Title : TheCherryOnTop
Pairing: SasuSaku
Disclaimer: I do not own Naruto, nor the story.
Warning: This is an Indonesian translation of ohwhatsherface's story with the same title. Done with permission.
Summary:
Sakura tidak pernah menjadi pusat perhatian, namun tiba- tiba semua orang memperhatikannya. Hal itu membuat Sakura melakukan sesuatu, Blog it! Tentu saja!
Chapter 14
.
.
LIMA PULUH HAL PALING BODOH YANG PERNAH AKU LAKUKAN DI HIDUPKU YANG AKU LAKUKAN KARENA EMOSI SESAAT DAN AKHIRNYA AKU SESALI
1. Mengambil kelas kimia tahun ini.
2. Mencium Sexy-sensei, atau lebih tepatnya, menciumnya balik.
3. Menyanyi saat mabuk dengan Ino malam itu.
4. Bergabung dengan koran sekolah saat aku diberi tawaran.
5. Malas mengganti air untuk ikan emasku saat aku masih kecil.
6. Jadi ikan itu mati dan aku memasukannya ke toilet.
7. Berbicara tidak sopan pada Kurenai-sensei kemarin.
8. Walau akhirnya aku jadi mengetahui hal yang sebenarnya dari Sexy-sensei.
9. Bertingkah tidak peka pada Sexy-sensei
10. Kehilangan Blackberry cantik kesayanganku.
11. Ketakutan saat berada di Rumah Hantu
12. Dan kelihatan seperti pecundang di depan Sasuke-kun.
13. Memotong rambutku sampai pendek karena ingin perubahan waktu masih kecil.
14. Dan kemudian mewarnainya.
15. Mendapat nilai bagus di kelas drama.
16. Karena itu membuat aku jadi pemeran utama untuk drama tahun ini.
17. Tidak ambil kelas Fotografi tahun ini.
18. Hinata-chan bilang kelas itu sangat seru dan aku melewatannya.
19. Semua itu karena aku ambil kelas kimia.
20. Tidak mendaur ulang kaleng-kaleng Mountain Dew bekas minumku.
21. Aku adalah pembunuh. Aku membunuh bumi secara perlahan.
22. Semua karena aku terlalu malas mencari tempat sampah mendaur ulang.
23. Tidak menyarankan pada DA agar tempat daur ulang dan tong sampah diletakan berdampingan.
24. Tidak ikut kegiatan ekstra-kurikuler.
25. Tidak belajar bahasa asing, bisa bahasa Perancis pasti keren.
26. Keluar dari kelas gitar.
27. Akhirnya sekarang aku hanya tahu lima not.
28. Mengambil kelas kimia tahun ini.
29. Mengulangi yang satu itu karena aku jadi kedengaran sedikit bodoh.
30. Lupa membawa disk musim pertama Grey's Anathomy.
31. Begitu juga dengan musim keduanya.
32. Dan musim ketiga juga tidak boleh dilupakan.
33. Tidak sempat memakai sepatu kerenku dengan lebih sering.
34. Itu membuat aku tidak cukup puas memamerkannya.
35. Mendapatkan terlalu banyak perhatian untuk diriku tahun ini.
36. Contohnya dengan gabung Dewan Akademi.
37. Dang bekerja sama dengan Ino dan Suigetsu
38. Aku rasa sel otakku jadi berkurang beberapa ratus karena mereka.
39. Mendengarkan soundtrack Hairspray terlalu sering.
40. Sekarang cd-nya jadi lecet-lecet.
41. Meminjam deodorant/cologne semprot-nya Shikamaru.
42. Itu membuat wangiku seperti cowok dan membuat orang berpikir yang tidak-tidak.
43. Yang seharusnya tidak boleh dipikirkan.
44. Menjadi sedikit kecanduan kopi.
45. Tidak belajar memasak saat masih kecil.
46 Dan malah cuma membuang waktu.
47. Berisik dan komentar tentang semua hal.
48. Mengatakan kejujuran terlalu banyak dan terlalu terang- terangan.
49. Memulai TheCherryOnTop hanya karena karena bosan.
50. Memberitahu Tsunade-sama bahwa aku adalah Cherry.
Aku rasa.
Entahlah.
Apa aku menyesal sudah memberitahu?
.
.
TheCherryOnTop
Chapter 14
Ini Saat Pembongkaran
.
.
TheCherryOnTop
Dibagikan pada Rabu, 14 November 6.57 PM
Suasana Hati: Muram. Sangat muram. Dan tidak mood.
Musik: Aku bahkan tidak ingin merasa seperti hari ini.
Lokasi : Dimana aku merasa muram sambil mendengarkan The Chillies.
Subjek : Apa kita berpikir?
Bagaimana orang bisa membuat diri mereka masuk ke dalam suatu situasi yang mereka tahu dengan pasti bahwa mereka tidak akan menyukai akhirnya?
Apakah kita memang sebodoh itu?
Tidak ada seorangpun yang memaksamu untuk melakukan suatu hal dan kau tetap melakukannya walau kau tahu itu akan berakhir kacau. Setelah itu apa? Kita tidak punya satupun untuk disalahkan saat kita merasa marah atau sedih atau sakit pada akhirnya.
Kenapa orang yang tidak percaya diri membaca majalah selebriti?
Kenapa orang yang mudah takut menonton film horror?
Kenapa orang yang tahu mereka tidak suka pada suatu jalan cerita tetap membaca buku itu?
Dan sebagainya.
