Chapter 5

.

.

.

.

.

"Kau baik-baik saja?"

"Ya. Hanya sedikit gugup."

Kyuhyun menggenggam tanganku. Aku menggigit bibirku yang entah sudah keberapa kalinya aku lakukan. Aku menarik nafasku dalam-dalam mencoba mengurangi rasa gugup. Membalas genggaman tangan Kyuhyun lebih erat.

Kyuhyun mengusap punggung tanganku dengan ibu jarinya. Sebelah tangannya tak pernah lepas memeluk pinggangku. Ia terlihat santai.

Sesampainya di Seoul pagi tadi. Kyuhyun mengajakku untuk pergi ke dokter kandungan. Aku sudah melakukan tes urin dan pemeriksaan kecil lainnya. Aku tak mengerti apa saja yang mereka lakukan dengan itu. Rasanya sudah seperti menunggu berhari-hari disini.

"Aku sudah mempunyai hasilnya."

Dokter Cha datang membawa selembar amplop coklat dan testpack yang ku pakai tadi. Cha Hakyeon. Ia masih muda, ramah dan juga cantik. Aku rasa ia seumuran dengan Leo.

"Aku harap ini kabar baik. Karena dari yang kulihat kalian sudah siap menjadi orang tua."

"Jadi, Sungmin benar hamil?"

Tanganku terangkat menyentuh perutku. Apa benar aku hamil?

"Ya. Kandungannya memang masih sangat muda. Tapi nona Lee memang hamil. Selamat untuk kalian."

"Aku harap noona Lee terus menjaga kesehatan. Jangan bekerja terlalu berat." Lanjutnya.

Kami berpamitan setelah sedikit mengobrol seputar kehamilan dengan Hakyeon. Aku merona saat Kyuhyun menanyakan tentang sex selama masa hamil. Aku tak tahu apa kami bisa mengurangi sex sampai kandunganku berusia enam belas minggu. Mungkin tidak.

"Kau ingin pergi ke tempat lain?"

"Tidak aku ingin pulang saja."

.

.

.

.

Aku kembali ke rumah Kyuhyun. Ia memaksaku untuk menginap disana. Aku sempat menolaknya, cutiku sudah habis dan aku harus kembali bekerja besok. Tapi peduli apa Kyuhyun dengan semua itu. Ia bahkan memintaku untuk berhenti bekerja. Yang benar saja.

"Bagaimana? Apa kau merasa berbeda?"

"Entahlah Kyu. Aku sulit menjelaskannya."

Kyuhyun tersenyum lalu menghampiriku. Mengulurkan tangannya menyentuh perutku dengan lembut.

"Tumbuhlah sehat di dalam sana sayang. Daddy mencintaimu."

Aku tersenyum. Daddy?

"Kyu…"

"Hm…"

"Bagaimana jika orang tuamu mengira aku menjebakmu."

Kyuhyun mendongak. Kedua alisnya mengerut mantapku tak mengerti.

Ayolah, aku baru saja bertemu mereka kemarin. Akan terlihat konyol ketika kami kembali bertemu dan mengatakan jika aku hamil. Sudah pasti mereka akan berfikir aku sengaja melakukannya. Dan mendesak Kyuhyun agar segera menikahiku.

"Mungkin saja mereka mengira jika aku menjebakmu Kyu. agar kau cepat menikahiku."

Kyuhyun tertawa. Ia meraih bibirku, hanya mengecupnya saja.

"Kau bahkan tahu mereka meminta kita agar cepat menikah. Aku rasa mereka tidak akan berfikir seperti itu. Mungkin sebaliknya, mereka akan senang mendapatkan cucu."

Kyuhyun kembali menciumku.

"Besok lusa kita pergi ke rumah orang tuamu. Aku akan melamarmu hari itu juga."

.

.

.

.

Aku tak menyangka apa yang Kyuhyun katakan itu benar. Jauh berbeda dari apa yang ada di kepalaku. Orang tua Kyuhyun terlihat senang mendengar kabar aku hamil. Mereka meminta kami untuk melangsungkan pernikahan secepatnya.

"Kalau perlu kalian menikah minggu depan. Biar kami yang menyiapkan semuanya."

"Tidak mom. Itu terlalu cepat."

"Kyuhyun benar sayang. Minggu depan itu terlalu cepat. Kita juga harus membicarakan ini dengan orang tua Sungmin."

"Kau benar. Aku terlalu senang."

Minggu depan? Ryeowook akan membunuhku karena itu adalah hari pernikahannya dengan Yesung.

