Friends Or?

Chap 1

Kim Minseok - Exo Member – Other

DLDR, BL, Straight, M, Little Bit Humor (I Hope), Brothership, Friendship, Romance (?)

.

..

...

Summary

Hanya kisah seorang Kim Minseok yang mencoba mempertahankan persahabatannya juga kehidupan normalnya.

.

..

...

Hari ini adalah hari senin, dan Minseok benci hari senin.

Dan saat Minseok sedang dalam mode membencinya dia bisa menjadi sangat brengsek. Seperti pagi ini dihadapan Minseok, terkapar tak berdaya tiga makhluk tuhan yang katanya laki-laki itu digang yang sering Minseok lewati saat pulang pergi sekolah. Penyebabnya sih sederhana, yah karena hari ini adalah hari senin.

"Sial, aku terlambat." Gumam Minseok sambil menyeka sedikit darah diujung bibirnya yang terluka. Sebrengsek-brengseknya Minseok, tentu dia masih bisa terluka seperti saat ini, ada beberapa luka gores dan lebam disekitar wajahnya.

Sekedar untuk mengingatkan saja, jika hari itu adalah hari senin dan berpas-pasan dengan seorang namja berseragam SMA dengan wajah anak SDnya. Maka kau abaikan saja, pura-pura saja tidak melihatnya itu akan lebih aman untukmu.

Aku bersungguh-sungguh!

.

Setelah berhasil melompati pagar belakang yang tanpa penjaga, Minseok berjalan santai kesebuah ruangan yang luas dengan lukisan gravity rumit yang hampir memenuhi seluruh dindingnya. Ada sofa-sofa besar mengisi salah satu sudut ruangan itu dan disudut lainnya terdapat meja besar dengan kursi-kursi yang mengelilinginya. Ada beberapa peralatan elektronik seperti TV, beberapa komputer, playstation dan sebuah kulkas berukuran besar sabagai pelangkap ruangan itu. Dilihat dari isinya ruangan itu seperti tempat untuk bersantai namun kau akan langsung berubah pikiran setelah kau membaca tulisan 'RUANG OSIS' berwarna merah terang tergantung dipintu.

Karena sudah terlanjut terlambat, Minseok memilih untuk mengikuti pelajaran setelah jam istirahat saja. Dan untuk menghabiskan waktu, Minseok memilih ruang osis untuk melanjutkan tidur paginya yang terganggu karena bunyi alarm sialannya yang tidak mau berhenti.

Entah sudah berapa lama Minseok tertidur. Namun tidur damainya kembali terganggu kali ini bukan suara menyebalkan alarmnya lebih kesesuatu yang terasa aneh. Sesuatu yang kenyal dan basah tapi juga sedikit perih disekitar wajahnya. Minseok lalu membuka matanya pelan, dan langsung melihat wajah tenang seorang namja yang kini dengan penuh konsentrasinya menghisap dan menjilat wajah Minseok yang terluka.

"Apa kau sudah selesai?" Tanyanya dengan nada terganggu dan mencoba mendorong pelan namja didepannya.

"Sebentar, sedikit lagi." Kata namja itu dengan suara paraunya.

Minseok hanya memutar bola matanya malas dan menunggu dengan sabar namja itu menyelesaikan kegiatannya.

Setelah menghisap pelan ujung bibir Minseok yang terluka, kemudian menjilatnya maka selesai sudah kegiatan namja itu dan menjauh dari wajah Minseok.

"Lay ... "

"Aku tahu, kau tidak suka aku melakukannya. Tapi kau terluka dan kau harus disembuhkan." Potong Lay dengan cepat namun kalemnya itu.

"Huh, Lay dengan obsesi healingnya." Batin Minseok lelah.

"Baiklah. Terserah kau saja." Ketus Minseok.

"Apa ada luka lain?" Lay bertanya dengan senyum manisnya.

