"Shion! Bangunlah, SHION." Naruto menguncang-guncang tubuh istrinya, tubuh itu tak bernyawa bersama kedua orangtuanya Naruto. Bahkan darah berceceran dari mulut dan badan mereka.

Naruto juga mengalami luka di bahu, pelipis kepala dan dada kanannya. Pandangan Naruto memburam perlahan-lahan, tenaganya seolah terkuras oleh rasa lelah, sakit dan juga kesedihan.

Air matanya keluar terus menerus, pegangannya terhadap Shion mengendur hingga akhirnya pria 25 tahun itu ambruk pingsan.

.

.

.

.

.

.

"Bagaimana keadaannya, Sasuke?" tanya Shikamaru pelan. Sasuke menghela nafas sabar sembari memandanginya

Naruto yang tak sadar dari luar ruangan ICU.

"Luka dobe parah, Kritis. Bahkan kemungkinan sadar akan lama sekali" jelas Sasuke. Sakura menutup mulutnya tak percaya, Sai menutup matanya nampak sedih, Kakashi terdiam dengan mata sedih.

"Siapa yang menyerang keluarga Namikaze?" tanya Yamato serius.

"Geng Ular pimpinan Tao Pai Pai!" jawab Sasuke nampak geram.

"Kita tak bisa menyeret mereka ke pengadilan, karena barang bukti hilang atau lebih tepatnya dihilangkan" lanjut Sasuke sedikit kecewa.

"KISAMA! Geng itu membuat semua warga jepang mulai resah!" kata Sai marah.

"Lebih baik tak usah marah sekarang Sai, kita lebih baik memikirkan Naruto agar dia sadar dari masa kritisnya." saran Kakashi.

Semua terdiam dan memandangi Naruto dari luar ruang ICU.

..

. .

..

. .

..

. .

..

_THE_EXECUTIONERS_

RATE M (blood scene, fighting and many more)

NaruHina

Chapter ini scene NaruHina belum ada

AuThOr: tHe LaSt MoGerZ

. .

. .

. .

. .

. .

. .

(1 TAHUN KEMUDIAN)

Naruto membuka matanya perlahan-lahan, melihat sekelilingnya.

Bau densifektan merasuki indra penciumannya, Naruto melihat tangan kirinya yang di infus. Dengan gerakan kasar, pria pirang itu melepas infus itu dari tangan kirinya.

Badan Naruto lemas untuk duduk maupun beranjak dari tempat berbaringnya, tapi pria itu segera memaksakan dirinya untuk keluar dari ruangan dia dirawat.

Suasana yang masih dini hari membuat Naruto sedikit leluasa melarikan diri dari rumah sakit.

"Shion, kaasan, tousan" gumam Naruto lirih sambil berusaha berjalan dengan tenaga yang dimilikinya.

Naruto menuju ruangan OB dan memakai baju yang ada seadanya diruangan tersebut.

Pria pirang itu lantas berjalan senormal mungkin layaknya orang sehat saat berjalan keluar dari rumah sakit, meskipun tenaganya tidak ada sama sekali.

. .

..

. .

..

. .

..

. .

"Nani?! Naruto tak ada di ruangannya sama sekali?" pekik Sakura terkejut mendapat berita dari rumah sakit Naruto dirawat.

Sakura segera menghubungi tunangannya untuk memberitahu Sasuke tentang berita hilangnya Naruto.

..

. .

..

. .

..

. .

..

Matahari terbit menerangi taman pemakaman umum di Kyoto. Seorang pria pirang berdiri tegak menatap 3 makam dihadapannya dengan tatapan datar. Tapi mata biru safirnya di selimuti kesedihan yang amat dalam.

.

.

'Naruto-kun aku hamil!'

.

.

Suara Shion kembali menyelimuti pikirannya, dan teringat bagaimana orang tuanya sangat bahagia dan merayakan pesta kecil-kecilan sebagai atas kehamilan Istri Naruto itu. Namun kebahagiaan itu direnggut oleh geng yang dia lawan di pengadilan setahun lalu.

Dan depan matanya kedua orang tuanya dibunuh oleh orang-orang bengis tersebut. Bahkan istrinya di perkosa orang-orang bengis itu dan tembakan-tembakan orang-orang itu mengeksekusi semua orang yang dia sayangi. Matanya melotot mengingat kejadian itu, rahangnya mengeras, kepalan tangannya mengerat sampai terdengar bunyi.

