Title : My Secretary (the series) / part 2

Author : Inchangel ( Inchanxd)

Main Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun.

Genre : Yaoi NC-17, romance, pemaksaan.

Rating : M (tapi ada yang T juga, cuman lebih banyak M nya –

Malam hari mereka baru sepenuhnya tersadar bahwa tak ada satupun penerangan yang menjelaskan keadaan sekitarnya. Hanya bau-bau aneh dan peluh yang membuat seorang Chanyeol tersadar akan kelakuan bejatnya yang membuatnya kembali tersenyum merasakan himpitan erat rektum Baekhyun. Baekhyun yang berada dalam pelukannya pun sebenarnya sudah bangun namun masih ingin merasakan kehangatan dari seseorang yang sudah menghabiskan lebih dari setengah umur hidupnya di London sana.

"Baekhyunee, kita cari makan mau?" ajak Chanyeol. Baekhyun hanya mengangguk menuruti ucapan bos nya itu.

#####################

Sebuah mulut terpoutkan dengan sangat imutnya. Kaki kanannya yang terbalut celana kain berwarna biru tua menhentak-hentak cepat namun tak bersuara seperti yang dirasakan hatinya saat ini. AMARAH YANG TERPENDAM!

*BAEKHYUN*

"Yang ini juga menu andalan kami, tuan. Dengan daging sapi yang..." dan bla bla bla. Begitulah yang dijelaskan pelayan itu pada Chanyeol. Hanya. Pada. Chanyeol.

CIH!

Aku bukannya cemburu karena tidak dilayani olehnya, tapi aku cemburu karena pelayan wanita genit itu mendekati Chanyeol. Wanita genit itu menundukkan tubuhnya sehingga belahan dadanya yang tertutup sedikit oleh seragam pelayan yang kekurangan bahan itu terpampang jelas. Jujur saja, dia memang memiliki dada yang besar dan cukup berisi. Aku yang seorang namja pun jujur saja suka melihatnya. Tapi ini masalahnya beda!

Wanita itu secara SENGAJA memperlihatkan bagian tubuh nistanya itu ke wajah Chanyeol! Dan Chanyeol? Dia hanya tersenyum memamerkan lesung pipinya yang pasti membuat nya semakin tampan. BITCH PLEASE.

Aku termenung. Terdiam. Tersadar. Terasuki roh halus.

Bagaimanapun kami sesama namja. Aku jelas tahu dia menyukai pemandangan seperti itu. Bedanya adalah, disini ada aku yang notabene adalah kekasihnya yang baru saja direnggut keperjakaannya.

Tapi, sudah jelas pasti Chanyeol menyukai boobs seperti itu. Sedangkan aku? Jangankan dada, suara saja berat dan rendah. Beda dengan Kyungsoo, rekan kerjaku di hotel, yang memiliki suara tenor. Sering orang salah menyangka itu adalah suara seorang yeoja. Hhh..

"Baek? Baekhyunee ya?" panggil Chanyeol. Aku sadar dari lamunanku selain karena panggilannya itu juga karena aku sudah selesai melamunkannya.

"A-aku pulang dulu. Aku tak enak badan," ucapku penuh alasan. Penuh kebohongan.

Tiba-tiba badanku seperti tertahan karena sebuah tekanan kuat pada tangan kiriku. Chanyeol menggenggam tanganku erat, dan menjuruskan kedua bola mata elangnya itu kedalam mataku. Aku yang belum lama tadi dipandangi setajam itu saat di kamar jadi salah tingkah. Sekali lagi kutarik pelan, berharap ia sedikit tak waspada. Sial, sia-sia belaka.

"Aku sudah memesankanmu spagetti. Tak bisakah kau habiskan dulu makananmu? Toh aku sudah izin ayahmu soal malam ini. Anggaplah ini kencan pertama kita," jelas Chanyeol..

Kapan dia memesankannya? Aih, bukan itu intinya! Kencan pertama dimalam setelah pertama kali bertemu? Bahkan kami sudah melakukan 'itu'? Astaga, kau sudah GILA Byun Baekhyun!

"Dengar, meskipun kita sudah menjadi sepasang kekasih namun tetap saja aku belum mau menuju tahap 'itu'," jelas Baekhyun sambil melingkarkan tangannya di dada.

"Lalu? Kenapa tadi kau terlihat menikmati?"

"Oh yeah? Aku merengek-rengek minta selesai itu tanda menikmati, ya? Hohoho, sepertinya saja pintar, nyatanya...," ucap Baekhyun menggantung karena tak tahu harus menyelesaikannya dengan cara bagaimana.

