=Two Worlds=
"Kita tidak pernah sendirian di semesta ini"
Story & Cover by:
Zanas-kun
Genre:
Fantasy, Friendship, Humor, Action
Disclaimer:
Kuroko no Basuke character by Fujimaki-sensei
Warning:
[OOC, alur lambat, Typo]
If you like it click Next, if you hate it click close/back
DON'T LIKE DON'T READ!
Enjoy!
Chap 30
"Memang jika hanya satu orang, nyawa akan melayang, tapi bagaimana jika delapan?"
.
.
.
"Akashi? Apa maksudmu?" Tanya Kagami mewakili semuanya.
Kuroko yang di depan Kagami langsung menoleh ke tempat yang tadinya adalah medan bertarung Akashi dengan Hazama. Disana tergeletak dan tak bergerak adalah Hazama itu sendiri, Midorima mengikat tubuh tuanya dengan serat kayu yang di lapisi dengan sihir Murasakibara.
Dan selagi Gate Guardians yang tersisa menuju kesini, Nijimura dan Haizaki menghabisi cecunguk Hazama dengan serangan skala besar beberapa kali sebelum kesini juga. Kuroko juga melihat sisanya kabur saat Altar Perbatasan menyala.
"Ada cara agar nyawa Ryuugazaki Sanada tidak melayang, yaitu dengan membagi bebannya pada orang lain. Tapi jika cara ini dilakukan, Ryuugazaki Sanada dan para persembahan sebelumnya yang melakukan hal ini tidak akan menjadi makhluk dari kedua dunia tersebut, saat mereka mati, keberadaan mereka itu sendiri akan menghilang." Jelas Akashi, kembali memfokuskan Kuroko.
"Dan yang terpenting, yang berbagi beban harus mempunyai kekuatan yang sama dengan klan rambut putih." kata Akashi mengingat hasil interogasinya dengan Hazama setelah membuatnya sekarat dan hanya bisa bicara lirih dan bernafas.
"Keberadaan mereka akan hilang…? Apa itu berarti kita akan melupakannya saat dia mati-ssu ka?" Tanya Kise
"Aku tidak akan membiarkannya mati sebelum kita, maupun dari orang2 yang peduli denganna. tenang saja, kita pasti akan temukan cara untuk membuatnya hidup seperti manusia pada umumnya" Kata Akashi, niatnya untuk menyelamatkan temannya bercampur dengan keingintahuan yang besar dan tekad yang baru.
Kuroko melangkah menaiki altar "kita berpikir untuk itu nanti saja" saat jemarinya menyentuh pelindung altar, Kuroko merasakan kesakitan yang luar biasa, seperti di tusuk beribu jarum, jarinya seperti hancur, padahal tidak.
"Kuroko jangan paksakan dirimu" ujar Nijimura khawatir. "Biar aku yang-"
"Tidak senpai, aku tak ingin menambah jumlah korban yang sudah ada. Yang bisa mengimbangi anggota klan rambut putih hanyalah Gate Guardians bukan?" Nijimura dan Haizaki terdiam.
Kagami menyusul Kuroko, berniat masuk ke sana bersama sama, setelah saling tatap untuk menguatkan tekad, Kagami dan Kuroko melihat kembali aliran sihir pelindung altar yang deras, dan jauh di dalam sana, adalah teman mereka yang sedang kesakitan, seorang teman yang berharga.
Kuroko yang sempat langsung menarik jarinya kembali melangkah dan kali ini, dia langsung menerjang memasuki pelindung altar dengan lengan yang tersilang di depannya, mencegah untuk mengalihkan matanya dari Sanada tengah Altar.
"Ja.. ngan…" Di tengah altar, Sanada berbicara lewat giginya yang terkatup rapat dan wajahnya terlihat seperti sangat kesakitan.
