Warning : AU, [miss]TYPO, minim dialog, alur cepat, dsb.

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate : T

Pairing : Sasuke x Hinata

Genre : Romance

I Kiss You

Pagi ini sebenarnya adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Hari ini tahun terakhir Hyuuga Hinata di Konoha Academy. Sebagai senior sekaligus anggota OSIS, Hinata harus memberikan contoh yang baik kan. Pagi-pafi sekali Hinata sudah siap dengan segala keperluan sekolahnya dan berangkat dengan berjalan kaki menyusuri tiap-tiap gang sempit menuju sekilahnya. Rumah Hinata memang terletak tidak terlalu jauh dari sekolah tempatnya menuntut ilmu, karena itu Hinata lebih memilih berjalan kaki. Gang-gang sempit yang sedang dilewati Hinata saat ini juga merupakan jalan pintas tercepat menuju ke sekolahnya. Tengah asik-asiknya berjalan santai dengan sedikit bersenandung, Hinata dikejutkan dengan suara seperti orang berkelahi di dekat tikungan.

'Buaghh'

"Cih. Sial"

'Deg'

Hinata kenal dengan suara itu, secara reflek Hinata segera bersembunyi dibalik dinding tikungan. Seharusnya ini pagi yang baik untuk memulai hari yang baik, tapi kenapa sekarang Hinata harus terjebak dalam situasi seperti ini. Hinata kenal betul dengan suara laki-laki yang saat ini tengah berkelahi dengan beberapa orang. Dia adalah Uchiha Sasuke, berandalan pembuat onar nomor satu di sekolahnya. Juga orang yang telah merebut ciuman pertamanya karena syarat aneh yang sasuke berikan hanya agar sasuke mau mengembalikan barang miliknya.

'Ugh' kenapa disaat seperti ini Hinata malah memikirkan hal semacam itu. Hinata menggeleng-gelwngkan kepalanya untuk menghilangkan apa yang baru saja difikirkannya. Saat ini Hinata harus fokus memikirkan cara agar dirinya bisa keluar dari situasi ini.

'Buagh'

'Dagh'

'Aaarghh'

"Mati kau !"

Kalau suara-suara mengerikan seperti itu terus terdengar, bagaimana Hinata bisa berpikir jernih. Hinata benar-benar ingin melarikan diri saat itu juga, tapi kakinya terasa sangat berat untuk digerakkan. Kalau sampai orang-orang itu sampai menyadari keberadaannya, bisa-bisa Hinata terlibat dalam perkelahian itu. Walaupun tidak sepenuhnya benar, mengingat Hinata adalah perempuan. Tapi bisa jadikan Hinata dijadikan 'Tameng Hidup' oleh salah satu dari mereka.

Apalagi kalau sampai si Uchiha itu menyadari bahwa dirinya tengah menyaksikan adegan 'berdarah' yang sedang dilakukannya saat ini. Bisa-bisa harapan Hinata untuk menyelesaikan pendidikannya dengan damai dan aman sentosa di Konoha Academy yang hanya tinggal satu tahun lagi bisa hancur.

"Sial, Kita mundur !", teriak salah satu orang yang menyerang Sasuke secara bergerombol alias keroyokan. Sepertinya dia pimpinan orang-orang itu.

"Cih. Dasar pengecut", Sasuke berdecih melihat lawannya melarikan diri.

Sasuke menyeka sedikit darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Melawan 5 orang sejaligus bukanlah perkara mudah sekalipun Sasuke jago dalam hal bela diri.

"Sampai kapan kau mau bersembunyi disitu. Keluarlah, mereka sudah pergi", Kata sasuke pada sosok Hinata yang sedari tadi tengah bersembunyi.

Rupanya sejak tadi Sasuke sudah menyadari keberadaan Hinata disana. Kepekaannya dalam segala hal yang membuatnya tahu jika ada seseorang yang mendekat hanya dengan mendengar langkah kaki ringan yang ditimbulkan Hinata.

