Hajimemashite^^
Fanfic SasuHina yang baru, dan akan menggunakan tema 'lemon'
karena masih chap awal belum ada lemon nya, jadi dibawah umur tidak boleh baca^^
Chap pertama Sasuke dan Hinata belum saling kenal, mereka akan saling kenal di chap kedua.

Enjoy it^^


MASASHI KISHIMOTO


"Sasuke jangan lupa, hari ini kau ada pertandingan jam 10 malam nanti" Shikamaru terlihat sibuk memperhatikan kertas yang berisikan jadwal balapan temannya. Seorang pemuda yang dipanggil 'Sasuke' hanya menyahut dengan gumaman tidak jelas, mata kelamnya terus memperhatikan layar laptop miliknya.

"Kali ini kau harus menang lagi Teme! kita taruhan cukup besar dibalapan malam nanti" Naruto masih sibuk mengotak-atik mesin mobil, dia terlihat sangat fokus. Dan Sasuke hanya kembali menyahut dengan gumaman, dia terus melihat-lihat gambar mobil Nissan Skyline GT-R. Sasuke berniat untuk membeli mobil baru sebagai koleksi pelengkap mobil sport nya sekaligus dia gunakan untuk balapan.

Uchiha Sasuke, seorang driver muda yang kaya raya. Dia merupakan salah dati driver balap liar yang berpengaruh pada kehidupan malam kota Tokyo. Dia tidak pernah kalah dalam setiap balapan, selalu menang dalam setiap pertandingan, dan selalu mendapatkan mobil-mobil baru dari lawan nya yang telah kalah.
Sasuke membentuk sebuah perkumpulan besar untuk hobi gilanya ini. Sasuke menamainya 'Devil Drift', kelompok ini dipimpin oleh dirinya sendiri, dengan anggota yang berisikan sahabat-sahabat terdekat nya yang juga paham dalam mengurusi supercar.
Karir Sasuke cepat naik daun juga bukan karena dia tampan, kaya raya, ataupun pintar dalam lintasan trek- melainkan juga karena dia berandal dan liar. Sasuke sering menghabiskan malam di club malam jika tidak ada balapan. Dia akan menyewa perempuan bayaran untuk melayani nafsu sex nya selama semalaman penuh, Sasuke juga senang mabuk-mabukkan, dia sering membuat ulah disekolahnya tapi pihak sekolah tidak mampu berbuat apa-apa karena sekolah itu di donaturi oleh Uchiha Fugaku- ayah dari Sasuke.

.

.

That's Devil But I Love Him

.

.

"Hinata, ayolah temani kami nonton balapan nanti malam" Sakura masih berusaha membujuk salah satu sahabatnya untuk ikut menonton balap liar bersama dirinya dan Ino.

"A-aku tidak akan di ijikan keluar semalam itu Sakura-chan" Hinata mengerucutkan bibirnya. Mengingat dia mempunyai kakak laki-laki yang sangat over protektif, mana mungkin Hinata di ijinkan keluar jam 10 malam.

"Aku yang akan membujuk Neji-Nii, atau mungkin kau harus berbohong padanya" Ini memperlihatkan tatapan puppy-eyes andalannya ke Hinata.

"Ino-chan j-jangan menatapku seperti itu" Hinata langsung menepuk pelan pipi Ino, dia tidak suka dipandang dengan tatapan memelas, karena hatinya akan langsung menjadi iba.

"Hinata, kita para gadis itu wajib menonton balapan itu, akan ada banyak pria-pria tampan disana" Sakura mulai membayangkan kalau dirinya akan bertemu driver tampan yang akan mengajak dirinya berkencan.