"Tidak ada Lay, kau tenang saja." Minseok menjawab dengan nada malasnya. Minseok selalu dalam keadaan mood yang buruk jika tidurnya digangggu, jadi jangan heran jika dia akan menjawab pertanyaanmu dengan nada ketusnya, terlebih lagi karena hari ini adalah hari senin. Dan Lay tau benar soal itu, makanya dengan santai dia menanggapi sikap ketus Minseok.

Lay adalah salah satu sahabat Minseok nama aslinya sebenarnya Zhang Yixing, tapi teman-temannya memanggilnya Lay. Mempunyai obsesi aneh dengan healing dan unicorn dan yang menjadi objek obsesinya adalah Minseok. Dulu saat pertamakali Lay melakukannya pada Minseok, Lay harus menerima bogem mentah Minseok. Siapa yang tidak akan marah saat wajahmu babak belur tiba-tiba ada seseorang yang menghisap dan menjilat wajahmu. Bagi Minseok, Lay berhak mendapatkannya dan Minseok tidak menyesal sama sekali sudah membuat lebam parah pada wajah tampan Lay.

Namun seiring berjalannya waktu, Minseok menyerah saat Lay dengan wajah tenangnya selalu melakukan obsesi healingnya setiap kali Minseok terluka. Dan sekarang hal itu sudah menjadi hal biasa baginya.

"Kau mau kemana?" Tanya Lay, saat melihat Minseok beranjak dari duduknya.

"Ke kantin." Jawab Minseok singkat.

"Tapi ini belum waktunya jam istirahat."

"Kau tahu ini belum waktunya jam istirahat, tapi kau disini. Kau tidak masuk kelas?"

"Aku bilang akan ketoilet, dan aku ingat jika kau terlambat. Makanya aku kesini menyusulmu." Lay menjekaskan dengan wajah bangganya. Entah bangga dengan apa.

Minseok hanya bisa menghela nafas lagi saat mendengar jawaban absurd dari Lay. Saat kau bicara dengan Lay, kau hanya akan banyak-banyak menghela nafas.

Memang sudah menjadi kebiasaan Minseok, jika dia terlambat dia akan memilih menghabisakan waktu untuk menunggu jam pelajaran selanjutnya di ruang osis karena hanya tempat itulah tempat yang tidak mungkin diperiksa oleh guru bp.

Setelah sedikit berbicara. Lebih tepatnya Lay yang bicara dan Minseok yang menghela nafas sebenarnya. Minseok berjalan kearah kantin sedangkan Lay ada urusan lain diruang osis. Saat hampir sampai, seseorang tiba-tiba menghadangnya dengan seringaiannya.

"Hai, terlambat lagi?" Tanya orang itu masih dengan seringaiannya.

"Menyingkirlah Kai, kau menghalangi jalanku." Kata Minseok datar.

"Jangan seperti itu, kau mau kekantin?" Tanya Kai sambil menarik tubuh Minseok kelorong sempit yang tepat berada disamping mereka berdiri. "Kau tahu, saat jam istirahat akan ada pertemuan osis. Kau tidak ikut?" Lanjut Kai yang kini berhadapan dengan Minseok yang terhimpit dinding dibelakangnya dan tubuh tinggi Kai.

"Itu bukan urusanku." Minseok menatap Kai tajam.

"Ah, ini hari senin pantas kau sangat sensitif." Goda Kai dangan lututnya yang sedikit menggesek sesuatu dibagian selatan Minseok. "Bagian ini pasti juga sangat sensitif." Seringaian Kai makin lebar saat melihat ekspresi Minseok sedikit berubah.

Minseok sedikit berjengit merasakan gesekan lutut Kai, namun dia masih bisa mengendalikan ekspresi datarnya. "Menyingkir atau ... ishhh." Perkataan Minseok terpotong karena kali ini Kai tidak hanya mengegesekan lututnya namun juga menekan lututnya dengan agak keras membuat Minseok mau tidak mau menahan desahannya karena itu hanya akan menyenangkan Kai saja.