"Nyatanya aku lebih pintar dari yang kau duga! Wajahmu memerah, tau?" ucap Chanyeol penuh kebanggaan. Baekhyun langsung kelabakan.

"Aish. Aku ke toilet dulu!" pamit Baekhyun.

.

..

..

"Aish. Aku ke toilet dulu!" ijin – yang lebih mirip dengan bentakan – ku pada 'bos' baruku.

Dia benar-benar orang yang kurang ajar. Baru juga hari pertama aku sudah dihajar habis-habisan seperti ini. Aih, badanku sakit semua pula. Apalagi tiap kali aku melangkah, rasanya perih sekali. Akh, rasanya aku masih belum kuat jalan.

"Baekhyunee? Gwaenchana?" tanya sebuah suara. Pasti dia.

"Ne. Gwaenchana. Hanya sedikit perih," bohongku.

"Lebih baik kau duduk saja. Pelayan, tolong ambilkan bantal duduk!" mintanya pada pelayan.

Aih, aku tak tahu apa yang dipikirkan pelayan wanita itu. Pastinya sudah berpikiran tentang hal-hal yang mungkin saja sudah kami lakukan hingga aku butuh bantal untuk duduk di bangku ini. Lihatlah wajahnya, memerah dan dan penuh kegugupan. Fujoshi baru, eoh?

Dia kembali duduk di tempatnya –seberangku—setelah mendudukkanku dengan benar dan dirasanya sudah pas. Kuperhatikan tiap gerak-geriknya. Chanyeol ... jujur saja, ia memang tampan. Ah, ani. Gentleman, bukan cuman tampan di wajah namun juga di sikap – kecuali untuk nafsunya.

"Baekhyunee? Kenapa memandangku seperti itu? Naksir ya?"

HWAD? Hampir aja aku tersedak ludahku sendiri.

"Y-ya! Mana ada!?" ujarku sedikit tak wajar. Tentu saja. Bahkan orang salto pun bisa jelas tahu kalau aku salah tingkah dibuatnya.

"Haha, ah spagettinya sudah datang. Terima kasih, Noona," ucap Chanyeol sambil tersenyum ramah pada gadis itu.

Meskipun memang Chanyeol bilang ia menyukai Baekhyun namun sejauh ini ia belum pernah diberikan senyuman seperti itu. Itu membuat Baekhyun sedikit... err, iri?

"Chanyeol-ssi, kenapa kau tersenyum mesum seperti itu?"

Aish! Byun Baekhyun! Kalau 'senyum mesum' sih kau sudah dapat! Bukan senyum mesum harusnya.. Aish..

"Yah, hitung-hitung untuk ganti uang tip," katanya tanpa mengalihkan pandangannya kearahku. HUH!

Eh, kenapa aku marah begini? Jangan bilang kalau aku mulai merasakan yang namanya cemburu. Duh, aku baru kali ini punya perasaan seperti ini. Benarkah ini namanya cemburu?

"Tapi aku tetap menyukaimu lebih dari apapun Baekhyunee. Sekarang makanlah, dan kita langsung pulang ke rumahku setelahnya."

..

..

..

Sesampainya di rumah Park Chanyeol.

Sepasang namja itu memasuki sebuah rumah yang dibilang cukup mewah. Tak tanggung-tanggung 6 pelayan wanita dan 2 pelayan pria menyambut kedatangan mereka di sisi kiri dan kanan. Mereka terlihat senang namun tetap sopan saat bos mereka sampai.

"Selamat datang Tuan Muda," ucap mereka bersamaan. Dan Chanyeol membalasnya sengan senyum.

Baekhyun memperhatikan *lagi* pelayan-pelayan wanitanya. Mereka mengenakan pakaian maid yang berenda bagian dada dan juga roknya. Meskipun hanya berwarna hitam dan putih, pakaian mereka terbilang cukup imut. Sedangkan yang pria seperti biasa mengenakan pakaian tuxedo dan dasi pita yang elegan dan sepatu hitam kulit membalut kaki panjang mereka.

Dengan terburu-buru, Chanyeol menarik Baekhyun kearah kamarnya. Pelayan-pelayannya hanya bingung dengan sikap Tuan Muda yang baru saja dilihatnya kemarin malam itu.

"C-Chanyeol ssi, tolong pelankan langkahmu. A-aku masih tak bisa berjalan secepat itu," ujar Baekhyun takut. Takut pelayannya sadar kalau ia baru saja di 'apa-apa'kan oleh Tuan mereka.

