I'm Looking at the World in Your Eyes

Cast : Min Yoongi (BTS), Jung Hoseok (BTS), Min (Choi) Youngjae (GOT7) as Yoongi's son, etc.

Pair : Yoonseok (Seme!Yoongi, Uke!Hoseok)

Rate : M (bisa berubah sewaktu-waktu)

Warning : YAOI, Straight, Typo(s), OOC, Don't Like Don't Read

Disclaimer : The story plot belong to Hamosuga. I just translate it into Bahasa.

Note : wih wih...ternyata banyak yg minta chapter ini cepet publish. Aku publish nih, reader-nim. Semoga kalian suka ya. Buat yg dibawah umur mohon ditutup matanya haha. Annyeong~~

p.s : ini akan jadi kumpulan oneshoot tentang keluarga kecil Yoonseok and little Youngjae.

Happy reading!

.

.

.

"Dad!"

Yoongi mendengar suara yang sangat familiar dari luar studio rekaman yang sekarang sedang ia tempati bersama Namjoon. Namjoon mengalihkan pandangannya dari monitor komputernya pada Yoongi yang kini sudah berlari keluar ruangan-lumayan-sempit itu.

Begitu ia keluar dari ruangannya, Yoongi dihadapkan oleh Youngjae yang berlari kecil ke arahnya menggunakan sepatu biru tua hadiah ulang tahun darinya tahun lalu.

"Youngjae-ah! Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Yoongi. Sebenarnya ia tidak terlalu peduli karena ia sangat senang bisa bertemu dengan anak laki-lakinya ini. Ia mengangkat anaknya, memutar-mutar tubuh mereka sebentar, lalu mendekapnya erat.

"Appa mengajakku ke sini." Kata Youngjae riang sambil berbalik untuk menunjuk ke arah Hoseok yang baru saja bergabung dengan mereka.

Mata Yoongi semakin berbinar ketika melihat senyum cerah pasangannya. Walaupun usia hubungan keduanya sudah menginjak satu tahun lebih empat bulan, tapi Yoongi tetap saja selalu terpana melihat senyuman Hoseok.

"Hey, Baby." Bisik Yoongi. Ia mengecup bibir Hoseok lembut. "Bukannya aku mengeluh, tapi apa yang kau lakukan di sini?"

Yoongi melingkarkan tangannya yang tidak menggendong Youngjae ke pinggang Hoseok dan menuntun keduanya ke studio rekaman.

"Youngjae merindukanmu karena kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu akhir-akhir ini. Dan sejujurnya, aku juga merindukanmu." Hoseok melirihkan suaranya saat mengatakan kalimat terakhir. Senyum manis dan rona merah di kedua pipinya membuat Hoseok terlihat tambah cantik di mata Yoongi.

"Apa lagu Daddy sudah selesai? Apa Uncle Joon di sini?" Tanya Youngjae sambil menengokkan kepalanya ke kanan-kiri untuk menemukan sahabat ayahnya itu. Membuat Yoongi tertawa geli melihatnya.

"Ya dan ya. Uncle Joonie~ Youngjae datang." Ujar Yoongi ketika ia membuka pintu studio rekaman.

Namjoon berbalik tepat ketika Youngjae turun dari gendongan Yoongi dan berlari kecil ke arahnya. Pria berambut blonde itu mengangkat tubuh mungil Youngjae sambil tertawa. Ia mendudukkan anak sahabatnya itu di pangkuannya sebelum membawa tubuh mereka berdua berputar-putar di kursi putarnya.

Yoongi dan Hoseok keluar dari studio untuk menikmati waktu mereka hanya berdua. "Sini, biar aku yang membawanya." Ucap Yoongi lembut—ia selalu menggunakan nada suara ini saat berbicara dengan orang-orang yang ia sayangi. Pria tampan itu mengambil alih tas selempang yang sejak tadi dibawa-bawa oleh Hoseok.

"Such a gentleman." Goda Hoseok. "Youngjae ingin membuatkan makan malam untukmu jadi aku membantunya dan kami mengantarkan makanan untukmu ke sini. Kau tidak memperhatikan kesehatanmu akhir-akhir ini, Hyung." Hoseok terlihat sangat sedih dan khawatir. Sudut bibirnya melengkung ke bawah.

Hati Yoongi terasa begitu sakit melihat wajah Hoseok sedih. Apalagi Hoseok sedih karena ulahnya. Ia menarik sudut-sudut bibir Hoseok ke atas. Membuat pria manis yang dicintainya itu tersenyum kecil.

