EXCHANGEABLE CH.03

*karena nongol setelah sekian abad. Kaliaja lupa ceritanya sangat disarankan buat baca ulang part akhir chapt sebelumnya (karena aku sendiri setengah lupa pas ngetik wkakakak)*

"Sesuatu disini masih keras. Kau tidak mungkin menolak bantuanku 'kan?"

sambil menunggu konfirmasi kesiapan ruangannya, sehun masih menguleni milik jongin. Hanya sentuhan kecil pada fabrik yang melekat menutupi vital jongin. Tapi bagi jongin yang sedang terbakar, ini sangat berefek untuknya. Getaran serat itu menggelitik dan sungguh, penisnya terasa bengkak dan cairan seperti mengucur setetes demi tetes karena stimulasi sehun yang tak berjeda. Dirinya fokus tak fokus pada si penjamahn Jangankan memikirkan penolakan untuk sehun, untuk sekedar menjawab pertanyaan tidak penting sehun dengan baik pun rasanya sulit. Paduan minuman-minuman keras yang ia tenggak dan obat perangsang yang diberikan sehun membuat kepalanya hanya terpikir sentuhan dan klimaks yang sedang ia butuhkan. Tak perduli bagaimana, dengan siapa, ditusuk atau menusuk. -oh,bahkan jongin tidak pernah terfikir berakhir sebagai pihak tertusuk.

Tapi on seperti ini? Apa dia masih sempat membuat audisi? Bahkan sekedar memilih partner?

"H-ahh" jongin mendesah

"To be honest babe, i love the way you moan." Dan sehun masih bergerak. hidung mancungnya turut serta mengendus leher jongin. Nafas hangatnya seolah meniup kulit sensitiv jongin.

"Sejauh ini, kukira hanya wanita yang memiliki desahan indah. Ya.. tentu saja kau bukan lil boy pertamaku dan mereka tidak bisa mengerang dengan baik. Tapi kuakui, kau sangat menarik. Anggap aku lupa akan adikmu yang seharusnya jadi milikku."

Hawa hangat dari bibir sehun terus menggelitik jongin.

"Oi, apa ini bocah? dia semakin keras!"

Seolah kaget. Sehun meremas keras penis jongin.

"Anghh. Jangan sentuh!" Jongin dengan tubuh lemasnya berusaha menyingkirkan tangan sehun.

"aku ini baik hati kau tahu. Akan kuselesaikan sikecil ini" ucapnya sambil menyentil keras tepat perpotongan perempatan celana jongin. Tempat testisnya. Jongin berjengit menahan kenikmatan yang menyengat.

"Sebagai pemuda yang tahu diri kuharap kau sadar diri untuk menggunakan pantatmu sebagai balas budi. Kau tidak berharap aku mengangkang untuk penis pendekmu 'kan? well, kau tidak mungkin mendapatkannya dari seorang total top"

Pekerjaan mari-menjamah jongin terhenti sejenak saat interupsi pengawalnya terdengar.

"Tuan, kamar sudah siap"

Sehun mengangguk. tangannya mengayun kecil untuk mengusir si pria serba hitam.

"Mari, sayang"

sehun menggendong bridal jongin. Melangkah cepat menuju kamar mereka. Karena demi apapun sehun juga sedang terangsang. didepannya seorang bocah SMA Terengah tak berdaya karena sentuhannya. laki-laki tanggung dengan tubuh menggairahkan diusianya yang masih ingusan. yang saat ini jika sehun ingin memperkosanya pun tak akan lari begitu saja. Hasratnya sedang meledak didalam sana. Membengkakkan bagian selatannya.

Sehun merebahkan jongin diranjang king size. Sedang sehun kembali menghampiri pengawalnya.

"Temui dokter kang. Katakan aku membutuhkan pereda nyeri dan obat tidur"

"Baik tuan, ada lagi yang bisa saya kerjakan?"

