Ruangan besar itu kini disulap menjadi sebuah tempat yang terlihat sangat mewah dan juga elegant. Konsep yang digunakan juga terkesan simple tapi tetap terlihat berkelas. Aula itu terlihat sedikit penuh dengan semakin banyaknya tamu undangan yang datang. Acara yang sebentar lagi akan digelar itu memang tidak terlalu banyak mengundang tamu, mengingat acara pernikahan itu sendiri dipersiapkan secara mendadak. Jadilah hanya beberapa kerabat dekat serta rekan kerjan saja yang diundang. Di depan aula tersebut dapat dijumpai sebuah papan yang cukup besar bertuliskan nama kedua mempelai yang sebentar lagi akan mengadakan upacara pernikahan mereka.

"Sabaku Gaara dan Hyuuga Hinata"

.

.

.

Warning : AU, OOC, [miss]TYPO, minim dialog, alur cepat, dsb.

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate: T

Pairing : Sasuke x Hinata

Genre : Romance, Hurt/comfort

.

Our Wedding

.

Di ruang tunggu mempelai wanita, Hinata yang terduduk di kursi panjang yang tersedia di dalam ruangan itu terlihat sedang gelisah. Pikirannya masih berkecambuk meskipun sebentar lagi ia harus segera menuju altar pernikahannya dengan Gaara. Jujur, Hinata masih ragu dengan keputusan yang diambilkan kali ini. Apakah tindakannya dengan menerima lamaran Gaara beberapa minggu yang lalu ini sudah benar ?. Memang Gaara sendirilah yang menawarkan hal ini padanya, tapi tetap saja. Terasa ada yang salah disini. Disaat ia masih merasa bingung dengan perasaannya sendiri, pintu di ruang tunggu itu tiba-tiba terbuka dan membuat Hinata menoleh kearahnya berkat suara yang ditimbulkan saat pintu itu dibuka. Kedua matanya membola lantaran terkejut melihat sosok yang memasuki ruangan itu, sosok seorang perempuan yang sama sekali tidak pernah Hinata duga akan ditemuinya kembali, apalagi di tempat ini.

"Ka-karin" Hinata sedikit terbata memanggil sosok yang beberapa detik lalu memasuki ruangan yang sama dengannya.

"Bagaimana kabarmu selama ini, Hinata ?" tanpa menghiraukan keterkrjutan Hinata karena kedatangannya, Karin malah menyapa Hinata seolah tidak terjadi apapun diantara mereka berdua sebelumnya.

"Ba-bagiamana kau bisa berada disini ?" tanpa menghiraukan pertanyaan Karin padanya, Hinata malah balik mengajukan pertanyaan lain pada Karin.

"Sasuke yang memberitahukannya padaku. Mungkin sebentar lagi dia juga akan sampai disini untuk segera menghentikan tindakanmu ini" Karin berjalan mendekati Hinata.

"Dan sebelum kau bertanya lebih lanjut, aku juga tidak tahu darimana Sasuke mendapatkan informasi tentangmu saat ini. Saske hanya menelponku dan menyuruhku agar aku segera menuju kemari karena kebetulan aku berada di daerah sekitar sini dan memintaku sebisa mungkin mengulur waktu sampai ia tiba disini" tanpa menutup-nutupinya, Karin menjelaskan tujuannya datang ke tempat itu secara gamblang pada Hinata.

"Kau tidak perlu repot-repot melakukannya, keputusanku tetap tidak akan berubah meskipun Sasuke sendiri yang datang kemari" Hinata mencoba bersikap setenang mungkin.

"Benarkah ? Tapi kenapa aku justru melihat masih ada keraguan di matamu, Hinata ?" Karin tidak berbohong, semenjak ia memasuki ruangan itu, karin dapat merasakan keragu-raguan dan juga kegelisahan yang tergambar jelas dalam diri Hinata.

"Untuk apa kau datang kemari, bukankah aku sudah pernah mengatakannya kalau aku sudah melepaskan Sasuke dan membiarkannya meraih cintanya yang sempat hilang, yaitu dirimu" kali ini Hinata berdiri dari posisi duduknya dan saling berhadap-hadapan langsung dengan Karin.

"Dan kau juga pasti sudah mendengarnya dari Sasuke beberapa waktu yang lalu jika perasaannya padaku bukanlah perasaan cinta sepeti yang kira. Kaulah sebenarnya orang yang selama ini dicintai oleh Sasuke, bukan diriku" Karin berkata jujur, ia memang sudah tahu bagaimana perasaan Sasuke yang sebenarnya pada dirinya dan juga Hinata. Meskipun Hinata juga sudah mendengarkan hal yang sama dari Sasuke, tapi dirinya masih tetap bersikukuh dengan keputusan yang diambilnya ini.

"Jika kau datang kesini untuk membujukku agar tidak melangsungkan pernikahan ini, lebih baik kau hentikan itu sekarang juga. Aku tetap tidak akan membatalkan keputusanku ini" Hinata masih saja berpeganga pada keputusan yang bahkan hatinya sendiri masih meragukannya. Tapi seperti yang pernah Gaara katakan padanya sebelum ini, Hinata sudah sampai sejauh ini untuk bisa lepas dari Sasuke, dan akan sulit bagianya untuk kembali lagi seperti dulu.

"Aku tidak berada dalam prioritas untuk melakukan hal itu. Tapi, apa kau benar akan meikah dengan pria bernama Gaara itu ?" Karin bertanya pada Hinata tentang keseriusannya untuk melangsungksn pernikahan ini.

"Ya" masih terdengar nada keragu-raguan dalam jawaban singkat yang Hinata berikan pada Karin.

"Aku memang tidak punya hak untuk menghrntikanmu, tapi apa kau sudah memikirkannya baik-baik ? Apa kau tidak berpikir jika keputusanmu ini mungkin malah akan semakin membuat orang terluka termasuk Gaara ?" Karin mencoba memberikan pertanyaan yang mungkin dapat membuat Hinata mengubah keputusannya itu. Hinata terlihat terdiam dan memikirkan perkataan Karin barusan.