"A-akan ku usahakan" Hinata menunduk lemas. Di hirupnya oksigen dalam-dalam, dia tidak percaya dengan apa yang barusan dia katakan. Sebenarnya dalam hati gadis Hyuuga itu, dia juga ogah-ogahan untuk pergi melihat balapan malam hari dijalanan Shibuya. Hinata jauh lebih suka menghabiskan waktu malam nya untuk sekedar membaca komik ataupun novel kesukaannya. Tidak seperti kedua sahabatnya ini, Sakura dan Ino begitu senang menonton balap liar sampai tengah malam. Bahkan Hinata heran, bagaimana bisa Sakura dan Ino selalu mengendap dan kabur dari rumah tanpa ketahuan orangtua mereka? Hinata selalu geleng-geleng kepala jika memikirkan hal itu.

"Baiklah, aku dan Sakura akan menunggu didepan rumahmu tepat jam 10 kurang 5 nanti malam. Jika Neji tetap tidak mengijinkanmu, maka yang harus kau lakukan adalah mengendap-ngendap untuk dapat keluar rumah. Kau mengerti Hinata?" Ino mencengkram kuat pundak Hinata, mata aquamarine nya metatap serius ke arah mata amethyst Hinata. Dengan gemetar, Hinata menganggukan kepalanya.

"Bagus! huwaaaa sudah tidak sabar rasanya" Sakura memeluk Ino dari samping.

"Aku harus dandan cantik malam ini" Ino meraih cermin kesayangan dari dalam tas kuning miliknya.

"Aku yang akan jauh lebih cantik" Sakura pun langsung merebut cermin dari tangan Ino. Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk debat memperebutkan sebuah cermin, Hinata hanya menepuk keningnya melihat kelakuan dua sahabatnya ini.

.

.

That's Devil But I Love Him

.

.

"Niisan" Hinata mendekati kakak laki-laki nya yang sedang asyik menonton televisi. Yang dipanggil pun menoleh, Neji menepuk tempat kosong disampingnya. Tanpa pikir panjang, Hinata segera duduk manis disamping Neji.

"Aku ingin menginap dirumah Sakura-chan" Hinata berusaha agar berbicaranya tidak gagap, karena Hinata tahu Neji pasti akan berpikir kalau dirinya berbohong jika berbicaranya gagap- ya walaupun memang Hinata sedang berbohong.

"Kenapa harus menginap?" Neji mulai memandang curiga ke Hinata.

"Orangtua Sakura-chan sedang pergi ke luar kota, dia takut jika harus sendirian, lagipula Ino juga ikut" Hinata merasa seakan jantungnya ingin meloncat keluar, Hinata tidak terbiasa untuk berbohong, bahkan sebelumnya dia tidak pernah berbohong.

"Hah~ baiklah aku ijinkan, tapi aku yang antar kerumah Sakura" Neji meraih remote dan mulai mengganti-ganti chanel tv, dia juga mulai memandang bosan ke arah televisi besarnya itu.

"T-tidak perlu Niisan! Sakura dan Ino yang akan menjemputku"

"Baiklah terserah kau saja Hinata. Tapi aku tidak ingin kau besok telat ke sekolahm kau juga tidak boleh tidur larut malam, kau harus memakai selimut jika udara mulai terasa dingin, kalau kau lapar malam hari cepat bangunkan Sakura, kau juga t-..."

"Niisan aku hanya menginap satu malam saja, kau tidak perlu berlebihan seperti itu" bukan bermaksud tidak sopan karena memotong pembicaraan orang yang lebih tua, tapi menurut Hinata, Neji terlalu berlebihan.

"Hehehehe maaf maaf" Neji menggaruk bagian kepalanya yang tidak gatal. Seperti itulah Neji, dia selalu over protektif jika menyangkut kehidupan kedua adiknya- Hinata dan Hanabi.

"Terimakasih telah mengijinkanku Niisan" Hinata memeluk erat Neji. Dia tersenyum senang, padahal dalam hatinya Hinata merapalkan kata maaf berkali-kali karena telah membohongi kakak nya demi menonton balap liar bersama Sakura dan Ino.

'Aku adalah adik yang kurang ajar' batin Hinata.

.

.

That's Devil But I Love Him

.

.