"Arro, arro. Album ini harus selesai hari Jum'at dan kami hanya tinggal melakukan finishing saja. Kami hampir selesai dan setelah itu semua akan kembali normal, Hoseok-ah. Aku bisa menghabiskan waktuku bersama dua orang yang aku cintai." Kata Yoongi menenangkan. Ia mengelus rambut Hoseok yang kini berwarna auburn. Ia menunjukkan gummy smile-nya saat Hoseok tersenyum dan terlihat rileks dalam belaiannya.

"Good." Jari telunjuk Hoseok melengkung di lubang sabuk celana jeans yang dipakai Yoongi dan menariknya mendekat. "Karena aku sudah sangat merindukanmu." Bisik Hoseok di telinga Yoongi.

Yoongi bisa merasakan nafas hangat Hoseok menerpa telinganya diikut dengan lidah pria itu yang menjilat daun telinganya. Yoongi benar-benar tidak tahan lagi. Ia sudah akan membawa Hoseok memasuki studio yang kosong dan merekam desahan indah yang keluar dari bibir pria manis itu, namun—

"Aku ingin mendengar rahasia juga!"

Suara nada tinggi khas anak-anak menggagalkan rencana Yoongi. Teriakan Youngjae membuat Hoseok menjauhkan diri dari ayah anak itu. Hoseok berusaha untuk berakting layaknya ia hanya sedang memeluk Yoongi.

Namjoon yang menggandeng tangan Youngjae, mengangkat sebelah alisnya. Menatap bingung pasangan di hadapannya itu sebelum menggelengkan kepalanya melihat wajah Yoongi dan Hoseok yang memerah padam.

"Appa hanya memberitahu Daddy kalau kau sangat ingin bertemu dengannya hari ini, Youngjae-ya." Kata Hoseok sambil tersenyum lebar.

"Terima kasih sudah membuatkan makan malam untukku, Kiddo. Daddy janji kita akan melakukan apapun yang kau inginkan setelah Daddy menyelesaikan semua pekerjaan ini. Dan semoga saja Uncle Joon mengijinkan kita liburan." Yoongi berkata sambil mengusak puncak kepala anaknya. Ia dapat melihat Namjoon yang cemberut karena kalimat terakhirnya tadi.

Youngjae berbalik untuk menatap tajam pada Namjoon. Ia menggembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya. "Ayolah, Uncle Joon~~~ Kasihani aku dan Daddy. Biarkan Daddy libur."

Namjoon bergegas lari memasuki studio. Youngjae menyusul di belakangnya. Mereka berdua memulai aksi kejar-kejaran di sekitar kantor Yoongi.

Sementara itu, Yoongi menarik Hoseok memasuki studio yang kosong. Menutup pintunya dan memenjarakan Hoseok di antara pintu itu dan dirinya. "Why are you so—"

"In love with you?" Ucap Hoseok melanjutkan kata-katanya. Pria itu memiringkan kepalanya, menatapnya dengan tatapan polos dan senyuman manis.

Yoongi menatapnya beberapa saat sebelum ia terkekeh. Ia menangkup wajah Hoseok dengan kedua tangannya. "Bagaimana bisa orang sepertiku diberi kesempatan untuk mendapatkan seseorang yang indah, baik hati, dan sangat peduli dengan sesama sepertimu?"

Yoongi merasa dirinya terlalu cheesy dan sentimental saat ini, tapi apapun itu jika bersangkutan dengan Hoseok, ia tidak pernah merasa terganggu.

Hoseok mengaitkan satu tangannya di rambut hitam Yoongi ketika pria itu menautkan kedua bibir mereka. Ciuman mereka sangat lembut dan begitu manis. Mereka berciuman dengan sangat terampil—efek berlatih selama satu tahun empat bulan mereka bersama. Mereka sudah berciuman berkali-kali sebelumnya, tapi rasanya masih tetap sama seperti ciuman pertama mereka.

Yoongi menggenggam tangan kiri Hoseok. Ia memutuskan ciuman mereka untuk menatap tangan lentik itu. Sebuah senyuman terpatri di bibir Yoongi ketika melihat cincin yang terpasang di jari manis Hoseok. Cincin pemberiannya dulu. Ia mencium jari itu kemudian.

"Kau sangat aneh, Yoongi-hyung. Menjadi orang yang kaku suatu waktu, lalu menjadi sangat lembut sesaat kemudian. Menjadi devil untuk Namjoon dan menjadi angel untuk Youngjae." Kata Hoseok menerawang. Ia mengangkat tangan kanan Yoongi yang menggenggam tangannya dan mengusapkan tangan itu ke pipinya.

