©BocahLanang Fanfiction


Hai all! HunKai Shipper mana teriakannya!

BocahLanang bawa FF HunKai rate M lagi!

Khusus untuk memeriahkan HunKai In Luv event! YEEY!

.

.

.

Karena tidak dibatasi berapapun FF yang di post ke FFn, jadi BocahLanang berusaha ng-bomb akun BocahLanang dengan FF HunKai, hehe

Tapi kalian sendiri tahu kan kalau BocahLanang itu sosok(?) yang tidak pernah/jarang menyelesaikan FF. Jadi kalau FF ini belum complete gapapa ya? Hehe

Sebagai Author, BocahLanang minta maaf karena tidak bisa memenuhi keinginan readers semua

Dan BocahLanang adalah fans sama seperti kalian, hanya beda tittle author.

Sebenarnya semua orang bisa kok bikin FF,

Jadi.. ayo ikutan Event HunKai In Luv! (membujuk secara perlahan, hehe)

Seneng banget banyak author baru bermunculan!

Setidaknya ada bibit baru untuk menggantikan BocahLanang yang sekarang sudah naek kelas 3 SMA.. makin sempit waktu buat bikin FF.. hiks-hiks..

Makanya dibanyakin nih aku bikin FF biar kalian gak kangen selama aku 5 bulan di kelas 3

(serasa aksel.. jahat banget ya, masa cuma dikasi 5 bulan sebelum UN. Gak ada setengah tahun di kelas 3 tuh!)


.

.

.

Oke all!

Let's read this FF

Selalu HunKai!

For HunKai In Luv!

.

.

.

Pair:

HunKai

Sehun Seme

Kai Uke

Genre:

Romance, Sad, PHP, Temen ngambang, BitComedy, SchoolLife

Rate:

M, Lemon, 17+

Warn:

Yaoi, BoysLove


;OFFER;


Hari ini adalah hari ujian ketujuh.

Ujian kenaikan kelas.

Selama delapan hari ujian akhir semester ini, semua kelas ujian digembok. Kunci hanya dibawa oleh pengawas ujian yang bergilir tiap kelas.

Jadi siswa hanya dapat masuk kelas ujian ketika bel masuk berbunyi dan pengawas yang membawa lembar ujian datang membukakan. Dan berlaku pula untuk pergantian ujian jam kedua.

Lantas semua siswa yang mengikuti ujian kini berserakan di pelataran depan ruang ujian, mempelajari sekilas. Menunggu bel masuk.

Ada yang sibuk menghafal. Ada yang mengevaluasi pembelajaran semalam dengan kelompok mereka. Ada yang jahil bergurau. Ada yang memakan bekal karena belum sempat sarapan. Dan aktivitas lainnya.

Termasuk anak kelas unggulan.

Tepatnya dua orang namja yang paling terkenal di seantero sekolah ini.

Sepasang sahabat kental. Dengan perbedaan yang sangat kentara.


-HunKai Offer-


Teman sekelasnya semua sedang menghafalkan materi didepan kelas.

Tapi keduanya malah terlihat asik berduaan saja di samping kelas, ditempat duduk semen cukup panjang, dan lima langkah dibelakang mereka adalah kamar mandi. (ini menggambarkan ruang ujian BocahLanang, belakang ruang ujian ada kamar mandi, depan kamar mandi ada kursi permanen dari semen, hehe)

Yang kanan berkulit putih, dan kirinya berkulit tan sexy.

Yang kanan berhidung mancung, dan kirinya berhidung mungil seperti yeoja.

Yang kanan bermata tajam, dan kirinya bermata sendu menggoda.

Yang kanan berdagu lancip panjang, dan kirinya berdagu mungil halus.

Yang kanan beralis tegas, dan kirinya memiliki alis lurus seperti yeoja. (ternyata bener kata temenku. Jongin itu alisnya mirip cewek, bisa alus gimana gitu..)

Yang kanan bertubuh tinggi, dan kirinya lebih pendek.

Yang kanan berbahu lebar dan bidang, dan kirinya berbahu lebih kecil dengan lengkung halus.