"Ah, mian, baby. Aku lupa," jawabnya lembut. Terkadang perlakuan Chanyeol yang sangat gantle itu sering membuat Baekhyun merona juga.

Meskipun mereka sudah sampai di kamar dan bersiap-siap tidur setelah Chanyeol sedikit melampiaskan hasratnya dalam menyentuh Baekhyun, Baekhyun masih saja memikirkan segala kemungkinan tentang Chanyeol, bos barunya itu. Bisa saja dia hanya pelampiasan sesaat karena Chanyeol punya cewek di London sana yang berselingkuh [A/N: Baekhyun belom tau soal Steph]. Atau mungkin karena hanya Baekhyun yang bisa menarik Chanyeol dari dunia Straight. Atau... Sebenarnya Chanyeol hanya mempermainkannya karena sedari tadi ia tak melakukan perlawanan?

"Baekhyunee,tidurlah. Besok setelah pulang kantor akan kuantar kau pulang."

"Ne," hanya itu jawaban dari Baekhyun.

'Mungkin aku harus melakukan itu. Untuk membuktikan apakah ia benar-benar mencintaiku atau hanya mempermainkanku.' Pikir Baekhyun

Tapi, kenapa Baekhyun repot-repot melakukan itu?

##########################

Esoknya, Baekhyun sudah bangun lebih dulu daripada Chanyeol. Pukul 5 pagi, memang pada jam-jam seperti inilah Baekhyun bangun biasanya. Karena tinggal hanya bersama ayahnya, ia seperti mengambil alih posisi ibunya di rumah itu. Ia merapikan piyama yang kebesaran untuknya, mengingat badan Chanyeol yang memang lebih besar darinya.

Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Kucuran air segar mulai memenuhi wastafel. Sebuah kaca bening bertengger di dinding tepat diatas wastafel itu. Baekhyun menyentuh wajahnya yang terrefleksikan di cermin. Jari-jari lentik yang tertanam di tangan kanannya itu mengusap pelan tiap lekukan dirinya yang terpantul di cermin itu.

'Kalau saja aku seorang yeoja, maukah ia menyentuhku seperti kemarin saat pertama kami bertemu?'

Jangan tanya kenapa Baekhyun bertanya seperti itu dalam hati. Bibit bunga kasih dan cinta yang ditanam Chanyeol kemarin telah tumbuh. Ia ingin menjadi spesial untuk Chanyeol. Tapi bagaimana?

Tiba-tiba, ia punya sebuah ide gila.

################################

*Chanyeol POV*

"Tuan.. Bangunlah, Tuan Muda," ucap seseorang sambil menggoyangkan tubuhku pelan. Badanku membelakangi orang yang memanggilku tadi. Bahkan saat bangun pun aku masih menghadap jendela kamarku yang tingginya melebihi tinggiku sendiri.

"Saya sudah menyiapkan air mandi tuan dengan ekstrak aroma terapi bunga jeruk dan melati. Teh merah dari Rumania telah saya seduh dan sebaiknya nda cepat cepat meminumnya sebelum kesegarannya terbawa oleh uap panasnya."

Siapa orang ini? Tak pernah ada pelayanku yang berani memberikanku cerama sebegitu panjangnya mengenai apa yang mereka bawa hari ini. Kuputar kepalaku, dan kalian takkan bisa membayangkan betapa kagetnya aku saat ini.

"B-Baekhyunee?"

Kalian tak boleh lihat ini! Baekhyun sangat manis dengan seragam maid yang seharusnya dipakai pelayan wanitaku. Sebuah bandana dari pita menghiasi rambutnya yang memang agak panjang. Terlihat seperti, gadis tomboy.

Ia tersenyum. Sangat manis.

" Saya rasa tuan terlalu pusing untuk bangun dari tempat tidur anda. Bagaimana dengan seteguk air putih?" tawarnya dengan menyerahkan segelas air putih padaku. Aku menerimanya dan mulai meneguk. Tetes demi tetes mengalir dari pinggir bibirku karena terlalu semangat meminumnya. Kulihat Baekhyun tak berkedip melihatku. Haha.

"Fuah! Ah, Baekhyunee aku mau buah itu," ujarku sambil menunjuk buah ceri yang menghiasi kue camilan saat mandi pagi ku. Ia melihat, lalu menunjuk dan menatapku seolah bertanya buah-yang-itu?.

Ia mengambil kue itu secara utuh dan membiarkanku mengambil buah itu sendiri. Aku memegang batang buah ceri itu. Kuusap-usapkan pada krim vanila dari kue itu.

