Tittle : Fate of Red String

Main Cast : Oh Sehun, Lu Han

Other Cast : EXO MEMBER

Pairing : Main!HanHun & More coming soon

Genre : Romance, Fantasy, Hurt & Comfort

Rated : T

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Typo bertebaran. Don't like, don't read ! Don't be a silent reader and plagiat my story.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Pure from my idea and a little based on Anime ' Fushigi Yuugi '.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Chapter one : Sehun

Gadis dengan surai warna warni nya itu merutuk kesal saat pergerakannya terbatas dengan adanya gaun besar membaluti tubuh mungilnya. Mata hitam nan pekat sepekat kelamnya malam kini menjeling kesal ke arah sosok lelaki yang menyandang sebagai status teman dekatnya. Hidung kecil tetapi mancung itu seolah menyempurnakan lagi pahatan indah ciptaan Tuhan. Manakala bibir tipis dan semula jadi berwarna merah jambu tanpa sebarang olesan gincu sedang mempout kesal.

" Hey, Snow White tidak ada yang cemberut seperti mu, Sehunnie." Nada itu terkesan menggoda, seperti sengaja ingin menyakitkan hati sang gadis.

Sehun, gadis itu menghentak kakinya kesal. Mengabaikan tatapan daripada beberapa krew teater untuk ulang tahun kampus mereka itu, ia menatap tajam kepada sosok temannya.

" Jongin, ini tidak adil. Kau tidak bisa mengancam ku semata-mata untuk gitar limited edition itu !" Bentaknya, bukan berniat ingin marah hanya sedikit kesal.

Jongin terkekeh pelan. Tubuh atletis itu dibaluti dengan kostum dari cerita dongeng Peter Pan. Tubuh nya yang tinggi seolah menutupi tubuh mungil Sehun saat lelaki itu merangkul pundak sang gadis.

" Ayolah, Sehunnie. Sehabis saja teater ini, aku sudah berjanji kan untuk membeli kan mu gitar itu ? Tidak bisakah kau menjadi sedikit feminin,Tuan Puteri ?"

" Astaga ! Jika saja bukan karna gitar itu, jangan pernah bermimpi untuk melihatku seperti ini !" ucapnya sembari menatap sang teman tajam. " Dan kenapa harus Snow White ?! Kau tau betapa aku membenci dongeng kan ?!"

Tidak bisa dikontrol, Jongin meledakkan tawanya. Memegang perutnya karna saking melihat wajah imut Sehun cemberut, mengekspresikan bahawa betapa ia membenci memakai gaun Snow White itu.

" Jadi kau mau tukar karakter ? Kau bisa meminta Krystal sunbae untuk menukarnya. Bagaimana kalau menjadi Wendy untukku saja ?"

Sontak sang gadis membuat ekspresi ingin muntah. Ia memutar bola matanya sok kesal. " Lebih baik aku menjadi katak saja."

" Oii, kau menyakiti ku, Sehun. Jadi Tinkerbell saja, Tinkerbell untuk pangeran setampan ku." Nada bicara nya sedikit narsis.

" Lebih baik jadi pokok. Dan sumpah, Jong, kau tidak tampan. Sedikitpun tidak. Aku heran kenapa Krystal sunbae dan eonniedeul yang lain sibuk mengejar lelaki jelek seperti mu."

Pletak

Sehun mengusap jidatnya yang ditepuk oleh Jongin. Ia menjeling tajam kepada temannya itu.

" Sakit, bodoh !"

Jongin mendengus kesal. " Pasalnya kau buta sekali ! Apa kau tidak lihat betapa ketampanan teman mu ini sudah berhasil merampas semua hati para gadis di kampus kita ?!"

" Yucks, Jong. Down to earth, kau tidak mau gitaris handalan mu ini keluar dari band kan ?"

Ohh iya, Kim Jongin menubuhkan sebuah band dengan Sehun menjadi gitarisnya, Park Chanyeol sebagai drummer, Jongin sendiri adalah gitaris utamanya dan sebagai penyanyi nya juga.

" Oh Sehun, aku bisa mencari gitaris lain."

Sontak mata hitam itu membulat. Ia menatap sok kaget kepada temannya. " Kim Jongin, kata-kata mu. Ohh tidak. Sakitnya tuh di sini, Jongin." Ucapnya sembari menyucuk dada kirinya di mana jantungnya berdetak.

