Impotence

Cast : Xi Luhan, Oh Sehun, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Seo Joohyun, etc

Genre : Romance, Family

YAOI. M-Preg. Typos. Bahasa amburegeul. Author newbie!


Xi Luhan yang baru saja diceraikan oleh istrinya -Seohyun- bertemu dengan Oh Sehun saat ia mabuk di bar. Ia tak menyangka bahwa pertemuan itu akan membuat perubahan besar di hidupnya.


"Seohyun-ah! Tunggu dulu! Kau tak bisa begini!" seorang namja berteriak memanggil yeoja yang berjalan dengan tergesa di depannya, tangannya terulur hingga menggapai lengan sang yeoja yang tengah menarik koper dan berhasil menghentikan langkahnya lalu ia membalikkan tubuh Seohyun yang membelakanginya.

"Seohyun-ah, kau tak bisa begini. Kita tak seharusnya bercerai." ucap sang namja halus, sebelah tangannya yang ada di bahu Seohyun turun ke pinggangnya dan menarik Seohyun ke pelukannya. Ia mengusap punggung Seohyun dengan lembut, berusaha menenangkan istrinya yang tengah emosi. Namun usahanya sia-sia karena Seohyun melepas pelukannya dengan paksa dan menghempaskan tangannya dengan kasar.

"Wae?! Kenapa aku tak bisa menggugat cerai padamu?! Hampir 5 tahun kita menikah tapi apa?! Kau tak bisa memberiku keturunan! Kau lihat Tiffany yang baru menikah dua tahun sudah memiliki dua anak dan sekarang sedang hamil anak ketiga. Aku malu padanya! Teman-temanku bahkan mengataiku mandul karena aku tak kunjung hamil, padahal kaulah yang bermasalah bukan aku! " teriak Seohyun berang, moodnya memburuk setelah pagi tadi ia kembali disindir teman-teman arisannya sehingga ia mengambil keputusan untuk meminta cerai pada Luhan.

"A-aku akan berobat, kita pasti bisa mendapatkan keturunan kalau kau mau menungguku. Aku pasti bisa membuatmu hamil." Luhan berucap dengan bersungguh-sungguh, ia mencoba sekuat tenaga agar Seohyun mau merubah keputusannya.

"Sampai kapan aku harus menunggu? Sudahlah, aku sudah muak denganmu. Mulai sekarang kita resmi bercerai, jangan pernah menemuiku lagi. Dasar banci, impoten!" ucap Seohyun tajam sebelum ia mendorong tubuh Luhan dengan kasar hingga Luhan tersungkur dan segera berbalik pergi meninggalkan Luhan seperti tujuannya semula.

"Xi Seohyun! Kau tak bisa melakukan ini padaku!" teriak Luhan begitu melihat Seohyun membuka pintu rumah mereka dan berjalan tergesa memasuki mobilnya. Ia berlari tergopoh mengejar Seohyun dan menggedor kaca jendela mobil Seohyun.

"SHUT UP! DAN NAMAKU BUKAN LAGI XI SEOHYUN!" bentak Seohyun, tanpa peduli pada Luhan yang masih menggedor jendela mobilnya ia menginjak pedal gas dan menarik rem tangan sehingga mobilnya melaju meninggalkan Luhan.

"Seohyun-ah, hiks, kenapa kau lakukan ini padaku? Bukankah kau mencintaiku?"

Luhan tak kuasa lagi menahan air matanya, ia jatuh berlutut dan menangis dengan keras begitu melihat mobil Seohyun berbelok keluar gerbang.


Sehun mengerjapkan matanya pelan begitu kakinya melangkah masuk ke dalam bar. Matanya berputar mengelilingi ruangan yang penuh sesak dengan orang-orang yang tengah menari di lantai dansa.

"Yo Sehun-ah!"

Sehun menyipitkan mata sipitnya mencari seseorang yang telah memanggil namanya, kemudian ia melangkahkan kakinya menghampiri meja bar saat mendapati bahwa yang memanggilnya adalah sahabatnya, Kim Jongdae yang bekerja sebagai bartender disana.

"Apa yang membawamu kemari, hm? Apa kau sedang ada masalah?" tanyanya begitu Sehun sampai di depannya dan menarik kursi tinggi yang ada di depan meja bartender.

