IT'S TIME TO BE HAPPY

.

MAIN CAST : KIM MINSEOK (XIUMIN) (GS)& XI LUHAN

OTHER CAST: KIM JOONMYEON, BYUN BAEKHYUN(GS), HWANG ZITAO(GS), DO KYUNGSOO(GS) dan akan bermunculan seiring berjalannya cerita

.

RATE : M

.

GENRE: HURT/COMFORT& FAMILY

.

CHAPTER 6

.

HAPPY READING

.

.

.

Minseok melakukan segalanya dengan baik, menyembunyikan semuanya dengan sempurna. Minseok berada dikelasnya, dia membaca buku bacaannya, ya karena guru yang mengajar mereka sedang tidak bisa masuk karena sakit

Minseok berusaha fokus dengan bukunya, tanpa memperdulikan tatapan dua orang yang seakan mau membunuhnya. Orang itu Baekhyun tentu saja dia menatap dengan tatapan membunuh seperti biasa, mungkin karena pipinya sama seperti Minseok, lebam dan jangan lupa bibirnya yang sedikit sobek karena mungkin Minseok menamparnya terlalu keras

Dan satu lagi Luhan, sudah dua hari ini Luhan terus memadanginya dengan tatapan tajam menusuk, namun bukan Minseok namanya jika merasa rishi dengan tatapannya, Minseok hanya diam seolah tak menyadari bahwa Luhan menatapnya dengan tatapan benci .

.

.

.

Minseok kini ada di kamarnya, rasanya seperti ada yang kurang, karena biasanya Luhan yang berisik selalu menemaninya saat pulang sekolah, dan Luhan benar dengan perkataannya dia tak datang lagi ke rumah Minseok dan tak berhenti menatap Minseok dengan tatapan menusuknya

"bosannya" Minseok berguling- guling karena kebosanan

"andai luhan ada disini" Minseok mengingat Luhan

"tidak, aku sudah mengusirnya waktu itu, aku tak boleh mengingatnya lagi" Minseok pun duduk dan berhenti dari acara mari bergulingnya, dan menggeleng- gelengkan kepalanya sendiri

"dan apa dengan tatapannya itu, ingin membuatku takut? Aku tak akan pernah takut" Minseok terus bermonolog dengan dirinya sendiri

"jadi berhenti" Minseok menepuk pipinya perlahan

"Lupakan Luhan" Perintah Minseok dengan senyuman manisnya

Namun setelahnya air mata malah mengalir deras dari kedua matanya

.

.

.

#flashback on

"aku sudah sering main kesini,malah setiap akhir pekan aku main ke rumahmu, namun sekalipun aku tak pernah bertemu dengan ayah maupun kakakmu, kemana mereka?" Tanya Luhan dengan antusias

Minseok tak menjawab, Minseok seketika menjadi murung

"ada apa? Apa aku bertanya pertanyaan salah?" Tanya Luhan "dan juga kau belum menjawab alasanmu menyembunyikan kedudukanmu yang sebenarnya padaku"

"mungkin ini sudah waktunya aku memberi tahumu" Minseok menunduk dan mulai menarik nafas untuk memulai ceritanya

" apakah kau sadar bahwa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Minseok serius pada Luhan

" sepertinya aku tak asing dengan suaramu" Luhan sepertinya berusaha keras untuk berpikir

" apa kau ingat saat kau kemakam tahun lalu" Minseok berusaha mengingatkan Luhan

" aku memang sering ke makam untuk mengunjungi nenekku" jawab Luhan dengan yakin sambil mengangguk- anggukan kepalanya

" tahun lalu, aku ingat aku ditabrak oleh seorang dan aku ingat suara gadis itu sama dengan suaramu" sekarang Luhan mengatakannya sambil tersenyum lebar karena berhasil mengingat dengan tepat

" benar itu adalah aku" jawab Minseok sambil tersenyum sendu

" lalu kau datang kesana untuk apa?" Tanya Luhan dengan polosnya

" saat itu aku mengunjungi ibuku untuk pertama kalinya" kini Minseok menunjukan ekspresi sedihnya " jadi maaf jika dulu bahasa koreaku masih kacau, karena aku belum lama ada di korea waktu itu"

" tak apa aku sudah memaafkanmu sejak dulu, dan ibumu sudah meninggal, kenapa?" kini Luhan bertanya dengan penasaran pada Minseok

" cukup dengarkan, jangan bertanya apapun selagi aku bercerita dan kau janji jika kau tak akan memberitahukan ini pada siapapun" Minseok yang sedari tadi menunjukan wajah sedihnya kini memasang wajah seriusnya

Dan Luhan hanya membalasnya dengan acungan jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai bukti bahwa dia berjanji

" sejak awal aku tak pernah diinginkan, keberadaanku adalah ketidaksengajaan, aku hanya anak yang hadirnya tak pernah diinginkan" Minseok berusaha untuk mengontrol emosinya

