One More Game

― bangtan sarang ―

[summary]

❝ Jimin akhirnya bertemu kembali dengan Yoongi. Namun, ada satu alasan yang membuat mereka tidak bisa kembali 'dekat' begitu saja seperti sedia kala. ❞

Okeh, enjoy reading! :3

CHAPTER 5, START!

.

.

.

.

.

Seungcheol mendekati Jimin dan menyambar map merah yang dibawa Jimin itu; ia pun keluar dari ruang BK, meninggalkan Jimin dan Yoongi berdua.

Hanya berdua, dan Jimin benar-benar dibuat kebingungan sekarang.

Bruk―

Badan Jimin langsung melemas dan ambruk di pelukan Yoongi. Tubuh Yoongi agak goyah; namun masih bisa berdiri dan membalas pelukan Jimin yang teramat sangat erat walaupun perlahan. Ia elus pundak Jimin dengan sayang. Yoongi tersenyum ringan. "Jimin-ah, sudahlah.. adikku membuat begitu banyak masalah, ya?"

Jimin tidak merespon apapun dan masih memeluk Yoongi seakan-akan tidak mau membiarkan malaikatnya pergi lagi. "Aku merindukanmu, sangat, sampai rasanya mau mati saja" ucap Jimin seraya menenggelamkan wajahnya di pundak Yoongi.

Yoongi dibuat memanas karena ucapan Jimin itu.

'...sampai rasanya mau mati saja'

Lama kelamaan pundak Yoongi membasah, dan Jimin mulai terdengar terisak. Yoongi memejamkan matanya dan terus mengelus punggung Jimin; Yoongi jadi merasa bersalah.

"Cengeng, gitu aja nangis" ucap Yoongi berusaha menghibur Jimin. Yoongi menghentikan elusannya pada punggung Jimin dan agak mendorong tubuh Jimin agar melepaskan pelukannya juga. Kalau kelamaan pelukan bisa bahaya, pikir Yoongi.

Dan Jimin pun mengendorkan pelukannya; tangannya beralih hinggap di pinggang Yoongi lalu ia menarik pinggangnya, menempel ke tubuhnya―dengan tangan Yoongi yang tertekuk di depan dada Jimin.

Masih dengan mata yang basah, Jimin menatap Yoongi lamat-lamat. "Aku merindukanmu."

DEG.

Dan pipi Yoongi sukses beralih menjadi merah padam. Yoongi mencoba membalas sorotan mata Jimin, tetapi― ugh, bagi Yoongi itu sama saja melihat matahari tanpa sunglasses.

"Bi...bisakah kau.. menjauh? A-aku, maksudku― kita punya banyak hal penting untuk dibicarakan, bukan begitu?.."

Jimin mengerti dan menarik tangannya dari pinggang Yoongi―meskipun tidak rela, tapi mau bagaimana lagi. Yoongi pasti juga tidak nyaman.

Jimin menggenggam tangan Yoongi dan mengarahkan ke sofa putih di sana.

"Hyung mau duduk di atasku atau aku yang duduk di atasmu?" tawar Jimin menggoda. Yoongi melongo disertai wajahnya yang bertambah merah; bahkan telinganya pun juga ikut memerah.

"Mesum! Aku mau duduk disini!" Yoongi mendudukkan dirinya di sofa lain yang terpisah dari sofa tempat Jimin duduk. Melihat reaksi Yoongi yang salah tingkah, Jimin tertawa puas. "Dasar tomat, merah merah gitu mukanya, hahahaha.."

Setelahnya, sebuah bantal mendarat dengan sukses di wajah Jimin.

――

"Uh.. jadi.. apa adikku menyusahkanmu?" tanya Yoongi sambil menggaruk tengkuknya gugup.

Jimin menatap kosong meja kaca di hadapannya tanpa ekspresi. Bingung mau menjawab pertanyaan Yoongi bagaimana; dia kan kakaknya Jihoon, tentu saja Jimin tidak mau salah bicara.

"Jihoon membuat game ini bukan karena tanpa alasan, kalau kau mau tahu.."

Mendengarnya, Jimin menjadi penasaran. Jimin menoleh ke hyungnya itu dan bertanya, "Alasan apa memangnya? Seingatku aku tidak pernah melakukan seperti pembunuhan, atau apalah istilah apa yang tepat; sampai Jihoon bisa sedendam ini."

Yoongi menundukkan kepalanya sambil menggigit bibir bawahnya. Ia berpikir.

"Jadi alasan Jihoon sampai bertindak seperti ini apa, hyung?"