Agak sedikit berbeda dengan orang tua Kyuhyun. Ayah dan ibuku cukup terkejut mendengarnya. Tapi aku bersyukur mereka bisa memahami kami. Mereka percaya kelak aku dan Kyuhyun akan menjadi orang tua yang baik. Dan Kyuhyun adalah pria yang tepat untukku.

Well, pernikahan kami akan dilaksanakan bulan depan. Satu bulan setelah pernikahan Ryeowook dan Yesung. Bisa di tebak seberapa terkejutnya mereka.

"APA?!"

Aku menutup rapat telingaku. Eunhyuk hampir menjatuhkan ponselnya setelah mendengar rencana pernikahanku dengan Kyuhyun. Ryeowook dan Kibum saling berpandangan tak percaya. Sementara Donghae, Siwon dan Yesung terus bersorak dengan nada yang menggoda. Aku tahu apa yang ada di dalam kepala para pria itu.

"Kalian satu bulan ini menghilang dan tiba-tiba datang membawa kabar yang luar biasa." Donghae mematikan batang rokoknya. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya kearah ku. Mengaduh sakit saat kepalan tangan Kyuhyun mendarat di kepalanya.

"Ya! Kyu. Aku hanya ingin memberi ciuman selamat pada Sungmin."

"Aku akan meniduri Eunhyuk jika kau berani mencium Sungmin."

"Ya! bicara apa kau?"

Aku dan Eunhyuk menghela nafas jengah. Sudah menjadi kebiasaan melihat mereka bertengkar seperti anak kecil.

"Diamlah. Kalian berisik sekali." Protes Kibum.

Seorang pelayan mengantar beberapa botol wine dan makanan ringan. Kyuhyun memesan minuman jeruk untukku. Oh! Sepertinya tidak ada wine sampai baby Cho lahir.

"Aku dan Yesung yang akan menikah. Tapi malah kau yang hamil." Ryeowook megerucutkan bibirnya. Yesung tertawa melihat tingkah Ryeowook. Dan ya, tentu saja pria itu tak akan mensia-siakan bibir kekasihnya.

"Aku tak menyangka kau bergerak cepat Kyu."

Aku memutar manik mataku. Sementara Kyuhyun hanya menyeringai menanggapi celotehan Siwon.

"Jadi, kapan kalian akan menikah?" Tanya Kibum.

"Bulan depan. Masih banyak yang harus kami persiapkan." Kyuhyun mengambil gelas wine dari tangan Kibum.

"Oh Tuhan." Eunhyuk menghela nafas. Meneguk winenya kemudian. "Aku akan menjadi pengiring pengantin wanita dalam waktu yang berdekatan. Bisakah aku saja yang menjadi pengantin?"

"Aku akan menikahimu cantik." Sahut Donghae.

Aku tertawa melihat Eunhyuk mencebikan bibirnya. Mereka sepertinya sedang bertengkar. Karena sedari tadi Eunhyuk memilih duduk di sebelah Yesung dan Ryeowook.

"Aku akan bangkrut jika harus membeli hadiah untuk kalian di waktu yang berdekatan."

"Kau memiliki pacar yang kaya raya, Kim Kibum." Ucap Yesung.

"Dia tidak akan memberikan uang padaku jika aku tidak tidur dengannya."

Siwon tertawa. Ia mengambil dompet di saku celananya. Menyerahkan semua kartu kreditnya pada Kibum. "Untukmu sayang."

Mereka berciuman. Aku sempat melihat tangan Siwon yang menelusup ke dalam rok yang Kibum kenakan. Oh please, mereka butuh tempat.

.

.

.

.

Sekitar pukul 11 kami kembali ke apartemen. Aku membereskan semua pakaianku ke dalam lemari. Mulai hari ini Kyuhyun tak membiarkanku untuk tinggal sendiri di rumah.

"Aku lupa kapan aku membeli ini."

Aku menatap lingerie di tanganku. Awalnya aku berniat untuk membiarkan itu tetap berada di lemari. Aku tak tahu hal apa yang menggodaku untuk memakainya. Aku hanya berfikir lingerie itu tak akan lagi muat jika aku tak memakainya sekarang. Perutku akan semakin membesar nantinya.

Aku memuji diriku seperti orang bodoh sambil menatap tubuhku di cermin. Aku merasa sangat terbuka mengenakannya. Bahannya yang tipis dan transparan membuat pakaian dalamku terlihat jelas.

Aku menyusul Kyuhyun di ruang kerjanya. Ia sedang memeriksa beberapa email yang belum sempat ia buka. Berbicara tentang pekerjaan, hampir semua karyawan di kantor sudah mengetahui hubungan kami.

