kuat.

Tangan kanan kai, mesisir rambut hitam panjang-nya kesamping kening. Memijit pelan bagian sisi samping kepalanya tepat di samping tengah-tengah kening.

Tungkain'an Kaki nya turun mengijak lantai kayu jati tanpa suara menderderit, tubuhnya mulai bergerak ragu, menatap jam kayu yang ada di atas meja kecil samping dirinya. Kai memincingkan kedua matanya melihat kearah jam, 'jam 9 malam' kemudian menguma pelan.

Merasa kepalanya mulai ringan kai berjalan lunglai ke arah jendela yang berjarak dua meter dari tubuhnya.

Telapak kanan tangan kai menempel ke jendela bening besar tersebut. Ia menyengrit, melihat pemandangan kota seoul yang begitu cantik di malam hari dari atas tempatnya berdiri.

Kai merasa bingung, dia dimana sekarang. Apa yang terjadi dengannya, siapa yang membawanya. Pertanyaan itu muncul berurutan bekecamuk di dalam fikiran kai.

"Kau sudah bangun" suara berat dari seseorang membuat kai terkejut setengah mati.

"jam berapa kau bangun" entah kenapa perkataan itu hanya terdengar basa-basi saat kai menangkapnya.

Kai tidak tahu apa yang harus di lakukanya sekarang, kaki nya sudah sangat kaku untuk bergerak. Air keringat mulai bermunculan di kening datarnya, membuat rambut hitam itu lepek. Sedangkan sosok lelaki itu kini hanya memandangnya datar.

"Ap.. Ap.. Apa y- yang kauh .. Ing- inginkan" kai semakin waspada saat sosok itu berjalan kedepannya, langkah itu pelan tapi tegas.

"Aku ?, aku ingin dirimu kai-ya" kai terkejut bukan main, bukan jawaban ini yang iya inginkan. Laki-laki itu menyeringa mengetahui raut wajah ketakutan kai, menatap tajam tubuh ramping kai yang masih terbalut kemeja seragam putih dengan kancing dua atas yang terbuka menunjukan selangkangan tulang lehernya yang begitu menggoda .

Kai terdiam dengan mulut yang terkatup rapat. Ia berdiri dengan sangat tegang, hingga kedua lulutnya seakan lemas untuk menompang tubuhnya lagi, sedangkan sosok lelaki itu di masih ada dihadapannya memandanginya dengan seringai yang menakutkan.

Kai terkejut bukan main reflek ia mundur kebelakang memeluk erat tubuhnya dengan kedua tangan kurus miliknya, Melihat Lelaki tampan itu kini mulai lagi selangkah demi selangkah berjalan pelan mendekat kearah nya. Mata tajam bak serigala itu terus menatap lekat-lekat wajah serta tubuh kai secara bergantian dengan gerakan slow motion.

Seakan tubuh kai adalalah Mangsa yang selaman ini ia cari. Makanan terlezat yang begitu menggoda imannya, membuat akal fikirnya tidak waras lagi, menghalalkan perbuataan apapun untuk mendapatkan tubuh hitam eksotis itu kedalam dekapannya .

"Brengsek! Lepaskan aku!" suara teriakan kai menggema kuat di dalam ruangan yang keterlaluan luasnya ini, nafasnya terengah-engah pelan mata bundar hitam miliknya memancarkan aura ketakutan yang mendalam. Lelaki itu terpangah mendengar teriakan kai , namun tak berlangsung lama 'Dasar kucing nakal' Ia menguma pelan menyeringa main-main melihat repson kai barusan kepada dirinya.

Merasa ada kesempatan untuk lolos, kai bergerak berlari kencang kearah pintu berwarna coklat tua yang berada jauh dari jangkaun dirinya. meninggalkan sosok lelaki tampan yang kini tengah tertunduk, tertwata cekikikan, yah menertawakan tingkah kai yang lari terbirit-birit ingin cepat-cepat keluar dari dalam ruangan ini dan meninggalkannya seorang diri.

Clek,clek. Buk! Buk! BUk!

Air mata kini mulai megenang di kedua pelupuk mata kucing itu.

Iya tahu akan seperti ini jadinya, berusahaan pun sayang , karna pintu ini terkunci dari dalam.

Tapi kai tetap membuka paksa pintu jati bercatkan coklat tua tersebut, memukulnya sangat kuat dengan jeritan 'Tolong' berulang-ulang. tidak Diharaukannya lagi kedua tangan-nya yang kini mulai memerah terluka lecet.

Grep!.