"Tidak. Itu saja. antarkan barangnya kemari setelah aku menelponmu"

"Baik, saya permisi" sehun mengangguk dan menutup cepat pintunya. Matanya kembali memerangkap jongin yang sedang kepayahan dengan nafsunya sendiri. Bocah itu tak henti hentinya menggeliat tidak jelas. Tangannya tidak bisa berhenti menyentuh vitalnya. Sehun menikmati bagaimana bocahnya terlihat tersiksa. Dia terbakar dan tubuhnya sendiri tidak akan bisa menuntaskan hasratnya. Sengaja sehun berlama-lama melangkah mendekati ranjang. Pemandangan ini menggiurkan.

berdiri didekat jongin rasanya sehun semakin ingin bermain main. tak perlu terburu-buru bukan? Jongin sedang dibawah pengaruh bergelas-gelas minuman keras meskipun kadar alkoholnya rendah,tapi sehun tahu jongin peminum yang buruk. Ditambah obat perangsang, alasan apa yang membuat jongin cepat sadar dan sehun harus terburu-buru?

"Mari bermain sebentar bocah. Disini yang terburu buru hanya lubang berkerutmu yang menunggu sodokkanku."

Sehun mengambil beberapa mainannya. Per ranjang berderit saat lutut sehun menekankan beban tubuh nya pada sisi ranjang bersebelahan dengan dada jongin. Sehun dengan cepat melepas gesper dan jeans jongin. Matanya terpaku pada tonjolan dibalik underwear abu abu lepek yang masih membungkus pantat jongin. Jeans jongin dilempar asal dan sehun menarik turun sampai lutut underwear jongin. Sontak penis jongin menyembul begitu saja.

Penismu menggiurkan untuk wanita nak, tapi pedang panjang berisiku jauh lebih memuaskan bahkan untuk lubang berlorong panjang milik lelaki.

Sehun membalikkan tubuh jongin menjadi posisi tengkurap. Jongin merasakan kedua tangannya ditarik kebelakang punggung nya, saling melekat satu dengan lainnya oleh lakban yang mengitari pergelangan tangannya.

Pinggulnya ditarik seseorang dibelakangnya, dipaksa menungging.

Cincin berkerutnya mengerut refleks saat dingin dari cairan kental nan licin mengucur dari pangkal lubangnya, turun, mengaliri kerutan lubangnya. Jongin tersentak kecil saat satu benda seukuran jempol dewasa mendadak menginvasi lubangya. Masuk perlahan.

Lubangnya tidak pernah dijamah apapun sejauh ini. Jongin straigh, untuk apa dia bermain dengan lubang?

"A-ahh"

Pertahanan lututnya yang menyangga pantat gemuknya mendadak tumbang saat benda didalam lubangnya mulai bergetar pelan. Demi apapun kenikamatan ini tanggung ini justru menyiksa jongin!

Tubuh lain menahan gerakannya dengan menduduki kedua kakinya. Jongin hanya menggelepar. Menggelengkan kepalanya sambil fokus pada penisnya. Sehun kembali menekan tombol remote vibrator ditangannya.

"oh-ahhh!"

Jongin semakin tidak tenang. Getaran dalam lubangnya semakin kuat namun sama sekali tidak menyentuh titik nikmatnya. Gerakan tubuhnya yang terbalik juga membuat batangnya terus terusan menggesek permukaan sprei ranjang. Mebuatnya semakin tenggelam dalam nafsu. remote vibrator dilakban pada satu sisi paha jongin. Sehun beranjak ke sofa di pojokan kamar setelah sebelumnya memposisikan vibrator menyentuh sedikit pristat jongin yang telah ia temukan posisinya.

"Anghhh! Sial. Nghh"

Jongin terus menggeliat tak karuan. jauh didalam dirinya seakan paham keadaanya dalam bahaya. Tapi tubuhnya bertindak lain. Sehun masih dengan tanpa ekspresinya mengamati gerak tubuh jongin dengan underwear melorot dan lubang yang tersumpal vibrator dengan kabel menjuntai, kejantanannyang selalu meneteskan precum, tangan terikat dan wajah sensual yang meruntih dan mengerang sesekali menggigit bibir bawahnya.

Bagi sehun. Ini sungguh indah.

Sehun bisa membayangkan bagaimana tersiksanya jongin dengan tubuh yang sepenuhnya dibawah pengaruh obat. Tapi disitulah letak kebahagiaan sehun.