"Hinata ayo cepatlah sedikit" Sakura menggandeng tangan Hinata, di ikuti Ino dibelakang. Mereka telah sampai pada tempat perkumpulan dimana para driver balap liar berkumpul. Salah satu jalan di Shibuya menjadi magnet bagi remaja-remaja, disana mereka akan bersenang-senang sampai larut malam tanpa ada ocehan larangan dari orangtua. Hinata sedikit tercengang ketika sampai disana, baru pertama kalinya dia melihat sesuatu hal yang belum pernah dia lihat. Banyak sekali supercar yang berjejer rapi dengan harga selangit, minuman keras ada pada disetiap genggaman para pria, gadis-gadis centil yang menari erotis dengan pakaian sangat sexy, dan banyak adegan ciuman panas yang dilakukan setiap pasangan tanpa rasa malu.

"Inikah tempatnya?" Hinata masih memperhatikan keadaan sekitar.

"Inilah yang namanya surga malam Hinata" Ino merangkul pundak Hinata guna untuk memberikan sedikit ketenangan pada sahabatnya ini.

"Sebentar lagi balapan nya akan dimulai. Lihat Hinata! Para driver sudah bersiap dengan mobil-mobil mereka yang super kencang" Sakura menunjuk ke arah deretan mobil yang sudah bersiap dibelakang tulisan garis 'Star'. Hinata mengikuti arah telunjuk Sakura, gadis Hyuuga manis itu mendapati lima mobil yang sudah berjejer. Mata amethyst nya memperhatikan satu per satu mobil itu, Hinata juga dapat melihat para driver tampan yang berada didalamnya.

"Mereka tampan semua ya" gumam Hinata.

"Hinata, mobil putih yang itu, kau lihat?" tanya Ino dengan posisi yang masih merangkul Hinata, dan direspon anggukan pelan oleh Hinata.

"Aku yakin, dialah yang akan menjadi pemenangnya" kata Ino dengan nada mantab dan percaya diri.

"E-eh? K-kenapa? P-pertandingannya kan belum dimulai" Hinata tampak heran, dia memandang ke arah wajah Ino yang terus memandang ke arah mobil putih tersebut.

"Karena dia adalah Uchiha Sasuke" kali ini Sakura yang menjawab pertanyaan Hinata.

"Hah? U-Uchiwa a-apa?" Hinata mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Uchiha Sasuke, Hinata~" Ino memutar bola matanya, dia tidak menyangka jika Hinata tidak paham dan tidak mengenal seorang Uchiha Sasuke.

"Dia merupakan driver paling tampan dan kaya raya yang masih duduk dibangku 2SMA di Suna High School. Dia tidak pernah kalah dalam setiap pertandingan, Sasuke juga tidak akan mau bertanding jika nilai uang taruhan tidak sampai angka U$50.000" Sakura dengan senang hati menjelaskan siapa itu Uchiha Sasuke.

"A-apa?" Hinata seakan terkena serangan jantung begitu mendengar nominal taruhan yang begitu besar, mata amethyst bulan nya memandang ke arah pria yang berada didalam mobil putih Lamborghini Aventador.

"Balapan akan segera dimulai!"
Ratusan pasang telah bersiap untuk menyaksikan seberapa kencang mobil-mobil itu berlari. Suara derungan mesin dari setiap mobil mulai terdengar, itu bagaikan suara petir yang menggelegar dimalam hari. Seorang gadis tengah berdiri beberapa didepan garis 'Star', dengan nada centilnya gadis itu berkata...

"Bersedia,
Siap,
Mulai!"

Bra berwarna pink yang dia kenakan dilepas lalu dilempar ke atas, itulah tanda dimulainya pertandingannya.

Suara decitan ban mobil dengan aspal halus terdengar jelas, ke lima mobil melaju dengan kecepatan penuh. Ke lima driver itu mempunyai strategi masing-masing agar dapat memenangkan pertandingan. Masing-masing spidometer bergerak meroket ke angka yang tertera paling ujung, adrenalin berpacu dengan sangat cepat seiring dengan injakan pada pedal gas yang dilakukan, otot-otot para driver itu mulai mengencang disertai pegangan yang semakin erat pada setir mobil, dan tak lupa seringai yang terbentuk dibibir merah mereka.