"Aku tidak mempunyai solusi lain agar bisa terlepas dari Sasuke" akhirnya Hinata mengatakan apa yang selama ini membuatnya gelisah. Meski terasa salah, tapi Hinata benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi.

"Lalu bagaimana dengan Gaara, pria yang akan kau nikahi, apa kau hanya akan menjadikannya batu loncatan agar Sasuke menjauh darimu ?" Karin semakin memojokkan Hinata dengan pertanyaan yang dilontarkannya.

"Sama seperti halnya Sasuke yg jatuh cinta padaku, aku yakin suatu saat aku pasti dapat memberikan saluruh hatiku padanya. aku akan mencoba mencintainya dengan tulus" Hinata berusaha sebisa mungkin menjawab pertanyaan Sasuke. Meski ia sendiripun ragu dengan jawabannya sendiri.

"Lalu bagaimana dengan Sasuke, kau tahu dia tidak akan tinggal diam bukan ?" Karin kembali memberikan pertanyaan lain pada Hinata

"Aku sendiri yang akan mengatasinya" Karin hanya dapat menghela nafas mendengar jawaban yang Hinata berikan. Gadis dihadapannya ini benar-benar tipe gadis yang sangat keras kepala.

.

.

Sasuke mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju tempat yang diinformasikan seseorang tentang keberadaan Hinata saat ini dan juga apa yang sedang gadis itu lakukan. Sasuke tidak menyangka jika Hinata akan melakukan hal ini untuk dapat terlepas darinya yaitu dengan cara menikah dengan pria lain. Sasuke masih ingat siapa Gaara, pria yang akan menikah dengan Hinata. Dia adalah pria yang beberapa tahun silam dengan terang-terangan menunjukkan ketertarikannya dengan Hinata di depan Sasuke meskipun dia tahu jika Sasuke adalah suami Hinata.

"Sial" Sasuke mengumpat sambil memukul kemudinya ketika memikirkan bagaimana pertemuannya dengan Gaara di sebuah restaurant saat itu.

Bagaimana pun juga Sasuke hatrus sampai ketempat itu sebelum pernikahan itu berlangsung. Ia harus menghentikan Hinata bagaimana pun caranya. Sasuke tahu dirinya adalah orang yang egois, tapi ia tidak peduli selama itu menyangkut masalahnya dengan Hinata.

.

.

Our Wedding

.

Sementara itu, diruang tunggu mempelai pria, Gaara terlihat sedang berdiri di depan kaca besar yang disediakan disana. Merapikan dasinya dan memastikan kembali penampilannya saat ini. Shikamaru terlihat berdiri di belakang Gaara saat ini.

"Apa kau benar-benar yakin dengan keputusanmu kali ini ?" Shikamaru akhirnya membuka suaranya sambil melihat Gaara dari pantulan cermin di depannya.

"Kurasa aku tidak perlu memikirkan keputusanku ini kembali karena memang inilah yang sejak dulu kuinginkan. Kau sendiri pasti tahu kan ?" Gaara menjawab pertanyaan Shikamaru tanpa beralih dari kegiatan yang ia lakukan sebelumnya.

"Mengingat banyaknya koneksi yang kau miliki, kau pasti tahukan jika sampai detik ini secara hukum Hinata masih berstatus istri dari Uchiha Sasuke" perkataan Shikamaru membuat Gaara berhenti melkukan hal apapun itu dan berbalik menatap langsung ke arah pria yang beberapa tahun lalu resmi menjadi kakak iparnya.

"Ya, aku memang tahu mengenai masalah itu. Tapi hal itu akan segera kuselesaikan setelah aku menikah nanti" Gaara menjawab dengan ringan perkataan Shikamaru padanya.

"Kau tidak berpikir Uchiha itu akan diam saja melihatmu menikahi istrinya kan ?"

"Aku sudah mengantisipasi jika hal itu sampai terjadi. Termasuk tindakanmu memberitahukan Sasuke tentang pernikahanku dengan Hinata saat ini" ya, memang Shikamaru-lah orang yang sudah memberikan informasi itu pada Sasuke.

"Aku melakukannya karena aku peduli padamu sebagai seorang teman dan keluargamu" tindakan yang dilakukan Shikamaru ini memang bukan tanpa alasan. Ia hanya tidak ingin Gaara membuat keputusan yang salah dan akab berakhir dengan hal yang menyakitkan untuknya nanti.

"Aku tahu mana hal yang benar dan yang salah. Jadi kau tidak perlu merasa khawatir padaku"

"Jika memang tahu, seharusnya kau sadar jika saat ini kau sudah mengambil keputusan yang salah dengan menikahi perempuan yang jelas-jelas masih berstatus 'milik' orang lain" Shikamaru masih mencoba mengatakan hal yang dianggapnya benar selama ini. Seharusnya Shikamaru lebih keras pada Gaara saat keputusan yang diambil oleh Gaara belum sampaisejauh ini.

"Keputusanku saat ini sudah benar dengan menikahi Hinata dan aku sama sekali tidak berniat untuk membatalkannya" dengan mendengar hal itu, Shikamaru tahu jika ia sama sekali tidak bisa mempengaruhi keputusan yang telah Gaara buat. Sekarang yang dapat ia lakukan adalah melihat seperti apa hal ini akan berakhir nantinya.

.

.

Our Wedding

.

Begitu sampai ke tempat dimana Hinata akan melakukan pernikahannya dengan Gaara, Sasuke segera dihadang oleh pengawal yang berjumlah lebih dari lima orang. Sasuke yakin jika hal ini adalah perbuatan Gaara agar Sasuke tidak dapat masuk ke dalam sana. Tapi bukan Sasuke namanya jika ia mundur hanya karena hal seperti ini. Dengan dipenuhi emosi Sasuke memukul satu persatu pria yang berdiri di depannya dan menghalangi jalannya untuk masuk.

