"Nee-chan! Ayo main!"

"Sebentar Saku-chan, aku harus membantu nii-chan dulu."

.

"Kenapa kamu tersenyum bahagia seperti itu, nee-chan?"

"Aku jatuh cinta pada pemuda tampan di sekolahku. Lihat ini fotonya."

"Biasa saja, tidak setampan Gaara-kun."

"Jangan bandingkan dia dengan Gaaramu, Sakura!"

.

"Kyaaa! Aku menjadi pacarnya!"

"Benarkah itu, nee-chan?"

"Um.. aku bahagia sekali!"

"Semoga kamu bahagia, nee-chan."

"Terimakasih, Sakura."

.

"Maafkan aku, Sakura."

"Nee-chan, kumohon.. jangan tinggalkan aku! Nee-chan! Tidak!"

.

"Aku berjanji, akan membalaskan dendammu padanya, nee-chan. Dia telah membunuhmu, aku berjanji akan membalaskan dendamu!"

.

.

Revenge

.

.

.

Sasuke Uchiha, Sakura Haruno

.

.

.

Masashi Kishimoto

.

.

.

©Aomine Sakura

.

.

.

(Jika tidak menyukai dengan cerita yang dibuat oleh Author atau adegan di dalamnya. Silahkan tekan tombol back. Author sudah memperingati sebelumnya)

DLDR! Dilarang keras untuk COPAS atau PLAGIAT dalam bentuk APAPUN!

Selamat membaca!

oOo Revenge oOo

"Oi, teme!"

Seorang pemuda yang sedang meminum soft drinknya menatap sahabat pirangnya yang berjalan menghampirinya.

"Ada apa, dobe?"

"Apa kamu sudah tahu? Ada anak baru di kelas satu, mungkin dia bisa menjadi sasaranmu."

Pemuda itu membuang kaleng soft drinknya ke tempat sampah.

"Mungkin aku bisa melihat wajahnya terlebih dahulu."

.

.

"Sakura, apa kamu yakin dengan hal ini?" seorang pria berambut merah memandang kekasihnya.

Kini mereka ada di pelataran halaman Konoha High School. Dia harus mengantarkan kekasihnya itu pindah ke sekolah barunya. Sebenarnya, dia tidak rela jika kekasihnya itu harus pindah sekolah.

"Kamu tahu bukan, alasanku pindah ke sekolah ini, Gaara-kun."

Pemuda yang dipanggil Gaara itu tidak bisa berkutik ketika kata-kata itu keluar dari mulut kekasihnya.

"Sebaiknya aku segera turun, Gaara-kun. Ingat, tidak ada yang boleh mengetahui tentang hubungan kita."

Gaara hanya bisa menganggukan kepalanya ketika Sakura keluar dari dalam mobilnya. Jika saja pemuda brengsek itu tidak membuat keluarga gadis itu hancur berantakan, dia tidak akan rela melakukan semua ini demi kekasihnya itu.

.

.

"Sasori!"

Seorang pemuda berambut merah tersenyum ketika namanya di panggil. Beberapa gadis-gadis pengunjung cafe berteriak-teriak ketika dia tersenyum.

"Itachi, pesan seperti biasanya?" tanya Sasori.

"Hn. Tentu saja."

Pemuda bernama Sasori itu segera berjalan menjauh. Itachi sendiri hanya bisa menatap sendu punggung sahabatnya itu.

"Kamu pemuda yang baik, Sasori."

.

Haruno Sakura memasuki kelas barunya yang berada di ujung lorong. Dia sebenarnya murid pindahan dari Suna High School, tidak ada alasan khusus yang membuatnya harus pindah ke sekolah barunya ini. Dia hanya ingin membalaskan dendam kepada orang yang telah membunuh kakaknya.

"Teme, lihat itu!" Naruto menunjuk seorang gadis berambut pink yang sedang berjalan menuju kelasnya. Wajahnya yang asing, menandakan bahwa dia adalah murid baru di sekolah ini, "Itu pasti murid barunya, Teme."