"Lepaskan aku bajingan, Aaakkkkhhhhhh! Lepaskan AKU!" Kai menjerit pilu, Sosok itu dengan paksa mengendong tubuh kai dan mencampakaknya kasar ke dalam king size berwarna putih hitam tersebut. Naik keatasnya, Mengukung Kuat tubuh ramping milik kai yang ada di bawah tatapannya sekarang.

"Iblis!" Kai mengguma pelan, menatap benci lelaki menawan tersebut tepat di depan wajahnya. lelaki mempesona itu hanya menyeringa setan memandingi wajah kai yang kini mulai memerah lesu , "akh" kai memekik sakit saat Sosok itu mengigit permukaan kulit lehernya dengan kuat, lelaki rupawan itu juga mulai menggesakan lalu memajukan pinggulnya, menubrukan miliknya dengan milik kai secara keras dan mudah, sebab posisi sosok itu sudah duduk tepat di depan selangkang kai.

Mata tajam miliknya menatap layang bercak merah keungguan di samping leher tan-eksotis milik kai, tanda darinya untuk meklaim bahwa kai- lelaki di bawah kukunganya adalah miliknya.

Tangan kurus kai bergerak kasar mencoba melepaskan tangan putih ber-otot itu dari tubuhnya. Berkali - kali kai memberontak untuk melepaskan diri, tapi tetap saja sosok itu kekeh mendekap erat tubuhnya. Dia- kai adalah lelaki dan sosok itu juga lelaki, mereka sama-sama lelaki. Bukankah lelaki memiliki kekuatannya serata.

Tapi entah kenapa kai merasa sangat sangat lemah berhadap dengan sosok itu. Seakan dirinya memang pantas terkunci kedalam dekapan tubuh besar berbidang milik sosok itu. Sosok lelaki rupawan yang kini tengah mengelus sensual seluruh tubuhnya dari atas hingga kepangkal kepaha dalam.

KREKK!

Seragam kai melayang bebas berakhir jatuh kelantai kayu, terkoya menjadi dua bagian dengan Kancing baju yang berhamburan entah kemana, sosok itu menyeringa menatap senang tubuh hitam menggoda milik kai. Menjulurkan lidahnya dari leher hingga keperut kai. menjilatnya, secara sensual kulit hitam itu. Mengemutnya dengan amat kuat dan keras, Meninggalkan jejak merah keunguan yang tidak akan hilang untuk beberapa hari kedepan. "Akh, akh, le-lepas breng- AAKKHHH yatuhan!" Kai memekik terkejut, miliknya sudah menegang sempurna di balik celana sekolahnya. Sedangkan sosok itu tersenyum bahagia mendengar reaksi kai, kai begitu polos dan rapuh pikirnya. padahal tangan nakalnya hanya mengenggam kuat milik kai itu pun hanya sperkian detik.

"Ahh, aku lupa bagian ini. Rasa yang ingin kumakan dan kusesap lagi, bibir indah ini punyaku" lelaki itu tersenyum binar menatap mulut kai yang kini tengah ter-engah-engah mengambil rakus oksigen untuk memasuki rongga pernafasannya dengan bibir tebal merah marun yang kini basah mengikilap cantik, seakan nafsu sudah di puncak kepala sosok itu langsung memangut kasar bibir merah milik kai.

Dalam hati mengumpat bibir terlalu sayang untuk tidak di jamah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Ahhhh... Ahh! .. Mmm.. Akh!.. A-a-aish! Haaaaahhhhhkkkhhh... Akh! Ah, ah, ah.. Mmm..ssssmmmm...akh" suara erangan itu kini memenuhi kembali kedalam ruangan besar tersebut. bercampur dengan suara deritan kayu yang begitu keras yang muncul dari arah tengah ruangan. Suara itu Tepat di tengah king size tersebut.

"Se- seh-... Akh! Akh! Mm.. Akh... Mmmsss... Akhakh! Se..mm..hunnn... Ah" cicitan ampunan akan kenikmatan semakin terdengar jelas. saat kai kembali lagi untuk menyemburkan 'cairan' nya yang kini warnanya mulai sedikit memudar.

Sehun, kai mengetahui nama itu setelah pelampiasan pertama nya. Dimana Saat sosok itu Sehun - lelaki yang begitu tampan mempesona berucap mutlak didekat telinganya, bahwa kai harus menyebut namanya-Sehun dengan keras dan lantang saat Ia mulai akan merasakan diriny meledak keluar, dan perkataan sehun itu hanya dapat diangguki lemah oleh kai.

Tubuh putih berotot milik sehun tidak ada henti-hentinya menyentak kasar tubuh kurus kai. Menyodokkan miliknya lebih dalam lagi , meminta lubang nikmat kai untuk melahap miliknya hingga kepanggal.