BUAGH

"Minggir kalian semua!" Sasuke berteriak dengan keras sambil terus berusaha menerobos pertahanan para pengawal itu yang mencegahnya untuk masuk.

Sastu pengawal jatuh, tapi pengawal yang lain datang dan mencoba mengentikan Sasuke. Tapi dengan beringas Sasuke menyentakkan tangan-tangan yang berusaha memeganginya dan kembali memberikan pukulan yang sarat akan emosi pada siapapun yang menghalangi jalannya.

.

.

Salah satu pengawal yang sudah ia tugaskan untuk menjaga pintu depan agar Sasuke tidak bisa dengan mudah mengacaukan segalanya masuk ke dalam ruangan dimana Gaara dan Shikamaru berada dengan tergopoh-gopoh. Penampilannya terlihat berantakan dan terlihat beberapa luka lebam di wajah pengawal tersebut.

"Apa yang terjadi ?" Gaara segera memberikan pertanyaan pada pengawal itu sesaat setelah ia memasuki ruangan tempatnya berada

"Kami gagal mencegahnya masuk, sekarang ia sedang menuju ke tempat mempelai wanita" dengan susah payah pengawal itu mencoba menyampaikan laporan pada orang yang sudah mempekerjakannya itu.

"Sial" mendengar hal itu, Gaara dengan tergesa-gesa segera menuju ke tempat dimana Hinata berada diikuti dengan Shikamaru yang berjalan di belakangnya.

.

.

BRAKK

Suara pintu yang dibuka secara paksa mengejutkan Hinata dan juga Karin yang memang masih berada di dalam ruangan tersebut bersama dengan Hinata. Terlihat sosok Sasuke yang benar-benar terlihat berantakan. Hinata dan juga karin juga masih dapat melihat adanya darah yang keluar dari sudut bibir Sasuke[. Hinata ingin segera menghampiri Sasuke saat itu juga karena khawatir melihat keadaannya sekarang, tapi niatnya itu diurungkannya karena Karin-lah yang sudah terlebih dulu menghampiri Sasuke dan terlihat sedang berusaha membantu agar Sasuke tetap berdiri tegak.

"Hinata.." panggil Sasuke dengan suara lirih nyaris seperti berbisik. Ia mencoba melepaskan diri dari karin yang berusaha membantunya dan memilih berjalan dengan sedikit sempoyongan menghampiri Hinata yang masih berdiri dia ditempatnya.

Ketika Sasuke sudah hampir berada di dekat Hinata, ia harus kembali ditahan dengan tangan yang berusaha menariknya menjauh. Tanpa ba-bi-bu, Sasuke segera melayangkan tinjuannya pada orang itu yang ternyata adalah Gaara.

Gaara langsung tersungkur ke belakang begitu mendapatkan serangan tiba-tiba dari Sasuke. Sasuke memandang geram kearah Gaara, tapi ia lebih memilih mengacuhkannya dan kembali berjalan mendekat ke arah Hinata. Shikamaru yang melihat hal itu segera membantu Gaara berdiri. Ia yang melihat Gaara yang berniat akan membalas Sasuke, segera menyeretnya keluar dari ruangan itu dengan dibantu beberapa pengawal. Meskipun ia tidak berpihak pada Gaara maupun Sasuke tapi Untuk saat ini, Shikamaru lebih memilih memaksa Gaara pergi dn membiarkan Sasuke menyelesaikan urusannya dengan Hinata. Karin yang juga merasa sudah dibutuhkan lagi disana lebih memilih untuk keluar dari ruangan itu.

.

.

Sasuke terus berjalan mendekat kearah Hinata. Setelah sampai di hadapan gadis itu, kaki Sasuke terasa lemas dan ia pun terjatuh, berlutut didepan Hinata dan memegangi kakinya. HInata berusaha tidak peduli dan tetap tidak bergming barang sedikit pun.

"Maafkan aku, Hinata" Sasuke meminta maaf sambil terus berlutut dihadapan Hinata.

"Kumohon, berikan aku lesempatan sekali lagi" terdengar nada keputusasaan disaat Sasuke mengucapkan permohonannya pada Hinata seolah tidak ada hal lain lagi yang bisa ia lakukan selain memohon pada Hinata agar ia kembali pada Sasuke.

"Aku tidak bisa menjadi diriku yang dulu lagi. Rasa pecayaku terhadap orang lain pada akhirnya hanya akan membuatku merasakan sakit yang lain" Hinata akhirnya membuka suaranya dengan kalimat yang membuat seorang Sasuke meneteskan air mata. Ia benar-benar menyesali perbuatannya dimasa lalu pada Hinata.

"Jangan perlakukan aku seperti ini Hinata. Aku tahu,aku sudah banyak berbuat salah padamu. Tapi tidak bisakah kau memafkanku dan memberikanku satu kesempatan lagi ?" Sasuke yang biasanya terkesan dingin dan arogan, kini seolah menjadi menusia lemah yang hanya bisa memihon dan meminta ampunan pada Hinata. Ia seakan tidak peduli dengan air mata yang terus mengalir, yang terpenting baginya saat ini adalah Hinata dapat memafkan dirinya dan kembali padanya. Sasuke sama sekali tidak peduli jika dirinya harus terus berlutut dan memohon pada Hinata seperti sekarang ini.

"Apa kau sangat menyukaiku ?" tanpa sadar Hinata juga ikut meneteskan air matanya melihat Sasuke yang biasanya terlihat kuat dan terbantahkan kini berlutut dihadapannya.

"Kau sendiri tahu bagaiman perasaanku padamu Hinata, dan perasaan itu akan terus bertahan meskipun aku berusaha melenyapkannya"

"Kau sendirilah yang menyukaiku. Kau sendiri juga yang lelah padaku dan itu pilihanmu sendiri untuk bertahan denganku" meskipun ia ikut meneteskan air mata melihat sosok Sasuke yang terlihat sangat rapuh dihadapannya saat ini, Hinata tetap berusaha agar tidak terhanyut dengan permohonan Sasuke padanya.