Giliran Jongin untuk memutar bola matanya. Ia merusak surai pelangi. " Kau berlebihan, Sehun."

" Sehun !"

" Okay, Sehun. Young Gi eonnie ingin memperbaiki kostum mu. Kau watak utama dalam teater ini. Tidak bisa cacat walau satu noktah sekalipun."

Krystal berteriak kecil memanggil Sehun menyebabkan gadis itu menoleh ke belakang.

Ia melepaskan desahan lemah. Jongin yang melihatnya hanya mampu tercengir.

" Hey, cheer up ! Gitar limited edition untuk mu sudah sedia menunggu. Jadi, jadilah Snow White yang cantik, okay ?"

Mendengar gitar limited edition itu membangkitkan sedikit semangatnya. Dengan senyuman lebar nan manis, ia memeluk lengan berotot milik temannya.

" Kau sudah berjanji kan, Jong. Jja, aku pergi duluan. " dan berlalu menuju ke arah krew teater yang sibuk memperbaiki kostum, karna beberapa hari lagi ulang tahun kampus akan berlangsung.

Mata Jongin tetap melekat kepada sosok teman. Sehun yang sesekali tersenyum kepada beberapa teman mereka yang lain. Sehun yang cemberut sewaktu kostum nya diperbaiki. Sehun yang ketawa besar saat para sunbae mengatakan sesuatu yang lucu.

Tanpa sadar ia mendesah lemah. Melarikan pandangannya dari sang teman dan lebih memilih untuk mengeluarkan ponselnya.

Oh Sehun, teman semenjak mereka kecil. Gadis yang memiliki surai pelangi itu tidak seperti gadis yang lain. Saat gadis lain lebih memilih menggunakan one piece dress untuk mempamerkan tubuh indah mereka, Sehun malah lebih memilih untuk menggunakan hoodie saja. Beruntung jika ia menggunakan loose top yang sedikit keperempuanan. Bahkan gadis itu hanya memiliki susunan sneaker, sangat berbeda dengan gadis-gadis lain. Sikapnya juga tidak berpura-pura, selalu berbicara mengikut apa yang ada dalam pikirannya. Jangan lupakan selera makannya yang besar. Hidung mancung nan kecil itu bisa mencium bau makanan dari lima kilometer dan anehnya seberapa banyak yang ia makan, tubuh mungil nya tetap tidak berubah. Tetap mungil dan imut.

Sekali lagi ia mendengus lemah. Melirik ke arah Sehun untuk sekian kalinya.

" Sehun, kenapa kau tidak peka dengan perasaan ku ? Dasar gadis bodoh."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sehabis saja latihan untuk teater ulang tahun kampus, mereka - Sehun dan Jongin - memutuskan untuk singgah ke kafe milik kakak perempuan Chanyeol sekaligus tempat di mana menjadi kerja sampingan mereka.

Hey, mereka bernyanyi di situ.

Sehun menutup laju loker kecilnya sebelum menyandang tasnya ke bahu. Hoodie putih dengan tulisan ' WILD AND YOUNG ' itu kelihatan besar di tubuh mungilnya. Surai pelanginya di ikat seperti bun dan kaca mata sedikit besar menutupi mata indahnya. Setelah memasangkan sneakernya dengan benar, Sehun berlari kecil menuju gerbang utama kampus. Tidak lupa memberikan senyuman kepada siapa siapa yang menegurnya.

Begitu melihat sosok lelaki bersurai hitam kelam sedang berdiri di sisi gerbang utama, senyuman terukir di bibirnya.

" Jongin !" Panggilnya bersama eyesmile imutnya. Ia merangkul lengan berotot milik temannya itu sebelum mereka memulaikan langkah.

" Mana gitar mu ?"

" Kau lupa ? Chanyeol menyimpan nya untukku. Katanya ia ingin meneliti gitar ku sebelum melakukan persembahan malam ini. Emangnya kenapa ?"

Jongin menggeleng kecil. " Tidak. Hanya sedikit aneh. Kau kan sering membawa gitar itu. Emangnya tidak berat ya ? Lagian kau kan yeoja, Hun. Bertindak lah seperti yeoja."

Sehun mempout bibirnya kecil. Ia menjeling tajam kepada Jongin yang berusaha menyembunyikan senyuman jahilnya itu.