Kenapa kita melakukan hal yang kita tahu hasilnya tidak akan kita suka?
Apakah kita semua se-masochistic itu?
…
Komentar
…
Komentaruntuk 'Apa kita berpikir?'
Dibagikan pada Rabu, 14 November 10.45 PM
Subjek: Kami iya. Kau tidak
Welcome2TheRealWorld: Kau sedikit munafik, Cherry. Kau tidak boleh memarahi orang karena memojokan diri mereka pada situasi yang mereka tahu memiliki kemungkinan menjadi buruk. Contohnya kau sendiri, tetap mengencani Tada, padahal kau tahu bahwa kebanyakan hubungan di masa SMA hanya akan berakhir buruk.
Komentaruntuk Welcome2TheRealWorld
Dibagikan pada Rabu, 14 November 10.49 PM
Subjek: Percaya padaku, aku tahu bahwa aku tidak berpikir
TheCherryOnTop : Aku rasa kau salah paham. Dan aku rasa kau baru saja menunjukan inti pembicaraanku. Kita berdua, lebih tepatnya. Setelah tahu bahwa ada gadis jalang (um, tidak bermaksud menyindir) memarahiku tentang kemunafikanku, kemudian kau membuktikan bahwa aku benar saat kau memarahiku balik saat membaca subjek judulku, kau tidak akan suka apa yang akan aku katakan. Hm, makasih brengsek.
…
…
Komentaruntuk 'apa kita berpikir?'
Dibagikan pada Rabu, 14 November 10.54 PM
Subjek: (tidak ada subjek)
iUCHIHA: Mungkin untuk kepuasan diri. Saat kau memulai blogmu, respon seperti apa yang kau harapkan, bagus, atau buruk?
Komentaruntuk iUCHIHA
Dibagikan pada Rabu, 14 November 10.56 PM
Subjek: Rasa sakitku, kepuasanmu
TheCherryOnTop : Jujur saja, saat aku membuat blogku, aku tidak berpikir tentang hasilnya. Aku cuma menginginkan pelepasan. Maksudku, ini blog, gituloh. Sejak kapan blog itu harus baik? Lagipula, ada peringatan di berandaku, mengatakan kalau isi dari blogku mungkin menyindir beberapa orang. Kenapa orang itu tetap membaca blogku kalau mereka tahu bahwa mereka bisa saja tersindir?
Komentaruntuk TheCherryOnTop
Dibagikan pada Rabu, 14 November 10.57 PM
Subjek: Racun?
iUCHIHA : Aku tidak tahu bagaimana pikiran orang lain, Cherry, dan aku setuju bahwa membaca sesuatu yang kau tahu tidak akan kau sukai itu tidak ada gunanya, tapi coba lihat dengan sudut pandang yang berbeda. Kenapa kau mulai berkencan dengan Tada saat kau tahu ada kemungkinan dia menyakitimu? Ada peringatan tentang menjalin berhubungan dengan seseorang di mana saja dan kau memilih mengabaikannya dan tetap berhubungan dalam sebuah hubungan yang bisa berakhir menyakitkan.
Komentaruntuk iUCHIHA
Dibagikan pada Rabu, 14 November 10.58 PM
Subjek: Seimbang, kita….
TheCherryOnTop : Bwah-ha. Baiklah. Jadi kita impas. (DAN KENAPA TADA TERUS-TERUSAN JADI CONTOH YANG DILEMPAR TELAK KE WAJAHKU?!)
…
…
Komentaruntuk 'apa kita berpikir?'
Dibagikan pada Rabu, 14 November 11.12 PM
Subjek: (tidak ada subjek)
AceOfSpades5: Aku pikir kau sudah berhenti.
Komentaruntuk AceOfSpades5
Dibagikan pada Rabu, 14 November 11.14 PM
Subjek: Aku memutar bolamataku tapi kau tidak bisa lihat
TheCherryOnTop : Lagipula aku tidak bergosip! Aku hanya mengkritik manusia dan kebiasaan mereka menghancurkan diri mereka sebelum orang lain bisa menghancurkan mereka. Jadi, gigit saja aku saat aku mengatakan BETAPA KITA SEMUA BERAKHIR MENGACAUKAN DIRI KITA SENDIRI NAMUN KEMUDIAN MENGELUHKAN TINDAKAN KITA SENDIRI.
Komentaruntuk TheCherryOnTop
Dibagikan pada Rabu, 14 November 11.17 PM
Subjek: Satu lagi
AceOfSpades5 : Dan contoh lain adalah apa yang kau tulis di entri blog: kau mengaku. Kau tahu konsekuensinya buruk dan kau tidak akan suka, tapi tetap kau lakukan. Kau sama manusianya dengan orang lainnya.
Komentaruntuk AceOfSpades5
Dibagikan pada Rabu, 14 November 11.20 PM
Subjek: Seriusan bro
TheCherryOnTop : Haduh plis! Kalau saja anda belum tahu, aku mengakui semua salahku adalah karena aku manusia dan aku sudah menjelaskan semua alasannya, contohnya keingintahuan, keegoisan, dan sebagainya.
…
…
"Saya adalah Cherry," aku memberitahu.
Aku mengatakan padanya bahwa aku adalah Cherry.
Untuk Sasuke-kun.
Tsunade-sama mengangguk. Dia tidak tersenyum seperti yang aku pikirkan, mengejutkan. Aku sungguh- sungguh berpikir bahwa dia akan tersenyum. Maksudku, kenapa dia tidak tersenyum? Dia akhirnya memenangkan perburuan penyihir, dia seharusnya tersenyum.