Jongin frustasi dengan segala kenikmatan yang menderanya. seandainya bisa tangannya akan bekerja dengan cepat mengocok penisnya. Tapi kondisi terikat ini menambah kegeramannya. jongin kembali tengkurap dan menggerakkan pinggulnya maju mundur menggesekkan batangnya pada permukaan sprei. Setidaknya penisnya tersentuh.

Jongin tahu puncaknya sudah dekat. intesitas gesekannya semakin dipercepat mengejar kepuasannya. "Ouhhh"

sehun mengelus gundukan dibalik celananya. pemandangan pipi semok yang bergerak maju mundur erotis di atas ranjang itu membuat celananya semakin menyempit.

"Hahh"

Begitu jongin terkulai pasca klimaksnya sampai sehun menghampirinya. memposisikan tubuhnya menyamping. Jari sehun mengelus perlahan paha dalam dan bundaran lubangnya mebuat jongin menggelinjang. Sehun Sesekali meremas bola kembarnya dan mengocok penisnya

"S-sehun nghh" penisnya secepat itu kembali menegang. sehun terus mengocoknya sampai penisnya benar benar tegang.

"Sekali lagi, sayang."

Dan sehun menekan lagi tombol remote vibrator yang masih melekat pada paha jongin sebelum kembali duduk di sofanya. Bagai tersengat listrik jongin berjengit menahan sentakan yang kembali bergerak didalamnya.

"Tidak. Nghh.. jangan lagi. Tolong-gahh!"

Sehun tersenyum licik melihat jongin yang dibuat kewalahan dengan nafsunya sendiri.

"butuh bantuan, jongin sayang?" sehun kembali beranjak mendekat pada ranjang. Dagu jongin dicengkram kuat. bibirnya mendekat mengecup bibir ranum jongin. tangan yang lain meremas twinsball bengkak dibawah sana. Bibir nya mengecup sepanjang tulang rahang jongin. Jongi terpejam. "mmhhh"

Kecupannya diakhiri jilatan kecil pada cuping jongin "memohonlah, jongin"

Jongin menyerah pada usahanya. Matanya yang tak fokus berusaha menatap sehun. Memohon di sela remasan sehun dan tatapan mengintimidasinya.

"Ughh to-tolong aku sehun- ngghhh"

Remasan sehun menganggunya selain dirinya memang bukan seorang bottom yang pandai memohon. Sehun mendengus. Mendorong jongin kembali terlentang. "Cih. Kau buruk dalam hal meminta." Sehun setengah berlutut diatas jongin. menurunkan resletingnya. Mengeluarkan kebanggannya dan memposisikan didepan mulut jongin.

"Hisap dia"

Jongin menatap tidak yakin pada penis besar yang tegang tepat didepan wajahnya. Tanpa sadar ia menggeleng.

"Kubilang hisap, jongin!"

Sehun menggerakkan pinggulnya menekan mulut terkatup jongin dengan penisnya. Bibir jongin semakin terkatup rapat sekalipun kepala pebis itu berusaha mendesak mulutnya. Sehun mengambil satu dildo dilengkapi tombol salah satu ujungnya yang membuat benda itu bergetar dan memasukkan secara paksa pada lubang sempit jongin.

"AAAAGH -mmppfthh" teriakan kesakitan jongin tersumpal penis sehun. satu air mata menetes dari ujung matanya. Lubangnya perih.

Sehun menggerakkan pinggulnya. Penisnya timbul dan tenggelam dalam mulut jongin. Jongin beberapa kali tersedak karena sodokan sehun. Mulut atas dan bawahnya terasa penuh. Penetrasi dobel dari vibrator dan dildo berukuran sedang itu perlahan menggeser rasa sakitnya kembali menjadi rasa nikmat menggelenyar. Tangan sehun terus memaju mundurkan dildo di pantatnya. Tanpa disentuh sekalipun rasanya jongin ingin keluar. Matanya terpejam erat.

"Urmmhh.. sehummptt"

Sehun mengerti jongin akan klimaks. Ia menarik penisnya dari mulut jongin dan membantu jongin mendapat kan klimaks ketiga nya dengan mengocok cepat penis jongin serta mengocok dildo dalam lubang itu.

"Aghhhh" jongin memutih. Punggungnya membusur. memberi kesempatan jongin menikmati cumnya. Swhun tersenyum satu sisi pada penis jongin yang mulai terkulai.