"Aku tahu. Tapi kumohon, kumohon padamu, berikan aku kesempatan untuk menebus segala kesalahanku padamu" Sasuke masih tetap memohon pada Hinata dengan tubuh yang bergetar karena menahan begitu banyak hal dalam dirinya.

"Apa kau ingat, berapa kali kau mengkhianatiku ?" Hinata kembali memberikan pertanyaan pada Sasuke, kali ini ia ikut berlutut untuk melihat dengan jelas bagaimana wajah Sasuke saat ini.

"Ingatkah kau. Sudah berulang kau mengkhianatiku. Kau hanya memanfaatkan diriku demi harta, kau yang sudah menghancurkan rasa percayaku, dan kaulah yang lebih dulu membuangku. Apa kau ingat itu ?" Hinata tidak bisa lagi menahan semua emosi yang ia pendam selama ini. Ia mengeluarkan semuannya di depan Sasuke. Tangannya melakukan gerakan memukul meskipun tak bertenaga pada Sasuke. Hinata tidak dapat membendung air matanya dan iapun menangis mengingat semua hal yang dulu dilakukan Sasuke padanya.

"Kau yang sudah membuatku seperti ini. kenapa dulu kau harus mengkhinatiku jika akhirnya kau malah memohon agar aku kembali padamu" Sasuke sama sekali tidak menghindar dan menerima semua pukulan yang Hinata layangkan padanya. "Aku benar-benar membencimu"

"Pukul aku lebih keras lagi jika itu bisa mengurangi rasa sakitmu. Benci aku sesuka hatimu sampai kau merasa puas. Tapi kumohon, lakukan itu disisiku. Aku tidak peduli jika harus menjadi budakmu dan menghabiskan sisa hidupku untuk terus meminta maaf padamu asalkan kau berada disisiku" Sasuke memegang kedua tangan Hinata dan membawanya agar memberikan pukulan yang jauh lebih kuat lagi pada dirinya.

"Aku mencintaimu karena itulah aku membutuhkanmu" kali ini Sasuke membawa Hinata kedalam pelukannya. Bukan hanya membenci Sasuke, ia kini lebih membenci dirinya sendiri karena membalas pelukan Sasuke padanya dan dengan mudahnya ia bisa kembali jatuh ke pelukan Sasuke. Mereka tetap dalam posisi saling berpelukan dan saling melemparkan semua hal yang ingin mereka utarakan selama ini. Dan pernikahan yang seharusnya dilangsungkan pun terpaksa dibatalkan saat itu juga.

.

.

Beberapa menit berlalu, Sasuke dan Hinata pun sudah tidak berada dalam posisi saling berpelukan meski Sasuke saat ini terus menggenggam kedua tangan Hinata. Mereka juga masih duduk bersipuh di lantai ruangan tersebut. Merasa mereka sudah terlalu lama berada dalam posisi ini, Hinata mencoba berdiri dari duduknya. Sasuke yang mengetahui hal itumembantu Hinata untuk berdiri.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan ?" tanya Sasuke pada Hinata

"Aku ingin pulang dan istirahat"

"Baiklah, aku akan mengantarkamu pulang" Hinata sama sekali tidak menolak tawaran Sasuke, Hinata sendiri tidak yakin jika ia bisa pulang sendirian dalam keadaannya saat ini. Fisiknya benar-benar lelah menghadapi hal-hal semacam ini.

.

.

Our Wedding

.

Sasuke mengantarkan Hinata sampai kedepan apartemen milik Hinata.

"Besok pagi aku akan menjemputmu" Hinata hanya mengangguk untuk membalas ucapan Sasuke.

"Pulanglah" Hinata menyuruh Sasuke pulang, ia benar-benar butuh sendiri saat ini.

"Hn" dan Sasuke pun meninggalkan Hinata di apartemen itu.

Hinata segera memasuki apartemen miliknya dan segera berjalan menuju tempat tidurnya. Tapi di tengah kelelahan yang ia rasakan, Hinata juga merasakan suatu kelegaan dalam dirinya. Ia merasa keputusannya kali ini sudah benar. Hinata harap dengan memberikan Sasuke kesempatan yang lain ia dapat mengobati Sakit hatinya dan dapat memberikan kebahagiaan yang selama ini hilang dari dirinya. Tapi di lain sisi, ia merasa bersalah pada Gaara. Hinata merasa dirinya hanya memanfaatkan Gaara dalam hubungannya dengan Sasuke. Hinata mengambil poselnya dan mencoba menghubungi seseorang yang sedang dipikirkannya.

.

.

Seperti yang dikatakan Sasuke pada Hinata kemarin, saat Hinata membuka pintu aparemennya, Sasuke sudah berdiri di ambang pintu.

"Sudah berapa lama kau berdiri disini ?" tanya Hinata

"Tidak terlalu lama. Hari ini kau ingin pergi kemana ? Aku akan mengantarkanmu" sejak kemarin sebenarnya Sasuke sudah merasa enggan meninggalkan Hinata. Karena itu, pagi ini Sasuke langsung mendatangi apartemen Hinata.

"Mauklah dulu, ada yang ingin kubicarakan denganmu" Sasuke menuruti permintaan Hinata dan berjalan masuk ke dalam apatemen itu.

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku ?" Sasuke bertanya langung pada Hinata begitu mereka duduk saling berhadapan di atas sofa besar yang berada di ruang tamu apartemen tersebut.

Bukannya menjawab pertanyaan Sasuke, Hinata malah membawa telapak tangannya untuk menyentuh permukaan wajah Sasuke. Lebih tepatnya mengusap luka lebam yang tertinggal di sudut bibir Sasuke.

"Ssshh.." Sasuke sedikit mendesah karena perih dengan apa yang Hinata lakukan padanya, tapi bukannya menghindar, Sasuke malah memegang tangan Hinata agar terus berada dalam posisinya sekarang.