Hinata terus mengikuti arah kemana mobil-mobil itu melaju, gadis itu berdecak kagum melihat ke lima supercar tersebut melesat dengan cepat layaknya kilat. Lambat laun pandangannya tak lagi menangkap supercar tersebut.

"E-eh? K-kemana perginya mobil-mobil itu?" Hinata tampak keheranan.

"Tunggu saja Hinata, lihat dari arah sana, lalu kita akan tahu siapa pemenangnya" Ino memandang ke arah yang berlawanan dengan arah pergi nya mobil-mobil cepat tadi, tak jauh dari sana terlihat garis bertuliskan 'Finish'.

"Sasuke-kun pasti menang" Sakura mengepalkan kedua tangannya ke atas disertai dengan jingkrakan kecil dikakinya.

Tak lama kemudian, dari kejauhan mata Hinata mendapati salah satu mobil yang mulai terlihat. Dia menyipitkan mata bulan nya untuk memperjelas penglihatannya, tak butuh waktu lama bagi Hinata untuk tersentak setelah mengenali itu mobil siapa.

"I-itu Uchiha Sasuke" gumam Hinata.

Mobil putih Lamborghini Aventador melaju sangat cepat menembus garis finish. Banyak orang mulai berhamburan ke tempat mobil Sasuke, untuk sekedar memberikan ucapan selamat ataupun bersorak ria karena telah memenangkan pertandingan.

"Kau hebat Sasuke!" seru Kiba, pemuda dengan tato segitiga disetiap pipi nya itu merangkul Sasuke lalu memberikan minuman kaleng kepada Uchiha tampan tersebut.

"Seperti biasa~ selalu cepat dan tepat!" Naruto menyeringai lebar, tidak sia-sia pemuda Uzumaki itu bergadang dan memperoleh tanda hitam dibawah matanya hanya untuk mempersiapkan mesin mobil berkekuatan tenaga kuda.

"Baiklah, aku akan menemui panitia lalu meminta uang U$75.000 milik kita" Shikamaru segera berlenggang kelau dari para kerumunan yang masih dengan setia mengerubuni Sasuke. Sedangkan Sasuke sendiri tidak berkomentar apa-apa, dia sudah sering menang jadi sudah menjadi hal biasa baginya.

"Kyaaaaa~ Sasuke-kun benar-benar hebat" Sakura menjerit manja, rasanya dia ingin sekali memeluk tubuh Sasuke yang berjalan melwatinya. Hinaya hanya terus diam saat Sasuke lewat, menurut Hinata, Sasuke sedikit menyeramkan. Mata kelam ditambah dengan wajah dingin Uchiha tampan itu membuat Hinata sedikit bergidik mgeri. Sedangkan Ino tidak terlalu tertarik dengan pesona Sasuke, Ino jauh lebih tertarik pada Sai- sepupu Sasuke yang juga sering ikut balapan di jalanan Shibuya ini.

Sakura dan ino langsung berlari kecil mengikuti kerumunan Sasuke. Saat Hinata ingin menyusul, dia merasakan ingin buang air kecil, jadi Hinata mengurungkan niat untuk menyusul kedua sahabatnya dan lebih memilih untuk mencari toilet umum.

"A-apa tidak ada t-toilet disini?" Hinata bertanya pada drinya sendiri, dia terus celingak-celinguk mencari tempat bertuliskan 'Toilet'. tapi Hinata tidak kunjung menemukannya.

"P-permisi, a-aku ingin b-bertanya, d-dimana toilet nya?" Hinata berusaha menahan pipis nya sat bertanya dengan pemuda bertubuh tambun yang berada didekatnya.

.

.

.

.

TBC

Review kalian adalah penyemangatku^^