Lubang itu becek, dengan cairan putih pekat kental di sekitar pinggiran cincin lubang kai. Beberapa menetes jatuh bagaikan air mata, meluncur menuruni garis lurus lipatan 'bokong' luar kai. Mengering di ranjang dan meninggalkan bau ambigu

Mata elang milik sehun sedari tadi hanya memandang lekat wajah manis kai yang sedari tadi berkeringat mengairahkan menambah daya erotis sensual baginya. Matanya akan terpejam saat sehun melepaskan cairannya kembali kedalam lubang nikmat milik kai.

Bukan, bukan karena tubuh kai tidak nikmat, Sama sekali bukan. Malahan Tubuh ini Keterlaluan Nikmatnya Bagi Sehun, Seakan Melampauin Imajinasi Sehun selama ini Kepada Kai. Sehun melakukan ini hanya untuk melihat wajah teduh Milik kai, Wajah Manis yang tertutupi oleh Keluguan hati, Wajah Cantik yang tertupi oleh kerendah jiwa, dan wajah seksi yang tertupi oleh Kelakuan sopan. Wajah yang beberapa Hari ini Membuat Sehun linglung, akhirnya Ada Di Depan Matanya. Dengan Suara Lenguhan Yang begitu seksi, hentakan tubuh Kai Yang Pasrah Seakan Memujanya Untuk lebih dalam Menusuk dengan Irama bunyi Kulit Saling Bertubruk Satu Sama Lain.

"Ohhh... Yeaahahh... Mmm... Yeah... Ouch-ouch... Fuck... Mmmm... Yah.. Yah.. Yessss! OH YESS! DAMN YES... OUCH..mmm... Yah.. Ahh" Suara berat milik Sehun Menyusul Suara Erangan Nikmat Milik Kai.

Lubang Milik kai, kembali lagi dan lagi terisi semuanya dengan cairan sperma milik sehun. Yang kini juga ikut mulai memudar , entah berapa kali di semburkan, Namun ia juga tidak perduli akan hal itu. yang sehun Inginkan Lubang itu Hanya Boleh di Isi penuh dengan sperma miliknya walau dia harus berkali-kali mengeluarkan nya. sehun Tetap Tidak peduli.

Dengan nafas ter-engah-engah dan peluh di seluruh badan, sehun menarik paksa laci meja di samping king size , melihat ada beberapa obat disana tangannya mulai mengacak berbagai jenis obat. kemudian mengambil obat berwarna kuning pucat, menelannya kedalam Mulutnya kemudian Mengisiya dengan minuman dari air botol terisi setengah , hingga pipi tirusnya kini menggembung.

"Mmm... Hmmmppp... Emmm.. Shhh... Mmm.. Ckckpckp...mmm" sehun mendorong pelan air di dalam mulutnya kedalam mulut kai, menyalurkan air dengan obat itu secara beramsaman dan perlahan hingga jakun kai turun naik menerima prilaku sehun kepadanya.

Kai mengerjap dan menyengrit aneh kearah sehun yang kini tengah menatap dalam kemata hitam bundar miliknya. Hatinya memberontak ingin berkata 'pergi dari tubuh ku brengsek' tapi tubuhnya tidak bisa merepson cepat hatinya. Matanya kini mulai memberat, memandang wajah rupawan sehun kini menjadi dua samar, tak tahan dengan matanya kai menyerah dan terjatuh tertidur didepan wajah sehun.

Sehun tersenyum milihat wajah imut kai saat mulai mengerjap-ngerjapkan mata. Kepala sehun miring kekanan memandangi lekuk wajah kai dari samping. Mengusap pelan rambut poni hitam milik kai hingga naik keatas meninggalkan beberapa anak poni.

Bibir tipis sehun menyungingkan sedikit senyuman, perlahan ia bangkit. pelan pelan mengeluarkan miliknya yang kini sedikit lemas. Memangut bokser hitam tanpa perlu memakai lagi dalamman, sehun berdiri kemudian mengecup lama kening kai setelah itu ia beranjak pergi berjalan kearah kamar mandi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hay hallo dear, you suddenly come here" suara wanita itu terdengar terkejut memandangi sosok wanita cantik yang ada didepannya sekarang.

"Aunt, not so aunt. Do I have to always come here ?" Sosok wanita lain kini berujar pelan .

"Hahahaha.. Tidak perlu honey, So there is a what ?" Wanita elegan itu memulai meminum coffe hitam tanpa gula punyanya. memandang bingung wanita cantik yang kini tengah menuduk kepala.