"Aku hanya sedang bosan. Dosen tua bangka itu lagi-lagi menolak skripsiku. Ck, kalau bukan karena Appa aku pasti sudah menghajar mulutnya yang cerewet itu." jawab Sehun malas, ia menyandarkan dagunya diatas tangan yang ia lipat diatas meja dan menghela nafasnya lelah membuat Jongdae yang ada didepannya terkekeh pelan.

"Hahaha, bersabarlah Sehun-ah. Skripsimu pasti akan seg-..." ucapan Jongdae terpotong celotehan namja yang duduk disamping Sehun. Namja bersurai coklat almond itu menempelkan wajahnya di meja membelakangi Sehun. Kepalanya bergerak dengan gelisah, isakan dan gumaman kecil sesekali terdengar tak jelas dari mulutnya.

"-Hik- Seoh-hik-yunnie wae? -Hik- wae -hik- geurae? Kenapa kau lak-hik-kukan ini padak-hik-u? Aku masih san-hik-gat mencintai-hik-mu." sosok itu mengangkat wajahnya dan menumpukan dagunya pada lipatan tangannya. Bibirnya mencebik lucu dan terus mengeluarkan ceracauan tak jelas.

"Eoh? Siapa dia, hyung? Sepertinya ia sudah mabuk berat." tanya Sehun.

"Entahlah, sudah sejak sore ia ada disini. Aku sudah mencoba membangunkannya tapi ia malah marah dan mengancam akan melaporkanku ke hyungmu kalau aku mengganggunya." Jongdae menjawab ucapan Sehun sambil meletakkan segelas wine didepan Sehun.

"Ck, pasti dia dicampakkan pacarnya. Kau dengar gerutuannya itu? Menjijikkan seka-..."

"Eungh, Eomma~ Seohyun-hik-ie sangat jahat padaku~ Kau harus –hik- memarahinya nanti hehehe."

Bibir Sehun berhenti berucap begitu sosok itu kembali bergumam dan menolehkan wajahnya ke arah Sehun. Wajah ini, k-kenapa aku tak bisa memalingkan mataku darinya? batin Sehun, matanya terus menelisik keseluruhan wajah sosok itu tanpa berkedip.

"Berkediplah dan tutup mulutmu, Sehun-ah." Jongdae mengatupkan bibir Sehun yang masih terbuka karena asyik memandangi sosok itu dan tersenyum geli pada Sehun.

"Hei pelayan~ Berikan ak-hik-u soju lagi! Aku ma-hik-sih ingin minum!" tanpa Sehun dan Jongdae duga, namja tersebut tiba-tiba bangun dan menggebrak meja dengan keras. Ia berdiri menyandar ke meja dan menyangga dagunya dengan telapak tangannya, tubuhnya yang mungil sesekali oleng dan menyenggol Sehun yang duduk di sampingnya.

"Jeosonghabnida, tapi kau sudah mabuk, Tuan. Apa Tuan ingin kami mengantarkan Tuan pulang?" tawar Jongdae yang dibalas dengan gelengan kepala oleh namja tersebut.

"Aku bil-hik-ang berikan aku soju! Palli~ atau aku akan melaporkan-emh..."

"O-omo hyung! Dia pingsan!" pekik Sehun merasakan beban di ditubuhnya.

"Astaga Tuan! Aku sudah bilang kalau kau mabuk, kenapa masih ngotot ingin tambah soju! Dasar menyusahkan sekali kau ini." gerutu Jongdae saat namja tersebut tiba-tiba ambruk ke tubuh Sehun.

Dengan kesal Jongdae meletakkan kain lap yang ia gunakan untuk membersihkan gelas dan berjalan menghampirinya. Jongdae merogoh dompetnya , mengambil uang sejumlah soju yang dipesan dan mengeluarkan kartu identitas namja tersebut untuk melihat alamatnya.

"Xi Luhan? Bukankah ini nama china?" gumam Jongdae.

"Sehun-ah, bisa bantu aku membawanya ke depan? Aku akan menyuruh sopir untuk mengantarnya pulang." ucap Jongdae, ia mengambil alih sebelah tangan Luhan dan mengalungkannya di bahunya, menunggu Sehun melakukan hal yang sama untuk membawa Luhan keluar dari bar.

"Eung, hyung, biar aku saja yang mengantarnya pulang." kata Sehun saat ia dan Jongdae sudah membawa Luhan keluar dari bar.

