Dying Inside

Chapter 3

Kuroko no Basuke ©Fujimaki Tadatoshi-sensei

Rated: T

.

.

.

.

Happy reading-

-3-

° Day 1 °
Kuroko terbangun dari tidurnya dengan keadaan yang luar biasa berantakan. Rambut yang tak tertata rapi, baju yang tersingkap sampai bahu, lalu wajah yang kusut seperti orang yang frustasi berat. Benar-benar bukan keadaan Kuroko yang seperti biasanya ia bangun tidur.
Semua ucapan bahkan penawaran pekerjaan dengan paksa yang dilakukan Akashi, sangat membuat dirinya tidak bisa tidur dengan baik dan tenang. Bahkan ia sangat gugup hari ini karena merupakan hari pertamanya bekerja dimansion Akashi.

"Ugh... Persetan dengan Akashi-kun, aku tidak perduli. Aku hanya harus melayani dia kan seperti butler lainnya. Kenapa aku harus gugup? Lagi pula Akashi-kun tidak mungkin meminta yang aneh-aneh padaku. Aku kan hanya mahasiswa biasa. Sudahlah." Gumam Kuroko pada dirinya sendiri untuk memberi semangat dihari pertamanya bekerja walau ia tidak rela.

Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu pada rumah Kuroko terdengar. Kuroko melirik jam dinding dikamarnya itu, dan waktu menunjukan pukul 05.30. Oh ayolah, siapa yang datang kerumahnya sepagi ini? Seingatnya, ia tidak memiliki teman di tempat kuliahnya.

Dengan segera, Kuroko melangkahkan kakinya keluar kamar lalu berjalan menuju pintu utama rumahnya dengan keadaan setengah sadar karena kurangnya tidur semalam. Ya, karena Kuroko baru tertidur jam 3, jadi wajar saja.

Kuroko membuka pintu rumahnya dengan pelan dan dilihatnya orang yang mengunjunginya itu dengan tatapan yang masih sangat buram karena matanya yang belum menyesuaikan diri dengan cahaya pagi.

"Hee... Kau belum bersiap juga, Tetsuya?"

Tunggu, suara baritone itu sepertinya sangat familiar ditelinganya. Dan cara memanggil namanya juga sangat ia kenali. Kuroko pun mendongakkan kepalanya dan terbelakakan lah matanya terkejut karena orang yang dilihatnya tak lain adalah...

"A-Akashi-kun?"

"Melihat keadaanmu yang seperti ini, aku tebak kau tidak tidur dengan tenang dan nyaman kan, Tetsuya."

Orang yang mengunjungi Kuroko adalah Akashi Seijuurou yang merupakan majikannya sendiri. Dilihatnya Akashi yang berpakaian rapi sambil bersingkap dada dengan angkuh dan tegap layaknya pemimpin penguasa.

"Akashi-kun Kenapa ada disini?" Tanya Kuroko dengan tampang yang polos dan innocent.

"Tentu saja untuk menjemputmu. Aku tidak yakin kau akan datang tepat pada Waktunya di hari pertamamu bekerja, jadi aku datang kemari. Cepatlah bersiap, Tetsuya. Dan rapikan dirimu itu, kau membuatku harus menahan iman dan diri agar tidak melahapmu Sekarang juga." Ucap Akashi dengan tenang dan sedikit menyeringai saat melihat bahu mulus Kuroko yang tersingkap lebar. Benar-benar menggoda, pikirnya.

Kuroko yang mendengar perkataan Akashi, hanya bisa menatapnya bingung seakan meminta penjelasan.

"Akashi-kun, manusia tidak mungkin melahap manusia kan? Lagipula manusia itu bukan kanibal. Kecuali, jika kejiwaan manusia itu Sudah tidak normal." Ucap Kuroko dengan datar namun juga tersirat kebingungan karena salah menangkap maksud perkataan Akashi yang membahas tentang 'melahap'.

"Hoo.. Jadi kau menganggapku gila?"

"Apa aku mengatakan bahwa Akashi-kun gila?" Tanya Kuroko dengan tidak sengaja berani melawan Akashi.

"Kau melawanku, Tetsuya?" Tanya Akashi kembali dengan nada yang lebih tajam.

"Ugh.. Maaf Akashi-kun. Aku tidak bermaksud." Ucap Kuroko sadar akan kesalahannya.

"Ya, aku mengerti. Kau tidak berubah seperti biasanya. Kau menarik seperti dulu." Ucap Akashi tersenyum tulus sembari mengusap lembut surai rambut Kuroko.

'Tidak berubah... Seperti biasanya? Menarik seperti.. Dulu?'

Kuroko tertegun dan terpana melihat senyuman Akashi. Ia juga sangat menyukai sentuhan lembut Akashi dikepalanya, merasa tidak asing dengan belaian itu. Diam-diam Kuroko menatap wajah dan mata Akashi dengan perasaan seperti-rindu? Entahlah.

"Tetsuya, mengapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Akashi menyudahi belaiannya pada kepala Kuroko.

"Em.. Tidak apa-apa, Akashi-kun. Hanya saja aku menyukai belaian Akashi-kun pada kepalaku." Ucap Kuroko dengan jujur dan polos.

