OPERA

.

KYUMIN

HAEHYUK

Other Cast

.

Rated : M

.

GS/Typo(s)/Membosankan/Pasaran/Tidak sesuai EYD/OOC

.

Semua Cast milik diri mereka masing-masing, orang tua, dan Tuhan YME.

Saya hanya meminjam nama mereka saja.

.

Don't Like Don't Read

.

Don't Bash The Chara

.

^Happy Reading^

.

.

.

.

Sungmin melangkahkan kakinya melewati pintu utama gedung bertingkat tempat dimana Kyuhyun bekerja. Di sambut senyum manis beberapa karyawan yang mengenal dirinya. Ini bukan kali pertamanya Sungmin datang kemari. Biasanya ia datang bersama Kyuhyun. Namun kali ini Sungmin memilih untuk datang sendiri. Bahkan tanpa sepengetahuan Kyuhyun.

Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Walaupun sudah bercerai Sungmin dan Kyuhyun tetap mengingatnya. Memberi ucapan selamat melalui telpon rasanya tak cukup bagi Sungmin. Perempuan itu berinisiatif untuk memberi kejutan pada Kyuhyun. Mengunjungi Kyuhyun di China dan membawakan kado istimewa untuk pria itu.

Sungmin menekan angka 13 pada tombol lift yang membawa perempuan itu menuju lantai di mana ruangan Kyuhyun berada.

"Taemin-ssi." Sungmin menyapa sekretaris Kyuhyun. Perempuan asli Korea itu tersenyum. Membungkukan badannya membalas sapaan Sungmin.

"Nyonya Sungmin. Apa kabar?"

Sungmin tersenyum, meletakan papperbag yang ia bawa di atas meja Taemin. "Aku baik. Bagaimana kabarmu?"

"Saya baik. Anda datang sendiri?" Sungmin mengangguk. Melihat sebentar jam tangannya. "Apa Tuan Kyuhyun tahu nyonya datang kemari?"

"Tidak. aku sengaja datang kemari tak memberi tahunya. Kau juga jangan mengatakan jika aku datang kemari."

Taemin mengangguk paham. Tak ada yang melarang Sungmin untuk mengunjungi Kyuhyun. Yang Taemin tahu Sungmin adalah putri pemilik saham di perusahaan ini. juga calon istri atasannya yang tak bukan adalah Kyuhyun.

"Tapi tuan Cho sedang ada tamu. Mungkin anda bisa menunggunya sebentar."

Sungmin tersenyum. "Tak masalah. Aku akan menunggunya di ruang tunggu. Terima kasih Taemin-ssi." Sungmin berjalan menuju ruang tunggu. Sebelumnya perempuan itu memberikan bingkisan kecil pada Taemin. Gelang berwarna pink yang ia beli bulan lalu saat berlibur ke Jepang bersama keluarga kecil Donghae.

Sungmin mengenal baik Taemin. Kyuhyun sering menceritakan tentang perempuan itu. Taemin belum lama bekerja dengan Kyuhyun. Ia adalah lulusan dari universitas yang sama dengannya. Hampir mirip dengan Kyuhyun. Taemin adalah penerima beasiswa yang di berikan oleh Kangin dan setelah lulus perempuan itu bekerja di perusahaan ini.

"Sampai bertemu nanti malam." Suara itu membuat Sungmin mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Perempuan berbaju ketat hitam baru saja keluar dari ruangan Kyuhyun. Wajahnya terlihat sangat bahagia.

Sungmin tersenyum saat perempuan itu menoleh kearahnya. Balas tersenyum manis sebelum melangkah pergi dari sana.

Sungmin tak mengenal siapa perempuan itu. dari wajahnya Sungmin yakin jika ia adalah perempuan China. Namun perempuan itu sepertinya juga menguasai bahasa korea. Sungmin tau karena ia mendengar perempuan itu berbicara dengan Kyuhyun saat membuka pintu.

Sungmin kembali menoleh kearah pintu saat pintu itu terbuka. Kyuhyun berjalan keluar menuju meja Taemin. Tak menyadari jika Sungmin berada disana. Sungmin sengaja tak bersuara, ia memperhatikan Kyuhyun dari tempat duduknya.

"Taemin-ssi, apa sore ini aku ada janji?"