Dengan gerakan yang pelan dan hati-hati, Hinata keluar dari tempat persembunyiannya dan menghadap ke arah sasuke yang hanya berjarak sekitar empat meter didepannya.

Melihat orang yang bersembunyi karena perkelahiannya tadi ternyata adalah Hyuuga Hinata, gadis yang pernah menjadi 'korban' kejahilannya membuat Sasuke terpikirkan ide jahil lainnya. Sepertinya Hinata masih sedikit takut dengan Sasuke, karena semenjak persembunyiannya diketahui Sasuke, Hinata masih saja berdiri ditempatnya karena ridak berani berjalan mendekat pada Sasuke.

"Hyuuga"

"I-iya Uchiha-san", Hinata terkejut mendengar Sasuke memanggil, dan itu membuat penyakit gagapnya jadi kumat saking gugupnya.

"Mendekat kemari", pinta atau lebih tepatnya perintah Sasuke pada Hinata sambil memberi syarat agar Hinata mendekat ke arahnya.

"Ke-kenapa ?", Hinata jadi was-was kalau keadaanya seperti ini. Berdua dengan Sasuke di gang sempit seperti ini, bagaimana Hinata tidak ketakutan. Apalagi Sasuke malah menyurunya mendekat, jangan-jangan dia akan diapa-apakan lagi. Pikiran-pikiran negatif mulai berseliweran dibenak Hinata.

"Ck. Jangan banyak tanya, cepat Kemari atau ..."

"Ba-baik.. Aku kesana"

Lihat, bahkan tanpa mengucapkan kalimat ancaman Hinata mau menuruti permintaan -ehem- perintahnya.

I Kiss You

Hinata berjalan mendekati Sasuke dengan kepala menunduk, tidak berani bertatap muka langsung dengan Uchiha yang satu ini. Hinata berhenti tepat didepan sasuke dengan jarak kurang dari setengah meter.

Sasuke mencondongkan diri ke arah Hinata sehingga jarak antara wajah Hinata dengan Sasuke hanya terpaut beberapa centi saja.

"Kau melihat semuanya kan ?", tanya Sasuke tanpa sedikitpun mengubah posisinya.

Hinata dengan cepat menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Sasuke.

"Apa kau akan melaporkan apa yang barusan kulakukan ke pihak sekolah ?"

"Ti-tidak... A-aku akan diam dan bersikap seolah-olah ti-tidak terjadi apa-apa", jawab Hinata cepat.

"Benarkah ?", Sasuke menggunakan intonasi seakan-akan dirinya tidak percaya dengan ucapan Hinata.

"Tapi aku masih tidak percaya. Bagaimanapun juga kau tetap salah satu anggota OSIS. Bisa sajakan kau menceritakannya ke Ketua OSIS mu itu dan dia pasti akan langsung melaporkanku ke Kepala Sekolah", jelas Sasuke panjang kali lebar. Sepertinya ini kalimat terpanjang yang pernah Hinata dengar dari Sasuke.

"Ja-jangan khawatir.. A-aku janji tidak akan pernah me-mengatakannya pada siapapun"

"Aku masih tidak percaya"

"Ka-kalau begitu, ba-bagaimana kalau janji jari kelingking"

"Ck. Kau pikir aku anak kecil yang mudah percaya dengan hal-hal seperti itu"

"Ha-habis mau bagaimana lagi A-aku membuktikan kalau aku ti-tidak akan pernah mengatakannya pada si-siapapun?", keluh Hinata.

"Bukti ya.. Bagaimana kalau aku mengajukan satu syarat sebagai bukti", kata Sasuke sambil sedikit menyeringai

'Deg'

Entah kenapa mendengar kata 'syarat' membuat Hinata sedikit trauma. Apalagi orang yang menjadi sumber ketraumaannya (?) saat ini sedang mengatakan kata yang sama.