Yang kanan memiliki lengan otot proporsional, dan kirinya memiliki lengan polos.

Yang kanan memiliki rambut hitam yang disibakkan keatas, dan yang kiri memiliki rambut pink berponi turun menutupi dahinya.

Yang kanan berbibir pucat tipis dengan ujung melengkung kebawah, dan yang kiri memiliki bibir merah segar bervolume dan basah menggoda.

"Jongin apa yang kau lakukan disini" suara berat dan dingin dari yang kanan membuyarkan ketenangan pagi itu. Sebenarnya keberadaan makhluk sexy dikiri itu memang sudah menganggu konsentrasi belajarnya.

Memberikan kalimat tanya dengan nada memerintah. Benar-benar angkuh.

"Aku mengamatimu Sehunnie" Jongin menjawab dengan semanis mungkin. Lalu mengubah duduknya menjadi berjongkok diatas kursi dan menyangga kepalanya dengan kedua tangannya, mengamati wajah serius Sehun lebih dekat.

Nada lembut itu akan dikeluarkan jika ada maunya. Pasti ada sesuatu.

"Kau mengganggu" Sehun kembali berujar sembari membalik lembar buku paket ditangannya. Mendengus sebal ketika melihat Jongin kembali tidak membawa tas.

Selama enam hari ini, Jongin hanya membawa tubuh ke sekolah. Berlagak seolah anak pintar yang membawa otak berkapasitas sehebat ribuan buku. Padahal isinya kosong bolong berdebu.

Hanya ada sebuah pena, kartu ujian di saku kemeja putihnya. Menyengir tanpa dosa.

Untuk pensil dan penghapus, serta pen correction Jongin selalu meminjam milik Sehun atau milik adik kelas sebangkunya.

Setiap ujian tengah semester dan ujian akhir semester memang satu bangku diisi dua orang yang beda tingkatan kelas, hobae dan sunbae di satu meja. Jadi tidak bisa saling mencontek.

Oh iya, jangan lupakan benda keramat berbentuk persegi yang ada di saku kanan celana seragam Jongin. Itu pusaka yang benar-benar hebat untuk saat ini.

Smartphone.

Ukuran kecil yang sudah disetting silent tanpa getar, dengan screenguard gelap dan setting pencahayaan redup. Pengawas ujian tidak akan bisa mendengar getar ponsel itu saat pesan kunci jawaban masuk. Layarnya yang gelap sangat membantu kamuflase untuk dimasukkan kedalam laci gelap meja ujian.

Dan lagi, yang terpenting adalah TouchScreen! Tak ada lagi bunyi cetak-cetik keypad handphone jadul yang mencurigakan.

Perfectoo..

(temen-temen BocahLanang nekat bawa smartphone ke ruang ujian. Kalo BocahLanang sih masih cari aman, istilahnya ya belajar. Tidak belajar sungguh-sungguh sih, karena masih ada keberuntungan! Kertas sobekan kecil kunci jawaban mampir ke meja dengan sendirinya, hehe)


-HunKai Offer-


"Aku harus memastikan kau belajar dengan benar. Karena aku akan mengandalkanmu nanti, hehe" Jongin kembali duduk santai seperti sedia kala.

Tuh kan, ada maunya.

Itulah gunanya teman. Sumber kunci jawaban saat ujian.

Jongin merasa beruntung saat masa orientasi siswa dulu ia dapat menjadi teman dari namja tampan disamping kanannya itu. Karena ternyata selain tampan, dialah siswa yang selalu menjadi juara umum. Siswa paling cerdas.

"Tidak perlu. Nanti kau tanya Chanyeol saja" Sehun menolak permohonan mencontek tidak langsung yang diutarakan Jongin.

"Uuuh.. tidak mau~ Hunna, aku hanya ingin kau~" Jongin beringsut bersandar di bahu tegap Sehun yang tak bergeming sama sekali.

Bukan itu saja yang membuyarkan hafalan Sehun. Tapi kalimat ambigu 'hanya menginginkan' itu menari-nari di pikirannya.