'Kubunuh kalian semua geng ular, camkan itu baik-baik' gumam Naruto dalam hati, pria itu berlalu meninggalkan pemakaman. Namun nampak bunga-bunga lavender tergeletak diatas tiga makam tersebut.

..

. .

..

. .

..

. .

..

"Dobe, kemana kau?" pikiran Sasuke langsung kacau balau mencari kawan sekaligus rivalnya itu. Disamping Sasuke, Sakura juga nampak khawatir.

"Naruto, Kau itu masih sakit. Kenapa kau jadi nekat keluar rumah sakit seperti ini!" gerutu Sakura cemas.

Sasuke kemudian teringat sesuatu. Mungkin saja dia ke.. batin Sasuke menebak-nebak.

..

. .

..

. .

..

. .

..

Naruto memakan burger sisa orang dari tempat duduk di taman konoha, Kyoto.

Pria pirang itu juga mencuri botol minuman milik orang berolahraga jogging dengan cara mencopet.

Setelah mengisi perutnya, barulah Naruto menuju gang kecil dekat toko buku dan kedai ramen.

Naruto memasuki suatu pintu yang mengarah kemana? Entahlah. Pria pirang itu membuka gembok pintu itu dengan palu. Setelah dirasa aman, barulah pemuda pirang itu masuk.

Naruto memencet saklar lampu dan teranglah tempat tersebut.

"Saatnya berbelanja besar-besaran." gumam Naruto datar.

Ditempat itu terdapat banyak senjata api, dan nampaknya itu toko senjata api dan senjata tajam ilegal yang dibobol oleh pria pirang itu.

Naruto bergegas mengambil katana kecil dan katana panjang, tak lupa senjata api dia ambil juga. Magnum, Desert eagle serta senapan laras panjang yang biasa dipakai sniper angkatan darat.

Magasin serta peluru dia masukan dalam koper besar.

Pria pirang itu memakai kamar kecil toko ilegal itu untuk Membersihkan badannya.

..

. .

..

. .

..

. .

..

. .

..

"Benar dugaanku" gumam Sasuke.

Sakura mengambil bunga lavender diatas makam Shion.

"Dia kesini subuh-subuh tadi, bunganya masih segar" ujar Sakura.

"Naruto pasti akan menempa dirinya sendiri untuk membalas dendam" ucap Sai.

Shikamaru, Sasuke, Yamato dan Sakura melotot pada Sai.

"SAI, JANGAN BICARA YANG TIDAK-TIDAK!" bentak Sakura.

"Aku setuju pada Pendapat Sai" Kakashi menimpali pendapat Sai.

"Bisa saja Naruto mempersiapkan diri untuk menjadi lebih kuat, cerdas dan juga kejam. Kita tahu kan, Naruto adalah polisi paling hebat untuk urusan mencari dan menghadapi lawan. Ditambah lagi mentalnya menjadi pembunuh apabila dia sudah menyaksikan kematian di depan matanya, dan kematian Namikaze Minato dan Namikaze Kushina serta istri Naruto, Miko Shion menjadi pemicu sifat dan naluri membunuhnya akan menjadi kuat." lanjut Kakashi panjang lebar.

"Dan jangan lupa, Naruto juga mendapat banyak medali dari pemerintah Dan kaisar jepang karena aksi heroiknya dalam interpol ataupun dalam negeri" tambah Sai.

'Kuharap kau tak berlaku nekat, Naruto' batin Sasuke setelah mendengar penjelasan Sai dan Kakashi.

..

. .

..

. .

..

. .

..

Menunggu tengah malam merupakan hal biasa untuk Namikaze Naruto, 1 jam sebelum pemilik toko ilegal itu datang.

Waktu arlojinya menunjukkan pukul 23.30 , waktunya untuk pergi.. pikir Naruto.

Naruto sudah menyusun daftar buruannya:

- Yumi Archer

- Moryo Takeshi

- Genki

- Setsuna

- Ishidate

- Hanzo Hattori

- Master Shin-Oh

- Tao Pai Pai

- Mizuki Komagata

- Anrokuzan Mukade

- Kaguya Kimimaro

- Sakon & Ukon

- Jirobou & Kidomaru

- Kazuma

Naruto berencana membunuh mereka satu persatu secara acak. Pria pirang itu lantas keluar dari toko senjata ilegal itu dan membawa 3 koper serta membawa katana kecil dan besar dipunggungnya.