Yoongi tertawa. Senyumnya semakin lebar dengan gigi dan gusi yang terlihat jelas. "Setelah kau hidup bersama seorang anak selama ujuh tahun, kau akan menjadi pribadi lembut dan hangat, Hoseok-ah. Ah, jangan salah, Namjoon juga seorang devil untukku."

Hoseok tertawa dan mengangguk mengerti. Momen kecil mereka kembali diinterupsi oleh suara pekikan Youngjae dan gelak tawa Namjoon.

Yoongi menghela nafasnya, lalu menatap manik hitam Hoseok. "Wait for the weekend, Baby. Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan."

Yoongi meremas pantat Hoseok sebelum menuntunnya keluar dari studio.

.

.

.

"Yoongi-hyung?"

Suara orang bangun tidur terdengar ketika Yoongi memasuki kamar yang ia tempati bersama Hoseok. Ia berhenti sebentar untuk melihat Hoseok, lalu berjalan ke arah lemari. "Hey, Hoseok-ah."

Setelah itu ia mendengar suara selimut yang dibuka dan lampu tidur di meja nakas menyala. Hati Yoongi berdebar melihat Hoseok yang terduduk di atas kasur sambil mengucek matanya dan menggaruk dada telanjangnya. Pria yang lebih muda darinya itu jadi terlihat sangat cute dan juga sexy dengan rambut yang berantakan.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" Tanya Hoseok pada Yoongi yang sedang melepas pakaiannya. Pria itu memutuskan untuk tidak memakai kaos setelah melihat Hoseok.

"Sangat melelahkan, tapi aku akan free weekend ini. Bagaimana denganmu, sekolah dan Youngjae?" Yoongi memakai celana tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Ia dengan cepat mencuci mukanya dan menggosok giginya.

"Semuanya berjalan lancar. Anak-anak sangat berisik hari ini dan Youngjae menyelesaikan tugasnya tanpa mengeluh. Aku menghdiahinya sekotak brownies dan aku juga menyisihkan sebagian untukmu, Hyung. Youngjae memohon padaku untuk menonton film Despicable Me lagi. Dia pasti sangat menyukai film itu." Kata Hoseok dengan suara yang masih mengantuk.

Tak lama kemudian, Yoongi sudah bergabung dengannya di kasur. "Dia pernah menyuruhku membuat remix dari semua lagu soundtrack film itu. Aku bersumpah anak itu –Apa kau tidak mengenakan satu helai pakaian pun, Hoseok-ah?" Tanya Yoongi. Seringaian tercetak di bibirnya melihat Hoseok tersenyum jahil padanya.

"Surprise!" Kata Hoseok. Ia terlihat lebih sadar dari sebelumnya. Hoseok mengayunkan sebelah kakinya ke samping pinggang Yoongi, lalu duduk di atas perut pria itu. Ia meletakkan kedua tangannya di sisi-sisi kepala Yoongi.

Yoongi bergumam senang dengan posisi Hoseok saat ini. Ia meletakkan tangannya di punggung bagian bawah Hoseok. Seringaiannya bertambah sexy ketika ia berkata sambil mengusap pinggang sensitif Hoseok. "Aku seharusnya lebih sering pulang ke rumah. Aku bisa bicara pada Namjoon dan dia pasti tidak keberatan dengan hal itu."

Hoseok mendesah pelan sambil membusungkan dadanya. Ia melirik Yoongi di bawahnya dengan mata sayu dan gigi yang menggigit bibir bawahnya. Hoseok menempatkan pantatnya di atas penis Yoongi yang tertutup celana. Ia memutar pinggulnya dengan sangat pelan, seolah menggoda pria di bawahnya. Ia lalu berbisik di telinga Yoongi. "Pastikan kau tidak melewatkan setiap detailnya."

Yoongi meraih leher Hoseok dan menariknya ke dalam ciuman memabukkan. "Aku suka saat kau seperti ini." Bisiknya pada mulut Hoseok di sela-sela ciuman bergairah mereka.

Hoseok tersenyum sebelum kembali mengerang saat rongga mulutnya dimasuki oleh lidah Yoongi yang masih terasa seperti pasta gigi. Ciuman mereka berubah menjadi lebih lembut dan itu semakin menenggelamkan diri Hoseok ke dalamnya hingga ia berhenti menggerakkan pinggulnya.