Tapi dia tidak.
Dia hanya menatapku…
Dengan pandangan kasihan!
"Aku mengerti," kata Tsunade-sama. Dia menulis sesuatu di mejanya dan menatapku dengan tatapan serius. "Hanya ingin tahu Haruno, kenapa kau mengatakan padaku bahwa kau adalah Cherry?"
Aku menelan ludah dan menatapnya balik dengan tegas.
"Karena anda akan mengeluarkan Sasuke-kun."
Dia mengernyitkan wajah dan kemudian merengut menatapku dengan kekecewaan yang nyata.
Sejujurnya ini sangat aneh… untuk beberapa menit awal setelah dia tahu bahwa aku adalah Cherry, dia hanya menatapku, tidak merengut. Namun mendengar penjelasanku, dia seperti kecewa.
"Aku tidak pernah berniat mengeluarkan Uchiha," Tsunade-sama perlahan mengakui.
Dia berbicara dengan wajah dingin sambil menatap mataku.
"Dia yang menggiringmu ke sini."
Aku tidak mempercayainya.
"Apa yang anda—"
"Pemuda itu benar- benar jenius," katanya sungguh-sungguh, menatap mejanya. "yang harus dia lakukan adalah mengonfirmasi teoriku dan lihat hasilnya. Dia berhasil membuatmu mengakuinya padaku—pada kami."
Aku mengedipkan mata dan menelan ludah, mencoba untuk tidak memercayainya.
"Apa maksudmu?" bisikku.
"Aku memanfaatkannya untuk mendapatkanmu," aku Tsunade-sama.
Tiba- tiba, aku menyadari bahwa hari itu saat aku mengobrol di karnaval dengan Shikamaru, aku mengutuk diriku sendiri. Iya, kau tahu lah, saat itu aku berpikir bahwa betapa Shikamaru sudah mengkhianati Temari dengan musuh terbesarnya (Ino) dan betapa kalau Sasuke-kun tidak akan melakukan hal itu padaku—
Kemudian pintu terbuka.
Dan Sasuke-kun masuk.
Dia tidak menyadari kehadiranku pada awalnya, karena dia tidak pernah peduli pada sekeliling (dan karena aku berdiri di dekat tembok) dia langsung pada pokok pembicaraan.
"Anda ingin bertemu saya?"
Aku mengabaikannya.
"Bagaimana anda melakukannya?" tanyaku pada Tsunade-sama, mengabaikan kehadiran Sasuke-kun (karena aku marah padanya!). "Saya pintar. Saya jenius, persetan dengan rendah hati karena saya memang jenius. Saya selalu hati- hati dengan apa yang saya tulis dan saya selalu menutupi semua jejak. Bagaimana anda bisa menemukan saya?"
Aku menatap Sasuke-kun karena aku menginginkan jawabannya.
Dia tidak mengatakan apapun dan memalingkan wajah.
"Setelah kami diberitahu ciri-cirimu," mulai Tsunade-sama, "aku menyuruh si pemuda Uchiha ini untuk mencari orang yang paling sesuai dengan deskripsi. Dugaan terbaik adalah kau."
Sasuke-kun mengambil alih.
"Kau mungkin menyembunyikan siapa dirimu, tapi kau mengatakan banyak hal yang kau suka," katanya tenang. "Dari situ, aku bisa membuat diriku menjadi sosok pria yang akan membuatmu jatuh cinta. Aku tahu kalau kau jatuh cinta padaku, jika aku memberitahu padamu bahwa aku akan ditendang dari sekolah, maka kau akan mengaku bahwa kau adalah Cherry."
Ouch.
Airmata memenuhi mataku tapi aku tidak membiarkannya jatuh.
Tidak untuk dia.
Tsunade-sama meneguk ludah kemudian mengangguk.
"Uchiha, kau boleh pergi. Kembali setelah jam makan siang."
Sasuke-kun pergi, kini tinggal aku dan Tsunade-sama di dalam ruangan.
"Sekarang kita harus diskusikan hukumanmu…"
Aku merasa sangat…
Marah.
Sakit.
Patah.
Dikhianati.
Aku hanya bisa mengangguk dan menerima apa yang dilemparkan ke arahku.
(Hidup itu kejam.)
.
.
TheCherryOnTop
Dibagikan pada Kamis, 15 November 3.04 PM
Suasana Hati: Depresi. Jatuh. Marah—sangat marah! Bodoh…? BODOH! JELAS!
Musik: Airmataku mengalir bagai mata pisau dan tidak, bukan aku yang harus disalahkan, tapi KAU.
Lokasi : Di zona nyamanku. Walau aku tidak begitu nyaman sekarang.
Subjek : Tidak, Ini sudah berakhir
Aku adalah seorang idiot.
Bagaimana aku bisa sebodoh itu?
Sahabatku terus memperingatkan aku bahwa semuanya mungkin tidak nyata (sial, bahkan aku merasa bahwa semua kelihatan tidak nyata) tapi aku terus saja buta. Aku terlalu bahagia. Aku suka perhatian yang aku dapat dan cara dia memperlakukanku dan kisah romantis—
UGH!
Aku PERCAYA padanyya.
Kau tahu apa, brengsek?
TADA?!
Aku sudah tahu kau membaca ini jadi aku lebih baik mengatakannya langsung padamu.