Pria itu melewati gang kecil lagi dan melihat mobil VW tua terparkir di depan toko yakiniku yang sudah tutup.

Dengan cepat Naruto menghampiri dan membuka pintu mobil VW itu dengan kunci L, setelah itu Naruto mengutak-atik kabel mobil, menghidupkan mobil itu dan pergi dengan cepat.

..

. .

..

. .

..

. .

..

. .

..

Sasuke membaca berkas-berkas file tentang komplotan geng ular, mata onyx itu seakan tak lelah membaca berkas-berkas file itu meski jam dinding menunjukan pukul 01.35 waktu setempat.

"Jangan-jangan target Naruto yang pertama adalah..."

..

. .

..

. .

..

. .

..

(6 Bulan Kemudian)

Nampak seorang pria berambut pirang panjang melakukan push up selama 15 menit diatas kayu berdiri berjajar. Lalu mengangkat kakinya keatas dan menyeimbangkan tubuhnya dengan kedua tangan yang mencoba menahan berat tubuhnya.

Perlahan dia menekuk kedua tangannya dan melakukan push up tanpa bantuan kakinya sama sekali.

KKRRIIIIIIINGGGGG

Alarm jam tua milik Naruto berbunyi, ruangan yang dipakainya menjadi ramai karena pantulan suara alarm jam tua miliknya.

'Saatnya bangun, Anata!'

Naruto melihat jam tua itu dengan tatapan sendu. Suara Shion kembali terngiang ditelinganya, namun alarm itu kini bukan untuk membangunkan Naruto dari tidurnya melainkan mengingatkannya untuk mengurus sesuatu malam ini.

Segera pria pirang itu menekuk tangannya lagi dan melompat salto depan, Naruto memakai celana dan kemeja hitam miliknya yang sudah tertata rapi dimeja tengah.

Dalam waktu 1 menit Naruto telah siap berangkat menuju suatu tempat.

"Korban pertama, akan ku eksekusi" gumam Naruto.

Naruto mengambil katana kecil miliknya dan pergi meninggalkan tempat persembunyiannya.

..

. .

..

. .

..

. .

..

. .

Disebuah gedung tinggi, terdapat banyak hiasan lampu berkelap-kelip ditambah suara bising yang memekakkan telinga. Gesung itu sangat ramai untuk malam hari ini, bahkan beberapa orang terlihat bergoyamg engan pasangannya, minum-minum hingga mabuk bahkan ada yang melakukan hal tak senonoh di pinggir gang.

Naruto memasuki gang kecil dan memasuki gedung lewat pintu belakang.

Pria pirang itu dengan tenang berjalan menyusuri lorong gedung tersebut sebelum memasuki ruang utama gedung itu.

Naruto melihat jam tangannya dan bersembunyi di pertigaan lorong gedung tersebut, mata biru safirnya menatap 3 bodyguard yang menjaga pintu khusus tamu VIP.

Naruto mengeluarkan sepucuk revolver bersama peredam. Naruto setelah selesai memasang Revolver tersebut barulah dia langsung menghampiri 3 bodyguard tersebut. Seorang bodyguard mencoba menghentikan Naruto

"Berhenti, kau tak bo…"

DHUP DHUP DHUP

Tiga boyguard itu langsung terkapar saat Naruto melewati mereka. Naruto mendobrak pintu masuk dan matanya menemukan targetnya sedang bercumbu dengan seorang wanita dan terkejut bukan kepalang SETELAH Naruto menobrak pintu tersebut..

Naruto menembak kepala orang itu secara langsung tanpa ragu-ragu.

DHUP DHUP DHUP

"KYAAAAAAAAAAAAAAA!" wanita yang tadi di cumbu pria yang dibunuh oleh Naruto langsung berteriak kencang.

Naruto segera pergi tanpa mempedulikan teriakan ketakutan wanita tersebut.

Pria pirang itu bergumam pelan, " Ishidate telah di eksekusi"

..

. .

..

. .

..

. .

..

..

. .

..

Bersambung….