Beberapa saat kemudian, Hoseok menyadari jika Yoongi sudah berhenti menggerakkan bibirnya. Ia membuka mata dan menemukan Yoongi sudah tidak bisa menahan kantuknya lebih lama lagi. Hoseok tertawa pelan dan berpindah ke posisinya semula—tidur di samping Yoongi. Ia merapatkan tubuh mereka dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.

"Jaljayo, nae sarang." Ucapnya sebelum mengecup dada orang yang saat ini memeluknya erat.

.

.

.

"Hai, Seokjin-hyung. Youngjae punya tugas yang harus dikumpulkan hari Senin. Bisakah kau membantunya? Tugasnya sangat mudah kok. Hanya membuat sebuah majalah tentang apa saja yang dia sukai. Aku hanya ingin memastikan dia diawasi saat menggunakan gunting. Ah, dan lem juga. Youngjae hampir memakannya tempo hari." Hoseok terkikik geli sambil melihat anak yang ia bicarakan sedang tertawa karena diciumi oleh ayahnya.

Seokjin tertawa. Setuju untuk membantu Youngjae menyelesaikan tugasnya. Namun sayangnya, Hoseok terlalu sibuk memperhatikan interaksi ayah dan anak di depannya untuk sekedar mendengar kalimat setuju dari Seokjin.

Hoseok merasa bangga pada Yoongi dan Youngjae. Hatinya menghangat melihat kedua orang yang sangat ia sayangi itu. Ia sangat bersyukur bisa menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Hoseok tahu ia terlalu sentimental begitu merasakan air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya.

Yoongi menangkap tatapannya. Ia memandangi Hoseok dengan penasaran sebelum menyadari apa maksud tatapan Hoseok itu. Ia memberi pria manis itu senyum kecil, mengabaikan kehadiran Seokjin dan Youngjae. Kadang-kadang Yoongi merasa di dunia ini hanya ada dirinya dan Hoseok, dan semua orang terlihat buram di matanya.

Youngjae berlari kecil ke arah Hoseok, memeluk kakinya sebelum akhirnya tubuh mungil Youngjae diselimuti oleh dekapan hangat Hoseok. Anak itu membisikkan sesuatu ke telinga Hoseok. "Aku akan sangat merindukan Appa. Tolong jaga Daddy. Aku tidak ingin Daddy kelelahan lagi. Dan aku juga tidak ingin Appa sedih lagi."

Sebelum Hoseok sempat merespon kata-kata Youngjae, sebelum Hoseok mengatakan bahwa ia sangat bahagia, Youngjae sudah pergi bersama Seokjin.

"A-aku terlihat sedih?" Gumam Hoseok pada dirinya sendiri ketika Yoongi mendekatinya.

"Itu yang Youngjae katakan?" Tanya Yoongi sambil melingkarkan tangannya di pinggan ramping Hoseok. Hoseok mengangguk mengiyakan. "Aku tahu..." Yoongi memulai dengan pelan dan ragu-ragu. "Aku memang bukan kekasih terbaik di dunia ini. Bukan juga ayah yang baik. Dan aku tahu semua itu karena pekerjaanku."

Belum sempat Yoongi menyelesaikan perkataannya, Hoseok sudah berbalik menghadap ke arahnya. Ia memeluk Yoongi dengan erat. Membuat pria itu membenamkan wajahnya di ceruk leher Hoseok. Menghirup aroma pria manis itu yang selalu menenangkan dan memabukkannya.

"Jangan berkata seperti itu, Hyung. Aku dan Youngjae mengerti. Walaupun kami hanya bertemu beberapa menit denganmu, cinta kami padamu tidak akan pernah berkurang."

Yoongi merasa sangat bahagia mendengarnya. Hatinya meletup-letup oleh kegembiraan. Seolah ia baru saja melakukan homerun di pertandingan baseball terbesar kesukaan Hoseok.

"Kau tahu, Hoseok-ah..." Bisiknya. Ia tersenyum merasakan tubuh Hoseok sedikit bergetar karena nafasnya menerpa tengkuk pria itu. Yoongi menariknya lebih dekat. Tangannya mengerat di pinggang pria itu. "Whenever I see you, I run out of breath. And your existence alone is art."

Hoseok mendengus lalu mendorong tubuh Yoongi. Ia berjalan menuju pintu masuk apartemen mereka. "Min Yoongi merayuku dengan lirik buatannya." Hoseok menggelengkan kepalanya. Sebenarnya ia suka diperlakukan seperti itu. Lihat saja pipinya yang sudah memerah padam itu.