Aku bisa mengerti bahwa kau sangat ingin mengetahui siapa aku sebenarnya, tapi apa caranya harus begini? Kau membuat aku jatuh cinta padamu. Sial, Aku bahkan sudah mengatakan bahwa aku mencintaimu! Aku membiarkan kau masuk ke dunia kecil dan tenangku. Aku membiarkanmu mempesonaku dengan tingkah manis dan penuh artimu. Aku bahkan pernah mengatakan bahwa semuanya kelihatan terlalu indah untuk jadi kenyataan, tapi katamu saat itu tidak.
Aku harusnya percaya pada instingku.
Kau mempermainkan perasaanku.
Kau mempermainkan hatiku.
Sial.
Aku membencimu.
Agaknya.
…
komentar
…
Komentaruntuk 'Tidak, Ini berakhir'
Dibagikan pada Kamis, 15 November 3.08 PM
Subjek: (tidak ada subjek)
Lazy1: Hey, cobalah tenang.
Komentaruntuk Lazy1
Dibagikan pada Kamis, 15 November 3.08 PM
Subjek: ADA subjek di sini
TheCherryOnTop : ZOMG DUDE KAU TIDAK TAHU BETAPA MARAHNYA AKU SEKARANG.
…
…
TheCherryOnTop
Dibagikan pada Kamis, 15 November 11.32 PM
Suasana Hati: Tidak bahagia sama sekali, itu jelas. Sangat marah dan pikiran lemahmu tidak bisa mengukurnya
Musik: Aku ingin membencimu setengah dari banyaknya aku membenci diriku! (Kenapa aku membencimu? Karena kau brengsek, duh! )
Lokasi : Di suatu tempat di mana aku bisa membenci diriku dalam damai. Dan aku juga benci kau. Kenapa aku membenci diriku? Karena aku cukup bodoh untuk percaya padamu!
Subjek : Aku bisa meremukanmu! (…dengan suaraku)
(MEMANG KENAPA KALAU AKU BARU SAJA POSTING SESUATU BEBERAPA JAM YANG LALU?! AKU BUTUH PENYALURAN, OKAY?!)
Semua hal hebat terbang dari gedung ini hari ini.
Aku rasa itu adalah karma untukku.
(Walau, tidak bermaksud menyinggung takdir/karma/ironi/KepSek, Aku benar- benar berpikir bahwa aku pantas mendapatkan metode yang kau gunakan untuk menemukanku.)
Ayo ulas.
Untuk beberapa tahun belakangan, sejak aku mulai ada di Leaf Academy di tingkat tujuh, tidak memiliki teman lain kecuali beberapa temanku, aku bersandar pada laptopku (aku lebih pandai bersosialisasi saat masih tingkat enam). Mungkin aku tidak punya hal lain yang lebih baik untuk dikerjakan, mungkin aku seorang pecundang dan bodoh, mungkin aku hanya bosan, tapi semua itu tidak merubah fakta bahwa aku menciptakan TheCherryOnTop dan menggunakannya untuk memberitahu rahasia semua orang.
Dan walaupun aku menggunakan nama alias dan bukan nama orang sebenarnya, itu tidak membuatnya lebih baik.
Mungkin aku bisa menebus kesalahanku.
—mungkin juga tidak.
Pink Princess sebenarnya adalah aku, Cherry.
Ternyata KepSek tercinta benar- benar ingin menemukan siapa aku sebenarnya, jadi dia menggunakan bantuan seseorang. Dan siapapun tahu bagaimana cara kerja pikiran remaja perempuan: seorang pria tampan/cantik. Dan siapa yang lebih baik daripada Pretty Boy, kan? Jadi, rencananya benar- benar sangat bagus, menurut pendapatku (untuk KepSek, walau aku tidak ikhlas mengakuinya, aku harus akui bahwa kau adalah musuh yang cukup hebat. Pretty Boy, aku harap kau jatuh dari jembatan dan mematahkan lehermu atau apa).
KepSek membuat aku jatuh cinta pada Pretty Boy.
Mungkin rencana awalnya adalah membuat aku mengaku padanya—Pretty Boy. Ternyata itu adalah sesuatu yang sudah terencana dengan baik, dengan sasaran aku, yang cocok dengan ciri-ciri Cherry yang diterima KepSek. Aku diuji; Pretty Boy akan mengajakku melakukan sesuatu yang kemungkinannya hanya kami saja yang tahu, kemudian setelah itu, aku akan mempostingnya (aku rasa aku sangat mudah ditebak) dengan begitu identitasku akan dikonfirmasi.
Aku yakin banyak dari kalian yang membenciku.
Dan aku yakin banyak dari kalian yang mencintaiku.
Jadi aku akan adil.
Aku akan memberitahu siapa aku.
—Besok.
…
Komentar
…
Komentaruntuk 'Aku bisa meremukanmu! (…dengan suaraku)'
Dibagikan pada Kamis, 15 November 11.35 PM
Subjek: Sigh
Lazy1 : Kelinci bodoh.
Komentaruntuk Lazy1
Dibagikan pada Kamis, 15 November 11.35 PM
Subjek: Menjulurkan lidah
TheCherryOnTop: Yeah persetan denganmu.
…
…
Komentaruntuk 'Aku bisa meremukanmu! (…dengan suaraku)'
Dibagikan pada Kamis, 15 November 12.02 PM
Subjek: (tidak ada subjek)
Uchiha2 : Apa yang kau rencanakan?
Komentaruntuk Uchiha2
Dibagikan pada Kamis, 15 November 12.03 PM
Subjek: ADA SUBJEK DASAR KAU WAJAH BRENGSEK! KENAPA KAU TIDAK MENYADARINYA?!