――

Matahari bersinar begitu terik. Angin berhawa panas itu berhembus ke ruang kelas Soonyoung melalui jendela-jendela di kelasnya; termasuk lewat jendela besar yang terpasang tepat di samping bangku tempat Soonyoung duduk.

Mata Soonyoung yang sipit menjadi makin sipit gara-gara sinar matahari yang begitu menyilaukan itu terlalu menusuk. Hal ini membuat Soonyoung tidak fokus dengan pelajarannya. Padahal, guru yang sedang mengajar di kelasnya ini adalah guru killer, Han Seonsaengnim; terlebih lagi mata pelajaran yang diajarkannya adalah matematika. Duh, Soonyoung jadi ingin kabur ke rumahnya dan langsung masuk ke dalam kulkas.

Ngomong-ngomong tentang kulkas, Soonyoung jadi kepikiran tentang es krim. Panas-panas begini, enaknya 'kan makan es krim. Apalagi kalau makannya bersama Jihoon, lalu setelah itu Jihoon bersedia menginap lagi di rumahnya dan― oke, mari stop imajinasi Soonyoung sampai disini.

Boom.

Sebuah ide terbesit di otak Soonyoung.

Izin ke toilet ― pergi ke kantin ― makan es krim ― kembali lagi ke kelas.

"Ice cream~ I'll find you and I'll eat you~ hihihihihihi" gumam Soonyoung pelan kemdudian disusul dengan kikikan kecilnya.

Ide yang menurutnya brilian itu segera ia laksanakan. Soonyoung mengangkat tangan kanannya.

Han seonsaengnim yang menyadari ada seorang muridnya yang mengangkat tangan menarik perhatiannya. "Mau apa kamu?" tanya Han Seonsaengnim ketus. Dih, alay banget nih guru― Soonyoung membatin.

Soonyoung berakting dengan memasang wajah memohon super melas sambil berkata, "H-Han Seonsaengnim, saya mau izin ke toilet! Udah keburu!"

Sungguh ajaib, Han Seonsangnim memberinya izin dengan menganggukan kepalanya. "Habis ini balik lagi! Sana cepat!"

――

Dengan senyum cerah dan langkah kaki yang riang, Soonyoung berjalan ke kantin sekolahnya. Selama berjalan di koridor, semuanya aman-aman saja. Tidak ada guru, tidak ada OSIS, tidak ada siapa-siapa, deh, pokoknya. Soonyoung yakin misinya akan benar-benar sukses kali ini.

Belok ke kanan, belok ke kiri. "Kenapa aku baru sadar kalau sekolahku luas sekali," ia berbicara pada dirinya sendiri. Hingga Soonyoung tidak sadar bahwa ia sudah berjalan terlalu jauh dari belokan menuju kantin. Ia menepuk dahinya sendiri. "Jah, kebanyakan mikirin Jihoon jadi gini. Sama-sama manis kayak es krim, sih"

Soonyoung pun berbalik dan hendak berjalan kembali ke belokan menuju kantin. Namun, ia mendengar suara seseorang yang terdengar familiar dan tak asing baginya.

"Jadi alasan Jihoon sampai bertindak seperti ini apa, hyung?"

Soonyoung berhenti berjalan setelah mendengar suara itu dari pintu ruang BK yang sedikit terbuka. Ia memutuskan untuk menyandarkan dirinya di tembok ruang BK. Soonyoung sungguh mengenal dengan sangat baik siapa sang pemilik suara itu; yah, siapa lagi kalau bukan suara dari seorang sunbae yang baginya sudah seperti kakaknya sendiri, yaitu Park Jimin.

Suara itu memang terdengar agak sayup, tetapi masih cukup jelas untuk didengar. "Kurasa aku harus mendengarkan lebih lanjut,"

――

"A-alasannya..."

Yoongi makin menundukkan kepalanya. Yoongi terlihat takut-takut untuk lanjut berbicara; ini membuat Jimin terpancing untuk duduk di sebelah Yoongi. Jimin pun berpindah dari sofanya ke sebelah Yoongi dan ia merangkulnya.

Jimin mendekatkan wajahnya untuk melihat raut muka Yoongi. "Apa kau menangis?" tanyanya lembut.

Yoongi menggeleng pelan. "T-tidak.. hanya saja aku.. aku ragu mengatakannya" Yoongi menggeser sedikit, membuat jarak di antara dirinya dengan Jimin, dan otomatis tangan Jimin tidak lagi merangkul Yoongi.