"Mwo? Sudah kubilang aku membuat lagu itu untukmu." Yoongi mengikutinya memasuki apartemen mereka.

"Kita sendirian sekarang. Apa yang harus kita lakukan? Mencuci baju? Mencuci piring? Atau membersihkan kamar mandi?" Gumam Hoseok sambil menimbang-nimbang apa yang akan ia lakukan. Ia berdiri di tengah-tengah ruang tamu sambil mengetuk-ketukkan jarinya di dagu.

"Semenyenangkan apapun itu kedengarannya, kurasa aku punya ide yang lebih bagus. Ideku adalah menghabiskan waktu dengan my only true love di tempat yang sangat spesial." Yoongi tersenyum tampan dan Hoseok menggigit bibirnya gugup. Sudah lama sekali rasanya. "That's right, Baby. Daddy akan memesan pizza malam ini." Yoongi berseru senang, lalu beranjak menuju dapur untuk melihat nomor delivery pizza order yang ditempel di pintu kulkas.

Hoseok menghembuskan nafasnya kecewa. Benar sekali, pizza is his only true love. Tidak ingin merasa kalah duluan, Hoseok memicingkan matanya ke arah Yoongi dan melangkah menuju kamar mandi.

'Lihat saja nanti, Hyung.' Batinnya.

.

.

.

"Hoseok-ah, pizzanya sudah datang. Kau baik-baik saja di dalam sana, Baby?" Yoongi mengetuk pintu kamar mandi. Ia mendengar namanya disebut dari dalam dan Hoseok menyuruhnya masuk. Ia membuka pintu kamar mandi. Membeku di tempat ketika pandangannya menangkap sosok Hoseok duduk di kloset dengan rambut berantakan, kaki yang mengangkang dan celana pendek yang sudah dibuka.

Mata Yoongi mengikuti tangan lentik pria itu yang menghilang di balik celana dalamnya. Ia kembali melihat wajah Hoseok. Kepalanya mendongak dan bibirnya bengkak karena ia terlalu keras menggigit bibirnya sendiri.

"Shit!" Desis Yoongi. Sedetik kemudian, ia sudah berlutut di lantai di depan Hoseok dan menarik celana dalam pria itu ke bawah. Ia dengan cepat memasukkan penis Hoseok ke dalam mulutnya bahkan sebelum Hoseok dapat merespon.

Hoseok mengerang pelan merasakan penisnya yang dihisap oleh Yoongi. Dalam benaknya, ia menari senang karena berhasil membuat Yoongi beralih dari that-fucking-pizza. Ia menggenggam rambut Yoongi dan menariknya ke atas. "I think you should fuck me, Hyung."

Yoongi tidak perlu berpikir dua kali untuk melakukannya. Ia menggendong Hoseok bridal style dan membawanya ke kamar mereka. Ia menidurkan Hoseok di kasur mereka yang sudah berantakan. Melepas semua pakaiannya sebelum merangkak ke atas tubuh Hoseok dan memenjarakan pria manis itu di bawahnya. Ia memandangi tubuh telanjang Hoseok. Kulit tan mulus yang terlihat mengkilap karena keringat. How sexy!

"Pernahkah aku berkata kalau kau itu sungguh menakjubkan?" Ucap Yoongi dengan suara yang lebih berat dari biasanya. "Aku bersumpah aku bisa menghabiskan seluruh idupku hanya untuk menulis lirik yang berisi tentang dirimu."

Hoseok sangat menyukai Yoongi yang seperti ini. Yoongi yang menjadi puitis dan tak pernah berhenti menatapnya takjub, walaupun penisnya di bawah sana sudah benar-benar ingin dimanjakan.

"I can't get enough of you." Lanjut Yoongi. Pria itu mengatakannya seolah Hoseok adalah keajaiban dunia ke delapan. Seolah Hoseok adalah spesies baru yang belum pernah dipelajari oleh siapapun dan Yoongi menjadi orang pertama yang memilikinya.

"I love it when you commit your name to my tongue as much as I love when you like this." Balas Hoseok.

"I'm so glad I have you in my life." Yoongi berbisik di telinganya. Yang terdengar berikutnya adalah pekikan Hoseok karena Yoongi yang memasukkan penisnya ke dalam lubangnya tanpa aba-aba. Hoseok tidak mampu berkata apapun selain mendesahkan nama Yoongi.