Victoria mengomel sepanjang hari padaku. Sebagai permintaan maaf, aku harus mentraktirnya ke salon. Tuan putri yang menyebalkan. Tapi aku menyayanginya.

Tak kalah terkejutnya dengan Victoria, Jungmo bahkan memutuskan bertanya langsung pada Kyuhyun. Itu adalah hal terbodoh yang pernah ia lakukan seumur hidupnya.

Aku membuka pintu ruang kerja Kyuhyun. Ia tampak sibuk dengan laptopnya. Kyuhyunku sangat tampan jika sedang serius.

"Kyu kau masih sibuk?"

"Seben-" Kyuhyun menaikan alisnya. "Wow…"

Sudut bibirku terangkat membentuk senyuman. Aku berjalan menghampiri Kyuhyun. Menyenderkan tubuhku di tepi mejanya.

"Kemari."

Kyuhyun menarikku untuk duduk di pangkuannya. Milikku berkedut merasakan miliknya yang mulai mengeras.

"Mencoba membangunkan srigala?"

"Tidak." Aku mengedikan bahuku. "Perutku akan membesar nantinya. Dan ini tak akan lagi muat di tubuhku. Jadi aku memakainya."

Kyuhyun tersenyum. "Kau sexy."

Ia mendekatkan wajahnya menciumku begitu lembut. bibirnya yang tebal perlahan menurun keleherku, mengecup kulit leherku berkali-kali. Aku meremas rambut belakangnya. Mendesah saat Kyuhyun menghisap kuat leherku.

Aku semakin bergerak liar saat tangan Kyuhyun mulai meremas dadaku. sebelah tangannya yang bebas membelai paha dalamku yang terbuka. Menyelipkan jarinya menggoda milikku yang sudah basah. Aku menginginkan lebih.

"Kyu jangan menggodaku."

"Itu hukuman untukmu sayang."

Ia mendorong jarinya ke dalam milikku. Aku mendesah menikmatinya. Tak ada yang bisa kulakukan selain membenamkan wajahku di lehernya. Meremas bahu Kyuhyun saat ia makin menggodaku.

"Damn! Aku ingin ada di dalammu."

"Lakukanlah." Ucapku susah payah. "Perlahan."

Ia mengubah posisi dudukku. merobek celana dalamku seperti biasanya. Aku heran mengapa Kyuhyun mudah sekali melakukan itu. Aku pernah mencobanya karena penasaran. Dan tak ada satupun yang robek di tanganku.

Kyuhyun sedikit mengangkat tubuhku. Aku merasa penuh dan hangat oleh miliknya. Perlahan Kyuhyun mulai menggerakan tubuhnya. Menyentuh milikku membuatku kembali mendesah di telinganya. Tangannya kembali meremas dadaku yang masih tertutup bra. Kyuhyun sengaja tak menelanjangiku.

"Kyuhyun."

"Ya cantik. Sebut namaku."

Aku mengeratkan pelukan di leher Kyuhyun saat miliknya kembali menyentuhku.

"Min..." Aku senang mendengarnya mendesah. Itu sangat sexy.

Aku menyeringai tipis. Oh! Kyuhyun melupakan pekerjaannya.

Kyuhyun semakin mempercepat pergerakannya. Kami klimaks bersamaan kemudian. Aku senang Kyuhyun mengikuti saran dokter. Sperma tidak baik untuk usia kandungan yang masih muda. Ia memilih untuk tidak mengeluarkannya di dalamku.

"Ah! Kyu..." Aku memekik kencang. Kyuhyun meremas dadaku sangat keras. Entahlah, aku merasa dadaku sangat sensitif akhir-akhir ini.

"Sensitif sekali." Kyuhyun tertawa. Ia menggerakan jarinya menggoda dadaku.

"Diam kau Cho!"

.

.

.

.

.

Hari ini adalah hari yang tak akan pernah di lupakan oleh Ryeowook dan Yesung. Mereka sudah resmi menjadi suami istri setelah melakukan pemberkatan nikah pagi hari tadi.

Ryeowook sangat cantik mengenakan gaun pengantin putih rancangan Eunhyuk. Begitu pula Yesung. Pria itu bak seorang pangeran yang menikahi tuan putri.

Aku melihat lagi penampilanku di cermin. Gaun pemberian Ryeowook terlihat sexy di tubuhku yang sedikit berisi. Gaun panjang tanpa lengan ini memperlihatkan hampir seluruh punggungku. Aku sengaja menata rambutku ke atas. Itu sempurna.