"Aish, kau mau mengantarkannya pulang atau mengajaknya one night stand, eh? Dasar mesum. Aku sudah tau apa yang kau inginkan hanya dengan melihat matamu, bocah." balas Jongdae sarkastik, tangan kirinya terulur dan membuka pintu mobil Sehun dengan susah payah.

"Ani, kau taukan aku tak mau melakukan seks dengan orang pingsan sepertinya. Aku akan menaklukannya kalau ia sudah sadar." Sehun menepuk kedua tangannya setelah membenarkan posisi duduk Luhan dan memasangkan sabuk pengamannya, ia menutup pintu mobilnya dan berbalik menatap Jongdae.

"Arraseo. Terserah apa maumu. Aku menyerahkannya padamu, aku tak ikut campur kalau terjadi apa-apa dengannya." ucap Jongdae, ia memberikan kartu identitas Luhan dan berbalik masuk ke dalam bar.

"Well, we'll see apa dia cukup baik untuk kujadikan partner seksku kedepannya." gumam Sehun sebelum berjalan memutar memasuki mobilnya. Ia melirik Luhan sekilas dan mulai melajukan mobilnya membelah jalanan malam.


Luhan menggeliatkan tubuhnya saat merasakan sebuah tangan yang melingkari pinggang rampingnya semakin mengerat. Ia tersenyum dalam tidurnya mengira bahwa tangan tersebut adalah tangan milik Seohyun, istr- ah mantan istrinya dan semakin merapatkan diri pada tubuh disampingnya. Tangan kirinya yang juga melingkar ditubuh itu semakin mengerat dan sebelah pahanya ia lilitkan pada tubuh disampingnya. Dapat ia rasakan perutnya menekan benda keras dan sedikit basah, seperti penis yang tengah ereksi, pikirnya.

T-tunggu... Penis yang tengah ereksi? PENIS?! EREKSI?!

"KYAAAA~~~~ SIAPA KAU?! K-KENAPA KAU ADA DI KAMARKU!" seketika Luhan bangun dan berteriak, ia mendorong namja yang tertidur di sampingnya membuat Sehun tersentak kaget karena terbangun dengan begitu tiba-tiba.

"SIAPA KAU?! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!" pekik Luhan lagi, tangannya meraih bedcover dan menaikkannya hingga menutupi sebagian wajahnya.

"H-hei tenanglah! Aku akan jelaskan semuanya!" Sehun berucap dengan suara rendah khas bangun tidurnya. Tangannya menggapai gelas di meja nakas dan menghabiskannya dalam sekali teguk. "Ayo mandi dulu, aku akan menjelaskannya setelah kita selesai mandi."

"Jangan main-main! Cepat katakan apa yang kau lakukan di kamarku! Kau pasti berbuat yang tidak-tidak padaku kan?!" bentak Luhan membuat Sehun mau tak mau mengalah dan menjelaskan kejadiannya.

"Ck, dengarkan aku. Aku tak berbuat apa-apa padamu. Kita hanya tidur seranjang dan perlu kau ketahui kalau ini kamarku, bukan kamarmu." Jelas Sehun.

"Eh? B-benar, ini bukan kamarku-" gumam Luhan lirih, "-tapi kenapa aku bisa ada disini?!" pekiknya kemudian, seingatnya ia tak pernah mengenal namja yang ada di depannya ini, lalu bagaimana bisa ia tidur seranjang dengannya?

"Semalam kau mabuk, dan karena aku tak tau alamatmu makanya aku membawamu kemari. Harusnya kau bersyukur karena aku menolongmu semalam, karena kalau tidak kau akan terlantar dijalanan kemarin malam." terang Sehun dengan dibumbui sedikit kebohongannya, ia tak ingin mengambil resiko namja manis yang ada di depannya mengamuk kalau ia menceritakan kejadian sebenarnya.

Luhan terdiam mendengarkan penjelasan Sehun, ia mencoba mengingat-ingat kenapa ia bisa sampai mabuk. Ia menganggukkan kepalanya saat mengingat alasan kenapa ia bisa sampai mabuk, namun tak sampai dua detik matanya justru berkaca-kaca dan isakkan lirih mulai terdengar di kamar Sehun itu.

"W-wae? Kenapa kau menangis?" tanya Sehun panik, ia menaikkan dagu Luhan agar menatapnya dan menghapus air mata yang mengalir dipipi Luhan dengan ibu jarinya.