"Hunna~" Jongin mengalungkan kedua lengannya dileher kokoh Sehun dan menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Sehun. Merajuk lebih. Terdengar seperti memohon untuk digagahi.

"Kalau kau menginginkanku, pulang nanti berbaringlah pasrah di kasurmu. Aku siap menghamilimu" Sehun menutup bukunya. Dan memandang jengkel pada sosok sahabat lebih dari dua tahunnya itu.

"Bukan itu, dasar tampan pervert!" Jongin menjitak pelan dahi namja tampannya dan memberi jarak lumayan jauh seolah jijik. Padahal malu-malu mau(?) dan itu membuat Sehun menyeringai.

"Chanyeol juara tiga, kau jangan meragukan kecerdasannya" Sehun memasukkan buku paketnya kedalam tas. Bel masuk tinggal beberapa menit lagi.

Percuma ia belajar jika namja sexy manis dikiri terus menggoda disampingnya.

Di kiri lagih, benar-benar seperti setan pengganggu.

"Dan aku sama sekali tidak meragukan dirimu yang juara umum!" Jongin mendekat dan menoyor Sehun dengan jari telunjuknya.

"Makanya belajar. Jangan bolos terus-terusan" Sehun menatap malas.

"Aku ini Kim Jongin, namja playboy keren yang jago berkelahi. Belajar bukan style ku!" Jongin bahkan bangga dengan statusnya sebagai badboy.

"Kenakan seragammu dengan benar. Nanti namamu dicatat di berita acara lagi" Sehun menunjuk kemeja putih Jongin yang keluar tidak rapih dari celana. Dan dasi yang dipakai asal.

Dua hari yang lalu saja Jongin hampir diusir dari ruang ujian karena ketahuan tidak memakai kemeja hari senin, malah memakai kemeja hari selasa. Mirip sih, warnanya sama tapi yang hari senin lebih netral karena tidak ada identitas pangkat kelasnya.


-HunKai Offer-


"Baiklah" Jongin membetulkan dasinya. Membiarkan Sehun melihat leher jenjang itu mendangak indah disamping kirinya. Ingin sekali Sehun menandainya.

Setelah itu Jongin bangkit dari duduknya, melepas sabuknya.

Srreet.. Grep!

"Yak! Hampir saja melorot" Jongin untung saja berhasil memegang celananya. Tapi tidak untung bagi Sehun yang ingin melihat celana itu jatuh.

"Hun, pegangi celanaku, aku mau memasukkan kemejaku" Jongin berdiri didepan Sehun yang masih duduk.

Tapi Sehun masih diam dengan wajah flatnya.

"Aish palli!" Jongin mencak-mencak imut. Benarkah ini badboy sekolahan? Sungguh manis.

Sehun tersenyum tipis dan memegangi kedua sisi celana Jongin. Jemarinya gatal ingin menarik kebawah celana Jongin.

Selama Jongin merapihkan kemejanya, Sehun mencuri-curi pandang, sediki demi sedikit menurunkan celana itu.

Oooh.. migo-migo? Aha! I know your underwear now!

"Apa yang kau pikirkan?" Jongin mencebik mengomentari wajah Sehun yang tersenyum mesum seperti om-om pedofil.

"Fokus saja pada kemejamu" Sehun menutupinya dengan kalimat sok coolnya.

"Ish. Yasudah, buka kancing celanaku dan resletingnya sekarang!" Jongin berkata sedikit berbisik. Takut orang lain mendengar dan berpikir tidak-tidak.

Karena kedua tangan Jongin digunakan untuk menyincingkan kemeja seragamnya. Jadi dia menyuruh Sehun yang kebetulan (?) sedang memegang celananya.

Tapi posisi mereka.. Jongin yang memegang kemeja seolah mengangkatnya, dan Sehun yang memegangi celana Jongin seolah ingin memelorotkannya.. itulah kemungkinan besar yang orang lain pikirkan mengenai keduanya saat ini.

"Mau minta blowjob heh?" Sehun terkekeh tak menyangka Jongin memintanya ditempat seperti ini. Tuh kan, Sehun saja jadi pura-pura sableng.

