Title : The Kingka Strawberry and Vanilla

Author : Sulis Kim

Main C : Kim Jaejoong

Jung Yunho

Other

Rate : T~M

Genre : School life, Family, Comedy (gagal) Friendship.

WARNING

YAOI Boy x Boy, jika tidak suka jangan baca, Author cinta damai.

Ff ini milik saya seorang. Jika ada kesalahan typo dan salah kata mohon maaf. Menerima kritik dan saran yang membangun.

Don't like Don't read.

Alwasy keep the faith.

Happy Reading ...!

Yunho melempar bola basket kearah Seunghyun dengan tidak fokus ketika gendang telinganya menangkap suara teriakan dari arah lorong Aula. Suara teriakan yang hampir setiap hari ia dengar, suara serak basah seorang namja yang mengalahkan sorak sorai suara para gadis gadis yang histeris memberi semangat idola di pinggir lapangan. Lusa pertandingan basket tahunan antar sekolah yang bertempatkan di sekolah Shinki itulah alasan mengapa mereka begitu semangat berlatih.

Disana, di lorong menuju lapangan pemuda cantik bermata Doe setajam mata kucing berlari begitu cepat, latihan yang diperolehnya setiap hari, berlarian di sekolahan. Dan di belakang pemuda cantik itu, kedua sahabat baiknya berlari diikuti kepala sekolah dengan tongkat di tangan kananya.

Yunho mengulum senyum ketika melihat rambut Almond Jaejoong meloncat loncat ceria seceria pemiliknya tertiup angin ketika pemuda itu meloncat menuruni tangga, seragam yang tidak pernah rapi melekat di tubuh kecil namun berisi Jaejoong, kemeja dengan dasi longgar dan tidak pernah dimasukan kedalam celana. Yunho yakin jas di tangan Yoochun adalah jas namja itu, Kim Jaejoong.

Diikuti Yoochun dan Changmin yang sama terlihat berantakanya dan jangan lupa, kepala sekolah kita yang berperut agak buncit dengan kepala botak tertinggal jauh di belakang mereka.

" Hai,,," teriak Jaejoong ke arah lapangan. "Choi Siwon kau akan mati di tanganku, karena ide gila yang kau sarankan membuat Miss Tiffany menjerit jerit ketakutan, dan dia membenciku." wajah Jaejoong terlihat merah karena marah. Ia kembali berlari setelah Yoochun mendahuluinya memutari lapangan.

Sorak sorai menyapa Jaejoog cs ketika mereka melewati lapangan basket, baik siswa perempuan maupun laki laki mereka berteriak penuh antusias. Jaejoong melambaikan tangan dan ekspresinya berubah cerah ketika mereka menyerukan naman 'Kim Jaejoong Fighting' Jaejoong tersenyum lebar kearah mereka semua. Oh lihatlah pengemar Jaejoong juga berada disana.

Seunghyun mengaduh, ketika bola yang Yunho lempar mengenai kepala pemuda itu, ia sendiri sama sama tidak bisa fokus dengan kehadiran Kingka mereka.

"Apa lagi yang anak itu lakukan." grutu Yunho.

Entah siapa yang berkata dengan nada geli. " Aku dengar tadi pagi, Jaejoong akan memberi bunglon sebagai kado permintaan maaf untuk Miss Tiffany. Kurasa kalian masih ingat kejadian kemaren pagi, Jaejoong cs menjatuhkan ember dari lantai dua, yang seharusnya mereka gunakan untuk tempat air untuk mengepel dan entah bagaimana ceritanya Jaejoong berdebat dengan Changmin sampai ember malang itu jatuh tepat di atas kepala Ms. Tiffany ketika guru fisika itu akan menaiki tangga."

Suara tawa semakin melengking tinggi ketika mereka mengingat kejadian kemaren pagi. Sungguh, selama Dua bulan sejak Yunho masuk ke sekolahan Shinki tidak pernah melihat Jaejoong cs duduk tenang barang seharipun. Beruntung Ayah ketika pemuda itu masuk daftar pemberi tunjangan besar di sekolah. Yang Yunho yakini karena tingkah konyol putra mereka yang super aktif di usia delapan belas tahun.