Kibum dan Eunhyuk juga terlihat luar biasa mengenakan gaun berwana senada denganku. Ryeowook sengaja memberikan ini pada kami. Ia memiliki selera yang baik.

Yesung dan Ryeowook mengadakan pesta resepsi pernikahan mereka di Hotel milik Donghae. Ya, ini akan menjadi tempat resepsi pernikahanku juga nanti.

Pesta pernikahan seperti dalam dongeng adalah impian Ryeowook. Ia sungguh beruntung karena Yesung benar-benar mewujudkannya. Ada beberapa wartawan yang hadir mengingat Yesung adalah pemilik penerbit majalah terkenal di Korea selatan. Aku juga bertemu dengan Anna. Selain rekan bisnis Kyuhyun, ia juga rekan bisnis Yesung.

"Noona."

"Leo."

Leo memelukku. Mencium pipiku seperti biasanya.

"Kau datang?"

"Ryeowook noona dan aku berteman baik. Tentu saja aku harus datang ke pesta pernikahannya." Leo mengambil segelas wine saat seorang pelayan menawarkannya pada kami.

"Kau tak minum?"

"Tidak."

Aku merindukan wine.

"Bibi Lee bilang kau akan menikah. Kau tega sekali tak memberi tahuku. Aku merasa kau menghianatiku noona."

Aku memutar mataku.

"Tutup mulutmu Jung Leo. Atau calon suamiku akan memukulmu."

Kami tertawa. Aku merindukan saat-saat seperti ini. Rasanya sudah sangat lama aku tak bercanda dengannya.

Tak lama kemudian Kyuhyun datang menghampiri kami. Ia baru saja menemui temannya yang juga teman Yesung. Aku tak menyangka jika Kyuhyun dan Leo saling mengenal. Mereka pernah bertemu saat di inggris. Aku melupakan sesuatu jika Leo juga pernah tinggal disana.

"Bahagiakan noonaku bung. Aku percaya padamu."

"Tanpa kau mintapun aku akan melakukannya Mr. Jung."

Leo berpamit kembali menemui kekasihnya. Tak ada yang lebih mengejutkan selain mengetahui jika kekasih Leo adalah dokter Cha Hakyeon. Aku tak menyangka pria seperti Leo mendapatkan kekasih seorang dokter.

.

.

.

.

Pesta sudah berakhir satu jam yang lalu. Yesung menyewa beberapa kamar hotel untuk keluarga dan juga teman-teman dekatnya.

Aku langsung melesat ke toilet sesampainya di kamar. Perutku tiba-tiba seperti di kocok. Aku tak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan morning sickness yang orang-orang katakanpun aku belum pernah mengalaminya.

Hampir lima belas menit aku mengurung di disana. Tak ada yang kumuntahkan selain cairan bening. Aku seperti tak memiliki tenaga lagi untuk keluar.

"Min."

Kyuhyun berjalan menghampiriku. Ia sudah berganti pakaian.

"Jangan mendekat Kyu. Kau akan jijik melihat aku seperti ini. Aku akan keluar sebentar lagi."

Kyuhyun seperti orang tuli yang tak mendengarkan ucapanku. Ia menekan kran air menyiram muntahanku yang masih tersisa. Aku pasrah saat Kyuhyun menggendongku. Mendudukanku di meja wastafel, membantuku membersihkan mulut.

"Apa yang kau makan tadi?"

"Entahlah. Aku tak memakan makanan yang aneh-aneh. Aku juga tak minum."

"Apa perlu kita ke dokter?"

"Tidak usah. Ibu bilang perempuan hamil memang akan sering mual seperti ini. Aku tak apa."

"Aku akan memesan teh untukmu. Itu bisa membuatmu lebih baik."

Aku mengangguk. Kyuhyun menciumku sebelum menggendongku keluar. Ia membantuku berganti pakaian. Nafas Kyuhyun terlihat memberat saat tangannya membelai pinggulku. Aku tersenyum, memberi kecupan singkat dibibirnya.

"Kau menginginkan sesuatu?"

Aku mengerutkan dahiku. Menatapnya tak mengerti.

"Biasanya ibu hamil akan menginginkan sesuatu. Mungkin saja ada yang ingin kau makan atau minum. Aku akan mencarikannya nanti."

"Maksudmu mengidam?"

Kyuhyun mengangguk.

"Aku tidak tahu. Tapi sepertinya iya."

"Apa? katakan saja."

Aku bergairah sejak Kyuhyun membantuku berganti pakaian. Jemarinya yang menyentuh kulitku membuatku menginginkan lebih. Kyuhyun seperti memiliki sihir di jari-jarinya.