Dan sesuai janji Luhan hanya mendengarkan walaupun sebenarnya Luhan gatal ingin bertanya

" pada saat yang sulit aku ada, saat ibuku dalam keadaan dimana dia tak boleh untuk hamil, aku ada, semua dokter yang merawatnya menyarankan agar dia menggugurkan kandungannya, namun dia menolak saran dokter, hanya karena dia tak ingin membunuh anak yang sebenarnya akan membunuhnya nanti" air mata Minseok mulai mengalir dari matanya

" sebenarnya dia sudah lama menginginkan anak, namun karena penyakitnya dia tak akan bisa mendapatkannya, karena jika dia hamil maka nyawanya akan terancam, namun suatu hari secara tak sengaja aku ada dalam kandungannya" air mata semakin deras dari mata Minseok

" entah itu sebuah keajaiban atau sebuah kutukan, akhirnya dengan semua usahanya dia berhasil mempertahankan aku dalam kandungannya, saat hamil, dia sama sekali tak bisa menjalani pengobatannya karena jika dia terus melakukan pengobatannya maka nyawaku yang akan jadi taruhannya, semakin besar aku dalam kandungannya, maka semakin ibuku sakit, namun di saat seperti itu dia tetap mempertahankan aku, hingga saat aku lahir dia kehilangan nyawanya" Minseok menangis tersedu- sedu sambil terus bercerita

" aku bahkan tak pernah merasakan bagaimana rasanya gendongan dan juga pelukannya, dan kini aku harus menanggung kebencian semua orang atas kelahiranku"

Luhan tak memberi tanggapan apapun atas apa yang baru saja diceritakan Minseok, dia hanya meraih Minseok dalam pelukannya membiarkan Minseok menangis sepuasnya dalam pelukannya

.

.

.

Hari ini Minseok pulang dengan cepat, karena Baekhyun sama sekali tak mengganggunya, dan jangan Tanya Luhan setelah kejadian itu dia sama sekali mau melihat Minseok dengan tatapan yang sama seperti dulu. Namun ada yang aneh, televisi yang ada ruang tengah menyala, Minseok tahu jika televisi disana menyala maka Joonmyeon ada disana. Sebenarnya Minseok merasa senang, tapi mengingat terakhir kali dia bertemu dengan Joonmyeon membuatnya urung untuk berlari dengan cepat untuk melihat kakaknya itu

" Yixing ini Jongin" saat Minseok melangkah kakinya perlahan dia tak sengaja mendengar obrolan orang yang ada di hadapannya, berharap supaya dirinya bisa langsung menghilang dan tak pernah mendengar percakapan mereka

" ada apa tuan" Jongin berjalan mendekati Joonmyeon

" kenalkan dia adalah Dongsaeng kesayanganku" Joonmyeon dengan bangga memperkenalkan Jongin

" bukankah adikmu adalah perempuan?" Yixing bertanya pada Joonmyeon

" bisakah kita tak membahas dia? Jangan mengenalnya" perintah Joonmyeon yang membuat wajah Yixing dan Jongin menjadi sedih

Minseok masih disana, dia hanya terdiam setelah mendengar perkataan Joonmyeon, sedih itu jelas namun dia tak mau menangis disini, dia berusaha kuat dan mulai melangkahkan kakinya kedepan

" oh" Yixing terlihat kaget melihat Minseok datang " bukankah itu adikmu?" Tanya Yixing sambil berjalan mendekati Minseok

" berhenti" Joonmyeon memerintah dengan sedikit membentak " jangan dekati dia" lagi Joomyeon bicara dengan marah

" kenapa? Diakan adikmu?" Tanya Yixing sambil berbalik menatap Joonmyeon bingung

" jika aku bilang jangan maka jangan lakukan, kau akan dalam bahaya jika kau ada di dekatnya, maka jauhi dia, dan jangan coba untuk sekalipun bicara dengannya dibelakangku" setelah Joonmyeon bicara seperti itu Yixing yang tadi sudah melangkah untuk mendekati Minseok pun kembali ke samping Joonmyeon

" dan kau untuk apa kau masih disini kau bisa pergi ke kamarmu sekarang" Joonmyeon menunjuk Minseok

Setelah mendapat perintah itu Minseok segera berlari ke arah kamarnya

" Hyung aku pergi dulu" Jongin pun mengejar Minseok walaupun Jongin tau bahwa ia tak akan bisa menghentikan Minseok

' semua hasilnya akan tetap sama, aku dimatanya tetap monster yang sudah membunuh ibunya, dia tak akan sekalipun menyayangiku bahkan menganggap aku ada, apa aku yang minta untuk di kandung dan juga dilahirkan? Kenapa semua menjadi salahku bahkan saat aku masih tak mengerti apa- apa' Minseok bermonolog sambil terus berlari mengabaikan Jongin yang juga berlari untuk mengejarnya

.

.

.