Taemin melihat catatannya. Mengangguk setelah melihat jadwal Kyuhyun untuk hari ini. "Ada pertemuan dengan tuan Liu sore nanti jam tiga."

Kyuhyun mengangguk. Ia melihat jam ditangannya, ini sudah memasuki jam makan siang. "Tolong batalkan pertemuan dengan tuan Liu sore nanti. Dan buat jadwal baru untuk bertemu dengannya besok lusa. Aku ada acara dengan Song qian malam ini."

"Tapi tuan-."

"Lakukan saja perintahku." Kyuhyun memotong ucapan Taemin. Pria itu sedikit mengendorkan dasi yang memilit di kerah kemejanya.

"Oh! Jadi ada acara malam ini?"

Kyuhyun membalikan badannya. Terkejut mendapati Sungmin berada disana. Perempuan itu memasukan ponselnya ke dalam tas. Berniat pergi segera mungkin dari sana.

"Kau datang? mengapa tak memberiku kabar terlebih dahulu?" Kyuhyun berjalan mendekati Sungmin. Memberi Sungmin pelukan yang sama sekali tak di balas perempuan itu.

Taemin mendudukan kembali tubuhnya. Menyibukan diri merasa tak enak dengan suasana saat ini. "Oh. Ini sudah jam makan siang? Terima kasih Tuhan." Taemin mendesah lega. Membereskan berkas-berkasnya lalu pergi menuju kantin yang berada di lantai dasar.

"Ya aku datang. Tapi aku sudah akan pergi." Langkah Sungmin terhenti saat Kyuhyun menahan pergelangan tangannya. Melayangkan pandangan tak suka pada Kyuhyun.

"Mengapa pergi?"

"Bukankah kau ada acara dengan perempuan bernama Song qian itu? lebih baik kau bersiap-siap saja. Tak usah memperdulikanku."

Kyuhyun mengerutkan dahinya. Belum ingin melepas genggamannya di tangan Sungmin. "Hey, ada apa denganmu?" Sungmin tak menjawab. Masih mencoba melepas genggaman tangan Kyuhyun. "Kau kemari untuk bertemu denganku bukan?"

"Kyuhyun lepaskan!"

Kyuhyun menghela nafasnya. "Aku antar kau ke apartement." Ia melepaskan genggamannya di tangan Sungmin.

"Tak perlu. Aku lebih baik kembali ke Korea." Kyuhyun kembali menghela nafasnya. membiarkan perempuan itu pergi meninggalkannya. Dahinya mengerut, ia tak mengerti mengapa Sungmin tiba-tiba saja bersikap seperti itu padanya. Datang, marah dan pergi?

.

.

.

.

Ini sudah satu minggu Sungmin kembali dari China. Perempuan itu hanya menghabiskan waktunya di rumah. Sungmin bahkan sering mengurung diri di kamar. Ia hanya keluar untuk makan bersama orang tuanya. Dan pergi mengunjungi malaikat kecil Donghae yang masih berusia 2 tahun. Sungmin juga jarang mengunjungi café yang ia kelola bersama dengan Eunhyuk.

Hampir tiga tahun Kyuhyun menjalankan perusahaan Kangin yang bekerja sama dengan Yesung di China. Perusahaan itu berkembang pesat hanya dalam kurun waktu dua tahun. Selain nama Kangin dan Yesung cukup terkenal di kalangan pebisnis China. Kyuhyun juga mampu menjalankan perusahaan itu dengan sangat baik.

Selama di China, Kyuhyun tak jarang pulang ke Korea. Hanya sekedar bertemu Sungmin, atau menjenguk keponakan tercintanya yang sangat menggemaskan. Begitu juga Sungmin, perempuan itu sesekali mengunjungi Kyuhyun di China. Menghabiskan akhir pekan di negeri bambu itu bersama Kyuhyun.

Kangin?

Pria itu tak lagi mempermasalahkan hubungan Kyuhyun dan Sungmin. Bagaimanapun Kyuhyun sudah membuktikan dirinya yang sukses menjalankan perusahaannya tanpa campur tangan Kangin sedikitpun. Pria itu juga sudah menunjukan kepada Kangin jika Sungmin lah satu-satunya wanita yang mengisi hatinya walau sangat banyak wanita China berparas cantik yang mencoba mendekatin Kyuhyun.