Akashi yang mendengar perkataan Kuroko pun tersenyum. Kuroko yang melihat Akashi tersenyum hanya bisa diam dalam bingung.

"Sudah, sudah. Lebih baik Sekarang kau bersiap-siap. Mulai hari ini, kau tinggal dimansionku, bersamaku oke."

"Baiklah Akashi-kun. Mari masuk." Ucap Kuroko mempersilakan Akashi masuk kedalam rumahnya sembari tersenyum kecil.

"Terimakasih, Tetsuya."

0o0
Perlengkapan, pakaian serta peralatan rumah juga buku dan juga laptop untuk perkuliahannya sudah dipersiapkan dan dibereskan dengan rapi di sebuah tas yang lumayan besar. Kuroko pun sudah berpakaian rapi dan cantik(?). Wangi vanilla pun tercium sangat menyengat dari tubuh Kuroko. Sungguh sempurna dengan parasnya yang polos dan datar.

"Baiklah. Aku siap." Ucap Kuroko datar sambil menenteng tas gendongannya.

Akashi tersenyum kecil, sangat kecil lalu menggenggam tangan Kuroko. "Ayo berangkat, Tetsuya."

"Ha'i."

Seluruh barang bawaan Kuroko pun sudah dimasukan kedalam bagasi Mobil Akashi. Sementara Kuroko hanya diam memantung menatap rumahnya.

"Kau kenapa, Tetsuya?"

"Akashi-kun, jika aku tinggal bersamamu, lalu siapa yang akan merawat rumahku? Aku tidak mungkin membiarkannya seperti ini." Ucap Kuroko menatap sendu perkarangan rumahnya. Rumahnya ini termasuk peninggalan dari kedua orang Tanya yang sangat berharga. Gak mungkin Kuroko membiarkan rumahnya tidak terawat.

"Tenanglah, Tetsuya. Aku sudah menyuruh seseorang untuk menjaga dan merawat rumahnmu. Kau tidak udah khawatir."

"Sou.. Maaf merepotkanmu."

"Tidak apa-apa, Tetsuya. Ayo berangkat."

"Ha'i"

0o0

Kini kuroko telah sampai di mansion Akashi. Mereka tengah duduk dalam diam disebuah ruangan yang sangat besar di mansion itu. Kuroko sangat luar biasa gugup karena hanya ada dirinya dan Akashi didalam ruangan itu. Tidak ada pekerja lain seperti butler dan maid di mansion itu. Sepi, sangat sepi.

"A-ano Akashi-kun.. Maaf, kemana butler dan maid yang lainnya? Sepi sekali disini." Ucap Kuroko memecahakan keheningan. Akashi hanya terdiam dan menatap Kuroko tanpa ekspresi. Kuroko ketakutan saat melihat Akashi menatapnya. Kuroko merasa kepribadian Akashi terlihat berbeda dari sebelumnya. Sangat berbeda.

"Aku meliburkan mereka untuk beberapa saat. Dan, seluruh kebutuhanku dan kebutuhan rumah ini, kau yang mengurusnya, Tetsuya. Aku tidak menerima penolakan. Ngomong-ngomong untuk kamarmu, letaknya ada disebelah kamarku. Sudah kuputuskan bahwa kau akan mulai bekerja besok. Hari ini aku memilki pekerjaan yang banyak dikantorku, jadi untuk hari ini kau bereskanlah seluruh bawaanmu kekamarmu, mengerti?" ucap Akashi panjang lebar sambil menatap tajam Kuroko.

Kuroko terbelakak mendengar perkataan Akashi. Yang benar saja. Mana mungkin ia sanggup mengurus mansion sebesar ini tanpa bantuan! Kuroko yakin bahwa Akashi memang sudah gila. Tapi tetap saja harus ia lakukan, peritahnya memang tidak bisa dibantah.

"Ba-baiklah, Akashi-kun. Aku mengerti."

"Bagus. Sekarang aku akan pergi dulu. Berjaga-jagalah disini. Jangan membuat banyak ulah, mengerti?"

"Ha'i"

Setelah itu, Akashi pun berjalan pergi dari ruangan itu untuk menuju kantornya yang letaknya lumayan jauh dari mansionnya. Kuroko hanya bisa melihat kepergian Akashi dengan datar. Lalu, ia pun segera membawa barang bawaannya kekamarnya. Ada sesuatu yang mengganjal dipikiran Kuroko, kenapa Akashi-kun yang mengunjungiku sangat berbeda dengan Akashi-kun yang sekarang?, pikir Kuroko. Entahlah, mungkin setelah ini Kuroko akan melakukan pembongkaran identitas Akashi yang sebenarnya. Bagaimanapun juga, analisis seorang Kuroko Tetsuya itu tidak pernah salah.

-TBC-

A/N: Hai minna-san. Maaf tidak bisa membalas review kalian. Tapi, terimakasih karena telah mer-review, fav, dan follow cerita ini. Saya sangat senang. Ok see you in next chapter guys. ^^

-Vanilla Tetsuya Blue