Yunho kembali mengulum senyum ketika melihat Changmin mendorong Jaejoong untuk terus berlari saat pemuda cantik itu masih melambai riang memutari sisi lain lapangan menuju taman.

Di sela tawa Siwon, pemuda itu berkata dengan nada bergetar menahan tawa. "Aku berkata kepada Jaejoong kalau 'mungkin' Ms. Tiffany akan menyukai bunglon yang bisa berubah warna yang Junhon dapatkan dari lapangan bola. Sepertinya Jaejoong mengikuti saranku dengan memberi binatang itu sebagai kado permintaan maaf mereka" Ia kembali terpingkal pingkal di ikuti sura tawa lain.

Latihan basket pagi ini pun harus tergangu oleh tingkah Tiga pemuda pembuat onar yang menyebut mereka The Kingka Vanilla. Sungguh konyol mengingat Jaejoong menyukai dirinya di panggil Kingka vanilla karena namja cantik itu pengagum eskrim vanilla atau apapun minuman dingin yang berhubungan dengan vanilla.

Yunho sempat berpikir, akan lebih konyol jika Jaejoong menyebut dirinya King Hello Kitty, seperti Cartoon berkumis dan berpita favorit pemuda itu.

" Sungguh, Jaejoong tidak pantas menyandang Kingka di sekolahan ini."

"Jangan sampai Jaejoong mendengar itu, Seunghyun." murid lain mengingatkan. Tangan Seunghyun menekan perutnya agar tidak terguncang ketika ia kembali tertawa, namun gagal.

Oh, betapa lucunya Jaejoong saat pertama kali menantang mereka tanding basket ketika pertama kali mereka bertemu di tahun pertama sekolah. Pemuda cantik itu sangat tidak cocok dengan olahraga apapun yang berkeringat. Semua murid laki laki dengan terpaksa mengalah ketika menatap wajah yang tadinya putih merona berubah merah karena panas, walaupun begitu Jaejoong tidak menyerah, pemuda itu memiliki ambisi yang sangat kuat untuk menjadikan dirinya The Kingka sekolah.

Akhirnya, dengan segenap kesadaran semua pemuda yang melihat pemuda cantik itu terkukai lemas di lapangan, mereka mengakui Kim Jaejoong menjadi Kingka mereka.

Sangat konyol ketika namja cantik itu menantang berkelahi siapapun yang berani merebut gelar Kingka yang di bangga banggakan pemuda cantik itu.

Tidak akan ada yang bisa melukai Jaejoong, namja cantik itu terlalu disayang kan untuk disakiti bahkan tidak ayal beberapa Kingka sekolah lain juga mengagumi sosok Jaejoong dan menjadi pengemar Jaejoong, yang di salah artikan oleh Jaejoong menjadi anak buah tambahanya. Karena ia hanya memiliki dua anak buah Changmin si pintar juga Yoochun yang hanya ikut ikut tingkah Jaejoong karena mereka Soulmate.

Yunho, saat ini pria itulah yang membuat Namja cantik itu kalang kabut karena ketenaran Jaejoong dimata murid murid perempuan nyaris bergeser untuk namja tampan itu. Yunho adalah namja tampan bertubuh tinggi lebih tinggi beberapa senti dari Jaejoong, salah satu alasan Jaejoong membenci Yunho pria itu memiliki kulit kecolatan yang bertolak belakang dengan kulitnya yang mulus dan yang selalu ia bangga banggakan.

" Dia sangat manis bukan."

Kompak seluruh mata menatap kearah Yunho. Ketika Yunho mendapati semua mata menatapnya ia mengedikkan bahu. "Apa kalian tidak berpikiran sama, Jaejoong punya cara sendiri untuk membuat sekolahan ini lebih hidup." Ya, semua orang mengakuinya. Kim Jaejoong cs memiliki banyak ide untuk membuat para guru kebakaran jengkot dan para murid tertawa setiap harinya oleh ulah mereka yang tidak pernah ada habisnya.

Yunho tidak menyesal meninggalkan sekolah bergengsi di LA mekipun ketika orang Tuanya memutuskan pindah ke Korea ia sempat menentang mereka. Mereka pindah mengikuti bisnis keluarga yang baru mereka bangun di negara kelahiran Ayah Yunho. Dan ia tidak menyesal sekolah barunya, disini, bersama pemuda cantik yang selalu menganggap Yunho adalah saingan terberat Kim Jaejoong.