"Apa masih terasa sakit ?" Sasuke menjawab pertanyaan Hinata dengan anggukan kecil.

"Kalau begitu akan aku ambilkan obat untuk lukamu itu" Hinata mencoba menarik tangannya dari Sasuke agar ia bisa mengambil obat oles untuk luka Sasuke. Tapi bukannya melepaskannya, Sasuke malah semakin menggenggam tangan Hinata dengan erat agar tidak berpindah dari posisinya.

"Tidak, kau tidak perlu melakukannya" kali ini Sasuke malah menarik tangan Hinata agar Hinata semakin mendekat padanya dan berakhir dengan Sasuke yang memeluk Hinata. Sedangkan Hinata sendiri tidak menolak dengan perlakuan Sasuke padanya dan membalas pelukan Sasuke padanya.

"Aku benar-benar masih tidak percaya kita bisa sedekat ini. Terima kasih karena kau sudah memberikan kesempatan padaku Hinata. Kali ini aku tidak akan menyia-nyiakan kepercayaanmu padaku lagi" Sasuke semakin mengeratkan pelukannya untuk meyakinkan Hinata bahwa perkataannya barusan benar-benar tulus.

"Aku tahu, sekarang bisakah kau melepaskan pelukanmu, aku sedikit merasa tidak nyaman dengan posisi ini" mendengar hal itu, Sasuke segera melepaskan pelukannya pada Hinata. Sasuke tersenyum tulus pada Hinata dan Hinata membalas senyuman itu.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku ?"

"Hari ini aku ingin menemui Gaara untuk membicarakan masalah diantara kami" Hinata mengutarakan keputusannya untuk menemui Gaara hari ini.

"Hn. Apa perlu kutemani ?" Sasuke sama sekali tidak melarang niat Hinata itu, karena dirinya sendiri pun tahu jika masalah antara Hinata dan Gaara harus diselesaikan oleh mereka sendiri.

"Tidak perlu. Tapi apa nanti kau bisa mengantarku ?" tanya Hinata

"Tentu saja"

Mereka tetap dalam posisi duduk saling berhadapan diatas sofa besar itu. Saling melemparkan tatapan yang mendamba satu sama lain. Tangan Hinata kembali terangkat dan menyentuh ujung bibir Sasuke.

"Kalau seperti ini, bagaimana kita bisa berciuman nanti ?" tanpa sadar Hinata menggumamkan kata-kata dan otoatis Sasuke yang berada di depannya bisa mendengar hal itu dengan jelas.

"Kau tidak perlu khawatir, aku bisa menciummu saat ini juga jika kau mau" Sadar dengan apa yang digumamkannya di dengar oleh Sasuke, Hinata hanya menanggapinya dengan senyuman kecil saja.

"Kau tidak percaya, aku benar-benar bisa menciummu sekarang juga" selesai mengatakan itu, Sasuke segera memajukan tubuhnya untuk memberikan ciuman pada Hinata. Tapi gerakannya itu kalah cepat dengan gerakan tangan Hinata yang sudah terlebih dulu menghadang bibir Sasuke yang siap mendarat dibibirnya.

"Tidak perlu, kau bisa melakukannya nanti saat lukanya sudah sembuh" kata Hinata

"Baiklah, aku akan memberikan ciuman yang 'benar'padamu nanti. Saat itu kau tidak boleh menolaknya seperti saat ini" Hinata tersenyum mendengar penuturan Sasuke padanya. Semburat merah yang sudah lama absen dari wajah Hinata pun kini ikut andil saat Hinata memberikan senyuman pada Sasuke.

"Jadi, kapan kau akan bertemu dengannya ?" tanya Sasuke

"Siang nanti"

"Lalu, apa yang akan kau lakukan sampai siang nanti ?" Sasuke kembali bertanya pada Hinata.

"Aku sedang tidak ingin melakukan apapun sekarang" jawab Hinata. Dia memang masih enggan untuk pergi keluar apartemennya. Terlebih dengan adanya Sasuke disini, setidaknya apartemen ini tidak akan sesepi biasanya.

"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu" Sasuke memperlihatkan amplop coklat yang didalamnya berisi beberapa dokumen yang dibawanya. Saat Sasuke masuk tadi, Hinata tidak terlalu memperhatikannya, jadi amplop itu sejak tadi luput dari penglihatannya.

"Kenapa kau membawanya lagi ? Apa kau masih ingin mengembalikan hartaku dan menyuruhku untuk menyerahkan surat gugatan cerai ini sendiri ke pengadilan ?" Hinata mengernyit begitu melihat apa isi di dalam amlop yang dipegangnya.

"Bukan begitu, tentang Surat gugatan cerai ini-" Sasuke mengambil kedua surat yang dimaksud dari tangan Hinata dan merobeknya menjadi potongan-potongan kecil tepat dihadapan Hinata.

"Aku sudah lama ingin melenyapkan itu. Sekarang tidak akan ada lagi kata perceraian. Karena surat itu tidak pernah sampai kepengadilan, sampai detik ini kau kau masih menjadi Uchiha Hinata, istri dari Uchiha Sasuke" Sasuke mengambil jeda sejenak dan Hinata menunggu kelanjutan kalimat yang ingin Sasuke katakan padanya.

"Dan juga surat kuasa itu, aku juga sudah tidak membutuhkannya. Sejak awal harta itu adalah milikmu, aku tidak punya hak untuk hal itu. Aku audah cukup puas dengan keadaanku saat ini, belum lagi kau masih mau bersamaku. Aku benar-benar tidak membutuhkan hal lain lagi selain dirimu, Hinata" Sasuke memang sudah tidak memerlukan surat kuasa itu lagi. Ia tidak mau menjadi serakah. Ia hanya butuh seorang Uchiha Hinata yang bisa membuatnya berdiri kokoh seperti sekarang. Karena kehilangan Hinata, perempuan yang begitu dicintainya bisa membawa kehancuran yang lebih besar pada diri seorang Sasuke.