" ... Nothing ". Wanita elegan itu mendesah pelan, menunggu lagi ucapan yang keluar dari bibir merah tipis milik wanita cantik tersebut.

" Oh, really? " Ucapnya sekali lagi, mencoba sedikit memaksa agar wanita cantik itu berbicara.

"Well, there's only a lonely girl." Wanita cantik itu mengedelikan bahu bingung, bingung harus berkata apa jujur atau bohong.

" Umm ... It's about him , yes ?" wanita elegan itu kembali meminum dengan tenang dan nikmat kopinya. Tidak melihat raut wajah terkejut milik wanita cantik berambut cokalt sepingga di seberang nya.

" Now I know what you mean , jadi apa yang kau inginkan honey ? " wanita elegan itu tersenyum geli melihat raut wajah wanita cantik ada di hadapannya, yang kini tengah mempoutkan bibirnya dan menyengirt kening kecil.

"I Want Him" Wanita cantik itu berucap Mutlak, Memandang Wajah Wanita elegan itu Dengan yakin. Wanita elegan itu tertawa kecil mendengar ucapan dari sosok wanita cantik tersebut.

"Well I will try to help you, but remember! you have to get Him ... Mengerti ? " Wanita cantik itu tersenyum sumringah mendengar ucapan dari wanita bergaya elegan di depannya.

"Oh god aunt thank you very much"

"ne honey" wanita elegan berwajah bulat itu hanya menanggapi dengan smirknya.

Sama seperti raut wajah wanita elegan itu. kini wanita muda berwajah oriental cantik itu juga mengikuti dengan Senyum bahagia di sertai seringai nakal di akhir senyumannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Kini Sepasang mahluk adam itu masih tertidur nyenyak di atas king size berukuran besar dengan selimut putih yang menutupi tubuh mereka. Terlihat jelas Sosok pria berkulit putih tengah Mendekap erat tubuh kurus milik sosok pria lain yang memiliki kulit sedikit lebih gelap darinya, dari arah belakang.

Hangatnya Sinar Mentari pagi menyelip masuk kesela-sela jendela kayu kecil atas, yang berguna Sebagai seperntalasi udara ruangan tersebut.

Kening Pemuda Tampan berkulit putih itu Mengerut merasakan sinar cahaya matahari berhasil menerobos masuk ke-kelopak matanya , lelaki bertubuh tegap itu melenguh pelan, membiarkan matanya mengerjap-ngerjap perlahan mulai menerima sinaran dari sang tata surya. tubuhnya bergerak naik keatas, menyenderkan belakang punggung putihnya kekepala king size.

Selimut menutupi daerah pinggang bawahnya kini hampir saja jatuh kebawah lantai, akibat gerakan tubuhnya , kedua mata sayu miliknya kini memandang sosok lelaki lain bertubuh ringkih yang masih terlelap di sampingnya.

Ia beranjak keluar dari king size , berjalan pelan kearah pintu, melangkah untuk menuju ke arah ruangan dapur , sebelum meninggalkan sosok lelaki yang tengah tertidur itu ia memandang sekali dengan raut wajah datarnya namun sedikit lebih lama dan lekat. Lalu kaki panjang terbungkus celana panjang hitam miliknya kembali berjalan keluar, menutup pelan pintu berwarna coklat tersebut. sebelum hal yang tidak diinginkannya akan terjadi jika Sosok Lelaki itu sudah terbangun nanti , pria tampan itu mengucinya dari luar ruangan.

-KAI POV -

...

Euggghh! Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku kemarin malam. Yang ku tahu ,aku bermimpi aneh menakutkan dengan situasi yang begitu nyata. Otak ku berkeja 'ayo gerakan tubuh' ini , namun tetap tubuh ku tidak merespon kinerja otak ku. seakan pantulan maqnet yang saling tolak-menolak.

Aku memberanikan diri membuka perlahan kedua mata ku. Aku meringis lirih merasakan cahaya hangat matahari ke wajahku. Saat aku mulai terbangun hal yang pertama yang begitu amat sangat ku rasakan adalah rasa sakit dibagian bawah tubuh ku.

Bokong ku keram, dinding rektrum hole ku seperti terkoya. Ugh! Tuhan ini sakit sekali!

aku bangkit sembari menahan kuat rasa pedih di daerah bawah ku. Aku ingat sekarang. Sangat ingat, saat lelaki brengksek itu menytubuhi ku membabi buta seakan aku ini ToysSeks nya! Mengagahi aku dengan kasar, aku ingat sekali rasa itu- eugh! Rasa Hangat menjijikan dari sprema yang ia tembakan ke dalam tubuhku.