Ketika Jaejoong cs menghilang, suasana sedikit sepi. Sorak sorai terhenti dan ada secerca perasaan aneh dalam diri mereka ketika pemuda itu lepas dari pandangan.

Ketua basket, Choi Seunghyun memutuskan untuk istirahat sampai pelajaran kedua. Bagaimanapun Juga mereka tidak boleh ketinggalan pelajaran demi pertandingan basket, bukan?

Ketiga namja berseragam itu menghempaskan tubuh ke rumput taman dengan tidak elit. Mereka akan membutuhkan nafas buatan jika mereka harus terus berlari mengitari sekolahan yang lebarnya melebihi berkali kali lipat lapangan bola. Dan entah berapa besarnya Jaejoong tidak ingat pernah mengukur. Renung pemuda berambut almond itu.

"Bukankah itu lucu."

"Apa?"

"Bunglon itu, Park Yoochun, apa lagi yang kita bahas." bentak Changmin.

Yoochun menutup mata mencoba menghirup udara lebih banyak untuk ia simpan disudut sudut paru paru dan akan ia gunakan suatu waktu ketika harus berkejaran ria dengan kepala sekolah botak itu lagi.

Jaejoong menggerutu tentang kulitnya yang lembab dan berdebu. "Aku akan membunuh Choi Siwon dan menusuk pisau tepat di lesung pipinya sampai tidak ada gadis yang menyukainya." geramnya penuh dendam, membayangkan pemuda itu babak belur di tanganya, Jaejoong tersenyum dengan bangga.

"Aku sudah memperingatkan kalian." protes Yoochun, ketika merasa udara dalam paru parunya sudah mulai penuh.

"Kau selalu memperingatkan kami." sahut Changmin. "Tetapi Jaejoong punya ide sendiri untuk selalu mengalahkan peringatan yang kau sebutkan itu jidat."

Jaejoong memutar bola matanya. Melempar tisue ke tong sampah di ujung kaki dan meleset, ia menggeram. "Sial, tidak ada yang masuk akal bagaimana kita akan mendapatkan hukuman baru ketika hukuman hukuman dan hukuman lainya tidak pernah kita selesaikan."

"Kuharap kau menyesal, dan bertingkah baik." Changmin mendelik menatap Yoochun yang melontarkan ide konyol versi Jaejoong.

Tepat seperti dugaan Changmin Jaejoong menatap keduanya garang. Tapi tidak menakutkan. "Aku akan dengan suka rela mencari anak buah baru..."

"Tidak." bentak Yoochun Changmin bersamaan.

"Bukankah kalian mengundurkan diri dari jabatan istimewa kalian."

Jabatan istimewa. Batin Yoochun nelangsa. Bagaimana mungkin jabatan bertingkah konyol di sekolahan merupakan jabatan istimewa. Yoochun tidak akan membiarkan Jaejoong mencari segerombolan Kingka yang tidak ada aturan di luar sana.

Yoochun akui Jaejoong terlalu polos dengan sifat kedua orang tuanya yang memanjakan pemuda itu secara berlebih. Jaejoong tidak mengenal kata jahat ada di dunia ini , berterimakasihlah kepada orang Tua Jaejoong yang telah menanamkan hal itu di otaknya sejak dini.

Jaejoong terlalu mudah untuk di pengaruhi oleh orang orang tidak bertanggung jawab di luar sana, terutama oleh Changmin, setidaknya Changmin tidak akan menyakiti Jaejoong secara fisik dan barin. Mereka sudah bersama sejak taman kanak kanak, jadi Yoochun akan melanjutkan peranya. Mendukung dan menghalangi Jaejoong berbuat yang membahayakan seseorang, Yoochun rasa Changmin juga demikian. Akan tetapi Changmin masih muda dua tahun dari mereka, berkat otak encer pemuda itulah Changmin bisa lompat kelas.

"Kami hanya bercanda Jongie."

"Aku juga tidak akan mengganti kalian, kalian terlalu istimewa bagiku. Meskipun aku harus kehilangan uang saku lebih banyak untuk menambah uang jajan Changmin."