Aomine yang tak tahan dengan suasana ini berteriak "Memangnya kenapa kalau kau anggota asli Ryuugazaki?! Itu tidak akan menjadikanmu wajib untuk mengorbankan nyawamu sendiri seperti ini! Kau adalah kau! PERSETAN DENGAN KEWAJIBAN KELUARGA! Apa kau sudah melakukan semua yang ingin kau lakukan?! Apa kau benar benar terima dengan semua ini?!" Setelah itu dia juga menerjang masuk, giginya terkatup rapat menahan sakit yang seperti ditusuk ribuan jarum meskipun dia sudah melapisi tubuhnya dengan sihir. Sihir Aomine langsung terlepas dan ikut terbawa derasnya arus Sihir Pelindung Altar Perbatasan. 'Segini saja tidak akan membuatku menyerah, dasar bodoh!'
Sanada hanya bisa menatap dengan sebelah matanya dia penasaran dengan ekspresi seperti apa Aomine mengatakan semua itu. Dan jujur saja, seorang Aomine tak pantas mengenakan ekspresi saat ini.
"Kau adalah teman kami dan kami tidak akan membiarkanmu mati begitu saja di depan kami!" teriak Kagami, lebih cepat meraih tangan Sanada. "Suka atau tidak, kami tidak akan membiarkanmu berkorban nyawa demi apapun!"
Selangkah demi selangkah karena derasnya aliran sihir yang mengalir dalam pelindung itu, Kuroko menahan semua rasa sakitnya, pandangannya terfokus pada sosok di tengah sana yang pasti merasakan hal yang sama sedari tadi. Sosok yang kini menatapnya dengan mata yang ingin menangis. Tangannya meraih tangan Sanada, menggenggam erat tangan yang baru Kuroko sadari lebih kecil darinya itu.
"Dasar bodoh" lirih Sanada. Dari hidung dan telinganya keluar darah "uhuk!" tak lama menyusul dari mulutnya. Semakin erat gandengan tangan Kuroko.
Kuroko tau teman temannya mengikutinya. Mereka memang orang orang yang seperti itu walaupun tidak kelihatan dari luar.
Mereka semua melingkari mantra yang telah Sanada tulis dengan darahnya-ditengah mantra adalah Sanada, tubuh para Gate Guardians yang seakan tercabik membuat mereka merapatkan gigi mereka dan membuat mereka tak bisa bergerak bahkan berdiripun rasanya neraka. Tapi mereka tau masih ada hal yang harus mereka lakukan.
Menyayat telapak tangan mereka masing masing, mereka berlutut dan menaruh telapak tangan mereka yang berdarah di atas mantra. Mantra itu bersinar membutakan, dan berubah warna dari putih-perak, ke putih dengan bias beragam warna, warna yang indah.
Kau adalah teman kami dan kami tidak akan membiarkanmu mati begitu saja di depan kami
Kami masih ingin mendengar banyak darimu
Masih ingin bersamamu
Masih ingin menangis, bertengkar dan tertawa bersamamu
Jangan tanggung semua beban itu sendirian
Cahaya itu dari menyebar berubah menjadi pilar raksasa, menjulang tinggi ke langit, lalu meluas seperti melahap kegelapan, perlahan-lahan mencangkupi dunia, seiring tersebarnya lapisan itu, makhluk kedua dunia terpisah kembali walau mereka saling berhadapan, ingatan mereka terhapus sama sekali seiring terpejamnya mata mereka oleh sinar yang sangat terang. Jejak, ingatan. Semua bukti bahwa kedua dunia pernah hampir bersatu hilang tanpa jejak.
Dan harga yang harus dibayar adalah Senjata Legenda dan kemampuan Klan Rambut Putih untuk berpindah dunia sesuka mereka, kini Sanada tak bisa bebas keluar masuk kedua dunia, harus ditemani oleh salah satu dari Gate Guardians atau Nijimura dan Haizaki. Para Gate Guardians mencari atau membuat senjata baru untuk mereka sementara menunggu kabar dari pengamatan tujuh titik pusat sihir dunia.
"Aah, memalukan" gumam Sanada sambil menangkup wajahnya
"Apanya, Sanada-kun?" Tanya Kuroko yang duduk disebelahnya.
"Kalian semua, terutama kau, Kuroko" jawab Sanada
"Eh?" Kuroko tak mengerti
"Suara hatimu yang paling kedengeran dulu" lanjut Sanada
"Hmm, aku mengerti" ujar Kagami.