TheCherryOnTop: OMG BERANINYA KAU BERBICARA PADAKU?! KAU! AKU TIDAK PUNYA HAL UNTUK DIKATAKAN PADAMU.
…
"Kau gila?"
Aku tidak gila sama sekali.
"Tidak," gumamku, menatap Shikamaru dengan tatapan sebal.
Okay, baiklah, mungkin aku gila, mungkin hanya sedikit, tapi untuk beberapa alasan…
Aku merasa ini perlu.
Shikamaru mendesah dan menarik lenganku sebelum aku berjalan ke kafetaria sekolah untuk mengambil pizza dan Montain Dew terakhirku dari Leaf Academy (well mungkin, aku bahkan masih belum tahu apa aku akan ditendang besok. Aku tahu aku akan dikeluarkan, aku hanya tidak tahu kapan). Dia menyeimbangkan berdiriku dan menatapku tegas.
"Sakura, apa mengumumkan bahwa kau Cherry benar- benar hal terpintar untuk dilakukan?" tanyanya, "di depan semua warga sekolah?"
Aku mengangguk dan melangkah memasuki kafetaria—
…di mana semuanya bising.
"Gila…" kataku, melihat semua orang berada di kafetaria. Shikamaru melangkah ke sampingku dan menatap sekeliling, dengan ekspresi sedikit terkejut di wajahnya. Jadi, biasanya kebanyakan siswa makan menyebar di semua sudut sekolah, biasanya selalu ada tempat kosong di kafetaria.
Sekarang, kafetaria penuh sesak…
Aku menatap sekeliling dan menemukan beberapa wajah yang familiar.
Sasuke-kun tengah duduk bersama Naruto dan Kiba, dua orang idiot itu sedang membicarakan sesuatu yang random saat Sasuke menatap ke—
Oh, dia sedang menatapku.
Aku yang ini.
Er.
Baiklah…
Aku memalingkan wajah dan melihat Tsunade-sama, berdiri di sebelah Kakashi-sensei dan Sexy-sensei (yang adalah pengawas makan siang hari ini, yang harusnya memperhatikan siswa-siswa). Aku rasa KepSek ada di sini karena dia mendengar tentang pengumuman kecilku.
"Sakura, semua orang ada di sini," tunjuk Shikamaru, "ada orang yang tidak suka bahwa kau mengatakan tentang rahasia mereka. Aku rasa ini bukan hal yang tepat untuk—"
"Diam, Shikamaru," perintahku, meletakan satu tanganku melingkupi wajahnya, dan melangkah menuju meja Sasuke-kun.
Shikamaru mengikuti di belakangku (mungkin ingin memastikan bahwa aku tidak akan melakukan hal bodoh, walau jika aku melakukan hal bodoh pun tidak akan begitu berpengaruh karena aku sudah ada dalam masalah yang besar) dia berhenti saat aku menghentikan langkahku, di depan meja Sasuke-kun. Sasuke-kun mendongak dari PR matematika yang seharusnya dia kerjakan semalam yang harus dikumpulkan di kelas selanjutnya lalu menatapku. Naruto dan Kiba menjeda kegiatan adu panco dan menatapku juga.
"Hey Sakura-chan—"
"Sasuke," mulaiku, memotong kalimat Naruto, "aku mau kau tahu sesuatu."
Sasuke-kun berdiri dan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.
"Sakura—"
"Tidak!" aku berteriak, "jangan berani men-Sakura-kan aku, oke?! Aku mungkin jahat, Sasuke, tapi itu karena aku mengatakan hal yang sebenarnya. Aku mengatakan apa yang aku rasakan, dan aku seratus persen jujur tentang itu. Aku mengatakan semua hal sebagaimana mereka sebenarnya. Itulah kenapa ada blogku, sial! Agar orang setidaknya tahu beberapa kenyataan kecil yang terjadi sebenarnya!"
"Sakura—"
"Orang berselingkuh satu sama lain, maka aku menceritakannya!" kataku, membela diri. "Kemudian mereka berhubungan dengan guru mereka, aku juga mengatakannya! Aku mengatakan semua hal apa adanya, Sasuke!" aku menekan dadanya dengan jari telunjuku untuk menambah efek dramatis.
Naruto dan Kiba menatapku aneh dan aku menyadari bahwa itu karena mataku mulai berair.
Tapi aku menolak untuk menangis.
Aku tidak akan menangis.
"Tulisanku mungkin bisa disebut kasar, Sasuke, tapi itu karena aku mengatakan kenyataan."
Aku menggelengkan kepala dan sedikit menunduk, membiarkan poniku jatuh menutupi mataku karena walau aku tidak ingin, beberapa tetes air mata tetap jatuh juga.
"Tapi kau…"
Shikamaru meraih lenganku dan mencoba menarikku tapi aku tetap meneruskan kalimatku.
"Kau hanya seorang pembohong."
Sebelum Sasuke-kun bisa berbicara, Shikamaru sudah menarikku ke seberang ruangan. Sepertinya tidak ada orang yang menyadari ada seorang gadis berambut merah muda dengan air mata di pipinya karena mereka terlalu sibuk menunggu pengumuman dari Cherry kepada dunia (well mungkin tidak secara tekhnis).
"Jadi apa kau sudah siap mengatakan rahasiamu?" Tanya Shikamaru padaku, masih menggenggam lenganku erat, berjaga- jaga barangkali aku akan berlari dan menampar Sasuke-kun (yang sebenarnya sudah aku rencanakan tapi tidak aku lakukan) dan mendapatkan lebih banyak masalah.