" apa kau tak terlalu kasar padanya?" setelah kepergian Minseok dan juga Jongin Yixing bertanya pada Joonmyeon

" apa maksudmu?" Joonmyeon malah balik bertanya pada Yixing

" biar bagaimana pun dia adalah adikmu, apakah kau tak terlalu kasar memperlakukannya? mungkin kau akan melukainya suatu saat nanti, dia juga perempuan seperti aku, jika kakakku memperlakukan aku seperti itu aku akan sangat terluka, aku tak berani membayangkan perasaannya saat kau perlakukannya seperti itu" Yixing bicara dengan panjang lebar berharap Joonmyeon akan sedikit membuka hatinya untuk adiknya itu

" kau bahkan tak mengerti bagaimana rasanya kehilangan duniamu saat kau belum siap, dia juga harus merasakan apa yang aku rasakan" Joonmyeon mengatakannya dengan wajah yang sedih dan dengan pandangan kosong yang entah menatap kemana

.

.

.

Semakin lama Luhan juga semakin dingin pada Minseok, dia tak pernah melerai lagi jika Baekhyun mengganggu Minseok, bahkan jika terkadang Chanyeol ikut mengganggu Minseok maka Luhan akan membiarkannya

" apa yang sedang kau lihat?" Chanyeol yang melihat kelakuan Luhan yang anehpun bertanya

" kau sejak tadi terus memandangnya" Yifan pun ikut bicara

" atau kau mungkin menyukainya?" Chanyeol menambahkan dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Luhan

" kalian berdua bisa diam atau tidak? Kenapa selalu menggangguku?" Luhan segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan kedua temannya yang memandang kepergiannya dengan bingung

" apakah kita salah bicara?" Tanya Chanyeol pada Yifan

" kurasa dia sedang ensitive, lebih baik kita biarkan saja dia sendiri" Yifan menjawab dengan bijak pertanyaan Chanyeol

" apa aku salah jika aku bertanya kenapa dia tak berhenti memandangi Minseok?" Tanya Chanyeol lagi dengan wajah yang kesal

Dan Yifan tak menjawab untuk kali ini, dia hanya meletakan jari telunjuknya di bibirnya pertanda agar Chanyeol sebaiknya diam

.

.

.

" hey anak tak tau diuntung" itu Baekhyun memanggil Minseok dengan seenaknya

Minseok tak merespon apapun dan terus berjalan

" hey kau, apakah kau tak punya telinga" Baekhyun yang merasa diabaikan Minseok pun kembali berteriak sambil berusaha mengejar Minseok

" apa?" dengan tiba- tiba Minseok membalikan badannya yang membuat Baekhyun berteriak kaget

" kau mengagetkanku saja" Baekhyun Nampak sebal dengan Minseok dan membuat gerakan seakan akan memukul Minseok

" ada apa? kenapa kau selalu berisik? tak bisakah kau tenang sebentar saja?" Minseok kemudian memegang telinganya seakan terganggu dengan suara Baekhyun

" sudah karena aku sedang sangat baik sekarang, jadi aku hanya akan memintamu untuk menemuiku sepulang sekolah ditempat biasa, bagaimana?" Tanya Baekhyun dengan senyuman mengembang dari bibirnya

" ada apa lagi? Kenapa kau selalu mengajakku bertemu di tempat seperti itu?" kini Minseok yang menjadi kesal dengan ajakan Baekhyun

" sudah kau jangan banyak bicara, dan kau jangan lupa datang ya?" setelah mengatakan itu Baekhyun pun melangkah pergi

" kalau aku tak mau bagaimana?" langkah Baekhyun terhenti atas instrupsi Minseok

" pokoknya kau harus datang, jika tidak maka lihat apa yang akan aku lakukan padamu nanti" ancam Baekhyun pada Minseok

" tapi aku tak punya niat untuk datang" lagi Minseok menjawab

" lakukan saja apa yang aku perintahkan jangan banyak bicara dan juga membantah ingat posisimu bocah" setelah bicara seperti itu Baekhyun benar- benar pergi

' ya benar kau harus ingat dimana posisimu'

.

.

.

TBC

Gmana?

Pendekya? Dan pasti kelamaan updatenya, author tau kalau aku itu lama banget updatenya, udah lebih dari setengah tahun, aku tau kok

Maaf buat yang udah nungguin lama, awalnya aku gak akan terusin semua cerita yang aku tulis, tapi karena baca semua review kalian yang minta aku buat lanjutin dan sering nanya kapan cerita ini update lagi, akhirnya aku terusin karena ternyata kalian adalah semangat buat aku. Setiap review yang kalian kasih kaya semangat buat aku.

Aku gak akan jadi berhenti nulis, tapi aku minta kalian sabar, karena sekarang kesibukan aku nambah jadi dua kali lipat, karena aku sekarang kuliah dan masih harus tetep kerja siangnya.

Typo? Maafkan author

MAKASIH BUAT SEMANGATNYA

MIND TO REVIEW?