Song Qian?

"Jadi kalian sedang bertengkar?" Eunhyuk bertanya pada Sungmin. Meneguk susu hamilnya kemudian. Bulan lalu istri Donghae itu di nyatakan positif hamil lima minggu. Mengadung anak kedua mereka.

"Kami tidak bertengkar." Sungmin mencium pipi bulat Haru. Bayi berusia dua tahun itu merengek kecil. Merasa Sungmin menganggunya yang sedang menikmati ice cream berperisa pisang. Tangan mungilnya kembali memasukan sendok kecil kedalam mulut. Tersenyum geli saat makanan dingin itu meleleh di lidahnya.

"Kyuhyun menelponku. Dia bilang kau menghindarinya."

"Aku hanya sedang kesal saja padanya eonni. Dia bermain dengan wanita lain di China."

Eunhyuk mengerutkan alisnya. Mencerna baik-baik ucapan Sungmin. Tangannya terulur mengusap lelehan ice cream di bibir Haru. Mendudukannya di lantai karpet, membiarkan putrinya itu menikmati ice cream pemberian Sungmin.

"Maksudmu Kyuhyun selingkuh?"

Sungmin mendesah. Menyandarkan punggungnya di kepala sofa yang ia duduki. "Entahlah eonni. Aku sangat marah saat itu. dan aku langsung pergi tanpa berbicara apapun pada Kyuhyun."

Eunhyuk tersenyum. "Aku yakin kalian hanya salah paham. Aku rasa Kyuhyun tak mungkin melakukannya."

"Apanya yang tak mungkin eonni. Perempuan bernama Song qian itu cantik. Mana mungkin dia tidak tergoda."

Eunhyuk kembali tersenyum. "Aku yang akan menghajarnya sendiri dengan tanganku jika dia berani selingkuh Sungmin-ah."

"Hey menghajar siapa?"

Sungmin dan Eunhyuk menoleh ke arah Donghae. Pria itu datang membawa kantung putih kecil. Sebelum Sungmin datang, Eunhyuk menyuruhnya untuk membeli permen kacang di pasar tradisional. Perempuan itu terus memintanya dari semalam.

"Sungmin berfikir jika Kyuhyun selingkuh darinya."

"Wow!" Sahut Donghae. Pria itu mendudukan dirinya di samping Eunhyuk. Mengangkat Haru untuk duduk di pangkuannya. Pria itu juga tak lupa mencium putrinya.

Tak cukup mencium putrinya, Donghae meraih dagu Eunhyuk mencium bibirnya lalu melumatnya perlahan. Sungmin memutar manik matanya, berdecak kesal melihat mereka yang seenaknya berciuman di depan Sungmin.

"Apanya yang wow?" Sungmin mencebik kesal. Donghae sama sekali tak membuat suasana hatinya membaik.

"Kyuhyun selingkuh itu wow Min. aku fikir dia tak akan menyukai wanita lain setelah bertemu denganmu." Ucap Donghae. Eunhyuk menggeleng heran, Ia memilih beranjak pergi menuju dapur. Hendak menaruh permen kacangnya ke dalam toples.

"Memang seharusnya begitu bukan?"

Donghae hanya tertawa. Ia menggendong Haru meninggalkan Sungmin yang mengumpat kesal pada Donghae. Sungmin menghela nafasnya. Ia tak seharusnya berfikir sejauh itu. mungkin saja Eunhyuk benar. Sungmin hanya salah paham.

.

.

.

Sungmin menarik nafasnya dalam-dalam. Siang ini ia ingin menyibukan dirinya di café yang dikelolanya bersama Eunhyuk sejak tahun lalu. Tak ingin berbeda, Sungmin juga mengenakan seragam dan topi yang sama dengan pekerja di cafenya. Sungmin berharap setidaknya ia tak begitu memikirkan Kyuhyun. Pria itu juga tak mengirimnya pesan hari ini. Ya, walaupun Sungmin tetap tak akan membalasnya.

Sungmin memasang senyum manisnya. Melayani beberapa pelanggan yang kebanyakan dari mereka adalah remaja. Sungmin tertawa saat seorang siswa lelaki berjanji akan mengunjungi café nya setiap hari jika Sungmin terus berkerja di sana. Bahkan siswa lelaki yang memperkenalkan dirinya sebagai Han Sanghyuk itu juga memberi Sungmin nomor telepon.