Aku tersenyum dan menyeka mataku dengan lengan sweaterku.
"Jelas."
…
…
TheCherryOnTop
Dibagikan pada Jumat, 16 November 12.04 PM
Suasana Hati: Bersih. Bukan kata yang tepat, tapi terserahlah. Beres…? Apa itu kata yang tepat? Jujur? Entahlah…
Musik: Biarkan hujan berjatuhan, dan membangunkan mimpiku. Biarkan dia membersihkan sisa kewarasanku, karena aku ingin merasakan halilintar, aku ingin teriak! Biarkan hujan berjatuhan, membersihkanku.
Lokasi : Jam keempat, menit terakhir, menunggu momen besarku. Apa kalian datang?
Subjek : Sempurna tidak terasa sempurna
(Aku harap seseorang membuatkan aku banner atau apa. Itu pasti manis.)
Aku sudah ditemukan oleh satu orang (well, satu orang yang jelas tidak senang dengan kehadiranku tentu saja. Maksudku, ada beberapa orang yang tahu tapi mereka tidak begitu peduli) jadi kenapa tidak mengatakan pada semua orang saja, kan? Aku akan memuaskan rasa penasaran yang sudah kalian rasakan bertahun- tahun.
Anywhoo, ini mungkin jadi hari terakhirku—
Tapi jelas bukan blog terakhirku…
Ya.
Aku merasa puas sekarang, mengagetkan.
Aku merasa puas karena akhirnya bisa menyelesaikan semua ini. Maksudku, aku sudah mengatakan hal- hal nyata di dalam blog, tapi aku rasa aku sedikit bohong dengan tidak mengatakan siapa aku sebenarnya.
Jadi akan aku katakan.
Hari ini, dua puluh menit lagi atau sekitar segitu (aku ingin makan siang sebelum mengakui semuanya, duh).
Aku harap tidak ada yang kecewa.
…
Komentar
…
Belum ada komentar
…
Jujur saja, seburuk apapun (tidak begitu buruk juga) situasi saat ini, aku merasa ingin menyanyi.
Kau tau, seperti saat terakhir kali dengan Ino, kami bisa bernyanyi bersama lagu remaja yang cheesy (dan enak didengar), kali ini aku terbebas.
Karena aku memang lega.
Aku akan mengatakan yang sebanarnya. Aku mengaku. Aku kuat.
Aku bisa melakukannya.
"Jadi, jam makan siang akan berakhir sepuluh menit lagi…"
(Aku benci Shikamaru.)
"Diam," gumamku, memelototinya, "aku bisa melakukannya—"
"Kalau begitu lakukan."
"OKE!" aku berteriak, mendapatkan beberapa perhatian dari beberapa siswa tingkat Sembilan yang duduk di sebelah kami. Aku berdecak pada mereka (wow, sepertinya aku akan PMS) kemudian melangkah naik ke atas meja mereka, seketika mendapatkan perhatian dari seluruh isi kafetaria.
Temari, yang duduk di meja sebelah dengan beberapa Senior lain, menatapku aneh dan mulai berjalan ke arahku.
"Iya… permisi semuanya! Hai!" aku berteriak, kalimatku melayang, terdengar bodoh. "Hai—"
"KAU CANTIK!" teriak seseorang.
Aku berkedip perlahan.
(Jelas bukan reaksi pertama yang aku kira akan aku dengar dari seseorang tapi baiklah…)
"Um…makasih…" jawabku keras agar orang itu bisa mendengar. "Tapi, anyway—"
"YEAH SAKURA-CHAN!"
Aku memutar mataku pada interupsi lainnya dan mendesah.
"Begini…" aku mulai bermain dengan tepi rokku (siswa lelaki kecil di meja ini pasti bisa melihat celana dalamku…) "aku tahu banyak dari kalian berada di sini karena kalian membaca online bahwa Cherry akan mengumumkan dirinya sendiri." Dari sudut mataku, aku bisa melihat raut terganggu di wajah Tsunade-sama saat dia mulai melangkah menuju tempat aku berdiri. Kakashi-sensei hanya membaca buku pornonya dan Sexy-sensei menatapku dengan intens, dengan rasa penasaran di mata seksinya. "Yang mana adalah kenapa aku ada di sini untuk mengatakan pada kalian…"
Aku menarik nafas dalam.
"Bahwa aku adalah Cherry."
Terdengar tarikan nafas serentak dan beberapa orang terdengar tersinggung.
(Seperti mereka tidak percaya padaku dan berpikir bahwa aku menodai Cherry tercinta mereka dengan mengaku menjadi dirinya. Sialan.)
"Sakura!" aku menunduk menatap Temari yang sedang menatapku gelisah. "Apa yang sedang kau lakukan?! Aku tahu bahwa tugasmu adalah mengobarkan semangat sekolah, dan memang, kita sudah pernah diskusi bahwa maskot sekolah kita adalah Cherry, tapi ini jelas bukan bagaimana cara mendapatkan perhatian dari semua orang!"
Aku mengabaikannya.
"Beberapa dari kalian mungkin membenciku karena sudah memulai blog ini," aku meneruskan, menarik pergelangan kakiku dari gengaman Temari. "Aku bisa mengerti tentang itu. Memang siapa yang mau rahasia besarnya disebarkan pada orang lain, ya kan?" aku tersenyum sedih tapi meneruskan, "well, seperti yang sudah aku tulis di blog, aku ketahuan."