"Kau tidak rela..."

"Tidak, bukan begitu." Jaejoong menggeleng imut. Menengkup kedua tanganya di pipi Changmin. "Oh, Chwang, bagaimana kau berpikiran seperti itu. Aku menyayangimu."

Yoochun memutar bola matanya jenggah. " Berhenti beetingkah seperti drama cinta bibi bibi yang selalu bergosip di kelas. " Yoochun bangkit dari duduknya. Ia melirik kiri kanan memastikan tidak ada kepala sekolah disana. "Aku rasa sudah cukup istirahatnya, kita aman untuk kembali ke kelas sejarah. Aku rasa Mr. Lee akan marah karena kita terlambat pada jam pelajarannya, lagi!"

Buru buru Jaejoong mengikuti Changmin, dan Yoochun yang sudah berjalan mendahuluinya. "Tunggu aku, siapa ketuanya disini."

Kedua sahabatnya itu menunggu, dan dengan Jaejoong di depan Mereka mengedap endap melalui pintu samping yang biasanya di gunakan khusus untuk para murid basket. Tepat ketika membuka pintu Yunho berdiri disana berniat membuka pintu dari arah lain.

Jaejoong terbentur sesuatu yang keras dan tidak lain dada bidang Yunho. Ia mengaduh lirih sebelum menatap galak kearah siapa gerangan yang berdiri menghalangi jalannya.

"Kau menghalangi jalanku , Bear."

Yunho melipat tangan di dada dengan angkuh dalam versi tatapan Jaejoong, sikap dingin yang selalu Yunho tunjukan telah menjadi daya tarik tersendiri untuk para gadis gadis dan membuat mereka mengagumi sosok Yunho. " Jalan ini, milik umum, mungil kau bisa minggir atau mendorongku jika bisa."

Siku siku terlihat di kening Jaejoong pertanda pemuda cantik itu sedang marah. Ia meninjukan kepalan tanganya yang mungil ke dada Yunho, namun namja bertubuh tinggi seperti beruang itu tak bergeming.

"Berhenti memanggilku, Mungil. Dan aku tidak mungil, kau lihat..." ia menunjukan otot di lengan atasnya. "Aku tidak kalah besar darimu." Yoochun dan Changmin menahan tawa mereka.

Kemudian Jaejoong menambahkan. "Meskipun sedikit lebih pendek darimu, hanya sedikit kau tahu, aku berbaik hati membiarkanmu tumbuh lebih cepat dari aku." ucapnya sok mutah hati.

Susah payah Yunho menahan senyum, ia mendorong kening Jaejoong untuk menyingkirkan pemuda itu dari tengah pintu dan ia melenggang pergi melewati ketiga namja itu, meninggalkan sumpah sarapah dari mulut mungil Jaejoong.

"Kita sudah terlambat untuk pelajaran Mr, Lee." Yoochun memperingatkan.

Mereka kembali berlari masuk, Jaejoong sempat berbisik yang membuat Changmin tertawa cukup keras.

"Aku rasa, aku harus minum susu lebih banyak agar bisa tumbuh tinggi melebihi beruang itu."

Ya Tuhan,Yoochun menyentuh pangkal hidungnya menahan pening. " Sepertinya Jaejoong salah besar karena meyakinkan seluruh orang dengan menjadi Kingka yang di takuti seantero sekolahan. Mereka menyukaimu karena kau, lucu, dan ... " Yoochun menutup mulutnya rapat ketika mendapatkan lirikan menggemaskan dari Jaejoong.

"Kau King Of Shinki school." Changmin memberi semangat.

Ia menggoyangkan bibirnya bak dukun santet kearah Yoochun, ketika Jaejoong sudah berjalan mendahului mereka.

~TBC~

Typo dimana mana. Sudah aku edit, maaf seandainya masih ada typo.

Ff ini memang saya buat untuk hiburan semata. Dengan sifat Jaejoong yang memang cute abies.

* author berusaha buat karakter JJ gitu, maaf jika jauh dari kata cute*

No Bash. Menerima masukan yang dengan kata yang lebih terarah memberitahu jika aku melakukan kesalahan.

* BOW *

peluk reader satu satu

#lebay.