" Aku kan sudah bilang, Jong. Jangan membangkitkan soal ini. Lagian, apa kau menyesal atau malu berteman dengan ku ?" Tanyanya bersama tatapan mata menyelidik. Langkah mereka tetap beriringan.

" Pabbo !"

" Yakk, siapa yang kau bilang bodoh, idiot ?!"

Sehun mengejar Jongin yang sudah berlari ke depan. Meskipun merasa kesal, senyuman diselangi dengan tawa kecil terhias di wajahnya. Oleh kerana kakinya yang sedikit pendek dari Jongin, jadilah ia lambat sampai ke kafe milik kakak Chanyeol itu. Bunyi dentingan loceng jelas kedengaran saat ia membukanya sedikit kasar, membuatkan beberapa orang pelanggan melihatnya kaget.

" Oii, kau ingin membuat pelanggan noona ku lari ?"

Suara dalam milik temannya yang satu lagi itu, siapa lagi kalau bukan Chanyeol membuatkan dia tercengir. Dengan senyuman malu, ia menuju ke meja kasier di mana Chanyeol bertugas di sana.

" Aku mau Choco, Yeol. Bikin sedikit manis."

Tokk

" Jangan sesuka mu mengarah ku, gadis pendek. Jika noona mendengarku, dia bisa-bisa memecatku sekarang juga."

Sehun dan Jongin tersenyum miring. " Itu kan bagus !" Ucap mereka kompak sebelum mentertawakan teman mereka itu.

Chanyeol mendengus kesal. Ia meninggalkan duo itu untuk membuat Bubble Tea pesanan Sehun. Merutuk sembari menyiapkan nya.

" Hey, Yeol. Bikin seikhlas yang mungkin. Bisa-bisa rasanya jelek nanti. " goda Sehun diiringi dengan senyuman jahilnya.

" Lebih baik kalau kau taruh sedikit racun, Yeol. Bikin gadis ini bertindak selayaknya seorang gadis."

Tanpa bisa ditahan, Chanyeol tertawa kecil. Ia kembali ke meja kasier dan menyerahkan Bubble Tea buatannya itu kepada satu-satunya gadis yang ada di sana. Meskipun dengan wajah cemberut, Sehun tetap menerimanya. Menyedotnya pelan sebelum melirik kepada Jongin dan Chanyeol yang sedang berbicara soal band mereka.

Soal band huh ?

Buru-buru ia meletak cup Bubble Tea itu.

" Aku lupa membawa skrip untuk teater kampus ! Astaga, aku ke kampus duluan !"

" Hey, Sehun !"

Tidak menghiraukan panggilan dari Jongin itu, ia berlari keluar kafe. Beruntung kafe milik kakak nya Chanyeol dekat dengan kampus. Memudahkan nya untuk segera sampai ke kampus.

Sehun langsung menuju ke bilik teater di mana ia terlupa membawa skrip penuh untuk wataknya sebagai Snow White. Tanpa menghidupkan suis lampu, ia meraba meja di mana dia yakin meletak skrip itu tadi. Membeleknya berulang kali sebelum dia yakin skrip itu adalah miliknya barulah Sehun mengambilnya.

" Hahh, Krystal sunbae bisa-bisa membunuh ku jika aku terlupa apa yang seharusnya aku katakan saat teater nantinya." Bebelnya seorang diri.

Krystal Jung, senior sekaligus pengurus teater untuk ulang tahun kampus itu garang meskipun terkesan sangat manis dan feminin. Surai coklatnya sangat halus dan beralun dan kaki jenjangnya sering terekspos gara-gara skirt pendek yang dia gunakan.

Jika harus di bandingkan Krystal dengan dirinya, huh, jauh sekali. Bagaikan langit dan bumi. Bagaikan air dan minyak, tidak akan pernah sama dari mana-mana sudut.

Terlalu larut dengan pikirannya, Sehun tanpa sadar berjalan jauh dari destinasi yang ingin ia tuju. Dengan ekspresi heran plus keliru, ia meliar kan pandangannya.

Aneh, Sehun bahkan tidak tau kampus mempunyai koridor sepanjang ini. Perlahan ia mengikut arah koridor itu.

Di Sini ~~

Ohh Tuhan.

Kampus ini berhantu ?!

Sehun baru saja ingin lari namun suara halus itu kembali memanggilnya. Memantapkan segala semangat yang sempat menghilang, Sehun kembali mencari sumber suara itu. Berdoa kepada Tuhan untuk tetap melindunginya dari segala hantu yang akan menyakitinya.