"Noona aku pesan dua cake coklat dan dua ice latte." Seorang siswa lelaki berseragam sekolah menyebutkan pesanannya pada Sungmin. Menengok sebentar pada teman perempuannya yang sedang duduk menunggu di bangku meja sudut ruangan.

"Ada yang lain?" Tanya Sungmin.

"Noona apa aku boleh meminta bantuanmu?"

"Apa itu?"

Lelaki itu mengeluarkan cincin dari sakunya. Sangat cantik dengan berlian kecil yang terpasang di atas cincin itu. "Wow… kau ingin melamar seseorang ya?" Sungmin melirik nama yang terpasang di almamater siswa itu. Oh Sehun.

Sehun meletakan telunjuknya di bibir. Mengisyaratkan Sungmin untuk mengecilkan suaranya. "Perempuan disana adalah kekasihku. Aku mau noona meletakan ini di dalam kue coklat miliknya. Apa bisa?"

Sungmin berdecih. Mengambil cincin itu lalu tersenyum memandanginya. "Kau bahkan masih sekolah. Terlalu kecil untuk melakukan hal seperti ini." Sungmin terkekeh. "Tapi tak apa. kau sangat romantis. Aku akan membantumu."

"Aku mau noona yang mengantarnya sendiri. Ku mohon."

"Mengapa harus aku?" Alis Sungmin mengerut menatap bingung Sehun.

"Aku hanya tidak mau cake nya tertukar. Tak lucu jika nanti malah aku yang menemukannya."

Sungmin menghela nafasnya. Mencebikan bibirnya pada Sehun. "Baiklah."

Sehun tersenyum lebar. Membayar pesanannya, lalu kembali menghampiri kekasihnya. menunggu Sungmin mengantarkan pesanan ke mejanya. Tak butuh waktu lama, Sungmin datang membawa dua potong cake berlumur coklat dengan buah strawberry di atasnya. Sungmin tersenyum, mempersilahkan pelanggan istimewanya itu menikmati cake coklat andalan café ini.

Sungmin berbalik dengan senyum lebarnya. Sebelum Sungmin pergi, ia bisa melihat wajah terkejut kekasih Sehun yang menemukan cincin saat memotong cakenya dengan sendok. Sungguh menyenangkan bisa membantu seseorang membuat moment indah di café nya.

"Siapa Lee Sungmin!"

Sungmin berbalik. Ia bahkan belum sampai di meja kasir saat seseorang meneriaki namanya. Sungmin terkejut saat mengetahui siapa pemilik suara itu yang tak lain adalah kekasih Sehun. Perempuan itu tengah menatap Sehun tajam seraya memegang cincin ditangannya.

"Namaku Luhan! Siapa itu Lee Sungmin!".

Sungmin mengerjapkan matanya. Berlari menuju meja dimana Sehun dan Luhan berada. Sungmin yakin ia tak salah memasukan cincin ke dalam cake itu. bahkan Sungmin tak mengenakan cincin sama sekali. Tentu saja itu bukan miliknya.

"Maaf permisi?"

"Noona apa kau salah memasukan cincinnya? Itu bukan cincinku. Aku tidak mengenal siapa Lee Sungmin. tapi nama itu tertulis di cincin." Sehun berdiri. Menatap Sungmin kecewa.

"Sebenarnya Lee sungmin adalah namaku. Tapi cincin itu adalah cincin yang kau berikan. Aku tak salah menaruhnya." Sungmin menggaruk kepalanya. Tak tau harus berbuat apa karena semua pengunjung sedang memperhatikan mereka sekarang.

"Oh. Jadi eonni yang bernama Lee Sungmin?"

"Hey!."

Semua pandangan kini beralih pada pria tinggi yang berjalan mendekati Sehun, memegang cincin berwarna pink berhias kepala hello kitty yang sangat lucu. Sungmin terdiam, sedikit terkejut menyadari jika pria itu adalah Kyuhyun.

"Sepertinya cincin kita tertukar. Ini cincinmu." Kyuhyun menyerahkan cincin di tangannya pada Sehun. Mengambil cincin yang sedari tadi terus Luhan pegang.