"Eh?" Kuroko tambah bingung
"Heleh, elu juga nangis bombay aja sok sokan malu lu bocah" sahut Haizakki di ujung meja, dia menyeringai. Mereka ada di meja luar majiba.
"You don't say, sweet little brother" Nijimura sudah lulus, kini dia jadi mahasiswa di suatu untiversitas internasional dan akan ikut system pertukaran pelajar "Pas itu mata lu bengkak lho, ingusan lagi ewww" lanjutnya pake gaya bicara cewek.
"Bacot, monyong. Elu juga ngapain tiga bulan gak ada kabar habis lulus hah? Elu juga galau ditinggal Mayuzumi sialan aja gak usah banyak bacot deh…" Haizaki nggaremin Nijimura, bung
Crack!
"Duuh, adikku yang bandel ini mulutnya bisa aja yaa" Nijmura masih tersenyum ganteng, tapi tangannya udah menggunakan full power melingkari leher Haizaki.
Midorima membenarkan kacamatanya yang nggak melorot buat mengalihkan perhatiannya "ehem, jadi, apa kabari itu benar? Ada yang mengincar Sanada untuk percobaan pengkloningan? Bagaimana bisa?"
"Hah? Wat?" Aomine yang tadinya nggak merhatiin langsung cengo
"Sebelum ini juga ada cewek tak dikenal yang masuk ke kamarnya kan?" Tanya Kagami ke Midorima, Midorima mengangguk
"Sialan kau Sanada" aomine menatap Sanada iri
"Jangan dendam, aku memang spesies yang langka dan harus dilindungi" Jawab Sanada santai. "Kalau klan rambut abu abu, karena misteriusnya mereka, aku nggak bisa berasumsi apapun, apalagi Klan rambut abu-abu yg dipihak kita yang kayak gini, pasti aman deh"
"Ku…nyukh…" Haizaki struggle banget lepas dari cengkraman Nijimura
"Haiii minna-tachi! Aku sudah membawa Akashicchi sama Murasakibaracchi nih!" Kise melambai di seberang jalan. "Ogiwaracchi juga!" Ogiwara di sampingnya melambai pake dua tangan
"Kurokooo, Kagamiii, Sanadaaa!" panggilnya riang.
"Elah, nyabrang dulu pekok!" Bales teriak Aomine gemes sambil berdiri, "malu maluin" gumamnya lalu duduk lagi
"Pfft, aku tak menyangka akan mendengarnya darimu" Ujar Kagami
"HAH?!" dahi mereka berbenturan, ancang ancang gelud, lagi.
Setelah keempat pemuda itu menyebrang jalan, Akashi langsung bicara selagi Murasakibara dan Ogiwara memesan makanan.
"Untuk masalah Sanada, semua sudah beres"
"Uwaw" -Sanada
"Heee" -Kagami
"Nani?!" –Aomine dan Midorima
"Kerja bagus, Akashi/-kun" –Nijimura dan Kuroko
"Bagaimana kau membereskannya?" Tanya Haizaki, akhirnya lepas dari cengkraman
"Rahasia" jawab Akashi sambil senyum ganteng.
"Lalu, mumpung semuanya disini, ada sesuatu yang ingin kubicarakan mengenai jadwal kita." Akashi mengeluarkan sebuah buku note tipis dari tas selempangnya. "Selama ini kita menjalankan system yang digunakan Ryuugazaki yang aku sadari kurang efektif dengan jumlah kita saat ini, jadi aku
membuat ulang jadwal kita untuk beraktivitas disinia dan di'sana'. Silahkan dilihat, akalu ada yang tidak mengerti, Tanya aku sebentar lagi" Kata Akashi sambil meletakkan note-nya dan berjalan menuju Ogiwara dan Murasakibara untuk membawa bagiannya yang mereka pesankan.