Sasuke melirik gadis itu. Gadis itu memang cantik dengan tubuh yang indah semampai dan dada yang membusung indah. Sial! Dia bahkan sudah bisa membayangkan untuk menenggelamkan wajahnya di dada itu.

"Hn."

"Kamu tertarik padanya?" kejar Naruto.

Sasuke membuang kaleng soft drinknya ke tempat sampah sebelum melirik sahabatnya itu.

"Tidak."

.

"Silahkan dinikmati." Sasori meletakan segelas kopi dan spaghetti di meja milik Itachi.

"Sasori, kamu senang bisa kerja disini?" tanya Itachi sembari meminum kopinya.

"Hn. Kamu bisa melihatnya."

Itachi sedikit meniliti sahabatnya itu. Dia mengenal Sasori dari mereka pertama kali mengenal huruf. Mereka selalu bersama hingga sekarang, bahkan dia mengetahui segala yang terjadi pada Sasori.

"Sasori! Layani meja nomor sebelas!"

Sasori segera berpamitan untuk melayani pelanggan lainnya. Itachi hanya bisa tersenyum pahit memandang sahabatnya yang menjauh. Sahabatnya itu telah melewati banyak sekali penderitaan.

.

Sakura memandang kelas yang ada di hadapannya. 2-A, kelas yang terdengar hening dan sepi. Menarik nafas panjang, Sakura mulai mengetuk pintu yang ada di hadapannya.

"Masuk."

Sakura membuka pintu kelasnya dan tersenyum sopan kearah guru yang mengajar. Mengganti sepatunya dengan uwabaki, dia segera menyerahkan kertas yang dibawanya.

"Ah- murid baru." Guru dengan masker di wajahnya itu tersenyum, "Silahkan perkenalkan dirimu, nona Haruno."

Sakura membungkukan badannya sedikit sebelum memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan, namaku Haruno Sakura! Salam kenal!"

Beberapa murid mulai menanggapi perkenalan darinya, sejenak kelas menjadi gaduh.

"Kamu boleh duduk, nona Haruno."

Sakura menuju bangku kosong yang ada di paling belakang. Dia tersenyum kearah seorang gadis yang ada di sampingnya.

Harinya pasti akan menjadi sangat panjang.

.

.

"Ha-Haruno Sa-Sakura?"

Sakura yang sedang memasukan bukunya menolehkan kepalanya. Dia memandang seorang gadis berambut indigo berdiri di hadapannya.

"Ya?"

"Pe-perkenalkan, na-namaku Hyuga Hi-Hinata. A-aku dan I-Ino-chan-"

"Biar aku saja yang bicara, Hinata." Seorang gadis dengan rambut pirang menyela, "Namaku Yamanaka Ino. Aku dan Hinata sepakat untuk mengajakmu ke kantin, apa kamu mau?"

Sakura segera menganggukan kepalanya dengan semangat. Dia juga ingin mengetahui bagaimana rupa orang yang telah merenggut nyawa kakaknya.

"Tentu saja, aku lapar sekali."

Mereka bertiga segera berjalan menuju kantin. Sesekali Sakura tertawa karena candaan Ino atau mereka yang sepakat untuk menggoda Hinata. Sakura merasa jika mereka sudah lama berteman.

Kantin begitu ramai dengan berbagai macam makhluk yang sedang makan. Perhatian mereka tertuju pada sebuah meja yang ada di ujung kantin yang ramai dengan berbagai gadis-gadis yang mengerubunginya.

"Sasuke-kun! Coba makan ini!"

"Sasuke-kun! Aku sudah membawakanmu minuman!"

"Sasuke-kun, makan ini!"

Sakura yang sedang mengambil onigiri mengangkat satu alisnya. Dia bisa melihat seorang pemuda duduk dikelilingi beberapa gadis. Pemuda dengan rambut hitam mirip dengan pantat ayam dan mata hitam yang tajam.