"-Hiks- istriku menceraikanku –hiks- karena aku tak bisa –hiks- memberinya keturunan-hiks-." kata Luhan dalam isakannya membuat Sehun yang ada di depannya menelan ludahnya terkejut.

"Kau... sudah menikah?" tanya Sehun tak percaya.

"T-tentu saja!"

"Tapi kau masih terlihat seperti anak JHS." gumam Sehun, matanya menelisik keseluruhan wajah dan tubuh Luhan. Sehun benar-benar tak menyangka kalau namja di depannya sudah menikah.

"YAK! Aku sudah hampir dua puluh enam tahun! Bagaimana bisa kau mengataiku masih seperti anak JHS!"

"Dua puluh enam? Apa kau bercanda?!" tanya Sehun heran, bagaimana bisa namja yang ada di depannya ini lebih tua tujuh tahun dari dirinya, tingginya bahkan hanya sampai dibawah telinga Sehun.

"Kau sendiri berapa umurmu?" Luhan balik bertanya, matanya memicing menunggu jawaban Sehun.

"A-aku sembilan belas." cicit Sehun, ia melirik Luhan yang membulatkan matanya begitu Sehun menjawab pertanyaannya.

"Mwo? Yak! Bocah kurang ajar! Berani sekali kau membawaku tidur ke kamarmu! Dasar bocah mesum!" teriak Luhan berang, tangannya yang bebas terangkat dan menjambak rambut Sehun sekuat tenaga, tak ia pedulikan ringisan sakit dari Sehun.

"AAKH! Ouch! Lepaskan! Appo!" jerit Sehun, tangannya ikut memegangi tangan Luhan yang menjambak rambutnya dan mencoba melepaskan cengkraman tangan Luhan, tapi cengkraman itu bukannya terlepas malah bertambah kuat.

"Rasakan! Kau bocah mesum tak tahu sopan santun!" kata Luhan geram.

"Ahjushhi! Lepaskan! Aku minta maaf!"

"Eih, bagaimana kau bisa memanggilku ahjushhi? Aku belum setua itu!" gerutu Luhan, dengan kesal ia melepaskan rambut Sehun dan membersihkan tangannya dari beberapa helai rambut Sehun yang rontok karena jambakannya.

"Haish, ini benar-benar sakit. Apa-apaan kau ini? Menjambakku seperti perempuan, ck." kesal Sehun, ia mengusap kepalanya yang terasa panas dan berdenyut.

"Yak! Kau mau aku menjambakmu lagi?" tantang Luhan, ia meregangkan jari-jarinya dan bersiap menjambak rambut Sehun lagi.

"A-aniya! Jinjja!" Sehun yang sudah tau maksud Luhan segera bangkit dari kasurnya dan berjalan menjauhi Luhan.

"Mandilah, kamar mandinya disebelah sana. Aku akan mandi dikamar mandi luar." ucapnya lalu berjalan ke lemarinya dan mengambil sepotong handuk bersih untuk Luhan.

"Shirreo! Aku ingin pulang, ada sesuatu yang harus aku urus." sahut Luhan, ia meregangkan tubuhnya sebelum beranjak bangun dan merapikan ranjang Sehun.

"Kalau begitu aku akan mengantarmu setelah aku mandi, tunggulah sebentar."

Luhan hanya menganggukkan kepalanya pelan saat mendengar gumaman Sehun, setelahnya ia melangkahkan kakinya keluar kamar Sehun dan mulai menjelajahi apartemen Sehun. Ia berjalan melihat-lihat isi apartemen Sehun dan menghentikan langkahnya di depan rak buku yang berisi begitu banyak komik. Luhan mengambil satu komik, menyandarkan tubuhnya ke rak buku dan mulai membaca komik yang telah ia ambil.

"Sehun-ah, aku datang membawakanmu sar-..." "Siapa kau? Apa yang kau lakukan di apartemen Sehun?" Luhan terkejut saat melihat seorang namja tampan tiba-tiba muncul dari pintu apartemen Sehun, ia meletakkan komik Sehun yang tengah ia baca ke rak buku dan membungkukkan badannya sekilas.

"Ah, annyeong. Aku Xi Luhan, eung aku sendiri tak tahu apa yang aku lakukan disini, tapi aku tak ada niat jahat disini. Sehun yang membawaku kemari." terang Luhan kikuk, ia membungkukkan badannya dan melirik namja tersebut takut saat melihat tatapan tajam namja itu padanya.