Jangan-jangan Sasuke akan mengajukan syarat yang lebih ekstrim lagi. Syarat yang diajukan Sasuke padanya dulu saja sudah kelewat ekstrim. Pemikiran negatif kembali bermunculan dibenak Hinata.

"Jangan khawatir, aku tidak akan mengajukan syarat seperti yang waktu itu", perkataan Sasuke membuat Hinata sedikit lega.

"Ja-jadi syarat a-apa?"

"Selama di Sekolah, Kau tidak boleh berada jauh dariku agar aku dapat memastikan kau tidak akan melapor"

"Ma-maksudnya?"

"Ck. Maksudnya saat ada waktu luang di sekolah entah itu jam istirahat atau apa, Kau harus selalu bersamaku", jelas Sasuke

"Eeh ?", Itu artinya Hinata harus menghabiskan waktu senggangnya saat di sekolah berdua saja dengan Sasuke.

Berdua

Berdua

Berdua...

Entah kenapa memukirkan kata itu membuat kepala Hinata pening. Tapi sekarang bukan saatnya untuk pingsan bukan ?

"Bagaimana ?"

"..."

"Atau kau ingin Aku mengajukan syarat seperti yang waktu itu, hm?"

"!?"

Hinata menggelengkan kepalanya dengan cepat. Syarat yang diajukan Sasuke kali ini lebih baik dan lebih masuk akal daripada syarat yang pernah Sasuke berikan sebelumnya.

"Baiklah, Kita sudah sepakat", Sasuke membalikkan badannya dan berjalan untuk memungut tasnya yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Sasuke menaruh tasnya dibahu kananya dan kembali menoleh pada Hinata.

"Kau mau berangkat sekolah atau ingin terus berdiri disana", setelah mengatakan itu Sasuke kembali berjalan menuju sekolahnya.

Hinata sedikit tersentak dan segera mengikuti langkah Sasuke dari belakang. Baru berjalan benerapa langkah Sasuke kembali berhenti membalikkan badannya. Secara otomatis Hinata juga ikut berhenti dan kembali menatap Sasuke yang saat ini tengah menatapnya.

'Sekarang apa lagi', pikir Hinata

"Tadi kita sepakat melakukan perjanjian bukan ?"

Hinata menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Sasuke.

"Bukankah setiap perjanjian harus ada 'Tanda Jadi' ?"

"Sepertinya begitu", Hinata hanya dapat menjawab seadanya.

"Kurasa kita juga memerlukannya", Setelah mengatakan itu Sasuke melangkah mendekati Hinata.

Hinata yang menyadari Sasuke berjalan mendekat ke arahnya tanpa sadar berjalan mundur secara perlahan.

Sasuke semakin mempersempit jaraknya dengan Hinata, setelah dirasa cukup dekat Sasuke menundukkan kepalanya semakin dan semakin mempersempit jaraknya dengan Hinata dan yang selanjutnya terjadi adalah...

Cuph~

Hinata membelalakkan matanya merasakan sesuatu yang lembut saat ini tengah menempel tepat dibibirnya.

"Itu 'Tanda Jadi' kita", Sasuke mengataknnya setelah berhasil mencuri satu kecupan dari Hinata.

"Ke-kenapa kau menciumku ?" , tanya Hinata dengan punggung tangan kanannya menutupi tempat yang baru saja dicium Sasuke dengan wajah yang memerah karena kaget plus malu.

"Sudah kubilangkan itu 'Tanda Jadi' perjanjian kita", jawab Sasuke dengan entengnya

"Ta-tapi.. "

"Kenapa ? Kau tidak suka ?"

'Tentu saja tidak' Hinata ingin sekali meneriakkannya tepat di depan Sasuke yang saat ini tengah memasang wajah tanpa dosa setelah apa yang dilakukannya pada Hinata. Tapi apa daya, Hinata bahkan terlalu takut untuk sekedar membantah perkataan Sasuke. Walhasil Hinata akhirnya pasrah saja dengan apa yang dilakukan Sasuke barusan.

