Baby Oh and Baby Xi

:EXO-OT12:

:HunKai-HanKai:

::

Rumah Sakit Seoul

Tiga buah keluarga besar sedang duduk cemas di depan ruang operasi. Menunggu "Nyonya Muda" yang tengah melakukan proses persalinan.

"Aku harap mereka baik-baik saja!" doa Sehun yang diamini Luhan.

"Tenanglah, Jongin namja kuat, dia akan bertahan, begitu juga kedua anak kalian!" ujar Kim appa menenangkan.

"Ne appa~" jawab Sehun dan Luhan.

Mereka sudah menunggu di luar sejak satu setengah jam yang lalu. Namun belum ada kabar mengenai si bayi dan juga sang "eomma".

"Hahh~" hela Luhan. Dia berkali-kali menenangkan dirinya sendiri agar tak terlalu cemas dan khawatir.

Hingga apa yang mereka tunggu akhirnya terwujud-

"oeekkkk... oeeekkkk... oeekkk"

"oeeekkk... oeeekkkk... oeekkk"

"E-eomma i-itu suara anakku?" lirih Sehun tak percaya, dia syok.

"M-mama... aku aku aku jadi Baba sekarang?" lirih Luhan. Kedua yeoja cantik paruh baya itu tersenyum lembut.

"Iya Sehun, itu suara anakmu!" ujar Oh eomma.

"Kau jadi appa Lu~" ujar Xi eomma.

Dua namja tampan itu merosot dengan tangis bahagia. Apa yang selalu mereka tunggu kini sudah terwujud. Ketiga keluarga besar itu mengucap syukur, dan mereka lega.

Ruang operasi dibuka, dokter Kang keluar dengan senyuman.

"Selamat Tuan Oh dan Tuan Xi! Putra Anda keduanya namja, dan istri Anda juga selamat!" dokter Kang menyalami dua namja yang sudah menjadi appa muda itu.

"Kgamsahamnida uisa kamsahamnida" ujar keduanya.

"Ne ne ini juga karena doa kalian. Nyonya Kim sedang dalam pengaruh obat bius, kemungkinan akan sadar dua jam lagi, dan kedua putra Anda akan dibersihkan terlebih dahulu. Kalau begitu saya permisi!"

.

.

Ruang Rawat Kai

Namja manis itu tak berhenti tersenyum melihat dua jagoan mungilnya yang telah lahir ke dunia dengan selamat.

"Hyungg~" Kai mengusap lengan Luhan yang melingkar di bahunya.

"Gomawo Kai, kau sudah berjuang keras selama ini, kami mencintaimu!" Luhan memberi kecupan di pelipis kanan Kai.

"Ne hyung, ini juga karena hyung dan Sehun yang selalu menjagaku! Aku juga mencintai kalian!" ujar Kai. Sehun mendekati keduanya.

"Hei, siapa nama keduanya?" tanya Kai tiba-tiba.

"Oh Jonghun!" jawab Sehun.

"Xi Jonghan!" jawab Luhan. Kai tersenyum tipis. Meskipun dua bayi itu sama tampannya dengan sang appadeul tapi beberapa bagian dari wajah mereka menuruni sang eomma. Tapi sebenarnya bayi ini terbalik, yang menyerupai Luhan adalah Oh Jonghun, sedang yang menyerupai Sehun adalah Xi Jonghan.

"Setelah ini rumah kita akan ramai!" ujar Sehun.

.

.

5 tahun kemudian

"Jonghunnieee! Jonghannnieee!" namja manis itu berteriak ke sekeliling rumah mencari dua jagoannya yang tak kunjung muncul. Dan-

"OMO! Apa yang kalian lakukan? Kalian baru saja mandi sayang~" Kai, namja manis itu, mengajak keduanya masuk dan menggiring mereka ke kamar mandi.

"Sehunnaaa! Luhaanniee! Mandikan putra kalian!" pekik Kai dari luar, sedang dua namja tampan yang sibuk di ruang kerja itu menghela nafas.

"Arra arra!" sahut keduanya.

Selama Sehun dan Luhan memandikan dua jagoan mereka yang terkenal tak bisa diamnya. Kai pergi memasak untuk makan malam. Diam-diam dia tersenyum, mengingat-ingat masa-masa lalu yang manis. Lama-lama dia terkikik juga.

"Ahhh~ aku rindu hyungdeull~" ujarnya.

"YAK! HANNIEE!"

"HUNNIE! BAJU APPA BASAH!"

Kai menggelengkan kepalanya mendengar teriakkan dari kamar mandi.

.

.

Meja makan itu ramai dengan suara dua bocah tampan kelebihan energi itu.

"Hahh~" hela Sehun, dia baru saja ganti baju.

"Appa eomma baba! Besok sekolah mengadakan pentas, appa eomma dan baba datang kan?" tanya Jonghun. Beda Jonghun dan Jonghan dari anak-anak lainnya adalah mereka tidak cadel.

"Ne, kami akan datang!" jawab Luhan dengan senyum lembut. Kai mengangguk.

"Apa kalian juga akan tampil?" tanya Sehun. Keduanya mengangguk.

"Kami jadi pangeran lho~" jawab Jonghan dengan cerianya. Kai tertawa.

"Kalian jadi pangeran? Waahh~ kasihan sekali yang jadi putrinya~" ledek Kai. Keduanya merengut.

"Yang jadi putri beruntung, kan dua pangerannya tampan-tampan!" ujar Jonghun percaya diri. Tawa Kai, Sehun, dan Luhan meledak seketika.

"APPA!" pekik Jonghun.

"BABA!" pekik Jonghan.

"EOMMAA!" pekik keduanya.

"Mian mian" ujar Sehun, Luhan dan Kai berusaha meredakan tawanya.

"Ne ne, kalian kan putra eomma yang tampan!" ujar Kai sembari mengusak rambut keduanya.

"Tentu saja!" ujar keduanya.

"Hei hei, kami juga ikut pembuatannya lho~ wajah mereka dari kami!" ujar Sehun mengingatkan.

"Anak Baba dan Appa memang yang paling tampan!" ujar Luhan. Kai memutar bola matanya namun tersenyum manis.

"Jja! Waktunya makan! Setelahi ini kalian istirahat supaya besok bisa tampil dengan maksimal!" ujar Kai.

"NEEEE!" sahut keduanya semangat.

.

.

"Sehunniee, Luhannniee, aku beruntung sekali!" ujar Kai yang berada di tengah-tengah kedua suaminya.

"Wae? Wae?" tanya Luhan sembari mencium pipi tembab Kai.

"Aku beruntung mempunyai keluarga seperti ini! Punya dua suami tampan, dan punya dua jagoan kecil yang lucu! Gomawoo~" ujar Kai. Sehun tertawa pelan.

"Seharusnya kami yang berterima kasih, Kai, jika bukan karena kau yang mempertahankan keduanya, kami tak tahu apa yang akan terjadi. Kami berterima kasih padamu!" ujar Sehun sembari mencium pipi Kai yang satunya.

"Ne, kau sudah berjuang keras mengandung dan melahirkan mereka, kami berterima kasih, sungguh!" lanjut Luhan. Kai tersenyum manis. Dia cium satu-satu bibir suaminya.

"Saranghae Sehun appa, Luhan baba!" ujar Kai.

"Na do Kai eomma!" jawab keduanya.

"Sudah ayo tidur, jaljayo hyung, Kai!" ujar Sehun.

"Jaljayo appa, baba!" balas Kai.

"Jaljayo Sehun, Kai!" balas Luhan.

Dan ketiganya tidur dengan saling memeluk dan berbagi kehangatan.

.

.

END