Aku mendekatkan wajahku. "Sex."

Kyuhyun memejamkan matanya sekilas. "Thanks god." Bisiknya di bibirku.

Aku menutup mata saat Kyuhyun menciumku. Ia mendorong tubuhku perlahan. Memenjarakanku di dalam kungkungannya. Aku membalas ciuman Kyuhyun. Membuka mulutku mempersilahkan lidahnya untuk masuk menyapa lidahku.

"Aku sudah berusaha menahannya sejak kau memakai gaun sialan itu."

Aku terkekeh melingkarkan tanganku di lehernya.

"Itu gaun pemberian Ryeowook. Kau tidak boleh mengatakan seperti itu."

"Ryeowook hampir membuatku menidurimu di pesta pernikahannya."

"Apapun lakukanlah. Aku menginginkanmu." Aku menyentuh miliknya yang masih tertutup celana. "Dia juga merindukanku."

"Sial! Kau memiliki mulut nakal yang sexy."

.

.

.

.

EPILOG

Kyuhyun POV

Aku mungkin belum pernah merasa gugup seperti ini sebelumnya. Orang-orang mungkin tak menyadari itu. Aku menarik nafasku berkali-kali. Ini adalah hari yang paling ku nantikan seumur hidupku.

Kami memilih untuk melaksanakan pemberkatan nikah di kota kelahiran Sungmin dan akan mengadakan pesta pernikahan di Seoul minggu depan. Ini tidak terlalu ramai. Hanya keluarga dan teman terdekat saja yang hadir disini.

"Kau gugup?"

"Ya."

Ibu tersenyum lalu memelukku. Aku membalas pelukannya. Selain Sungmin, Ibu adalah wanita yang sangat ku cintai di dunia ini.

"Kau akan menikah sekarang. Jadilah suami yang baik Kyu."

"Tentu mom." Aku kembali memeluknya. "I love you mom."

"I love you too."

Donghae, Yesung dan Siwon menghampiriku. Mereka sama sekali tak membuatku merasa lebih tenang. Yang mereka bicarakan tak jauh dari malam pertama. Ayolah, aku sudah akan memiliki anak.

"Kapan kalian akan meyusulku?"

"Kapanpun jika Kibumku meminta."

"Kami tidak ingin terburu-buru sepertimu Kyu." Sahut Donghae.

Aku mencebikan bibirku. "Jangan menyesal jika Eunhyuk lebih dulu di lamar pria lain. Kau terlalu lambat."

Yesung tertawa.

"Kyuhyun benar. Berhentilah jadi pria brengsek dan nikahi mereka."

.

.

Sudah lebih dari 10 menit aku berdiri di altar menunggu Sungmin. Aku tersenyum saat pintu terbuka. Sungmin berjalan mengapit lengan ayahnya. Ia sangat cantik mengenakan gaun pengantin pemberian ibuku. Aku pria yang sangat beruntung. Aku mencintainya.

"Jaga putriku." Ayah Sungmin tersenyum.

"Tentu ayah." Aku mengulurkan tanganku meraih tangan Sungmin. Ia tersenyum menatapku begitu lembut.

"Kau sangat cantik." Bisikku.

"Kau juga tampan."

Aku senang melihatnya tersipu. Sekarang aku percaya jika perempuan hamil memiliki aura yang berbeda. Mereka terlihat jauh lebih cantik dan menggoda dengan tubuh yang sedikit berisi.

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

.

.

.

.

END

Finally...

Hahaha saya yakin banyak yang kecewa. Tapi biarlah, yang penting selesai. Saya seneng. . kekeke

Oh iya. . Soal part 2. itu bukan pairing Kyuhyun Sungmin ya. Tapi couple lain.

Saya suka semua couple SJ. Anggap aja pairing itu diurutan kedua. Yang pertama itu alur cerita sama narasinya. Ya, walau narasi saya masih amburadul sih. Alur ceritanya juga pasaran. /nangis

Jadi kita ketemu disana yaaaaa... Hahaha

Siapa pairing selanjutnya?

Sesuai request terbanyak. Hehehe Jadi ayok review. (saya ngaku kalo ini emang modus)

Maaf kalo tulisan ini masih berantakan. Typo dimana-mana. Ngga apalahnya, ini cuma fic kok bukan skripsi. hehehe

Apalah arti fic ini tanpa review kalian. TT

Terima kasih banyak buat yang udah baca, review, fav, follow. Salam kenal juga buat readers baru. I love you so much guys. You rock ! !

Pokoknya saya sayang kalian. /peluk

See you next fic~

Love,

Anissa Lee