"Jinjja? Lalu mana Sehun?" tanya namja tersebut, matanya yang tajam seakan menelanjangi Luhan membuat Luhan semakin merasa takut.

"Dia sedang man-..."

"Siwon hyung? Kau sudah datang?" ucap Sehun memotong perkataan Luhan, ia keluar dari kamarnya dengan kaos oblong putih dan celana kain sebatas lutut, rambutnya masih basah meneteskan air dan handuk kecil tampak melingkar di lehernya.

"Sehun, siapa dia?" tanya Siwon tanpa basa-basi, tatapannya seakan mengintimidasi Sehun dan membuat Sehun salah tingkah.

"D-dia temanku, hyung. Namanya Xi Luhan. Luhan hyung, kenalkan dia hyungku, Siwon hyung. Ah, mana Kyunnie hyung? Apa dia tak ikut?" jawab Sehun mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia tak ingin Siwon tahu kalau ia mengincar Luhan, bisa-bisa uang jajannya akan dipotong kalau Siwon tahu kelakuannya. Sudah cukup ia hidup melunta-lunta dan menumpang makan pada Kai bulan lalu.

"Benarkah dia temanmu? Atau partner one night standmu?" namun Siwon tetaplah Siwon yang teliti, melihat Sehun yang tak berani menatapnya ia yakin kalau ada yang sedang Sehun sembunyikan dari dirinya.

"Y-yak! Apa yang kau katakan! Aku ini normal! Aku bahkan sudah menikah!" Luhan memekik tak terima saat sadar Siwon menganggapnya partner one night stand Sehun, cih apa-apaan dia ini, lancang sekali, batin Luhan jengkel.

"Jinjjayo? Ah jeosonghabnida, Sehun terlalu nakal untuk anak seumurannya maka dari itu aku sedikit ketat mengawasinya." kata Siwon, ia merasa tak enak karena menuduh yang tidak-tidak pada Luhan. "Ah, ayo kita sarapan, aku membawa pancake madu." lanjut Siwon, ia menunjukkan bingkisan yang ia bawa dan melangkahkan kakinya ke meja makan diikuti oleh Sehun dan Luhan dibelakangnya.

"Apa Kyunnie hyung tak ikut kemari? Tumben sekali dia mau kau tinggal." gumam Sehun mengingat kebiasaan kakak iparnya yang sangat enggan ditinggal oleh hyungnya.

"Babykyu masih dibawah, dia bilang mau membeli es krim dulu." jelas Siwon sambil menyiapkan pancake-nya.

"Ck, dasar maniak es krim." maki Sehun pelan.

"Siwonnie! Sehunnie! Kyunnie kalian datang~" Luhan mengernyit heran saat mendengar teriakan manja dari seseorang yang berlari ke arah meja makan, ia seperti pernah mendengar suara ini sebelumnya tapi ia hanya diam dan menundukkan kepalanya karena merasa canggung berada di sekitar orang-orang yang masih asing baginya bahkan Sehun yang membawanya kemari terlihat acuh tak acuh padanya.

"Kami di meja makan, Babykyu." sahut Siwon pelan, ia menyangga dagunya dengan kedua tangannya dan tersenyum menunjukkan lesung pipinya begitu melihat seorang namja manis meletakkan kantong plastik besar berisi es krim dan camilan yang lainnya ke meja makan.

"Eoh, kalian meninggalkanku! Padahal aku hanya membeli es kr- eh siapa yang datang?" gerutu namja tersebut, namun perhatiannya teralihkan ke arah Luhan yang menunduk menyembunyikan wajahnya. Ia menatap Sehun dengan pandangan bertanya sambil menunjuk Luhan dengan dagunya.

"Oh, Kyunnie hyung, kenalkan ini temanku namanya Xi Lu-..."

"XI LUHAN?!"

"K-KYUHYUN SUNBAE?!"

Sehun mengerjapkan matanya bingung saat Kyuhyun dan Luhan sama-sama berteriak saat mereka saling bertatapan, "Kalian sudah saling mengenal?" tanyanya pelan.

"Kami..."

NEXT OR END?


Fiiuh. Annyeong, salam kenal semuanya, ini fanfic hunhan pertama di ffn.

Maaf kalau ceritanya aneh dan bikin bingung. Semoga ada yang minat baca ff ini.

Kritik, saran, dan masukan sangat ditunggu, tumpahkan semuanya di kotak review please~