"Tapi aku juga tidak memerlukannya Sasuke. Kau sendiri tahu karena perbuatanku yang melarikan diri saat masih remaja dulu, aku tidak bisa meneruskan pendidikanku sampai ke perguruan tinggi" yang dikatan Hinata itu memang benar, sampai detik ini. Hinata hanya memiliki Ijazah tamat SMA.

"Kau bisa meneruskan sekolahmu kalau kau mau, aku sebagai suamimu pasti akan mengijinkanmu. Kau pun pasti memiliki mimpi lain yang ingin kau wujudkan,bukan ?" Hinata terdiam sejenak untuk memikirkan tawaran yang diberikan Sasuke padanya. Jujur, Hinata memang masih ingin mengenyam pendidikan di perguruan tinggi untuk meraih mimpinya yang lain, yaitu untuk menjadi dokter spesialis anak.

"Apa aku benar-benar boleh melakukannya ? Apa aku boleh mengejar mimpiku yang lain ?" Hinata bertanya kembali pada Sasuke untuk memastikannya.

"Tentu saja, kau berhak untuk melakukannya, aku akan menjadi orang pertama yang mendukungmu melakukan hal itu" Sasuke tersenyum tulus pada Hinata. Mencoba meyakinkannya bahwa istrinya tersebut punya hak untuk mengejar impiannya itu.

"Terima kasih, Sasuke... -kun" Hinata mengambil sedikit jeda saat mengatakannya. Sudah lam sekali Hinata tidak memanggil nama Sasuke dengan sufix itu. Sasuke merasa Bahagia saat Hinata kembali memanggil namanya seperti itu "Bolehkah aku memelukmu lagi sekarang ?"

"E-eh ?" belum sempat Hinata menjawab pertanyaan yang dilontarkan Sasuke padanya, dirinya sudah terlebih dulu mendapatkan tarikan pada tangannya yang cukup keras dari Sasuke. Tubuhnya pun yang ikut tertarik langsung bertabrakkan dengan dada bidang Sasuke didepannya. Bahan kali ini Hinata benar-benar tidak merasakan adanya jarak diantara tubuhnya dengan Sasuke selain pakaian yang mereka kenakan. Sasuke memeluk Hinata dengan sangat erat, dia juga menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Hinata. Menghirup aroma khas seorang Hinata yang sangat dirindukannya.

Hinata sama sekali tidak melawan dalam pelukan Sasuke. Ia malah terlihat sedang mencoba menyamankan diri di pelukan suaminya itu. Senyum yang dipenuhi dengan rona kebahagiaan juga terpancar dengan jelas di wajah cantiknya.

"Tapi saat kau mengejar impianmu nanti, jangan sampai kau melupakan tugasmu sebagai Istri, mengerti ?" Sasuke mengatakannya sambil terus memeluk Hinata.

"Ya"

"Kau harus selalu mengurusku"

"Ya"

"Kau juga harus selalu memenuhi kebutuhanku"

"Ya"

"Dan yang terakhir, kau harus siap menjadi seorang ibu untuk anak-anak kita nanti"

"Tentu Sa-.."

Blussh

Wajah Hinata langsung memerah saat itu juga. Ia juga secara otomatis mencoba lepas dari pelukan Sasuke dan menatap wajah suaminya itu secara langsung. Sedangkan Sasuke yang ditatap Hinata dengan wajah yang sudah benar-benar memerah hanya dapat terkekeh pelan melihatnya.

"Aku tidak bilang yang terakhir itu harus kau lakukan sekarang, jadi kau tidak perlu memasang wajah seperti itu. Atau kau sengaja melakukannya untuk menggodaku agar kita bisa segera 'melakukannya' sekarang juga ?" Sasuke sedikit mengaduh begitu mendapatkan cubitan kecil dari Hinata sebagai hadiah karena ucapannya itu.

"D-dasar mesum!" teriak Hinata. Hinata masih belum terbiasa menghadapi sifat mesum Sasuke ini. Melihat Sasuke mengatakan hal yang menurutnya mesum itu merupakan hal baru bagi Hinata selama pernikahan mereka.

Sasuke kembali terkekeh mendengar tuduhan Hinata padanya. Tapi Sasuke sama sekali tidak keberatan, toh ia hanya bersikap seperti itu hanya di depan istrinya itu saja.

"Jika saja disini tidak terasa sakit, aku benar-benar ingin menciummu sekarang juga" Sasuke mengataknnya sambil menunjuk susut bibirnya yang masih terlihat memar karena kejadian kemarin. Hinata yang mendengar itu awalnya merasa malu, tapi entah mendapat keberanian dari mana, Hinata malah semakin memajukan wajahnya semakin dengan Sasuke. Awalnya ia mengecup ringan dahi Sasuke, lalu Hinata membawa bibirnya untuk mencium kedua pipi Sasuke. Lalu berpindah ke hidung dan terakhir, Hinata memberikan kecupan selembut mungkin di bibir Sasuke. Takut jika tindalannya itu semakin membuat memar Sasuke terasa perih.

Sasuke yang baru pertama kali mendapat perlakuan seperti itu dari Hinata hanya dapat menutup kedua matanya. Menikmati segala macam bentuk kecupan dan ciuman yang Hinata berikan padanya. Dan ciuman itu sampai pada bibirnya, ia sedikit tersenyum di tengan ciumannya menyadari jika Hinata mencoba menciumnya selembut mungkin agar tidak semakin melukainya. Sungguh manis sekali istrinya ini.

Meskipun ujung bibirnya masih terasa sedikit sakit walau Hinata mencoba menciumnya selembut mungkin, tapi Sasuke sama sekali tidak berniat untuk menghentikan ciuman yang Hinata berikan padanya. Beberapa saat kemudian ciuman Hinata terlepas dan menyisakan rona kemerahan dan senyum malu-malu dari Hinata.