Tapi tangan putihnya mencoba dengan susah payah membuka kancing celana Jongin. Susah loh, soalnya kedua tangannya didepan dan kalo turun dikit aja nanti celana bagian belakang Jongin dah turun ngelihatin dalemannya.

Sehun mendekatkan dirinya pada Jongin, menunduk sehingga dahinya menempel pada perut Jongin. Jika dilihat dari belakang memang terlihat janggal.


-HunKai Offer-


PLUKS..

Kancing celana seragam Jongin sudah terbuka.

Jongin sendiri ikut menunduk mencoba mengamati kerja Sehun meski kenyataannya tertutup kepala Sehun. Jongin jadi tidak tahu apa yang Sehun lakukan dibawah sana.

CUUPPSSS..

Tubuh Jongin terlonjak kaget saat bibir tipis Sehun mengecup pusarnya gemas.

"Yak! Kenapa kau mencium belly buttonku yang masih perawan ini! Aaaa!" Jongin berteriak tertahan karena ia tak ingin orang lain mendengarnya aneh. Sehun menunduk menciumi bellybuttonnya? Fuck!

GREP!

Jongin menjewer kedua telinga Sehun. Sehingga kemeja yang ia singsingkan dengan kedua tangannya sedari tadi turun, menutupi kepala Sehun. Sampai leher.

Seolah Sehun adalah om-om mesum yang doyan masuk kedalam pakaian remaja perawan manis seperti Jongin.

"A-aa! Pelan-pelan Jongin. Aku belum selesai!" Sehun berteriak kesakitan.

Ooh.. karena wajah Sehun yang tertutupi –terlihat seperti sengaja masuk kedalam kemeja Jongin, membuat posisi mereka terlihat makin janggal.

Pekikan sakit Sehun tadi seolah menggambarkan bahwa Sehun belum selesai memblowjob little Jongin sedangkan kedua tangan Jongin yang masuk kedalam kemejanya untuk menjewer kedua telinga Sehun malah membuat orang lain menerka bahwa Jongin sedang meremat kasar rambut Sehun. Terlebih bibir bawah Jongin yang digigit seolah menahan desahan

Padahal sedang menahan jutaan umpatan kesal untuk tuan Oh didepan selangkangannya itu.

"Makanya kerja yang benar! Bisa tidak?" Jongin melepaskan jewerannya dan meletakkan kedua tangannya di bahu lebar Sehun untuk menyangga tubuhnya karena Sehun tidak sadar –atau sengaja- terlalu menarik celananya kedepan. Membuat kedua kaki Jongin sedikit berjinjit tidak bisa berpijak dengan benar. Menjorok kearah Sehun.

Apa tadi maksud perkataan Jongin? Kerja yang benar? Maksudnya Sehun yang masuk kedalm kemeja dan memegang celana Jongin itu sedang bekerja diselangkangan Jongin? Huh? Benarkan.. orang lain berpikir lain.

"Iya, kau tenang saja, aku bisa kok" Sehun berujar dengan serius. Menempelkan dahinya di kulit perut Jongin dengan abs yang samar-samar. Halus sekali ternyata kulitnya. Wangi pula.


-HunKai Offer-


"Haha.. yaaah~ jangan bernafas di kulitku!" Jongin tertawa geli merasakan hembusan panas Sehun menerpa kulit sensitif perut bagian bawah pusarnya.

Tuh kan, makin vulgar didengar. Seolah Sehun meniup ujung penis Jongin.

"Lalu aku harus bagaimana? Menggigit begitu?" Sehun membalas sewot. Tapi bagi orang lain malah terdengar seperti menantang. Kepalanya bergerak-gerak didalam kemeja Jongin yang sebenarnya mendongak melayangkan tatapan kesal. Tapi kok malah kelihatan sedang nganu.

"Dasar mesum! Sekalian saja hisap! Cium! Kecup! Ludahi sesukamu!" Jongin menoyor tengkuk Sehun kesal. Astaga.. terdengar lebih ehem..