Begitu sampai di kamar yang paling hujung, Sehun memutar knob pintu itu dan menolak nya pelan.

Di sini ~

Samar sama kamar itu di penuhi dengam cahaya keunguan. Sehun baru saja ingin melangkah lebih namun pegangan di pundaknya itu membuatkan ia dengan pantas menoleh ke belakang.

" Apa yang kau lakukan di stor lama ini, Sehun ? Dan kenapa wajah mu seperti baru habis melihat hantu ?"

Kim Jongin !

" Kau mengkagetkan ku, Jongin !" Rengeknya pelan. " Aku mendengarkan sesuatu yang aneh. Dan melihat cahaya keunguan dari kamar ini, Jong." Lalu Sehun berpaling kembali. Berniat ingin melihat cahaya keunguan itu sekali lagi.

Deg

Deg

Kali ini kamar itu bertukar total. Jika tadinya ada cahaya keunguan sekarang kamar itu gelap. Kelam tanpa cahaya, hanya cahaya dari luar saja yang menerangi kamar menyeramkan itu.

" Jongin..."

" Sudahlah. Kau terlalu lambat di kampus. Aku terpaksa ke sini. Sekarang ayo pergi, kau sudah mengambil skrip mu kan ?!"

Sehun masih bingung. Berharap apa yang ia lihat tadi hanya lah mimpi saja namun itu mustahil sama sekali ! Sudah jelas ada cahaya yang menerangi kamar ini tadinya !

" Tapi, Jong. Kamar ini tadi ada cahaya keunguan."

Jongin menggeleng kecil. Ia merangkul pundak Sehun, sedikit memaksa gadis itu untuk bergerak meninggalkan stor lama yang dipenuhi dengan barang-barang yang tidak berguna.

" Kau mengelamun siang-siang, Sehun. Ayolah, Chanyeol sudah menunggu kita. Lagian, sebentar lagi mereka yang lain akan berkumpul untuk menonton kita."

Tidak.

Sehun menggeleng kecil. Masih dengan diheret oleh temannya itu, ia menoleh kebelakang. Kamar itu hampir tertutup. Dan sebelum kamar itu tertutup sepenuhnya, cahaya keunguan bisa dilihat dengan jelas.

Aneh.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Semenjak peristiwa di mana dia berada dalam kamar stor lama, Sehun sering merasakan seperti sedang diperhati. Tidak kurang juga suara halus itu seolah memanggilnya.

Namun, demi gitar limited edition yang akan dimilikinya. Sehun tegarkan bibirnya untuk tetap tersenyum. Hahh, memikirkan gitar baru saja sudah mampu membuat hatinya senang.

" Kau begitu menyukai watakmu sebagai Tuan Puteri, hmm ?" Jongin merangkulnya, tersenyum jahil saat melihat Sehun mempout bibir tipis nya.

" Aku lakukan ini semua karna gitar itu, Jongin. Jika saja bukan karnanya, jangan berharap untuk melihat ku memakai gaun besar ini." Bentaknya sedikit kesal.

Bagaimana ia tidak kesal ?

Gaun Snow White itu menyulitkan nya untuk bergerak. Surai pelanginya di biarkan terurai dengan mahkota bunga di puncak kepalanya.

Jongin sendiri harus mengakui, Sehun kelihatan sangat cantik. Mata hitam nya yang pekat itu begitu kontras dengan kulitnya yang putih, seputih salju.

Bahkan, ramai yang memujinya cantik dan semacam nya. Dan Sehun harus menahan telinga daripada mendengar segala pujian itu.

" Bersabarlah, Sehunnie. Jangan rusak kan suasana. Jadilah Snow White yang baik, okey ?" Tangannya naik mencubit gemas pipi tembam milik Sehun. Mengabaikan tatapan tajam daripada sang gadis.

" Baiklah, ayo lakukan ! "

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sehun melambaikan tangannya sok artis saat tirai pentas utama perlahan di tutup. Tepukan gemuruh masih kedengaran meskipun tirai mulai turun menutupi pentas, menandakan teater yang mereka hasilkan begitu sempurna dan mengasikkan.

Begitu tirai merah tertutup dengan jelasnya, krew-krew serta pelakon teater bersorak ria. Tidak kurang juga mengucapkan ' terima kasih ', ' kerjasama kalian sangat bagus ' dan sebagainya. Sehun tidak berhenti tersenyum.