"Siapa pemuda itu? Sepertinya dia sangat terkenal," ucap Sakura kepada kedua temannya itu.

"Oh, dia adalah Uchiha Sasuke, keluarganya pemilik sekolah ini."

Sakura terdiam. Uchiha Sasuke? Nama itu benar-benar menohok hatinya, ada perasaan sesak yang langsung menyinggapi dadanya ketika mendengar nama itu disebutkan. Jadi, dialah Uchiha Sasuke yang selalu di puja-puja itu? Mendengar namanya saja sudah membuatnya muak.

"Sakura, kenapa malah melamun?" tanya Ino keheranan.

"Tidak." Sakura mulai memakan onigirinya.

"Dia termasuk dalam jajaran pangeran sekolah yang diincar oleh banyak gadis-gadis di sekolah ini."

"Berarti, bukan hanya dia yang menjadi incaran?" Sakura melirik Ino.

"Yap! Kamu lihat pemuda berambut kuning itu, dia adalah Uzumaki Naruto. Anggota tim basket dan juga seorang atlit sepak bola, Hinata sudah lama menyukainya." Ino memandang Hinata dengan pandangan jahil.

"I-Ino-chan!"

Ino tidak bisa menahan tawanya melihat wajah Hinata yang memerah karena malu. Sakura hanya bisa tersenyum dan memandang pemuda-pemuda itu.

"Lalu, yang lainnya?"

"Oh, yang tersenyum aneh itu Shimura Sai, dia anggota ekskul seni lukis. Sedangkan pemuda berambut coklat itu kakaknya Hinata, namanya Hyuga Neji."

"Jadi, kamu memiliki seorang kakak disini?" Sakura memandang Hinata dengan pandangan tidak percaya.

"Be-begitulah."

Emerald Sakura tidak sengaja bertatapan dengan onyx milik Sasuke. Mengalihkan pandangannya, Sakura menyeruput jus strawberrynya.

"Belum tentu juga. Tidak usah berharap pemuda seperti mereka akan mencintai orang-orang seperti kita dengan hatinya."

.

"Dia memandang kearahmu."

Sasuke melirik Naruto sebelum mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Dia lumayan cantik juga, teme."

"Aku tidak tertarik dengannya."

"Jangan bandingkan dia dengan Shion, tentu saja Shion lebih cantik darinya!"

Sasuke mendenguskan wajahnya, onyxnya melirik gadis berambut merah muda yang sedang bercanda bersama teman-temannya itu.

"Hn."

.

.

Sakura berjalan keluar kelasnya dengan nafas lega. Dia sudah naik bis dan sampai setengah jalan, ketika mengingat ponselnya ketinggalan. Dia tidak bisa membayangkan jika ponselnya menghilang secara cuma-Cuma.

Saat melewati toilet, telinganya mendengar suara-suara aneh. Siapa pula yang ada di sekolah ketika beberapa murid sudah pulang? kecuali jika mereka mengikuti ekstra.

"Ssshh.. ohhh.."

Sakura mendekati kakinya menuju pintu kamar mandi dan membukanya sedikit. Emeraldnya membulat tidak percaya memandang apa yang dia lihat.

"Ngghh... lagihh.. Sasuke-kunhh!" seorang wanita berambut hitam membusungkan dadanya ketika seorang pemuda dengan rambut ala pantat ayam menghisap payudara gadis itu.

"Hn, kau suka?"

"Tentu saja. Hisap lebih kerashhh..."

Sakura segera berlalu dari situ. Dia benar-benar jijik melihat pemandangan itu. Rasa sesak mulai memenuhi dadanya, disertai dengan seringai di wajahnya.

Lihat saja. Dia tidak akan membuat hidup pemuda itu tenang.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Yeay! Akhirnya Sakura muncul dengan cerita baru! XD ini baru prolognya aja..

Sampai ketemu di chap selanjuutnya!

-Aomine Sakura-