Yang ada, akibat toyoran Jongin di tengkuk Sehun tadi, kepala Sehun terdorong maju dan bibir tipisnya mencium ke bagian bawah pusar Jongin cukup kuat.

"Aaah.. sial" Jongin merutuk lirih karena ia hampir oleng terjerembab kebelakang dengan pantat mendarat sakit jika saja Sehun tidak segera menarik celananya kembali maju.

Masalahnya suara Jongin tadi malah seperti mendesah nikmat.

"Ish! Tanganmu jangan kemana-mana. Cengkram bahuku saja" Sehun berujar lagi. Seolah.. oke, ini benar-benar semakin salah sangka.

"Kau benar-benar bisa menurunkannya tidak? Aku sungguh tidak tahan!" Jongin mengusap kepala Sehun yang ada didalam kemejanya.

Menurunkan? Sehun sedang menidurkan little Jongin ya? Mungkin Sehun terlalu banyak bermain-main sehingga Jongin tidak tahan ingin segera dimanjakan.

Padahal Jongin tidak tahan berjinjit lebih lama lagi.

Sugguh percakapan mereka benar-benar menjerumuskan.

"Aku bisa Jongin. Tapi kedua tanganku memegangi celanamu, aku gunakan mulutku ya?" Sehun bertanya. Ambigu. Mulut? Berarti Sehun sudah mulai memasukkan batang Jongin kedalam mulutnya.

"Dari tadi harusnya!" Jongin merengut. Ooh.. Jongin ingin Sehun melakukan 'itu' dari tadi rupanya.


-HunKai Offer-


"Jong, ini terlalu kecil. Kurasa hidungku akan mengenaimu sedikit" Sehun hendak menggigit kail resleting itu dan menurunkannya tapi jika itu ia lakukan maka hidung mancungnya akan menyentuh barang berharga milik Jongin.

Tapi bagi orang lain yang mendengar.. 'milik' Jongin kecil? Benar-benar uke, bahkan hidung Sehun sampai mengenjangkau perutnya. -_-

"Dari awal memang segitu. Memangnya punyamu lebih besar?" Jongin bertanya mengenai resleting. Tapi orang lain berpikiran lain.

"Tentusaja, tiga kali lipatnya. Punyamu seperti milik anak sekolah dasar saja. Kecil" Sehun melihat kail untuk menurunkan resleting itu. Kecil sekali, digigit saja sulit, apalagi untuk menariknya turun.

Dan orang lain shock mendengar bahwa 'milik' Sehun tiga kali lebih besar.

"Huh sombong sekali! Akan kuubah sebesar milikmu!" Jongin mendengus sebal.

"Tidak bisa Jongin, kita sudah akan naik kelas duabelas. Sia-sia saja kau melakukannya" Sehun berasumsi bahwa mengganti resleting itu percuma. Kenapa tidak mengganti celananya dengan ukuran yang lebih pas sekalian saja?

Masalahnya ditelinga orang lain, seolah Sehun mengatakan bahwa 'milik' Jongin sudah tidak bisa dibesarkan lagi karena sudah lebih dari umur 17 tahun. Huh? Sungguh pembicaraan mereka memberi arti lain bagi yang hanya mendengarkan.

Rrriiiittttzzz...

Sehun menurunkan resleting celana Jongin perlahan. Dan benar saja, mendongak setengadah apapun hidungnya tetap menyentuh gundukan Jongin. Kalau terlalu mendongak nanti dagu runcingnya malah menekan testis Jongin. Kan jadinya bingung.

"A-a-ah~ Hidungmu Hun~" Jongin menggelinjang merasakan hidung Sehun seolah menyentuh penisnya secara vertikal.

"Yak Jong jangan bergerak seperti itu, lepas nih!" Sehun berkata dengan nada sebal seolah kulumannya lepas. Padahal gigitannya pada kail kecil resleting itu yang lepas.

"Mian. Cepat lanjutkan" Jongin mengelus-elus kepala Sehun yang terbungkus kemejanya dengan lembut, menenangkan emosi si putih itu. Agar Sehun melanjutkan.