"Kyuhyun…?"

Kyuhyun tersenyum. Mendekat kearah Sungmin. Memeluk sekilas perempuan itu. "Iya sayang. Ini aku."

"Bagaimana kau bisa tau aku disini?"

"Sebenarnya aku tiba di Korea kemarin malam. Aku menginap di rumah Eunhyuk noona, dan memintanya agar tak memberi tahu padamu bahwa aku kembali." Sungmin tak menanggapi, masih ingin mendengar cerita Kyuhyun. "Tadi pagi aku mendengar pembicaraanmu dengan Eunhyuk noona. Jadi kau mengira aku selingkuh?"

"Aku hanya… Song qian?"

Kyuhyun kembali tersenyum. "Song qian adalah teman kecilku. Kami tak sengaja bertemu di China, sejak saat itu kami kembali berteman baik. Hari itu dia mengundangku untuk datang di pesta pertunangannya dengan Changmin."

"Jadi…?"

"Ya, jadi kau salah paham. Seminggu ini aku di buat gila karena kau tak membalas pesanku bahkan tak menjawab telponku. Maka dari itu aku memutuskan pulang. Sekarang aku tau apa yang membuatmu seperti itu. tapi percayalah Lee Sungmin. Tak sedikitpun terlintas di kepalaku untuk berselingkuh dari mu. Kau cukup tau jika aku tak bisa hidup tanpamu."

Sungmin tersenyum haru. Ia sudah hampir menangis mendengar apa yang Kyuhyun katakan. Kyuhyun benar, mereka sudah melangkah sangat jauh sampai sekarang ini. bahkan mereka pernah mengambil keputusan yang sangat gila, karena mereka tau seberapa besar cinta mereka. Tak seharusnya Sungmin menuduh Kyuhyun seperti itu.

Sungmin memeluk tubuh Kyuhyun. Meminta maaf pada prianya.

"Tak perlu minta maaf. Kau tak salah."

Sungmin mendongak, melepas pelukannya kemudian. Kyuhyun meraih tangan Sungmin, menyelipkan cincin yang di pegangnya ke jemari Sungmin tanpa meminta ijin perempuan itu. "Menikahlah denganku Lee Sungmin."

"Kau sengaja melakukan ini?"

Kyuhyun mengangguk. Menautkan jemari tangannya pada jemari tangan Sungmin. "Ya. Aku sengaja melakukannya." Ia menoleh pada Sehun dan Luhan. Dua orang itu tersenyum lebar pada Sungmin. "Aku bertemu mereka di depan. meminta bantuan mereka untuk melakukan semua ini."

Kyuhyun menggenggam tangan Sungmin. Menatap perempuan itu lekat. Tak perduli jika beberapa orang memperhatikan mereka sekarang. Yang di matanya hanya Sungmin. Lee Sungmin!

"Maukah kau menikah denganku? Lee Sungmin."

Tak perlu berfikir lama. Sungmin dengan cepat memeluk tubuh Kyuhyun. Menganggukan kepalanya, membiarkan air matanya menetes membasahi kaos yang Kyuhyun kenakan. "Ya... aku mau menikah denganmu Kyu."

.

.

.

.

"Jadi kau sudah siap menikahi putri ku?" Kangin meletakan kembali cangkir kopinya di atas meja. Menatap Kyuhyun yang duduk di depannya berdampingan dengan Sungmin.

Malam ini Kyuhyun berkunjung ke rumah Sungmin. Membulatkan niatnya untuk meminta restu Kangin dan Leeteuk. Dua tahun ini sikap Kangin pada Kyuhyun sedikit berubah. Ia tak lagi dingin seperti dulu. Walaupun mereka jarang mengobrol setidaknya Kangin bisa menerima Kyuhyun.

Kyuhyun mengangguk pasti. Ia menggenggam tangan Sungmin lembut. "Ijinkan aku untuk menikahi Sungmin."

"Aku tentu mengijinkannya Kyuhyun-ah." Leeteuk tersenyum lebar. Ia percaya jika Kyuhyun bisa membahagiakan Sungmin. Leeteuk tak ingin kejadian dulu kembali terulang. Yang ia inginkan adalah kebahagiaan Sungmin.

"Tapi aku tidak!" sela kangin.