Hening sekitar dua menit, Yoongi membuka mulutnya kembali. "Kau ingat saat menjelang pelantikan ketua OSIS, yang dicalonkan hanya dua orang?"

Jimin terdiam. Memang benar, saat itu yang dicalonkan hanya dua orang. Yaitu dia sendiri dan Soonyoung. Padahal, tahun kemarin ada tiga orang yang dicalonkan.

――

Pagi itu benar-benar terasa menyenangkan. Matahari bersinar hangat dan temperatur udara begitu menyejukkan. Semua murid Bangtan Senior High School berkumpul di aula sekolah. Mengapa? Tentu saja karena hari ini adalah hari pemilihan sekaligus pelantikan ketua OSIS yang baru.

Ya, memang begitu peraturannya. Semua siswa diwajibkan hadir serta memilih salah seorang calon yang diyakini dapat memajukan sekolah. Para calon dipilih dan dilantik pada hari yang sama, dan yang menarik kali ini adalah, ada dua orang murid kelas 10 yang bahkan baru satu semester masuk di sekolah ini dicalonkan menjadi ketua OSIS.

Hal ini yang membuat semua siswa begitu kompak datang ke sekolah. Mereka penasaran, bagaimana bisa? Dan bahkan kapan anak itu dilantik menjadi pengurus OSIS?

Mikrofon berdengungg, suara-suara orang berbicara di sana langsung hening. Choi Seungcheol, ketua OSIS yang jabatannya akan diakhiri hari ini, sedang berdiri di atas stage.

"Mic check―"

"Ehm, selamat pagi para siswa!" Seungcheol berucap semangat, ia pun disahuti oleh murid-murid di sana dengan bersemangat pula. "Jadi, kalian sudah tahu kan hari ini adalah hari apa? Yap, kita akan memilih dan melantik calon ketua OSIS yang baru. Yah, penggantiku, hahaha"

"Ketiga calon ketua OSIS kali ini sangat istimewa. Ketiganya adalah murid yang sangat berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik; ditambah lagi, mereka semua tampan!"

Langsung saja para siswa perempuan menjadi heboh dan tambah bersemangat. Seungcheol jadi geli sendiri karena ucapannya barusan.

"Jadi, apa kalian sudah siap untuk berkenalan dengan merekaaaaaaa?" tanya Seungcheol dengan nada girang kepada para siswa. "YAAAAAAA!"

Seungcheol kemudian tersenyum dan merogoh sesuatu di sakunya. Dia mengeluarkan tiga buah amplop. Di dalam masing-masing amplop itu berisikan kartu yang bertuliskan data diri si calon ketua OSIS yang meliputi foto, nama, alamat, hobi, dan yang terpenting adalah catatan prestasi yang pernah diraih.

Seungcheol mengeluarkan kartu dari amplop pertama.

Seungcheol menatap semua siswa yang ada di sana. Wajah mereka terlihat sangat penasaran. 'Menggemaskan sekali,' katanya dalam hati. "Baiklah, calon ketua OSIS yang pertama. Park Jimin!"

Jimin berjalan masuk ke tengah panggung dengan sangat menawan. Seragamnya lengkap, rambut yang tertata rapi dan senyumnya yang membuat siswa perempuan di sana berteriak kencang.

Dengan mikrofon yang sudah digenggamnya, ia pun 'berkenalan' dengan siswa-siswa di sana. "Selamat pagi! Nama saya Park Jimin. Semoga hari kalian menyenangkan!" ucapnya gembira. Siswa-siswa di sana bertambah heboh dibuatnya.

Projektor pertama menampilkan data diri Jimin di stage. Jimin kemudian bergeser dari tengah stage ke agak pinggir.

"Baiklah, itu dia Park Jimin. Dan calon ketua OSIS yang kedua adalaah... Park Soonyoung!"

Soonyoung juga muncul dan berjalan sambil memaparkan senyum cerahnya. Ia terlihat begitu bersemangat; teriakan untuk Soonyoung juga tidak kalah dengan Jimin.

"Annyeong~ Park Soonyoung di sini! Mohon dukungannya ya!" Soonyoung menyapa lalu segera berdiri di samping Jimin. Data dirinya juga langsung muncul dari projektor kedua.

Keadaan aula semakin heboh dan riuh. "Wah, wah, heboh sekali nih yang perempuan, hahahaha. And, last but not least―"

Seungcheol menghentikan perkataannya. Dari samping stage ia dapat melihat Taehyung yang merupakan salah seorang pengurus OSIS tengah melambai-lambaikan tangannya memanggil Seungcheol. Seungcheol mengerti bahwa Taehyung memanggilnya karena urusan yang tampaknya penting. Ia pun memutuskan untuk jeda sebentar.