Semuanya yang melihat jadwal baru menelan ludah mereka, ada yang meneteskan air mata (Kise) ada yang langsung berdo'a kalau ini Cuma coretan iseng Akashi (Kagami dan Aomine), ada yang langsung kayak mayat hidup (Kuroko dan Sanada), ada yang pengen kabur (Nijimura dan Haizaki) dan ada yang kacamatanya pecah (you know who)
"Bisa dibilang kita ini seorang budak" Nijimura akhirnya mengatakan kalimat tabu yang harus mereka semua telan bulat-bulat.
Kedua duniapun pada akhirnya kembali seperti semula, seperti semua kekacauan itu tidak pernah terjadi, kejadian besar ini terhapus untuk selamanya, tapi tetap ada di hati dan ingatan orang orang tertentu. Dan tugas para guardianpun akan lebih sibuk dari sebelumnya. Inilah sebuah legenda yang tersembunyi dari kedua dunia yang berbeda.
.
.
.
.
.
Fin! \(_)/
Otsukare sama deshita! Makasih atas semua pembaca yang mengikuti kisah ini selama bertahun tahun, ini adalah cerita yang sangat kunikmati pembuatannya, walaupun setelah kubaca lagi masiih aja ada yang kurang hehe, nggak sreg gitu. Jadi maaf kalo endingnya gini, sesuai kerangka cerita kok.
Dan aku tambah sibuk pas kelas tiga, lulus, cari kerja, kerja, merantau, kerja romusha. Ehe, tapi seneng juga sih, akhirnya cita citaku tercapai, aku berhasil menjadi tim produksi anime di Jakarta. Penyesuaian di kota orang bikin males banget buat ngetik, pernah terpikir buat berhenti nulis dan menyerahkan cerita ini serta kerangka cerita yang numpuk ke siapa saja yang mau.
Tapi berkat dukungan pembaca akhirnya aku bisa melanjutkan ini, dari kapan ya, 2015? Gila, empat tahun boi, wajar pembaca nggak serame dulu, apa lagi Series Kuroko no Basuke sudah tamat. Tapi kayaknya aku bakal terjebak selamanya di fandom ini deh.
Awalnya cerita ini ku fokuskan ke Sanada aja, tapi setelah kupikir lagi itu bukan ide yang bagus, karena aku kan menulis di fandom Kurobas! Kalo mereka malah jadi karakter 'temen MC' mending gak usah terbit! Gitu pikirku, juga kalo aku make Kisedai dan teman teman aku bisa nambahin macem macem yang aku inginkan untuk mereka dan nyoba beberapa hal baru. Aku belajar banyak
Aku bener bener berterima kasih pada semua pembaca, terutama yang masih setia nungguin ini sampe selesai dan terus nggak menyerah dukung aku, hiks, I love you
Shout Out to!
Ai and August 19 | | AySNfc3 | Byeongari'sDaughterInYourArea | Dhia484 | EmperorVer | Frwt | Fycha Hyuura02 | FychaHyuura02 | FychaHyuurani | GreenPsycho | Her0105 | Iblis Wasabi | KakaknyaKuroko Testuya | Kaoru Hiyama | Kleinn | Kuroshi Len | Lhiae932 | Lisa Angela | Lisette Lykouleon | Liu White | Lucia Michaelis | Mikichi Fudota | Mutiah Dwi | Ri-chan's Story | Sayounara Watashi | Suzuki Sora | SylRa shin | Unknow-san | VLarensa | Venus Issebelle Angelic | YamamotoReina | Yose Hyuann | Yuki Carlyle | affsaini | as13 | ayamaso | berassalto | ermayasebby | evolvirea | flowercrown07n| istiana's | madesu-san | ;qolbi | meongmung | michinyeoja | phiexphiexnophiex | wysan | yulia intan | zR-29 | zerogamersth335 | AshidaAkane | Asvalanche | DavianHarvi | Fujita Mari | Hikaru Katsumi | HimeKitsune26 | Kimiko Nao | MiracleOfGreen | ShiroiAn | Yuu Shaena | puririnpa | SakuraiKonami | ak07 | Anitayei | Mizuki haruto | Kafi Mil | akashiro46 | Taiga Seijuro | tsunderimabae | mi | YouReader | Guest
Sampai Jumpa di Fanficku yang lain! Terima kasih atas 4 tahunnya!