"Appa!/Yeobo!"

Kangin tertawa mendengar seruan protes Sungmin dan Leeteuk. Ia kembali menyesap kopinya, menatap Kyuhyun yang sedikit terkejut. "Aku hanya bercanda." Kangin merangkul bahu Leeteuk. "Aku merestui kalian. Kau pantas untuk hidup dengan purtiku. Berbahagialah."

"Benarkah?" Mata Sungmin berbinar. ia tak sanggup menahan bibirnya untuk tak tersenyum lebar.

"Tarima kasih tuan, nyonya." Kyuhyun tersenyum. "Aku berjanji akan menjaga putri kalian dan membahagiakannya." Ia menoleh pada Sungmin. mencium tangan perempuan itu, tak memperdulikan Leeteuk dan Kangin yang berdecak lalu tertawa.

"Sebenarnya aku sudah merestui kalian sejak dulu." Ucap Kangin.

"Eh?"

Sungmin dan Kyuhyun melemparkan tatapan tak mengerti mereka. Merestui sejak dulu? bukankah Kangin sangat ingin mereka bercerai?

"Ya hanya saja. itu hukuman untuk kalian." Kangin tertawa.

Kyuhyun tersenyum mendengar tawa Kangin. Apapun itu Kyuhyun hanya akan menjadikan masa lalu sebagai kenangan yang manis dan buruk secara bersamaan. Yang terpenting adalah masa depannya nanti. masa depan bersama orang-orang yang ia cintai.

"Sekali lagi. maaf dan terima kasih tuan."

"Ya! Kyuhyun-ah!" Leeteuk memutar malas manik matanya. "Berhentilah memanggil kami tuan dan nyonya. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga kami."

"Ah itu..." Kyuhyun menggaruk tengkuknya. Sudut bibir Sungmin terangkat melihat tingkah Kyuhyun. Ia sangat suka saat Kyuhyun menampakan wajah bodoh seperti itu. "Baiklah... abeonim, eommonim." Ucap Kyuhyun ragu.

"Tsk.. menggelikan." Kangin berkomentar. membuat semua tertawa renyah. Suasana hangat benar-benar terasa disana. Seperti inilah yang mereka inginkan.

"Jadi kapan rencana kalian akan menikah?" Tanya Leeteuk. "Lebih baik secepatnya. kalau perlu bulan ini juga kalian menikah?"

"Bulan ini?"

.

.

.

.

"Akh…" Sungmin mendesah saat Kyuhyun meremas dadanya. Sebelah tangannya menggoda milik Sungmin yang tertutup celana dalam. Kyuhyun mengecup leher Sungmin berkali-kali, berpindah ke telinga lalu mengulumnya.

Sungmin sudah tak tahan mendapat sentuhan Kyuhyun. ia memeluk leher Kyuhyun kuat. Kembali mendesah saat Kyuhyun menyelipkan jarinya kedalam Sungmin.

Malam ini Kyuhyun mengajak Sungmin menginap di rumahnya. Tentu saja dengan ijin Kangin dan Leeteuk. Eunhyuk dan Donghae sudah tak lagi tinggal disana semenjak putri mereka lahir. Sekarang rumah itu hanya di tempati Kyuhyun jika pria itu sedang berada di Korea.

Setelah makan malam. Kyuhyun terus mencumbu Sungmin, tak memperdulikan piring kotor yang hendak Sungmin cuci jika saja Kyuhyun tak menghimpit tubuhnya di dinding. Menciumnya dan menggerakan nakal jemarinya di tubuh Sungmin.

Rok yang Sungmin kenakan sudah terangkat sebatas pinggul. Memperlihatkan tubuh bawah Sungmin yang hanya tertutup celana dalam. Kyuhyun mengangkat tubuh Sungmin, mendudukannya di atas meja makan. Bibirnya kembali melumat bibir Sungmin, kedua tangannya dengan terampil melepas kancing kemeja Sungmin. Membuangnya asal kelantai.

"Kyu…"

"Hm?"

Sungmin menatap Kyuhyun. wajahnya memerah membuat Kyuhyun tak tahan untuk tak mengecup tiap sisi wajah Sungmin. "Kita akan melakukannya disini?"

"Jika kau tak nyaman. Aku akan membawamu ke kamar."