"Maaf, mohon tunggu sebentar."

.

Seungcheol menghampiri Taehyung. Tanpa basa-basi, Seungcheol segera bertanya. "Kenapa Taehyung-ah? Lho, Jihoon? Kenapa tidak bersiap?" ia bertanya kebingungan seperti orang tersesat. "Begini hyung, dia mau mengundurkan diri dari pengurus OSIS. Kalau begitu dia tidak bisa menjadi calon ketua OSIS, kan?" Taehyung menjawab dengan penjelasan panjang lebar.

"A-apa? Kau serius? Jihoon-ah, kau yakin?" kini giliran Jihoon sendiri yang harus menjawabnya. "Iya, maafkan aku sunbae. Aku belum siap... dan sepertinya OSIS membuatku sedikit kelelahan.." ia menjawab dengan kepala yang menunduk ke bawah.

Semuanya diam di situ. Raut wajah Seungcheol menunjukkan penuh kekecewaan. Yah, mau bagaimana lagi. Memang dari pihak Jihoonnya yang tidak bersedia, jadi tidak dapat dipaksakan. "Ya sudah, kau tidak jadi dicalonkan. Untuk proses keluar dari OSIS, kita bicarakan besok."

'Padahal aku berharap banyak dari Jihoon...' Seungcheol membatin.

.

"Baiklah, langsung saja. Kami benar-benar meminta maaf yang sebesar-besarnya, untuk kali ini yang dicalonkan menjadi ketua OSIS hanya dua orang, dikarenakan yang terakhir ini mengundurkan diri atas keputusannya sendiri. Maafkan kami."

Terdengar lenguhan kecewa dari para murid yang berada di sana. Seungcheol sebenarnya lebih kecewa, tetapi memang tidak bisa diubah.

Proses pemilihan segera dilakukan dengan cepat. Para siswa yang sudah mendapatkan kertasnya masing-masing langsung menuliskan pilihannya; antara Jimin atau Soonyoung.

.

Taehyung mengantarkan Jihoon ke gerbang sekolah―Jihoon mau pulang saja, katanya. "Jihoon, boleh aku bertanya?" Taehyung berkata tiba-tiba. Jihoon menanggapi Taehyung dengan anggukan plus tersenyum simpul. "Sebenarnya, kenapa kau mengundurkan diri?"

Dan senyum simpulnya langsung beralih menjadi senyum sedih.

"Karena aku ingin Jimin sunbae menang, aku menyukainya."

――

"Jihoon, adikku, dia itu menyukaimu sampai mengundurkan diri dari OSIS. Sampai sebegitunya; kurasa game ini adalah bentuk kekecewaannya padamu..."

DEG.

Soonyoung yang masih setia berdiri di depan ruang BK itu termangu. Badannya terasa sangat kaku untuk digerakkan; organ tubuhnya seakan berhenti bekerja, dadanya sungguh sakit mendengar kekasihnya sendiri menyukai Jimin―sosok yang sudah ia anggap seperti kakak.

Soonyoung tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia mengambil ponsel dari sakunya dan mengirimkan pesan singkat kepada Jihoon.

Aku perlu bicara denganmu. Pulang sekolah, di taman belakang.

Ia pun berlalu dari ruang BK dan kembali ke kelasnya. Alih-alih memikirkan satu cup es krim, ia malah mendengar pernyataan yang begitu menusuk hati.

Yoongi dan Jimin sama-sama tidak berbicara. Jimin yakin, tidak ada yang menyangka seorang Lee Jihoon menyukai Park Jimin. Itu hanya... tidak bisa dipercaya.

"B-baiklah, kalau dia menyukaiku. Itu dulu, kan? Dia sekarang sudah punya Sooyoung, 'kan tidak mungkin kalau dia masih suka denganku. Lagipula.. aku hanya suka padamu, hyung."

Yoongi tergelak mendengar serentetan kalimat yang barusan Jimin bilang. "Apa? Tidak, kau tidak boleh suka padaku. Walaupun dia adik tiriku, aku tidak mungkin menyakitinya."

"Adik tiri?"

Yoongi mengusap wajahnya frustasi. "Begitu banyak hal yang berubah sejak kakek pergi..."

Jimin dapat melihat dengan jelas mata Yoongi yang mulai berkaca-kaca.

"Sejak aku SMP, Ayah dan Ibu sibuk dengan bisnisnya masing-masing. Bahkan saat kakek meninggal..."