Ini benar-benar posisi petaka.

"Hm" Sehun bersusah payah meraih kail kecil resleting Jongin lagi.


-HunKai Offer-


"Emh~ Sehunh.. ah~" Jongin memejamkan matanya dan desahan lirih nista itu keluar dari belahan bibir sensualnya. Benar-benar merangsang.

"Kenapa kau mendesah begitu hm?" Sehun berhenti mencoba meraih kail resleting kecil itu.

Sebenarnya itu karena hidung mancung Sehun yang menusuk-nusuk milik Jongin kala Sehun berkali-kali gagal menggigit kail resleting yang berhenti ditengah-tengah. Tapi ego Jongin membuat namja tan sexy itu enggan terus terang.

"Aissh.. Palli!" Jongin merengek dengan semburat merah di pipinya. Ia benar-benar ingin ini berakhir. Untung saja kepala Sehun tidak sengaja ia kurung dengan kemejanya. Kalau tidak, pasti si putih itu makin menjadi melihat rona di wajahnya kini.

"Oke baby bear" Sehun akhirnya melanjutkan. Dan Jongin menggigit bibirnya lebih kuat menahan desahan nistanya agar tidak kembali keluar.

Riiiittttttzzzzz...

"Aaaaahh~ akhirnya turun juga, Fyuh!" Jongin mendesah lega. Dan itu terlihat janggal.

Sreets..

Sehun menarik keluar kepalanya dari dalam kemeja seragam Jongin.

"Pekerjaan ini benar-benar membuat bibirku kaku. Nanti pulang sekolah kau harus melakukan hal serupa untukku di dalam kamar mandi! Aku tidak mau tahu!" Sehun menatap Jongin sengit. Kail resleting kok sekecil itu sih! Bibir Sehun kan lelah karena meringis mencoba menggigit tapi lepas terus.

"Oke-oke tuan Oh Sehun yang penuh kuasa! Aku Kim JongIn! Akan menurunkan milikmu yang tiga kali lebih besar dari milikku dengan mulutku sendiri nanti pulang sekolah di dalam kamar mandi! Puas!" Jongin balas menatap sengit. Terdengar menarik sekali. Seolah Jongin menerima tantangan menidurkan little Sehun yang super big itu nanti pulang sekolah, dikamar mandi?

"Tapi kau harus melakukannya dua kali" Sehun masih menuntut. Menurunkan resleting kecil milik Jongin tadi butuh waktu lama karena susah! Resletingnya kan besar, nanti Jongin pasti melakukannya dengan mudah dan cepat.

Jadi Jongin harus melakukannya dua kali biar waktunya impas.

"Ya aku setuju, jadi pegang celanaku dengan benar sekarang, tuan Oh" Jongin kembali memegangi kemejanya dan memasukkan kemejanya kedalam celana dengan rapih.

"Biar aku yang mengancingkannya. Kau yang pegang celanamu" Sehun sangat dermawan, membantu temannya yang sexy itu mengancingkan kembali celananya. Padahal Sehunnya saja yang capek sedaritadi mempertahankan celana Jongin agar tidak melorot.

Riiitttzzz.. Cklek!

Resleting dan kancing celana itu sudah tertutup rapih.


-HunKai Offer-


"Pakaikan sabukku sekalian" Jongin menunjuk sabuknya yang tersampir di bahu Sehun. Dan Sehun menurut. Diam-diam Jongin tersenyum senang karena jarang loh bisa memerintah namja super flat dan berkuasa didepannya itu.

"Jong, aku baru sadar.. pinggulmu lebih lebar dari pinggulku" Sehun hendak meraih ujung sabuk yang sudah sampai bagian belakang, membuat kedua tangannya seolah merengkuh pinggul indah Jongin. Dan wajahnya seolah sengaja bersandar manja diperut Jongin.

"Tentusaja. Karena aku seorang dancer" Jongin tersenyum tipis sembari mengusap dagu tegas Sehun dengan sebelah tangannya, mudah saja karena celananya sudah hampir selesai disabuki, jadi tidak mudah melorot. Tampan sekali namja pucat yang sedang memakaikannya sabuk itu.