" Tahniah, Snow White. Kau benar-benar berpotensi menjadi pelakon. Kau mau masuk ke kelab teater ?"

Sontak Sehun menggeleng pelan. " Krystal eonnie, aku sudah memilih musik. Lagian, semua ini hanya untuk menuruti kemahuan si Jongin kesayangan eonnie itu."

Krystal memerah saat mendengar nama Jongin meluncur dari bibir Sehun.

" Kau bisa saja. Tapi kau sangat sesuai menjadi Snow White, Sehun. "

Sehun tercengir. Aduh, apa yang mereka lihat sangat berbeda dengan apa yang dia lihat.

" Maaf saja, eonnie. Menjadi Snow White itu melelahkan. Sudahlah gaun nya besar, makan apel saja terus pingsan."

Pokk

Tepukan ringan di pundaknya itu membuatkan ia tercenggir.

" Sekali sekali jadilah yeoja, Sehunna."

Sehun mempoutkan bibirnya. " Aku memang yeoja, eonnie. "

" Maksudku, jadilah sedikit feminin."

" Huft, nanti aku menjadi feminin, bagaimana kalau Jongin menyukaiku, kau tidak mau kesayangan mu itu menyukaiku, kan sunbae ?"

Sontak Krystal membulatkan matanya kaget. Sehun yang melihat ekspresi berlebihan dari sumbae nya itu hanya mampu tertawa. Sebelum apa-apa terjadi, ia buru-buru melarikan diri.

" Yakk, Oh Sehun !"

Sehun ketawa besar. Mengabaikan wajah Krystal memerah dan lebih memilih untuk menyalin pakaian nya secepat yang mungkin. Ia memberikan senyuman saat ada yang mengucapkan ' selamat ' untuknya karna berhasil membawa watak Puteri tidur itu dengan baik.

Mata hitamnya meneliti sekelilingnya, mencoba untuk mencari sosok teman. Namun nihil, surai cokelat milik temannya itu tidak kelihatan. Sehun mengeluarkan ponselnya, berniat ingin menghubungi Jongin.

Sebelum ia sempat menekan butang memanggil, Jongin duluan meneleponnya.

" Sehun ? Maafkan aku. Sehabis saja teater, aku buru-buru pulang ke rumah. Noona ku memerlukan bantuan ku. Soal gitar mu itu, jangan khawatir. Secepatnya kau akan mendapatkannya, gadis jelek."

Belum sempat ia ingin membahas lebih panjang, Jongin sudah menutup panggilannya. Sehun merutuk kesal sembari menaip dengan laju di atas ponselnya, menghantar pesanan tidak apa kan ?!

Keasikan dalam berbalasan pesanan dengan Jongin, Sehun tidak sadar sudah berjalan jauh dari destinasi yang ingin ia tujui. Ia malah tersasar menuju koridor kampus di mana ia temui beberapa hari yang lalu.

" Ini kan tempat di mana cahaya ungu itu datang." Bisiknya entah pada siapa. Mengabaikan bunyi ponselnya yang menandakan Jongin membalas pesanan nya, Sehun berjalan pelan menuju kamar itu lagi.

Di sini~

Naa kan, meskipun sedikit menyeramkan, Sehun gagahkan juga dirinya untuk memutar knob pintu dan memasuki kamar stor itu.

Cahaya keunguan sekali lagi bisa ia lihat dengan jelas.

" Kenapa Jongin tidak bisa melihat cahaya ungu ini ?"

Merasa ketakutan menyelubungi dirinya, Sehun berniat ingin menoleh kembali namun suara itu seperti menghalangnya.

Mengumpul kembali keberanian yang sempat berkecai, Sehun mendekati sumber cahaya keunguan itu.

Ia menghembus nafas lega saat melihat hanya sebuah tangga yang menghubungkan jalan ke bawah tanah kampus itu.

" Astaga, Sehun. Kau sempat takut dengan tangga ini ? Melucukan sekali." Bisiknya konyol. Ia baru saja ingin melangkah pergi namun seperti ada yang menolaknya masuk ke ruangan itu.

" Kyaaaaa !"

Sontak matanya membulat. Tidak, aku belum siap jika harus mati sekarang !