Sungmin menggeleng. Memeluk leher Kyuhyun erat. "Terserah kau saja. Apapun lakukanlah."

Kyuhyun tersenyum. Mendorong tubuh Sungmin setengah berbaring di meja itu. Tak membuang waktu, Kyuhyun langsung saja menyatukan tubuhnya dengan Sungmin. Menggerakannya perlahan yang lambat laun berbubah cepat saat di rasa kenikmatan itu akan ia rasakan.

Kyuhyun membawa Sungmin ke kamar setelah mereka mendapat klimaks pertamanya. Kembali melanjutkan percintaan mereka di ranjang.

Sungmin mengernyitkan dahinya saat Kyuhyun menggodanya. Menggerakan tubuhnya perlahan namun terus menemukan titik terdalam Sungmin. Sungmin meremas bahu Kyuhyun, gerakan perlahan Kyuhyun begitu menyiksanya. Susah payah ia menahan desahannya. Tau jika Kyuhyun sedang menggodanya.

"Kyuhyun."

Kyuhyun tersenyum. Tangannya meremas dada Sungmin cukup kuat. "Mendesahlah sayang. Jangan coba menahannya."

"Kyu... jangan menggodaku."

"Tapi aku suka melakukannya." Kyuhyun menghentakan miliknya di dalam Sungmin.

Sungmin mengangkat setengah badannya memeluk erat tubuh Kyuhyun. mendesah keras saat Kyuhyun berhasil menyentuhnya. "Kyuhyuunn!"

"Ya sayang, sebut namaku."

Sungmin mengeratkan pelukannya. menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Kyuhyun. mencoba meredam desahannya sebisa mungkin. Lagi lagi Kyuhyun menemukan titiknya. membuat Sungmin mau tak mau harus mendesah.

"Nnghh .. Kyu."

Kyuhyun tersenyum, kembali menggerakan tubuhnya dengan cepat. Pandangan mereka berkabut saat klimaks kembali mereka rasakan. Cairan Kyuhyun terasa penuh dan hangat di tubuh Sungmin. Kyuhyun menegakan tubuhnya. merapikan poni Sungmin yang basah karena keringat.

"Aku mencintaimu Ming."

Sungmin mengangguk. Membelai wajah Kyuhyun perlahan. "Aku juga mencintaimu."

"Terima kasih sudah menungguku. Sudah mempercayai ku untuk menjadi pendamping hidupmu nanti. Jadilah Cho Sungmin ku kembali. Tinggalah bersamaku, menjadi istri dan ibu yang baik kelak."

.

.

.

.

EPILOG

"Bagaimana keadaanmu?" Sungmin menyentuh dahi Kyuhyun. malam tadi suhu badan Kyuhyun sangat panas. Kyuhyun baru kembali dari China kemarin sore. Pria itu harus menghadiri rapat penting yang tak bisa di wakilkan siapapun. Kyuhyun yang memang dari awal sudah tidak enak badan akhirnya jatuh sakit setelah ia kembali ke Korea.

Kyuhyun menganggukan kepalanya. Menikmati jemari Sungmin yang sedang menyisir rambutnya kebelakang. "Jauh lebih baik." Pria itu menarik dagu Sungmin. mencium mesra sang istri mengecap manis bibir pink yang tak akan pernah membuat Kyuhyun bosan melakukannya.

"Eomma buka pintunya."

Tautan bibir mereka terlepas. Kyuhyun dan Sungmin menoleh kearah pintu kamar yang tertutup. Tersenyum mendengar suara putri mereka yang sibuk mengetuk pintu. Tak sabar meminta Sungmin untuk membuka pintunya.

"Eomma..."

"Perawat pribadimu sudah datang." Kyuhyun tertawa. Memandangi Sungmin yang beranjak membuka pintu kamar. Istrinya itu terlihat cantik dengan perut yang membuncit. Lima tahun pernikahan, Kyuhyun sudah akan mendapat anak kedua. Ia amat bersyukur memiliki keluarga kecil yang sangat melengkapi hidupnya.

Sungmin membuka pintu kamarnya, menampakan sosok mungil dengan senyum lebar. Cho Minhyun. "Eomma, apa appa sudah bangun?"

