Hay apa kabar?

Ada yang masih inget fic ini?

Fic ini udah pernah saya posting sebelumnya, dan udah sampai chapter 10.

Karena sesuatu hal, fic ini saya hapus. Padahal kurang satu atau dua chapter lagi.

Setelah saya baca ulang di folder saya. Saya pikir kenapa ngga saya terusin dan di posting ulang lagi?. Akhirnya saya putusin buat Re-post fic ini.

Ngga berharap banyak karena memang fic ini udah pernah di post dan mungkin bakal sedikit yang tertarik. Tapi ngga tau kenapa saya percaya diri buat posting ulang fic ini. Hahaha

Fic ini tentu sudah saya perbaiki. Kalau masih ada typo tolong di maklumin.

Sekian dari saya.

Sebelumnya terima kasih buat yang sudah baca.

Karena ini Re-post saya ngga bakal lama lama kok update nya.

Terima kasih.

Anissa Lee

OPERA

.

KYUMIN

HAEHYUK

Other Cast

.

Rated : T

.

GS/Typo(s)/Membosankan/Pasaran/Tidak sesuai EYD/OOC

.

Semua Cast milik diri mereka masing-masing, orang tua, dan Tuhan YME.

Saya hanya meminjam nama mereka saja.

.

Don't Like Don't Read

^Happy Reading^

.

.

.

.

"Hay~."

Sungmin membalikan tubuhnya mencari pemilik suara itu. Senyumnya mengembang saat sosok pria yang ia cintai sudah berdiri persis di sampingnya. Menatapnya lembut dari pantulan cermin.

"Hay~."

Pria itu tersenyum. Menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga Sungmin, Mencium cukup lama dahi Sungmin yang tertutup poni.

"Aku sudah membuatkanmu sarapan, makanlah."

"Kau memasak?"

Pria itu terkekeh. Berjalan menuju nakas kecil, mengambil ponsel yang tergeletak manis disana. "Tidak. Hanya roti isi dan susu coklat." Dahinya mengerut samar ketika membaca pesan dari nomor yang tak ia ketahui.

Sungmin kembali tersenyum. Memeluk erat tubuh pria itu dari belakang. Menghirup wangi mint yang menguar dari tubuh pria itu - Cho Kyuhyun. Sungmin tak akan bosan jika sepanjang hari harus memeluk kekasihnya seperti ini.

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

Kyuhyun membalikan badannya. Manatap Sungmin sebelum mendaratkan ciuman singkat dibibir tipis milik Sungmin. "Bersiaplah. Sebentar lagi Donghae hyung kembali. Kau harus menjemputnya."

Helaan nafas terdengar dari Sungmin. Tak bisakah Tuhan memberikan waktu lebih lama lagi untuknya bersama Kyuhyun hari ini?

"Aku ingin menginap disini lagi."

Kyuhyun menggeleng. Menangkup pipi Sungmin dengan kedua tangannya. "Tidak bisa. Hari ini Eunhyuk noona kembali dari Jepang."

"Aku mengerti. Donghae juga kembali siang ini. Dia mengirimku pesan."

"Kau lupa. Noona ku adalah sekertaris Donghae hyung. Jadi tentu saja mereka akan kembali bersama-sama."

Sungmin tak menjawab. Ia menarik tengkuk Kyuhyun, mencium Kyuhyun dengan lembut seakan perempuan itu memberi tahu Kyuhyun betapa ia begitu mencintai prianya.

Kyuhyun membalas ciuman Sungmin. Menahan pinggang Sungmin agar Sungmin tak begitu kesulitan mengimbanginya. Perlahan tautan bibir mereka terpisah, menampakan bibir mereka yang cukup basah.

"Bersiaplah, aku akan mengantarmu."

Sungmin mengangguk. Memberi kecupan singkat sebelum ia pergi menuju dapur. Menyantap sarapan pagi yang sudah Kyuhyun buat.

Kyuhyun tersenyum tipis, kedua tangannya ia lipat seraya menatap punggung Sungmin yang menjauh dari pandangannya.

"Aku tak bisa melepaskan Sungmin untukmu hyung."

.

.

.

.

.

"Kau sudah menghubungi Sungmin?"

Eunhyuk menuang kopi hitam ke dalam cangkir keramik khas cantik berwarna hijau. Menaruhnya di sisi meja depan Donghae. Pria yang tak lain adalah atasannya itu melipat korannya. Melepas kacamata minusnya sebelum menyesap kopi itu.

"Aku sudah mengirimnya pesan. Apa Kyuhyun menjemputmu?"

"Dia ada urusan, jadi tak bisa menjemputku." Jawab Eunhyuk. Ia melangkah menuju lemari. Mengambil kemeja putih milik Donghae, menyiapkan pakaian pria itu.