Aku menyesali hormon gila ku yang mau saja mengikuti permainan nikmatnya dengan pasrah , Arghhh! Kai kau sekarang tidak lebih dari 'Pelampiasan', hiks apa yang harus aku perbuatan sekarang. Menyesal pun tidak ada gunanya, ini terjadi karna setan dalam dirimu!.

Cklek.

"Sudah bangun ternyata" aku memandang muak wajah iblis yang terbalut dalam jiwa manusianya. Wajah itu, wajah yang inginku koyak sampai tercabik-cabik ke-dagingnya.

"Makanlah aku tahu kau lelah melayani ku kemarin" aku membuang wajah entah kearah mana saja asalkan jangan kearah wajahnya! Emosi ku sudah meng-embun-embun di sekitar badan dan kepala ku aku tidak tahan ingin sekali aku menerjangnya memukuli wajah bajinganya itu. Panas tubuh ini semakin menjadi melihat Pria iblis disana, memandangi tubuhku dengan nafsu mengejek.

"BAJINGAN! KAU IBLIS TERKUTUK!" Aku berteriak sekuat tenaga menekan setiap kosa kata yang ku ucapkan kearahnya. ah! Aku ingat namanya , yah Sehun Namanya Sehun lelaki Brengsek yang membuat ku seperti pelacur. Memperlakukan ku semaunya. Sehun Iblis!

Lelaki busuk ini menyunggingkan seringai kearah ku , aku tahu itu.

"Benarkah bukankah semalam kau juga menikmatinya" apa! Apa katanya, a..ak.. Aku menikmatinya. Wajah terasa panas seketika mendengar ucapanya . Dia yang memaksa ku dan katanya aku menikmati!. Asalkan dia tahu Bahkan hati dan pikiran jernih ku Menolak mentah-mentah sentuhanya, namun Hormon Pubertas brengsek ini menginginkannya!. Aku benci lelaki ini, aku benci kau sehun! aku juga benci hormon bodoh ku!.

-Kai Pov END-

.

"Benarkah bukankan semalam kau menikmatinya" ucap sehun menggoda. Menyunggingkan seringainya ke mata kai.

Pipi kai memerah pandam, perasaan antara malu dan marah berpola menjadi satu padan dalam hatinya. Kai memandang sehun dengan aura tidak suka yang tecetak jelas di wajah manis miliknya. Sehun hanya merespon dengan tatapan datar.

"Makan lah, aku tahu kau lelah-"

"Aku tidak mau memakan, makan yang terbuat dari racun." Kai berucap pelan dapat didengar jelas oleh sehun.

"Makanlah kai aku akan kembali beberapa menit lagi." Sehun menghilang dari balik pintu meninggalkan kai seorang diri, kini ia merangkak menangis memeluk erat tubuhnya. merasakan ketidak berdayaanya dia dihadapan sehun tashe

.

.

.

.

.

.

TBC ...

.

.

.


Selamat untuk Super Junior tercinta, Bts yang hebat, dan Exo yang luar biasa ...

Untuk kemenangan kalian di golden disk award !

Saya kaget denger berita dari temen lainnya kalo super junior menang bonsang tanpa ada yang tahu mereka mengeluarkan album 'DEVIL' ! ELF sudah berkerja keras untuk SJ hingga mereka terkejut atas kemenangan mereka *daebak!*

BTS , tahun ini semoga kalian lebih menguncang lagi dari tahun2 yang lalu! Saya Sebagai ARMY Akan terus-terusan mendukung kalian! Hwaiting! BTS love ARMY!

Buat Exo semoga lebih baik lagi! dan tetap menjadi satu! *Semangat exo* ! Liat sehun tahun lalu meluk donghae waktu di penghargaan Gaon,.bikin saya bener2 terkejut! Meluknya itu loh erat banget trus Dia yang paling Heboh.

yeoli memang pertma kali yang meluk kyuhyun itu pun malu-malu *kyuhyun bias yeoli di SJ *!

siwon mengucapkan kata exo mungkin atas nama kecocokan mereka *smile*

Pokoknya daebak buat mereka!

Untuk Fanfaction ini maaf sekali saya lama meng-Update nya, ursan di dunia nyata itu sangat menguras tenaga saya hingga saya terlupa akan kalian reders. *bow mianhae*

Terima kasih riview, Follow , dan favorite kalian saya sangat mengharaganyai. Kalian yang terbaik readers !

Atas coretan tinta saya

Bertanda

...

OkkyNa .

#happykyuhyunday!