"Tapi pinggangmu ramping sekali Jong" Sehun sejenak memeluk lingkar perut Jongin bagian atas sabuk, pinggang Jongin. Yang seolah bisa patah jika Sehun memeluknya terlalu erat.

"Karena aku calon model, hehe" dengan percaya dirinya Jongin berujar.

'Ya. Model majalah porn' lanjut Sehun dalam hati sembari melanjutkan memasang sabuk Jongin.

KLEKK!

"Sudah" Sehun mundur untuk duduk bersandar santai kembali.

"Yes! Hun lihat aku! Apa aku sudah cukup rapih?" Jongin merentangkan kedua tangannya dan berputar slow motion didepan Sehun.

Mata Sehun langsung melek ketika Jongin memunggunginya.. melihat bulat butt Jongin yang berisi sempurna itu.

"Kurasa pas ditanganku" Sehun bergumam pelan.

"Apa? Aku tidak dengar.." suara Jongin membuyarkan lamunan Sehun.

"Ani" Sehun menggeleng kilas dan berdehem. Ini masih terlalu pagi untuk memikirkan itu.


-HunKai Offer-


PLUKS!

Jongin mendudukkan dirinya dipangkuan Sehun dengan posisi berhadapan.

"Thanks" Jongin tersenyum manis dan mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh Sehun.

Chu~

Bibir penuh merah itu sekilas mengecup pipi putih kiri Sehun. Membuat yang dicium menaikkan sebelah alisnya.

"Aku sudah mencium pipimu, jadi sekarang kau harus memelukku erat-erat!" Jongin menyamankan tubuhnya dalam pangkuan Sehun, dan merebahkan sisi kepalanya di bahu kiri Sehun.

"Hm" hanya gumaman yang Sehun keluarkan tapi kedua tangannya segera merengkuh Jongin kedalam pelukan hangatnya.

"Lebih erat" Jongin mengusakkan kepalanya manja di perpotongan leher Sehun.

Grep!

"Lebih erat lagi" Jongin merengek.

Grep!

"Emhh.." keduanya akhirnya mendesah ketika milik mereka saling bertabrakan.

"Sehunh.." Jongin memanggil namja putih yang diam-diam makin mengeratkan pelukannya.

"Wae?" Sehun mengecupi tengkuk Jongin terkesan buru-buru.

Nafasnya panas menerpa kulit halus Jongin. Kalau sudah begini ia jadi nafsu.

Milik keduanya dibawah sana mulai membesar.

"Boleh tidak.. aku bergerak, menggesekkan milik kita?" Jongin bertanya dengan lirih dan terdengar malu-malu.

Sehun hanya bisa berdoa dalam hati agar Tuhan menguatkan dirinya untuk tidak menghamili manusia manis di pangkuan dan rengkuhannya saat ini.


-HunKai Offer-

-TBC-


Haiiiii!

BocahLanang comeback with FF HunKai again!

YEEEYYY!

Jadi selama Ujian Kenaikan Kelas, BocahLanang mengalami peristiwa ini! (tapi yang buka-bukaan celana enggak kok!)

Sempet iri juga, temen-temen pada bawa smartphone dan nyebar jawaban selama ujian berlangsung. Tapi BocahLanang optimis aja ngerjain soal sebisanya dulu.. nanti kalo udah nyerah baru deh tanya sama yang bawa smartphone, hehe *samaaja -_-

Yang penting kalian jangan meniru bawa smartphone ke ruang ujian oke? Selain merugikan (karena kalo ketahuan dan disita, nanti smartphonenya cuma bisa diambil oleh ortu) kalian juga bakal membuat teman-teman yang bawa smartphone lainnya kejaring (?) hehe *kita kan gak boleh merugikan teman hanya karena keteledoran dan ketidakprofessionalan kita dalam mengambil celah menggunakan smartphone.

BocahLanang gak mau sok bijak lagi deh.

Yaudah, review oke?

See you all next chapt!

Salam HunKai!