"Tapi aku belum selesai, jongin."

Sehun menarik dildo beserta vibrator dari lubang anal jongin.

"Ahh" jongin tergeletak lemas dan terengah.

Lakban yang mengikat tangan jongin pun dilepas. Tapi sehun segera meraih dasi diatas nakas. Mengikat tangan jongin pada kepala ranjang. Sehun bergerak cepat merangsak kebagian bawah jongin. Tangannya mengambil penis jongin dan mengocoknya cepat. Saat batang itu mulai kembali ereksi sehun memasukkannya dalam mulut. Tangannya berganti meremas remas testis jongin.

"Ngghhh"

Jongin seperti tidak punya lelah untuk mendesah. Bagaimanapun dirinya dikuasai obat dan alkohol. Sekalipun ia menolak tapi tubhnya butuh sentuhan. Sangat butuh.

Penis jongin menjadi begitu sensitiv tak jauh berbeda dengan tubuh lainnya. sehun melepas kulumannya. Sedikit kuluman sehun membuatnya kembali ereksi. kesan erotis diwajah jongin tidak berkurang sama sekali. Peluh di wajahnya dan sedikit tanda keunguan di lehernya memperindah apa yang sehun lihat. Hanya lelah yang menambah kesan lain diwajah itu.

Sehun memasukkan tiga jari panjangnya pada mulut jongin. Jongin menatap sehun dengan pandangan bertanya. tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan tiga jari didalam rongga mulutnya. Lidahnya merasakan belaian memutar dari jari tengah sehun. Membuat lidahnya geli. Jari sehun semakin masuk meraba apapun didalam mulutnya. Seperti mengganti fungsi lidah sehun untuk menginvasi rongga mulutnya.

"Kulum bocah. Gunakan lidahmu!"

Sehun membentak kalem. Jongin dengan kikuknya menggerakkan lidahnya menjilat dan mengulum jari jari sehun. Ia mengangkat kepalanya agar bisa menghisap jari sehun kemudian menjilatnya lagi.

Biarkan mata sehun fokus pada mulutnya yang tersumpal jari, jongin dengan mata sayunya sedang mencari mata seseorang yang akan menggagahinya. Jongin tidak menolak kenyataan tentang wajah tampan nan angkuh yang mengangakanginya. akalnya yang tidak sepenuhnya sadar diam diam merelakan dirinya untik menjadi kodrat yang lain. Menjadi pihak bawah. Menjadi yang tertusuk. Yang seharusnya adiknya lah, atau wanita yang melakukannya.

"Cukup" Tarikan jari sehun membuyarkan fikirannya.

"Aku tidak peduli apapun yang kau fikirkan dengan tatapan itu jongin. Apapun yang kau pikirkan dan kita lakukan malam ini tidak akan lebih dari lima persen yang tertinggal pada ingatanmu besok. Bukankah saat ini yang terpenting saat ini adalah aku membantumu dan kau puaskan aku?"

Sehun berucap sambil mengangkat kaki kiri jongin. Meletakkannya pada pundaknya.

entah apa yang jongin pikirkan tapi tatapan sehun pada matanya seakan menghipnotisnya. Refleks begitu saja jongin mengangguk lemah dengan alis mengerut menahan lenguhan karena dibawah sana tiga jari sehun yang berlumur liurnya sedang mengorek lubangnya. Kalimat terakhir sehun seakan menggambarkan keadaan apa yang sedang dialaminua sekarang. Dan sehun mrmang benar.

Saat ini mereka saling mencari kenikmatan.

Jongin melenguh saat sehun membelai singkat prostatnya. Lubang nya perih. Namun tak seperih awal tadi. Dildo dan vibrator itu cukup membuat lubangnya terbiasa di invasi.

"Aku turut prihatin kali peratamamu menikmati hal ini justru jatuh dalam one night stand dengan seseorang sepertiku dan keadaan yang tidak membuatmu mengingat ini. Tapi aku tidak mau disalahkan. Bagaimanapun kau yang salah tempat, jongin. Seharusnya bocah tidak bermain ketempat sembarangan."

sehun mengeluarkan jarinya. Mengoleskan pelicin pada batang penisnya.