"Kau bilang kalau aku yang mesum, tapi kenapa sekarang jadi ku yang terlihat mesum disini" melihat wajah Hinata yang semakin merpna, membuat Sasuke semakin giat untuk menggoda istrinya itu.

"U-uhhh.." Hinata yang malu dan kehabisan kata-kata untuk membalas ucapan Sasuke padanya hanya dapat kembali menenggelamkan wajahnya di dada bidang Sasuke untuk menyembunyikan rona merah yang semakin kentara diwajahnya. Sasuke sama sekali tidak keberatan dan malah kembali memeluk Hinata. Mereka berdua sama-sama tersenyum, semoga ini menjadi awal yang baik untuk hubungan mereka berdua.

.

.

Our Wedding

.

Siang itu Hinata tiba di tempat yang sudah disepekatinya dengan Gaara untuk menemui pemuda itu. Sebuah restoran sea food yang cukup ramai pengunjung. Sasuke yang mengantarkannya kesana, awalnya Sasuke menawarkan diri untuk menemaninya masuk ke dalam dan menemui Gaara. Tapi Hinata mencegahnya karena kali ini Hinata sendiri yang bisa menyelesaikan urusannya dengan Gaara. Sasuke memahami hal itu dan ia menuruti kemauan Hinata dengan menunggu istrinya itu menyelesaikan pembicaraannya dengan Gaara di dalam mobil yang ia parkirkan tidak jauh dari restorant itu.

Begitu masuk ke dalam restoran tersebut, Hinata segera mendatangi meja resepsionist untuk bertanya mengenai tempat yang sudah di pesan Gaara. Seorang pelayan kemudian mengantarkan Hinata menuju ruangan yang ia maksud.

Begitu menunjukkan ruangannya, pelayan itu pamit undur diri. Setelah menghela nafas untuk menghilangkan kegugupan yang mendadak menghampirinya, Hinata akhirnya memasuki ruangan itu. Di dalam sana, Hinata melihat sosok Gaara yang sudah menunggunya di meja yang sudah di pesan. Begitupun sebaliknya, Gaara juga melihat Hinata memasuki ruangan itu.

"Duduklah" Gaara mengatakannya setelah Hinata berada dekat dengan meja yang audah terisi dengan segelas minuman yang dipesannyadan juga 2 gelas air putih.

"Apa kau sudah lama menunggu ?" tanya Hinata

"Tidak juga, aku juga baru saja datang. Apa kau ingin aku memesankan makanan atau minuman untukmu ?" Gaara menjawab pertanyaan Hinata sekaligus menawarkan hal lain padanya.

"Tidak perlu. Aku lebih suka makanan rumah" balas Hinata mencoba sesopan mungkin menolak tawaran Gaara. Ia ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan Gaara.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku ?" sebenarnya Gaara sudah menebak tujuan Hinata ingin menemunya disini, tapi Hinata ingin mendengarnya langsung dari Hinata.

"Kau mungkin sudah menduganya, tujuanku kemari adalah untuk meminta maaf padamu atas semua hal yang terjadi padamu karena aku. Masalah Sasuke dan pernikahan itu" memang itulah tujuan Hinata menemui Gaara saat ini. Semalaman ia memikirkannya. Ia tidak bisa begitu saja mengabaikan semua kebaikan yang sudah Gaara berikan padanya selama ini. Meski Hinata tahu jika ia tidak bisa membalas semua yang sudah Gaara lakukan untuknya, tapi setidaknya ia harus meminta maaf atas semua hal yang terjadi diantara mereka. Setelah Hinata mengatakan tujuannya kemari, terjadi jeda yang cukup panjang sampai akhirnya Gaara kembali membuka suaranya.

"Apa kau sudah menetapkan hatimu untuk kembali pada Sasuke?" itulah hal yang saat ini ingin Gaara ketahui dari Hinata.

"Ya" jawab Hinata dengan mantap.

"Apa kau lupa apa yang sudah ia lakukan padamu Hinata ? Dia sudah berkhianat padamu" Gaara kali ini berusaha menyembunyikan nada suaranya yang sarat akan kemarahan mendengar jawaban Hinata.

"Aku ingat, aku mengingat semua itu dengan jelas" Hinata kembali menjawab pertanyaan Gaara padanya.

"Lantas, kenapa kau malah memilih untuk kembali pada pria yang jelas-jelas sudah pernah berkhianat padamu" Gaara semakin menekankan kalimatnya kali ini, berusaha mengingatkan kembali Hinata atas pengkhianatan yang Sasuke lakukan padanya.

"Aku pernah berkata pada Sasuke jika aku lebih memilih menjadi orang bodoh daripada membodohi orang lain. Mungkin itulah yang saat ini aku lakukan. Memilih menjadi orang bodoh dan kembali ke pelukan pria yang pernah mengkhinatiku" jeda sejenak sebelum Hinata kembali melanjutkan kalimatnya

"Aku sama sekali tidak menampik kemungkinan Sasuke-kun akan kembali mengkhianatiku, tapi aku ingin memberikan kesempatan yang lain padanya. Aku ingin mencoba membangun kembali kepercayaanku kepada orang lain, dan itu kumulai dengan menerima suamiku kembali. Kami sudah pernah sampai pada tahap dimana pernikahan kami berada diambang perpisahan, dan tidak menutup kemungkinan itu akan kembali kami alami lagi nantinya. Aku merasa mempertaruhkan kehidupanku dalam keputusanku kali ini. Jika aku kalah didalamnya, mungkin aku akan semakin hancur. Tapi jika aku dapat memenangkan taruhan itu, yang akan aku dapatkan adalah kebahagiaan yang selama ini kucari" Hinata menatap langsung ke arah Gaara saat melanjutkan kembali kalimatnya

"Bukankah kita butuhk banyak pengorbanan hanya untuk mencari sesuatu bernama kebahagiaan. Dan hal itulah yang saat ini sedang kulakukan" Hinata mengakhiri kalimatnya dengan memberikan senyuman yang penuh dengan keyakinan dan memancarkan kebahagiaan didalamnya ke arah Gaara. Gaara sedikit tertegun mendengarkan penuturan Hinata yang diakhiri dengan senyuman yang selama ini belum pernah dilihatnya. Pada akhirnya Gaara hanya dapat tersenyum penuh kekalahan saat itu.