Sungmin membungkuk mencium Minhyun. Mengacak rambut putrinya sebelum menjawab. "Sudah. Tapi appa masih sakit. Minhyun jangan mengajak appa bermain dulu ya?"

Minhyun mengangguk. Berjalan mendekati Kyuhyun yang masih berbaring di ranjang. "Oke eomma. Minhyun akan merawat appa agar cepat sembuh."

"Hay sayang." Kyuhyun mengulurkan tangannya. Membantu Minhyun untuk naik berbaring di sampingnya. Mencium pipi bulat Minhyun berkali-kali membuat perempuan kecilnya terkekeh geli.

Sungmin tersenyum. Pergi meninggalkan mereka menuju dapur. Membuatkan sarapan untuk anak dan suami tersayangnya.

"Appa masih sakit?" Minhyun bertanya polos. Ia mendudukan tubuhnya di perut Kyuhyun. mencium pipi ayahnya cukup lama.

"Eum… tapi jika Minhyun merawat appa. Appa yakin akan cepat sembuh?"

"Benarkah?"

Kyuhyun tersenyum. Mencubit gemas pipi Minhyun. "Tentu saja."

Minhyun beranjak dari tubuh Kyuhyun lalu perlahan turun dari ranjang. "Appa tunggu disini. Minhyun akan segera kembali." Perempuan kecil itu berlari keluar. Kaki mungilnya mengarah menuju dapur. Menghampiri Sungmin yang sedang menggoreng telur.

"Eomma, tolong ambilkan Minhyun gelas."

Setelah menerima gelas plastik bergambar hello kitty miliknya, langsung saja Minhyun menuang air ke dalam gelas di bantu Sungmin. Tak lupa Minhyun mengambil permen coklat kecil kesukaannya dari dalam kulkas. Membawanya hati-hati kedalam kamar Kyuhyun.

Kyuhyun memperhatikan Minhyun meletakan gelas dan permennya. Putri kecilnya itu kembali keluar. Membawa handuk kecil berwarna putih yang ia ambil dari lemari miliknya.

"Appa minum obat ini." Minhyun memberi butiran permen kecil berwarna merah pada Kyuhyun. menyodorkan gelas air, meminta Kyuhyun untuk memakan permennya. Kyuhyun tertawa, menuruti perintah Minhyun lalu mencium gemas pipi putrinya.

"Sekarang appa tidur ya?" Minhyun kembali beranjak di samping Kyuhyun. ia juga meletakan handuk kecil di dahi ayahnya. Mengecup berkali-kali pipi kanan kiri Kyuhyun sebelum berbaring memeluk Kyuhyun.

"Anak appa sangat pintar." Kyuhyun balas mendekap tubuh mungil Minhyun. Memejamkan matanya untuk tidur kembali bersama putrinya. "Appa sangat menyayangimu nak."

Sungmin tersenyum melihat Kyuhyun dan Minhyun tertidur. Awalnya ia penasaran mengapa putrinya membawa permen coklat dan air ke dalam kamar. Sesampainya di depan pintu, Sungmin malah mendapati Minhyun yang sedang berperan sebagai dokter untuk Kyuhyun. sekarang ayah dan anak itu kembali tertidur, melanjutkan mimpi indah mereka malam tadi.

"Eomma sangat mencintai kalian." .

.

.

.

.

.

E.N.D

Hay Apa kabar?

Akhirnya Fic ini selesai juga ya. saya seneng banget akhirnya bisa nepatin janji saya buat nyelesain fic ini walaupun ketunda lama banget. Hahaha

Oh iya, saya inget banget dulu, ada yang minta masukin Sehun Luhan di fic ini. Saya lupa itu siapa :( tapi dear, aku udah masukin mereka di last chapter buat kamu. ^^

Pasti banyak yang kecewa karena alur nya kecepetan. tiba-tiba udah 3 tahun aja. Hahaha

Sengaja kok. Emang begitu. kita udah ngga perlu Kyumin Haehyuk yang menye-menye lagi. udah tinggal seneng-senengnya aja lah ya. . Hehehe

Terima kasih sudah ngikutin fic ini sampai selesai. Saya sayang kalian.

Ini udah end loh. yang belum review, yuk di review.

Terima kasih sekali lagi.

Have a nice day.

See you next Fanfic guys.

Anissa Lee.