Aku melihat sekaleng Mountain Dew yang masih belum dibuka di atas meja dan mengambilnya.
(Anak yang membelinya bahkan tidak menyadarinya jadi yeah…)
"Aku rasa aku sudah mengatakan terlalu banyak tentang diriku di dalam blog. Aku mengatakan warna gaunku di pesta dansa, mengatakan jenis pizza favoritku, aku mengatakan minuman favoritku." Bibirku mengerut menatap Sasuke-kun, yang tengah menatapku balik secara intens. "Dan intinya, pada akhirnya aku mengatakan semua hal yang bisa membantu seseorang yang ingin menemukanku, membentuk sesosok pria sempurna yang bisa membuatku terlena dan membuat pengakuan."
(Aku membuka kelang dan menyapukan jari di sweaterku karena beberapa percik Mountain Dew yang menyembur keluar.)
"Jadi, begitulah cerita jatuhnya Cherry," aku meneruskan, "Seorang lelaki. Aku jatuh cinta dengan seorang lelaki," aku terkekeh pahit. "Aku jatuh cinta pada Tada. Ingat dia? Tall, Dark and Handome—tinggi, misterius dan tampan? Orang yang membuat aku tidak bisa diam di blog? Ternyata KepSek tercinta kita menggunakan dia agar aku mengaku bahwa aku adalah Cherry."
Aku meminum lagi cairan hijau manis dan mulai melangkah di atas meja.
"Sial, bahkan bukan itu saja yang aku akui pada si brengsek itu! Aku mengatakan padanya bahwa aku mencintanya!" aku memekik, mendapatkan beberapa respon 'Aw' dari beberapa gadis di kafetaria. "Aku benar- benar mengatakan kata-kata bodoh itu padanya!"
Aku menggelengkan kepala dan kembali mendesah.
"Terserah… inti dari semua ini adalah aku mengakui kenyataan ini." Aku menatap sekeliling dan berdiri dengan percaya diri tahu bahwa seluruh mata tengah menatapku. "Aku Cherry," kataku pada mereka sekali lagi. "Aku yang membuat blog, TheCherryOnTop. Aku, Sakura Haruno, adalah Cherry."
Tidak ada reaksi yang datang selain Tsunade-sama yang berdiri di samping meja dengan raut wajah aneh.
"Baiklah Haruno, sudah cukup. Kau sudah memberikan pengakuan padaku jadi—"
"Tidak, Aku Cherry."
Aku menoleh ke sampang dan menatap Shikamaru yang berdiri di atas meja, di sampingku, masih makan pizza.
(Dia berbicara dengan mulut penuh. Ugh, Ew.)
"Yap, aku yang menulis semua gosip dengan huruf warna pink dan mengatakan 'totally' di setiap kalimat…"
Huh…?
"Apa- apaan sih?" aku mendesis ke arahnya, agar hanya orang di sekitar saja yang mendengarnya. "Bukan, bukan kau, aku—"
Shikamaru memotongku (dan untuk menambahkan efek)—
"Totally!" tambahnya.
(Tapi aku tahu dengan pasti kata T khasnya adalah 'troublesome'—merepotkan.)
Temari mulai memahami situasi dan berdiri di sisi lain tubuhku. Dia tersenyum padaku dan mengangguk (dan membuat aku bingung).
"Aku Cherry," bohong temari, meremas pundakku penuh dukungan.
…tapi bukan seperti ini seharusnya.
"Persetan denganmu Temari, Aku Cherry!" Ino berteriak, berdiri dan melambaikan tangannya.
Aku menggelengkan kepalaku tidak percaya, "Kalian bukan Cherry!" aku menggeram, "aku—"
"Aku Cherry!" Naruto berteriak, sambil melompat.
Selanjutnya Tenten, yang berteriak sama kerasnya, "Aku Cherry!"
"Bukan kalian—"
"Aku Cherry!"
"—Aku, Sakura, adalah Cherry! Aku yang mengatakan semua rahasiamu—"
"Aku Cherry!"
"—aku yang bilang totally di setiap kalimatku—"
"Aku Cherry!"
Aku menghentakan kakiku kesal di atas meja sebelum melompat turun karena marah.
Yang membuat aku jatuh—
Ke lengan Sasuke-kun yang sedang menungguku…
"Hai…" aku bernafas canggung, menatap matanya karena jujur saja, susah untuk tidak menatap dua kolam dalam itu. "Um, terimakasih sudah menangkapku…"
("Aku Cherry!")
"Hn,"
(Oh, kita balik lagi ke sana?)
Ya Tuhan, dia memiliki mata paling indah di dunia.
(Jika dia tidak sedang merangkulku, aku pasti sudah jatuh…)
"Um—"
"Aku memang membuatmu mengaku," katanya, memotong entah apa yang aku coba katakan (yang sejujurnya bukan apa-apa. Aku hanya akan terus mengatakan um- dan um karena suasananya sangat canggung). "Aku pura-pura menyukaimu—"
OUCH.
("Aku Cherry!")
"—tapi kenyataannya adalah, dari awal aku tidak pernah pura-pura."
APA-APAAN?! BERANI SEKALI DIA MENABURKAN GARAM PADA LUKAKU DAN MENGATAKAN BAHWA DIA PURA-PURA MENYUKAIKU—
Tunggu apa…?
"Huh?" kataku, mulutku menganga, (dan masih ada di pelukannya).
"Aku tidak pura-pura," ulangnya.