"Jam berapa kita berangkat?"

"Jam 1. Kita masih memiliki waktu cukup lama. Kau ingin berjalan-jalan sebentar menikmati udara di Jepang?"

Eunhyuk tersenyum. Mengambil koper berukuran cukup besar yang tergeletak di samping lemari. "Sepertinya tak buruk."

Donghae beranjak mendekati Eunhyuk. Memeluk tubuh Eunhyuk yang tengah sibuk mengemas semua pakaian kedalam koper. Eunhyuk menghentikan aktifitasnya. Membalikkan badannya menatap Donghae.

"Aku ingin kau perlakukan seperti ini setiap hari."

Eunhyuk tersenyum. "Apa empat hari tak cukup?"

"Tidak." Donghae menggelengkan kepalanya. Kembali memeluk Eunhyuk, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher perempuan itu. "Menikahlah denganku."

"Dan mengahiri pertunanganmu dengan Sungmin?"

"Akan ku lakukan."

"Jangan gila. Sungmin sudah ku anggap sebagai adikku sendiri. aku tak mau menyakitinya."

"Tetapi kau menyakitiku."

Eunhyuk mendorong tubuh Donghae. menatap lekat wajah tampan itu, menyelami manik mata yang selalu menatapnya begitu lembut. "Tuhan akan memberikan jalan terbaik untuk kita. Percayalah."

"Ya. Kau sudah mengatakan itu berkali-kali padaku."

Eunhyuk tertawa kecil. "Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

Donghae meraih bibir Eunhyuk. Mengecup bibir pink itu berkali-kali. Eunhyuk mengalungkan tangannya pada leher Donghae. Mempersilahkan pria itu untuk berbuat lebih.

.

.

.

.

.

Ketika beberapa dari mereka tak bisa memilih siapa pendamping hidupnya kelak. Aku adalah salah satu dari mereka. – Sungmin

Mencintai seseorang yang tak seharusnya kau cintai. Aku melakukannya. – Kyuhyun

Jika mencintai seseorang yang telah dimiliki orang lain adalah salah. Maka aku pantas dihukum. – Eunhyuk

Aku mencintai bahkan menyakiti seseorang dalam satu waktu. Maafkan aku. – Donghae

.

.

.

.

.

Kopi hitam dan pancake madu sepertinya sudah menjadi ciri khas makan pagi untuk kalangan atas seperti dua keluarga ini. Menikmati sarapan dengan obrolan seru seperti saat ini memang tak sering mereka lakukan. Hanya beberapa kali saat perusahaan tak begitu membutuhkan dua kepala keluarga bermarga sama itu.

"Terima kasih sudah mengundang kami."

Leeteuk tersenyum lembut. Menyajikan pancake berlumur saus madu pada Kangin. "Tak usah sungkan seperti itu Chul-ah. Bukankah kau juga sering mengundang kami."

Kangin ikut tersenyum. Menyesap perlahan kopi hitamnya. "Leeteuk benar Heechul-ah. Tak perlu sungkan, bukankah kita akan menjadi keluarga?."

Heechul mengangguk. "Kau benar."

"Dan ini akan sering kita lakukan ketika anak kita sudah menikah nanti." Hangeng ikut menimpali. Meletakan ponselnya setelah membalas pesan masuk dari adik sepupunya yang berada di China.

"Ah~ aku tak sabar ingin menikahkan putraku dengan putrimu Teuk-ah." Ujar Heechul antusias.

Leeteuk terkekeh. "Aku pun begitu. Tapi biarkan anak kita lebih saling mengenal."

"Ya. memang seharusnya seperti itu." Ujar Hangeng. "Dimana Sungmin?"

"Dia sedang menginap dirumah Hakyeon. Sepertinya anak itu merasa kesepian semenjak Donghae ke Jepang." Kangin menjawab.

Heechul mengangguk. "Donghae juga. Dia sedikit malas saat Hangeng menyuruhnya ke Jepang."

Mereka terkekeh geli. Kembali menikmati sarapan pagi mereka yang dibumbui obrolan kecil mengenai rencana pernikahan Sungmin dan Donghae.

.

.

.

.

.

Setengah jam yang lalu Donghae dan Eunhyuk sudah tiba di Korea. Mereka dalam perjalanan ke rumah Eunhyuk bersama Sungmin yang datang sengaja untuk menjemput Donghae.

Donghae tersenyum lebar saat Sungmin menawarkan untuk mengantar Eunhyuk pulang terlebih dahulu. Sungmin tau jika Kyuhyun tak menjemput Eunhyuk. Dan Sungmin bernafas lega. Setidaknya ada Eunhyuk ditengah-tengah mereka, membuat Sungmin tak harus berbicara banyak pada Donghae. Pria itu pasti akan banyak membicarakan perihal pekerjaan dengan Eunhyuk.