"Ya sudah.. ayo berangkat, kau tidak mau telat dihari pertama masuk sekolah kan ?", tanpa menunggu jawaban dari Hinata, Sasuke kembali berjalan menuju sekolah diikuti Hinata yang berjalan agak jauh dibelakangnya.

Sebenarnya area bibir Sasuke masih agak perih karena luka akibat perkelahiannya tadi, tapi entah kenapa rasa sakitnya langsung hilang begitu Sasuke mengecup bibir Hinata yang ranum dan terasa manis itu. Sepertinya Sasuke akan menjadikan bibir Hinata obat mujarab saat Sasuke terluka. Hohoho.. entah kenapa dengan memikirkannya saja Sasuke jadi ingin merasakan kembali kelembutan bibir Hinata.

I Kiss You

Setelah sampai di Sekolah Sasuke menghilang entah kemana sedangkan Hinata segera menuju papan mading untuk melihat pengumuman penempatan kelas. Tahun ini Hinata masuk ke kelas 3-2, tanpa melihat siapa yang akan menjadi teman sekelasnya nanti, Hinata segera berjalan menuju kelasnya. Hinata butuh ketenangan saat ini dan entah kenapa kelas sepertinya menjadi tempat yang bagus untuk mencari ketenangan tersebut.

Hinata membuka pintu kelasnya dan menyapa beberapa teman sekelasnya yang sudah datang lebih dulu. Ternyata tahun ini Hinata satu kelas lagi dengan dua temannya, Sakura dan Ino. Melihat Hinata masuk kelas, Sakura dan Ino menjawab sapaan Hinata dan memberi isyarat dengan tangan agar Hinata mendekat.

"Hinata, tahun ini kita sekelas lagi. Aku senang sekali", Ino mengatakannya dengan penuh semangat

"I-iya.. Aku senang ki-kita bisa satu kelas lagi", Hinata ikut menanggapi

"Heh.. bilang saja kau senang karena masih ada orang yang akan memberimu contekan, Ino", Sakura juga ikut menanggapi.

"Hehehe.. itu juga benar"

"Hinata, kau ingin duduk dimana ?", Sakura bertanya pada Hinata yang sejak tadi masih berdiri didekat kedua temannya.

"A-aku suka duduk di dekat jendela", jawab Hinata

"Kalau begitu duduk saja dibelakangku", Ino memberi saran

Hinata mengangguk dan berjalan menuju bangku yang terletak di belakang ino yang memang berada di dekat jendela.

"Apa kalian tadi melihat siapa saja yang akan masuk ke kelas kita tahun ini ?", Sakura kembali memulai pembicaraan

"Tidak, aku tadi hanya mencari namaku saja, setelah itu aku langsung masuk kelas", kata ino

"A-aku juga tidak"

"Semoga saja kita tidak sekelas lagi dengan Sasuke, si berandalan itu. Tahun lalu saja aku bahkan tidak bisa bebas bergerak saat di kelas karena merasa takut padanya", Sakura merinding jika membayangkan betapa ketakutannya dia saat berada satu kelas dengan Sasuke.

"Aku juga berharap begitu"

Sasuke benar-benar ditakuti, bahkan Sakura dan ino yang notabenenya adalah gadis tomboy yang tidak mau kalah dengan yang namanya laki-laki saja bisa takut dengannya.

Benar juga, kenapa tadi Hinata tidak memeriksanya dulu. Bagaimana kalau Sasuke benar-benar satu kelas lagi dengannya. Masa tenangnya di kelas pasti juga hilang.

'Semoga saja tidak satu kelas', batin Hinata

Hinata terus saja berharap Sasuke tidak akan satu kelas dengannya. Sekarang tinggal 5 menit sebelum bel masuk berbunyi dan belum ada tanda-tanda Sasuke akan masuk ke kelasnya. Kenapa menunggu bel masuk kali ini terasa sangat lama bagi Hinata, semakin cepat bel berbunyi semakin besar kemungkinan bahwa Sasuke tidak akan sekelas dengannya.