"Duduklah," ujarku padanya. Ia duduk tepat disampingku. Karena rok, yang untuknya menjadi pendek, itu membuat paha putihnya terekspos saat ia mulai menduduknya dirinya senyaman mungkin. Aih...

Kudekati dirinya sambil membawa buah ceri yang berlumuran krim vanila dan krim buah apa itu aku juga belum tahu. Dengan gerakan seduktif, kusapu bibirnya itu dengan buah ceri. Seperti memakaikan lipstik, kuusahakan agar merata diseluruh permukaan bibirnya. Ia terlihat sedikit ketakutan namun ia juga menjilat sedikit krim itu hingga membuatku sedikit merinding karena terangsang.

Kulepaskan batang buah ceri itu dan membuangnya sembarang arah. Buah ceri merah ranum itu kuselipkan diantara kedua bibir tipisnya. Tanpa ba-bi-bu, langsung kulahap buah itu sekaligus bibir yang mengapitnya. Baekhyun cukup tersentak dengan kelakuanku, begitu juga dengan tanganku yang sekarang sudah meraba-raba punggungnya mencari zipper.

Intinya, kunikmati ciuman itu hingga tak ada satupun dari kami yang mau berhenti melumat. Kekurangan nafas? Bukan alasan untuk berhenti berciuman. Kami membuka mulut dan melepaskan tautan bibir kami namun tidak terlalu jauh sekitar 2 detik, lalu mulai memagut kembali hingga buah ceri dan krim itu habis tak bersisa.

Entah bagaimana bisa namun yang jelas saat ini sudah terpampang tubuh bagian atas Baekhyun yang masih tersisa bercak merah akibat sebelum tidur aku menandainya terlebih dahulu. Dan aku pun tak kalah eksotisnya. Kemeja yang sudah setengah terbuka, 3 dari 5 kancing yang terlepas, dan tangan Baekhyun masih di kepalaku mengacak-acak rambutku. Aku tersenyum. Senyum mesum.

"Kita pindah ke kamar mandi," ucapku sambil membantunya berdiri.

*Park Chanyeol POV end*

##############################

"Eungh... P-Park Chanyeol.. p-pelanh.. ah," rintih Baekhyun. Ia sangat tak suka dengan cara Chanyeol yang memaksa memasukkan penisnya itu kedalam dirinya dengan sangat terburu-buru.

"Oh.. Baekhyune.. Kau sang.. ath.. Ah...," bahkan Chanyeol tak bisa menyelesaikan kata-katanya. Dia menopang dada Baekhyun yang memunggungi dirinya dan tangan satunya bersender di dinding kamar mandi. Baekhyun menunggingkan badannya dan kedua tangannya bertahan di pinggiran bathup yang setinggi pinggangnya. Chanyeol membantu melebarkan jalur aksesnya (lubang Baekhyun) dengan mengangkat kaki kanan Baekhyun dan ditopangkannya di paha kanannya. Dengan cara ini juga ia mendapatkan spot yang baru dari lubang Baekhyun.

Baekhyun semakin mengeratkan pegangannya di pinggiran bathup. Wewangian aromaterapi yang keluar dari air hangat di dalam bathup membuatnya sedikit tenang tiap Chanyeol menyesakkan penisnya kedalam tubuhnya. Baekhyun sedikit mengaduh saat Chanyeol kesekian kalinya menubruk paksa titik tersensitif didalam tubuhnya itu. Dalam beberapa hentakan berikutnya, mereka mengeluarkan cairan sperma itu bersamaan. Sayang sekali mengotori bathup yang sudah diberi wewangian itu.

Badan Baekhyun menggelinjang kecil saat cairannya itu keluar ditambah cairan Chanyeol yang terus menerus masuk kedalam tubuhnya. Chanyeol,meskipun ia sudah klimaks namun tetap saja ia menggoda Baekhyun dengan mencium ringan seluruh tengkuk dan punggung Baekhyun.

"I love you," bisiknya di telinga Baekhyun. Lelaki cantik itu hanya menutup matanya seakan meresapi kata-kata itu, namun juga sedikit menarik diri karena menurutnya boss nya itu terlampau seksi hingga bisa saja ia kelewat batas.

"Kapan-kapan cosplay lagi ya? Request jadi...," sebenarnya Baekhyun sudah mau menolak, tapi melihat wajah tampan pria dibelakangnya yang sedang berpikir sambil mempoutkan bibirnya dan memandang keatas itu sangat tampan, ia malah jadi terpana.

"Jadi suster!" ucapnya dengan watados (wajah tanpa dosa) ... dan bingo! Baekhyun cengo~

*TBC