"Kuharap kau juga steril dari penyakit segala menjijikkan. Karena aku melupakan stoknkondomku yang habis"

sehun Memposisikan dirinya tepat didepan kerutan memerah jongin. Jongin masih bergerak resah sampai ia sadar wajah sehun tepat didepan wajahnya. Menunggu bibirnya. Saat jongin menghadap lurus pada sehun saat itu juga sehun mencumbunya panas. Lidahnya memasuki rongga mulut jongin dan saat itu juga jongin terbelalak merasakan benda yang jauh lebih besar dan panjang dari jari dan mainan laknat tadi mulai memasuki lubangnya

"Mpphhft!"

Sehun tidak menyerah untuk mengalihkan perhatian bocah dibawahnya. Tangannya mulai masuk dalam kaos jongin yang setengah tersingkap. meraba dan menggosok puting menonjol jongin dari dalam. Memelintirnya sesekali dan memutari area coklat kemerahan itu. Cumbuannya pada bibir jongin pun semakin intens. Jongin mulai memejamkan matanya menikmati belitan lidah sehun pada lidahnya. Dalam cumbuan itu sehun tersenyum.

Sehun mulai bergerak. Dalam tempo sedang. Karena bergerak pelan benar benar bukan gaya sehun. Sehun menahan remasan rektum jongin pada penisnya. Ini sedikit berbeda rasanya dengan vagina yang ia gunakan biasanya.

"Ughh. Feel so tigh-ahh"

Sehun menyeringai menatap wajah keenakan jongin yang merem melek dibawah kungkungannya. Sehun semakin bernafsu dan menambah intensitas hentakannya.

Sehun menegakkan tubuhnya. tubuh jongin diseret mendekat supaya kejantanannya semakin melesak kedalam lubang hangat itu. Kedua tangannya mengangkat dan menahan kedua paha jongin.

"nghhh jangan -kh. Terlalu keras"

"Semakin keras semakin baik, sayang. Uhh"

Tubuh jongin terhentak lemas mengikuti hentakan sehun. kakinya terayun pasrah mengikuti sodokan sehun yang kian dalam. Sehun semakin dalam menancapkan penisnya pada lubang jongin. Tusukannya tak pernah melenceng mrnumbik keras prostat jongin.

"Ahh ahh ahh aku lelah-ahh"

"tapi tidak penismu bocah"

Satu tumbukan dan jongin menengadah. Melenguh panjang. Klimaks keempatnya tiba.

sehun masih tegak keras didalam sana. Ia terus menghantam kenikmatan jongin. Namun pria dibawah kelelahan. Matanya hampir terpejam lemah. tangannya masih tergantung pasrah pada ikatan.

Beberapa hentakan dan sehun mulai berkedut. sodokannya semakin dalam dan tubuh jongin semakin terhentak keras jongin kembali mendesah karena demi apapun tusukan itu nikmat bukan main.

"Anhh sehun aghh"

"Aku sampai. Nghh"

sperma sehun menyembur deras di dalam sana. Jongin merasakan bagaimana cairan panas serupa dengan miliknya itu merembes perlahan dalam lubangnya. Intensitasnya tak kira kira banyaknya. Hingga meluber menetes dari pangkal liangnya.

"Bersihkan dan telan."

Tahu tahu kepala penis setengah tegang itu sudah menyentuh bibirnya. Jongin membuka mulutnya dan mengulum semampunya. Kepalanya naik turun meratakan kilumannya pada penis besar itu. Lidah nya berusaha menjilat sampai batas jangkauan maksimal untuk membersihkan sperma sehun dan menelannya dengan ragu.

Selagi jongin membersihkan miliknya. Sehun melepas ikatannya. seketika jongin jatuh pada bantal. Tangannya terkulai lemas. Nafasnya tersengal lelah. Sehun berbaring disampingnya. Mengelus helaian rambutnya tanpa menatap wajahnya. Berbaring disamping jongin setelah menyelimuti tubuh keduanya.

"Halo?"

"..."

"kau sudah ambil obatnya?"

"..."

Ya. Bawa kemari"

Smartphone mahal iti kembali tergelatak di nakas. kembali menatap bocah lelaki yang lemas didekapannya.