'kriiinggg...'

Bel itu terasa seperti alunan harpa yang merdu bagi Hinata. Bel sudah berbunyi bahkan guru yang mengaku akan menjadi wali kelasnya pun sudah memasuki ruang kelas dan Sasuke masih belum menunjukkan batang hidungnya. Itu artinya Hinata tidak akan sekelas dengan Sasuke lagi, Hinata ingin sekali sujud syukur saat itu juga. Setidaknya Hinata bisa sedikit tenang saat berada dikelas, urusan Hinata yang harus bersama Sasuke saat jam istirahat itu bisa dipikirkan nanti, yang penting sekarang aman-aman saja.

'Braak'

Kelas mendadak menjadi hening setelah pintu dibuka dengan kasar oleh seseorang. Semua penghuni kelas menoleh ke sumber suara tersebut.

"Maaf terlambat sensei", Setelah mengatakan itu orang tersebut berjalan santai menuju bangku yang ada dibagian paling belakang dekat jendela dan itu merupakan bangku yang ada tepat dibelakang tempat duduk Hinata.

"Hari pertama masuk dan kau sudah terlambat Uchiha", Kata sensei yang bersiri didepan kelas.

Nah, sekarang tahukan siapa pelaku yang menjadi pusat perhatian karena kegaduhan yang baru saja ditimbulkannya. Dia adalah Uchiha Sasuke, berandalan nomor satu di Sekolah.

Demi Dewa Ayam (?) yang telah menginspirasi gaya rambut Sasuke, Hinata saat ini benar-benar sudah akan pingsan ditempat begitu melihat Sasuke masuk ke kelasnya. Bahkan tanpa sadar Hinata tadi sempat menahan napas saking kagetnya. Apalagi sekarang Sasuke malah duduk tepat di belakang Hinata.

Bagus, lengkaplah sudah. Sasuke kini menjelma menjadi neraka dunia bagi Hinata selama di sekolah.

Sedangkan Sasuke yang melihat Hinata saat pertama kali dirinya memasuki kelas, dalam hati bersorak senang. Itu artinya selama di Sekolah, dia akan terus bersama dengan Hinata. Kebalikan dari kenyataan pahit yang sedang Hinata hadapi, Sasuke malah senang karena Hinata akan menjadi surga dunia baginya selama berada di sekolah. Ironi yang benar-benar menggelikan, tapi sangat menyenangkan bagi Sasuke.

...TBC...

Hallow, Saya kembali membawa cerita abal-abal yang lainnya.

Karena banyak yang minta sekuelnya 'Kiss Me', saya membuat kelanjutan ceritanya saat Sasuke ganggu Hinata di sekolah. maaf kalau ceritanya tidak sesuai dengan harapan para reader.

Sebernarnya ff ini saya buat ditengah-tengah kesibukkan saya yang sedang buaaanyyaakkk banget tugas kuliah belum lagi saya masih harus buat laporan magang yang susahnya minta ampun. jadi ya beginilah jadinya. (kenapa malah curhat ?)

Special Thanks for :

Nurul851, Angel Voices, angels0410, hyacinth uchiha, oormiwa, Yuki Ryota, lovely sasuhina, Virgo24, , sushimakipark, Cahya Uchiha, CallistaLia, Vii Violetta Anais, wiendzbica732, Arcan'sGirl.

Terima Kasih banyak atas review dan dukungan kalian semua. Semoga cerita ini sesuai dengan harapan kalian. Saya minta maaf karena tidak bisa membalas review kalian semua satu persatu.

Mohon dukungannya dari para reader supaya saya bisa melanjutkan ff saya yang satu ini. #Bungkuk

RnR Please... ^^