Air mata Yoongi mulai mengalir. Tetes demi tetes, air mata itu membasahi pipinya. Jemari Jimin menangkup pipi Yoongi dengan berhati-hati. "Sudah, kau tidak harus menceritakan semuanya.. Aku tidak kuat melihatmu menangis.." jempol Jimin bergerak menghapus bulir-bulir air mata Yoongi.

"Aku juga pernah cerita tentangmu pada Jihoon, dan entahlah.. ia jelas membenciku dan tidak akan membiarkan kita dekat..."

Jimin jadi sedih mendengarnya. "Tapi Soonyoung kan―"

"Dia boleh punya pacar, tapi bukan berarti dia tidak lagi menyimpan perasaannya padamu, kan?!" potong Yoongi dengan nada bicaranya yang meninggi.

"Baiklah. Lagipula kau juga sudah bersama Namjoon hyung; sekarang aku tahu alasan kau menjauh. Aku tidak punya hak apa-apa lagi di sini."

Jimin menghela nafas panjang dan berdiri. "Kurasa tidak ada gunanya lagi kita lanjut membicarakan ini." Ucapnya sambil tersenyum kecut. "Sampai jumpa lain waktu. Oh, cheesecakemu enak. Namjoon sepertinya menjagamu dengan baik, hyung."

Yoongi mendongak menatap wajah Jimin yang tersenyum masam padanya, lalu beranjak pergi keluar dari ruang BK.

Melihatnya, Yoongi juga ikut berdiri dan mengejar Jimin yang berjalan semakin cepat.

"Jimin! Tunggu aku!"

.

.

.

.

.

CHAPTER 5, END!

.

HALOOO HUAHAHAHA ANE FAST UPDATE NIH BUAT READERS TERCINTA :"3 seneng nggak hayo? Mana besok aku uas IPS sebelas bab lagi :"3 nah oleh karena itu/? untuk menghargai usahaku yang greget ini/? tolong REVIEW, FAV dan FOLLOW ya xD

Maap juga kalo ceritanya ngebosenin ga ngena dan gaje huaaa aku masih cimit cimit ini soalnya xD iseng iseng berhadiah doang nulis tuh/?

Seriusan maaf yaa ini ga ngena soalnya ;-;

― balasan review ―

Shipyon keinginanmu terkabul /cling/ ini super fast updatenya :'3 :vmoga suka yeth~~

Aylopyu jimin mah beda kalo aku dikasih ciskek ya baper /loh loh/ mojok mojok tuh kayanya/? Wadaw vkook dipertemukannya masih lama nih kayaknya/?

Yukiyukaji yungi ngasih makan jimin doh kesian si jimin kek kayak hewan peliharaan atau apa gitu tau /gg makasi semangatnya kamu jg semangat uas nde :D AKU UGA SAYANG KAMU WKWKKW tp kayaknya vkook masih lama nih~~ aku betah kok balesin ripiu, asik :'3 ini diupdate cepet buat qamoeh moaah :*

Valiens ini disini lumayan koooo wkwkw sabar yaw pasti banyak kok nanti insyaallah/?

7201 wkwwk ajaib ya cheesecake muncul tibatiba :v makasih banget padahal ini Cuma iseng iseng doangan/? huaa aku terharu bacanya ;u;

gitARMY YOONGI KAN BISA MENEMBUS DINDING GITU BIKOS HIS SWEG POWER /APAAN/ wwkwkkwk sangar yeth :'3 udah dilanjut oke~

restika dwii wahh seru dong kalo ujiannya praktek, hahaha :D iya jihun ngeselin yak wkwk mudah mudahan di chap ini udah ketauan yaapp~ maapkan aku yg gaje ini ;u;

mommyme hahaha iyes kompor kecil tuh /gg udh dilanjut yesss

y sunshine wkwkwk ini semua hampir ribut masalah cheesecake wkwkw xD oke oke udah fast update nihh :3

riska971 umm tunangan ngga ya pacaran ngga ya WKWKWKWK :3

jimsnoona HAHAHA maapkan aku ya gaagara kependekan sama gajelas gini /? Ini udah fast update buat qamoehh :3 aduh maap udh bikin nunggu yak xD nih di chap ini mudah mudahan jelas yeth :33

sweetHoon kecil kecil cabe/gg iya tuh hahahaha :D

― ― ― ― ―

Makasih buat kalian semua yang udah review dan baca sampe sini :'3 aku seneng banget bacanyaaa xD semoga kalian ngga bosen yah~~ lapyu semuanya mwah mwah mwah :*

. bangtan sarang .