"You are my everything." Kata Yoongi selanjutnya. Setiap kata diucapkan di sela-sela kegiatannya menghentakkan pinggul untuk menyodok lubang sempit Hoseok. Yoongi mengusap tanda merah di leher Hoseok, tidak peduli apa yang akan dikatakan kepala sekolah tempat Hoseok bekerja jika tahu hal ini. Ia meremas rambut auburn Hoseok dan menariknya ke atas. Mencium bibir pria itu dengan kasar sambil terus mengeluar-masukkan penisnya.

"Aku—" Hoseok berhenti karena tersedak lidahnya—atau mungkin itu lidah Yoongi, ah entahlah. "Yoongi, aku—" Hoseok tidak dapat menyelesaikan kata-katanya karena kepalanya jatuh ke belakang. Hoseok mencapai puncaknya dengan meneriakkan kata 'Saranghae' diikuti oleh nama Yoongi.

Yoongi menyusul tidak lama setelah Hoseok. Air mata jatuh dari mata sipitnya karena terlalu banyak emosi yang saat ini membuncah di dadanya.

"Saranghae, Hoseok-ah." Bisik Yoongi ketika ia membersihkan perut dan dada Hoseok dari cairan putih lengket milik pria manis itu agar ia merasa nyaman saat tertidur nanti. "Aku sangat tulus mencintaimu."

Hoseok memberikan senyuman kecil di wajah lelahnya. "Maaf tentang pizzanya."

Yoongi menoleh dan memandangi sekotak pizza yang tertendang dan sekarang sudah berada di lantai. Ia tertawa dan menarik Hoseok ke dalam pelukannya. Membiarkan Hoseok mendongak dan menumpukan dagunya pada dadanya.

"Setelah melakukan sex yang seperti ini, aku tidak peduli lagi pada pizza itu." Ucap Yoongi sambil merapikan rambut dan poni Hoseok.

"Hyung, tetaplah berada di sisiku, eoh?" Suara Hoseok terdengar sangat pelan. Ia takut jika suaranya terlalu keras, maka ia akan terbangun dari mimpi indah ini.

"Forever and ever, Hoseok-ah." Jawabnya tanpa ragu-ragu. ia mengecup kening Hoseok. Membuat pria manis itu tersenyum dalam tidurnya.

-END-

Balasan Review :

ayumKim : ahahaha ini udah diupdate ayum-ssi. Nggak hot-hot banget sih. Akunya masih belajar bikin adegan smut hahaha *malu*

namseokbae : mian, bukan maksudku buat nipu. Jinjja hehe. Ini udah diupdate :)

nuruladi07 : ahahaha udah diupdate nih chingu. Semoga suka :)

Lee Shikuni : ahaha ngerasa ketipu juga ya? Hihi mian :)

anthi lee : hmm... okay, mungkin aku bakal remake ff inggris lagi deh kalo buat itu. Habis aku lagi bener2 nggak ada ide dan misal udah ada pun suka kena writer block di tengah jalan. Hehehe

Aita Hwang : hihihi udah baca yg asli ya? Masih ada dua chapter lagi nih. Dan semoga nanti ada tambahan chapter lagi dari authornya. Aku bener2 suka sama ff ini soalnya hehe

Rin-chan Park : ahahaha terima kasih :) efek pengen jadi translator jadi pas pelajaran translate nggak pernah bolos hehe ini deh hasil dapet pelajaran itu di kampus. Haduuuuuhhh jangan dibaca ya kalo nggak kuat. Tapi jujur ini nggak hot-hot banget kok hahaha

nn : okay, ini udah di publish :)

Guest : ini dipublish kok jadinya :)

LKCTJ94 : ahahaha dasar nih chingu. Sukanya yang yadong yadong haha /padahal aku sendiri juga suka/ hahaha. Mian kalo nggak hot. Ini aku pertama kalinya nulis yg agak detail gini hehe masih belajar

riani98 : waaaaahhh bahaya nih, saengie mah. Penggemar yadong pasti hahaha

Nyonya Jung : ini udah dipublish chingu :)

.

Thanks to :

nuruladi07 | Lee Shikuni | .39 | JirinHope | ayumKim | Rin-chan Park | gummysmiled | nn | sugasmile | anthi lee | Aita Hwang | riani98 | namseokbae | DeroyaDiv | DozhilaChika | Nyonya Jung | LKCTJ94 | Guest

Terima kasih untuk yang sudah baca, review, fav, dan follow fic ini. Sampai bertemu di chapter selanjutnya :)

With love,

Aiko