Dia tidak tersenyum menatapku penuh cinta seperti Freddie Prince Jr. di film She's All That saat Zach dan Laney mengobrol di rumahnya dan berbaikan tentang masalah taruhan. Tidak. Sasuke-kun tetap menjadi Sasuke-kun dengan semua ekspresi dingin(dan keren dan seksi) di wajahnya.
("Aku Cherry!")
"Semua yang pernah aku katakan padamu adalah nyata dan aku sungguh-sungguh," kata Sasuke-kun, menurunkan tubuhku pelan dan lembut, tapi masih tetap memelukku (terimakasih Tuhan. Aku rasa aku bisa jatuh kalau dia tidak menahanku karena ya ampun, dia membuat lututku lemas…). "Setiap pujian, setiap rahasia yang aku katakan, semuanya."
Aku tidak bisa menahan senyumku.
(Benar, aku tidak bisa.)
"Dan malam saat kau mengatakan kau mencintaku—"
YA TUHAN!
"Aku, um—"
Dan akhirnya, setelah beberapa tahun aku mengenal Sasuke Uchiha, dia merona.
"..aku—Hn-mu juga…"
(DIAN HN AKU JUGA!)
Aku terkekeh karena ini saat yang menakjubkan dan aku memaafkannya (karena aku memang pemaaf) dan karena dia mencintai aku juga.
(Bukan salahnya kalau dia memiliki kesulitan mengatakan kata berawalan –c itu.)
Aku berdiri di ujung kakiku untuk menciumnya karena ini saat yang sempurna dan—
"Haruno."
Uh oh.
Aku memutar tubuh dan melihat Tsunade-sama berdiri di belakangku dengan ekspresi tidak terbaca di wajahnya. Kedua tangannya dia letakan di pinggul dan dia menatapku seperti saat dia menatapku di kantornya waktu aku mengaku bahwa aku Cherry.
"Sepertinya kami mendapati beberapa pengakuan lain tentang siapa sebenarnya Cherry…"
(Huh?)
Tsunade-sama mengangguk melihat ekspresi keheranan di wajahku dan memberikan senyum persetujuan.
"Maka dari itu tidak ada yang akan dikeluarkan dari Leaf Akademi."
Senyuman yang sempat memudar di wajahku kembali mengembang dan aku mencoba menahan diri untuk tidak memeluknya (karena Tsunade-sama mungkin akan berubah pikiran dan mengeluarkanku karena alasan pelecehan).
"Namun aku harap entah siapa sebenarnya Cherry, dia akan berhenti bergosip."
Sasuke-kun menyatukan jemari kami karena dia masih berdiri di sebelahku (mendukungku) dan senyumku kembali mengembang. Aku mengangguk pada Tsunade-sama yang memberiku pandangan penuh tanya.
"Saya setuju," kataku, "saya rasa berakhir sudah hari-hari TheCherryOnTop."
"Bagus."
Dengan itu, Tsunade-sama berjalan pergi.
Dan sekarang karena dia sudah pergi—
Aku memutar kepalaku dan tersenyum menatap Sasuke-kun lalu menciumnya.
(Ya Tuhan aku rindu melakukan hal ini.)
Dan di sela beberapa ciuman kemudian, sebuah pemikiran muncul di kepalaku—
(DIA YANG MENGAMBIL SAYANGKU!)
"Hey, bisa aku minta kembali Blackberryku?"
.
.
TheCherryOnTop
Dibagikan pada Jumat, 17 November 1.03 PM
Suasana Hati: Terpenuhi
Musik: Di sini lagi
Lokasi : Perpustakaan sekolah
Subjek : Semua hal indah akan berakhir
Dan pada akhirnya—
Ini adalah akhir sebenarnya dari Cherry.
Seriusan, setelah um, kekacauan di kafetaria, aku pikir Cherry sudah berakhir dan selesai.
Jangan cemas, aku tidak akan menghapus entri-entri blogku atau apa, tapi aku bersumpah untuk tidak akan pernah log in di akun ini lagi. Berakhir sudah hari- hari TheCherryOnTop. Berakhir sudah gosip tiada berujung dan rengekan tentang cowok dan makeup dan sekolah.
Aku tumbuh dewasa.
Aku melangkah maju.
Dan aku akan menjadi diriku sendiri.
(Tambahkan namaku di sini.)
Jadi untuk terakhir kalinya—
Cherry, keluar!
…
Komentar
…
Komentar tidak didukung untuk TheCherryOnTop
…
SELESAI
…
ThanksTo : Bougenville, koizumi chiaki, uchiha javaraz, Cherry480, mc-kyan, UchiHarunoNanda31, uchiha della, evjnrs, echaNM, Little Bee Arikuuruki, Tsurugi De Lelouch, kura cakun, Liana Na, AoRizuki
AN : Dan… selesai.
(Masih ada epilog sih, tapi tetep aja). Rasanya nyesek banget di setengah awal chapter ini nggak sih? Sasuke asdfghkl. By the way Ada yang pernah nonton Disney Movie yang judulnya Radio Rebel? Endingnya sama persis ya? Kalo dipikir- pikir lagi, tema yang diusung juga mirip cuma yang itu di radio dan ini blog. Setahuku film itu keluar tahun 2012 dan cerita ini selesai tahun 2007. Clear ya.
Anywhoo, makasih sudah baca sampai sini. Ada usulan multichapter yang keren untuk ditranslate, mungkin?
Kritik, saran dan pendapat silahkan sampaikan lewat review.
-with cherry on top-
.the autumn evening.