Audi hitam mewah itu berhenti di depan rumah bergaya minimalis yang terletak di sudut kota Seoul. Hanya Eunhyuk dan Kyuhyun saja yang menempatinya. Orang tua mereka sudah meninggal beberapa tahun lalu. Keluarga Cho bukanlah kalangan orang kaya, membuat Eunhyuk dan Kyuhyun harus memutar otak agar mereka tetap mampu bertahan hidup.

Kepintaran tuan Cho memang sepenuhnya menurun pada kakak beradik itu. Eunhyuk yang telah menyelesaikan kuliahnya sebelum ayah dan ibunya meninggal mendapat pekerjaan sebagai sekertaris di salah satu perusahaan milik ayah Donghae. Sementara Kyuhyun, pria itu berhasil mendapatkan beasiswa, ia juga bekerja paruh waktu di bar saat akhir pekan.

"Kalian tak mampir?" Tanya Eunhyuk.

"Tak perlu eonni. Kau pasti lelah, istirahatlah." Sungmin menjawab.

"Baiklah. terimakasih sudah mengantarku."

Donghae tersenyum tipis. "Sama-sama. Masuklah."

Sekali lagi Eunhyuk mengucapkan terimakasih pada mereka. Melambai sebelum Donghae benar-benar melajukan mobilnya.

Langkah Eunhyuk terhenti saat ponselnya bergetar. Memilih untuk melihat ponselnya terlebih dahulu.

Donghae :

Aku mencintaimu.

.

.

.

.

.

Sore ini Kyuhyun mengajak Sungmin untuk berkencan. Mereka berjanji bertemu di pusat perbelanjaan dekat kampus mereka. Jam menunjukan pukul 6. Setidaknya mereka memiliki waktu cukup banyak malam ini.

"Apa aku terlambat?"

"Menurutmu?"

Kyuhyun terkekeh melihat bibir Sungmin yang mengerucut sebal. Dengan nakal pria Cho itu mengecup bibir Sungmin. hanya sebentar.

"Sudah terlambat. Berani mencium ku."

"Aku tertinggal bus. Jadi aku harus menunggu bus selanjutnya."

Sungmin menghela nafasnya. Memeluk lengan Kyuhyun menyenderkan kepalanya di bahu bidang itu. "Aku merindukanmu."

"Kau pikir aku tidak?"

Sungmin tersenyum tanpa menatap Kyuhyun. membiarkan Kyuhyun mengusap kepalanya. "Kau ingin apa?"

Sungmin sedikit berfikir tanpa melepaskan pelukannya di lengan Kyuhyun. Memilih kegiatan menyenangkan apa yang akan mereka lakukan malam ini. "Bagaimana jika menonton? Atau kita kesalon saja, kau harus memotong rambutmu Kyu." Jemari Sungmin terulur menyentuh poni Kyuhyun yang menutupi alis pria itu. "Ini sudah terlalu panjang."

"Aku pilih yang pertama."

"Kenapa?"

"Aku tak mau mati bosan menunggu mu di salon."

"Tapi kau juga melakukannya. Kau pasti tak akan bosan."

"Aku tak mau sayang. Kita menonton saja."

Bibir Sungmin mencebik kesal. Sungmin seharusnya memberikan pilihan pada Kyuhyun. Ini sudah terhitung sangat lama ia tak memanjakan tubuhnya, rambutnya, dan juga kuku-kukunya.

Sungmin merogoh tasnya saat dirasa ponselnya berdering. Mereka kini tengah berjalan menuju bioskop yang berada di lantai tiga gedung ini.

"Hallo."

"Hallo. Kau ada dimana Min?"

"Aku sedang pergi ke toko buku. Ada apa oppa?" Sungmin menggigit kecil bibirnya.

"Tidak. Kau sudah makan?"

"Setelah ini aku akan pergi makan."

"Kau pergi sendiri?"

Sungmin menoleh ke arah Kyuhyun. pria itu membuang mukanya sedari tadi. "Tidak, aku bersama Kyuhyun." jawaban Sungmin sontak membuat Kyuhyun menoleh. Pria itu hanya mengernyitkan dahinya saat Sungmin meletakan jari telunjuknya di depan bibir Kyuhyun. Mengisyaratkan agar pria itu tak menyerukan protes.

"Ah~ Kyuhyun. Mau ku jemput?"

"Tak usah, kau masih lelah bukan? baru siang tadi kau tiba di Korea."

"Baiklah, kita berjumpa besok. Aku akan menjemputmu."