Mama, papa. Maafkan anakmu yang sering nakal ini. Maafkan anakmu yang imut ini. Jongin, ku rasa kau harus mencari gitaris baru setelah ini. Dan Snow White, maafkan aku karna mengutuk mu sejak tadi.

Sehun mengatup matanya erat. Menunggu saat tubuhnya akan terhempas di bawah kampus itu. Miris sekali, dia pasti akan menjadi hantu kampus setelah ini.

Tubuh mungil itu berterbangan di udara, hanya menunggu untuk terhempas saja namun ada sedikit kelainan.

Kapan akan terhempas ? Soal hati kecilnya. Sehun memaksa kan matanya untuk terbuka dan kaget dengan apa yang dilihatnya.

Sekelilingnya seperti terowong, tidak ada tangga mahupun konkrit. Sekelilingnya hanya dipenuhi dengan rumput menghijau dan beberapa bunga warna warni yang kecil.

Ohh tidak, kenapa semua nya seperti mimpi ?

Mama, Papa, selamatkan anak mu !

Sehun menutup matanya erat saat ia sudah terhempas. Dan anehnya, sedikit pun tidak terasa sakit. Ia membuka pelan matanya dan sontak melopong melihat apa yang ada di depan nya.

" ..."

Meskipun Sehun sendiri membenci cerita dongeng, namun ia masih mengingati taman-taman yang sering mama nya cerita kan sewaktu ia masih kecil.

" Aku belum mati lagi kan ?" Mulutnya melopong melihat keindahan yang ada di depan matanya itu. Begitu indah dan harmonis sekali.

Taman itu luas dipenuhi dengan bunga warna warni. Langit nya cerah dengan burung berterbangan di udara. Suasana nya nyaman sekali sangat berbeda dengan dunia nya.

Dunia nya ?

" Aku di mana ?" Soalnya entah pada siapa. Meskipun rasa kagum itu belum bisa lari, namun rasa ingin tahu nya lebih besar dari rasa kagum itu.

Sehun melirik ke atas dan hanya menemukan bunga sakura. Bukan tangga ataupun tempat stor penyimpanan barang. Ia mengeluarkan ponsel, berniat ingin menelepon Jongin namun nihil. Sinyal tiada.

" Kenapa tak ada sinyal saat aku membutuhkan mu, wahai ponsel ku ?!"

Sang gadis mendengus lemah. Gaun Snow White yang menyukarkan pergerakan nya itu terasa begitu menyebalkan saat ini. Ia mengangkat hujung gaun, berniat ingin mencari sebarang pertolongan.

Hahh, mungkin ini cuma mimpi. Dan bila ia terbangun nanti, mama nya akan membebel nya karna terlalu telat bangun.

Sehun mencubit sekuat hati pipinya dan apa yang ia dapat hanya ringisan kesakitan.

" Auwww, sakittttt." Adunya sembari mengusap bekas cubitan di pipinya.

Bukan mimpi !

" Mama ! Papa !"

Hanya deru angin lembut membawa suaranya.

Baru saja ia ingin melangkah pergi, hujung gaun nya seperti di tahan oleh seseorang. Sontak ia menoleh ke belakang.

" Selamat datang, Tuan Puteri. Kami sudah lama menunggu kedatangan mu."

Oh

My

God

Apa yang sedang berlaku ?!

Sehun jatuh tersungkur ke belakang dengan mulut melopong. Telunjuknya menunjuk sosok kecil di depannya yang sedang tersenyum ke arahnya.

" Jongin, tolong akuuuuu !" Teriakan histris menyebabkan beberapa ekor burung yang bertenggek di dahan pohon sakura it berterbangan di udara.

Sehun masih menatap takut kepada sosok di depan nya. Jantungnya berdetak dengan sangat laju.

Kenapa ?

Bagaimana ?

Apa benar ini realiti atau hanya mimpi saja ?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Yo ! Hehe, comeback dengan Fanfic baru. Aduh, maaf ya. Story lain aja belum siap malah bikin story baru lagi.

Hehe, anyway, bagaimana ? Apa kalian tertarik membacanya ? Apa Chiey harus berhenti menulisnya atau tetap teruskan ?

Sebenarnya cerita ini sudah aku tulis untuk Oneshot di Story Of Us, tapi terlalu panjang. Jadi, ingin nulis story by chapter.

Lastly, mohon review ya. Jangan jadi silent reader, Chiey mau tau banget pendapat kalian.

Thanks for reading.

XOXO

HUGS&KISSES