"Kau menang Hinata. Kau sudah memenangkan taruhanmu itu" kata Gaara pada akhirnya.

"Aku sudah memaafkanmu. Sampaikan salamku pada suamimu nanti" setelah mengatakan hal itu, Gaara segera beranjak dari tempatnya.

"T-terima kasih untuk semua hal yang sudah kau lakukan untukku, dan maaf karena aku tidak bisa membalas semua kebaikanmu itu" sebelum Gaara benar-benar pergi sekali lagi mengucapkan kata maaf dan rasa terima kasihnya atas bantuan yang Gaara berikan padanya selama ini.

"Hn. Sama-sama" begitu selesai mengucapkannya Gaara segera berjalan untuk meninggalkan ruangan itu.

.

.

Our Wedding

.

Sasuke yang masih berada di dalam mobil dapat melihat Gaara yang berjalan keluar meninggalkan restourant itu. Beberapa saat kemudian Hinata juga ikut keluar dari restourant itu, sepertinya permbicaraannya dengan Gaara sudah selesai. Hinata berjalan ke arah mobil Sasuke dan segera masuk ke dalamnya.

"Bagaimana ?" begitu memasuki mobil, Sasuke langsung bertanya pada Hinata.

"Gaara bilang dia sudah memaafkanku dan juga ia menyuruhku untuk menyampaikan salamnya padamu" jawab Hinata

"Hn. Ternyata dia cukup baik juga, meski sebelumnya dia sangat menyebalkan" meski enggan mengakuinya, tapi kali ini Sasuke garus merubah sedikit penilaiannya pada Gaara. Walau bagaimanapun pria itulah yang sudah membantu Hinata selama ini.

"Sejak dulu Gaara-san memang orang yang baik, kau saja yang belum tahu" Hinata ikut menanggapi ucapan Sasuke.

"Hn"

"Sekarang kita akan kemana ?" tanya Hinata

"Kembali ke apartemen, membereskan semua barang-barangmu disana dan setelah itu kita akan pulang kerumah, rumah kita yang sebenarnya" Hinata menganggukkan kepalanya untuk membalas ucapan Sasuke.

Sasuke tersenyum melihat tanggapan Hinata. Ia kemudian mengemudikan mobilnya menuju ke apartemen Hinata. Selama dalam perjalanan, Sasuke dan Hinata ters bergandengan tangan. Mereka terkadang saling melemparkan senyum. Hinata dan Sasuke sama sekali tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya.

Badai mungkin bisa datang kapan saja dalam usaha mereka meraih kebahagiaan. Tapi jika hal itu kembali datang, mereka sama sekali tidak takut. Karena saat ini mereka saling memiliki. Saling membutuhkan dan juga saling melengkapi satu sama lain. Mereka yakin, bahwa jalan yang mereka pilih pada akhirnya akan mengantarkan mereka pada satu tujuan akhir yaitu Kebahagiaan.

.

.

.

END

.

.

A/n: Fiiuuhh~~ akhirnya selesai juga satu fanfic saya yang satu ini. Maaf sebelumnya karena saya sangat terlambat updatenya. Mau bagaimana lagi, saya terlalu terhanyut pada game dan juga drama mandarin.

Setelah memikirkannya matang-matang Saya akhirnya memutuskan ff ini berakhir dengan pair Sasuhina. Maaf jika ini mengecewakan kalian para pendukung Gaahina. Saya sebenarnya sudah benar-benar mentok untuk melanjutkan ff ini. Tapi karena banyaknya reader yang minta ff ini untuk dilanjutkan sampai end akhirnya saya melanjutkannya. Saya mendapatkan inspirasi untuk melanjutkan ff ini setelah saya tidak sengaja menonton drama korea favorit Bapak saya. Mungkin kalian yang pernah nonton akan tahu beberapa bagian yang hampir mirip dengan drama itu, saya gk terlalu ingat sih judulnya apa.

Intinya saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan ff ini. Semoga kalian suka dengan endingnya.

Sekali lai saya tekankan, saya masih newbie dan masih dalam tahap belajar, jadi segala kekurangan yang ada di ff ini mohon dimaklumi. Saya juga minta maaf kalau saya masih belum bisa mendramatisir situasi, saya akan mencoba belajar lagi.

Saya juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada reader yang sudah mau membaca, memfavoritkan dan mengikuti ff ini sampai chapter terakhir, #Bungkuk

.

Special thanks for :

Shinata87, HipHipHuraHura, Mita622, oormiwa, dedeq seokyu, Anggi575, CallistaLia, Green Oshu, cintya cleadizzlibrathea, Ella9601, Uchiha Cullen738, nadya ulfa, keita uchiha, NurmalaPrieska, clareon, hiru neesan, hyacinth uchiha, Lavienda, Nanayra, Morita Naomi, Kaoru-k216, anita indah 777, Megumi Amethyst, sushimakipark, Lady JulliAnna, Maria Yeremia Watson, lastrisihaan, hyugasasuke, Eve Seven, Hiori Fuyumi, yui, Kururi, Guest, sasuhina, ayaara, Namealma, lovely sasuhina, NameAlma, Lada Hitam, Miss Sambalado, sichan, yuuaja, Tieve, yuki azulla, Angel821, Mellyzainal, Nameikathak, novi yuni, Aoi, A-Chan, angel0410, Chishikatoka, HimekaNamikaze906, winatabiyong, Ena, Sandi, Nasya, Salsabilla12, Higurashi HimekA, ringohanazono6.

.

Sampai jumpa di project saya selanjutnya, akhir kata jangan lupa tinggalkan jejak kawan... ^^

.

Mind to RnR ?