Sungmin mendengung mengiyakan ajakan Donghae. Memberi salam sebelum memutuskan sambungannya.

"Oh. Kita sedang berada di toko buku?"

Sungmin mengedikan bahunya. "Kau mau aku menjawab jika kita sedang berkencan?"

Kyuhyun tersenyum. Sebelah tangannya terangkat merapihkan poni Sungmin yang sedikit berantakan. "Lupakan. Hari ini aku hanya ingin bersamamu."

Sungmin tak mampu untuk menahan senyumnya. Secepat kilat perempuan itu mengecup bibir Kyuhyun. membuat sang pemilik mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Sudah mulai nakal ternyata." Ucap Kyuhyun setelah kembali tersadar. Iya menyeringai pada Sungmin. "Sebaiknya kita pilih bangku paling belakang."

Sungmin tertawa. Memukul kepala Kyuhyun menyeret pria itu menjauh dari sana. Tak sedikit pasang mata memperhatikan mereka. Entah disengaja atau tidak, mereka mengenakan pakaian yang senada. Celana jeans yang dipadukan dengan kaos berwana putih. Hanya berbeda gambar dibagian depan kaos itu. benar-benar seperti remaja yang sedang berkencan.

.

.

.

.

.

"Kau dimana Min."

Donghae menutup pintu mobilnya. Bersandar di body mobil menghadap rumah bercat putih di depannya.

"Kau sudah makan?"

Ini memang belum memasuki jam makan malam. Tapi tak ada salahnya jika Donghae menanyakan itu pada tunangannya. Tunangan? Ya, Sungmin memang tunangan Donghae. Ia sangat menyayangi Sungmin. hanya saja perasaanya seperti seorang kakak kepada adiknya. Bukan sebagai kekasih. Donghae bisa saja menolak permintaan orang tuanya. Namun ia tak bisa se-egois itu.

"Kau dengan siapa?"

"…."

Donghae tersenyum mendengar jawaban Sungmin. pria itu menatap rindu rumah dihadapannya.

'jadi tak ada Kyuhyun ya?'

"Ah~ Kyuhyun. mau kujemput."

"…."

Sekali lagi jawaban Sungmin membuat Donghae tersenyum lebar. Ia beranjak, membuka pintu pagar rumah itu yang kebetulan tak dikunci.

"Baiklah, kita berjumpa besok. Aku akan menjemputmu."

Setelah menutup sambungannya. Jemari Dongahe menekan bel rumah yang terpasang disisi pintu. Tak perlu waktu lama untuk pintu itu terbuka lebar. Menampakan sosok perempuan yang sudah sepenuhnya memiliki hati Donghae.

"Hyukie-ah"

"Eh? Kau kemari?"

.

.

.

.

.

Sungmin tak berhenti tersenyum saat dirinya dan Kyuhyun telah selesai menonton film terbaru ber-genre drama yang di perankan oleh Song Joongki dan Go Hyesung. Kyuhyun mendengus ketika pilihan Sungmin jatuh pada film yang menurutnya sangat membosankan.

Perselingkuhan, Hubungan yang tak mendapat restu. Seperti tak ada tema lain saja untuk cocok dijadikan film.

"Kyu, aku lapar?"

"Hm? Kau ingin makan apa?" Tanya Kyuhyun . "Ini belum tanggal gajianku. Jangan meminta makan direstoran mahal."

Sungmin mempoutkan bibirnnya. Ia tak pernah meminta Kyuhyun mengajaknya makan di restoran mahal. Toh' dia lebih menyukai makanan yang di jual di kedai dekat rumah Kyuhyun dengan menu makanan khas korea yang sangat lengkap.

"Aku bercanda sayang." Kyuhyun terkekeh. "Aku baru mendapat bonus dari Shindong hyung. Ayo kita cari makan."

"Tapi aku ingin makan di kedai Jung ahjumma."

"Kau tak bosan?"

"Tidak."

"Baiklah."

Sungmin tersenyum lebar. Kembali melangkah santai dengan tangan yang saling bertautan. Sesekali Kyuhyun menggodanya dan itu cukup membuat Sungmin bersemu merah.

"Sungmin-ah."

Sungmin mengentikan langkahnya. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat saat seseorang memanggilnya. Walau berada di tempat yang ramai Sungmin bisa mendengar suara itu dengan jelas. tak perlu bertanya-tanya karena Sungmin tau siapa pemiliknya.

Tak jauh berbeda dengan Sungmin. Kyuhyun pun demikian. Ia terdiam. Menoleh pada Sungmin sekilas sebelum mereka membalikan tubuhnya, mengarah pada perempuan paruh baya yang tampak anggun dengan setelan dress berwarna cream.

"Eomma~"

.

.

.

.

.

T.B.C