"Atau apa hmm?" Kai makin menekan lututnya dan membuat Minseok makin kesulitan bernafas. "Kau tidak bisa melanjutkan?"

"Me-menyingkirlah." Minseok meremas pundak Kai dengan kuat sambil menggertakan giginya.

Kriiiing!

"Hah, sayang sekali. Aku harus menghadiri pertemuan sialan itu. Kita lanjutkan nanti oke?" Kai meremas junior Minseok pelan yang membuat Minseok membelalakan mata besarnya. Kai hanya menyeringai melihat pemandangan dihadapannya. "Kau kelihatan sangat manis dengan mata besarmu yang melebar." Kemudian Kai pun meninggalkan Minseok dengan rasa nyeri dibagian selatannnya den wajah yang bersemu merah.

"Sial. Bagaimana aku bisa berteman dengan orang-orang brengsek itu." Gerutunya sambil melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

Ya, teman-teman Minseok memang brengsek, walupun Minseok mengakui sendiri bahwa dirinya juga termasuk delam katergori brengsek namun dia hanya akan mengaku menjadi brengsek hanya dihari senin saja. Sedangkan teman-temannya memang sudah brengsek dari lahir. Setidaknya itu menurut pemikiran Minseok.

DI RUANG OSIS

"Bagaimana, apakah kita akan setuju dengan penawaran mereka?" Suho, sang ketua osis bertanya dengan kesepuluh anggotanya.

"Jika kita sepakat, kita tidak perlu menyerang mereka malam ini." Kris yang menjadi wakilpun belum yakin dengan jawabannya sendiri.

"Tapi jika kita sepakat, berarti kita harus bekerja sama dengan mereka." Luhan menyahuti dengan nada tidak suka. "Aku tidak suka bekerjasama dengan orang-orang licik seperti mereka." Luhan menambahkan dengan wajah malasnya.

"Sebenarnya aku juga tidak suka jika harus bekerja sama dengan orang lain. Kita bersebelas saja sudah cukup." Baekhyun menambahkan.

"Berduabelas jika ditambah dengan Minseok." Ucapan DO berhasil membuat semua tatapan terarah padanya.

"Minseok tidak akan tertarik dengan hal seperti ini. Walaupun ku akui dia cukup hebat dalam herkelahi." Suho menjawab sambil mengingat saat pertama kalinya melihat Minseok mengahajar orang.

"Ngomong-ngomong soal Minseok, aku tidak melihatnya dikelas tadi." Sehun yang biasanya menjadi pendengar setia mulai ikut dalam pembicaraan.

"Dia pasti dikantin sekarang, atau ditoilet mugkin." Kai menjawab dengan seringaiannya.

"Dia tadi tidur disini. Dia berkelahi dan terlambat." Lay menjawab sambil memandang Kai aneh.

"Benar juga, ini hari senin." Sehun mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"Jadi bagaimana, malam ini kita serang?" Kris kembali pada topik awal mereka dengan nada yang lebih serius.

"Yah, mau bagaimana lagi aku juga tidak suka berkerjasama dengan orang lain." Chanyeol menjawab sambil menyenderkan punggungnya dikursi yang mengelilingi meja besar berwarna hitam itu.

"Baiklah kalau begitu. Chen kau atur strateginya dan cari tempat yang sunyi aku tidak suka ada yang mengganggu saat aku menghajar mereka." Suho memberi intruksi pada Chen dengan nada kejam diakhir kalimatnya. Merekapun mulai mengatur strategi untuk penyerangan malam ini.

.

..

...

Tbc

Otte?

Nih crita yang bikin aku gak bisa ngelanjutin secret karena beckground critanya dari ot12 sebagai idol k pop yang udah gak mungkin ada lagi (apus air mata) jadi udah ilang feeling aja dan gak tau mau diapain tuh crita. Walaupun ini juga ot12 tapi disini mereka jagi anak sekolahan jadi aku lumayan dapet feel waktu nulis ini. Pokoknya maaf banget yang udah kecewa nunggu kelanjutannya secret.