"Well. Tidak buruk, seperti yang kukatakan sebelumnya. kau bukan laki-laki pertama. But you feel better."

Jongin sedikit nyaman dengan belaian tangan sehun dikepalanya dan nafas dari bibir sehun yang hangat menyapa dahinya.

" aku bukan biseks, apalagi gay. Ya paling tidak masih bisa disebut straigh karena sejauh ini hanya menyukai dan tertarik pada lawan jenisku. Tapi, untuk memuaskan hasaratku aku masih menerima laki laki. Hanya menerima tanpa ada ketertarikan seksual apapun. Aku hanya menggunakan properti didepanku sebaik mungkin. Seperti yang kita lakukan."

Jongin masih mengumpulkan tenaganya untuk sekedar berafas teratur. Tubuhnya benar benar lelah dengan sensasi kenikmatan yang bertubi tubi. Apapun yang sehun bicarakan tak sepenuhnya terserap dengan baik olehnya.

"Peduli setan kau mengerti ucapanku atau tidak bocah. Ngomong-ngomong. Adikmu itu.. ya. aku masih tertarik. Bukankah menyenangkan memiliki gadis cantik itu?"

Sehun tekekeh kecil

"bertemu lagi denganmu seperti ini membuatku sedikit yakin aku punya sekian peluang untuk kembali bertemu adikmu juga."

Jongin diam. ia mendengarkan sehun namun tak ada niatan untuk menimpali sehun. Ia tidak terlalu fokus pada sehun.

"Tapi apa boleh buat. Aku sudah meniduri abangnya. Haha. Seandainya aku tidak mendapatkan adikmu aku tidak menjamin untuk tidak mengingkari orientasiku. Karena kuakui kau memang menarik. Benar benar menarik."

"Kau tertarik pada adikku? apa kau akan mengambilnya dariku? Menyakitinya? Menyakitiku juga?"

tiba tiba saja dorongan untuk bertanya itu muncul. Setengah ngelatur jongin bertanya seperti menyakan pada pencopet apakah ia akan mencuri?

Sehun terkekeh.

"apa makhsutmu? menyakitimu? Kau tertarik pada bajingan ini? Keh."

" Aku pernah merasakan ini jongin. Bagaimana kau ingin melindungi seseorang yang kau sayang dan orang lain juga menginginkannya. Ingin mengambilnya darimu."

Ketukan pintu menginterupsi suasana canggung didalam kamar.

"Ya. Siapa?"

"Tuan, pesanan anda"

"Masuklah"

Pengawalnya mendekat dan menyerahkan satu kantong plastik berisi butiran putih kecil dan salep.

"Kau bisa pergi"

"Baik"

"Aku akan mengobati nyerimu nanti. Sekarang minum ini."

Sehun mengambil satu butir obat tidur dengan dosis yang cukupnuntuk membuat jongin terlelap sebentar lagi.

"Apa ini?"

"Hanya obat. Ayo. kau harus tidur."

Sehun memaksa jongin dengan meletakkan pangkal gelas mendorong bibir jongin lembut. Jongin menurut. Pil tertelan.

"Kau belum menjawabku. Apa kau akan menyakiti kami?"

Sehun diam. Menatap netra dengan kelopak sayu yang srbentar lagi terlelap.

Sampai jongin tak sadarkan diri lagi. Kembali kealam tidurnya. Sehun masih termenung.

"Tentang itu.. aku tidak tahu, jongin."

Sehun membetulkan posisi jongin. Membawanya pada posisi tidur yang nyaman. Ia juga mengoleskan salep pada anal jongin yang bukan tidak mungkin akan perih keesokan harinya. Sehun membenahi pakaian jongin sebelum memakai pakaiannya kembali.

sebelum keluar dari kamarnya, sehun menatap sekali lagi pada pemuda yang sedang terlelap tak sadarkan diri disana.

Matanya menerawang. Mengingat saat itu. Saat seseorang juga mengambil kesayangannya. Satu sisi dirinya saat itu bersedih sebagaimana bocah kehilangan kesayangannya. semakin lama perasaan lain muncul. Ia ingin tahu.

Bagaimana rasanya mengambil kesayangan orang lain?

Sehun keluar dari kamar itu dengan pikiran masalalu yang kembali mengganggunya.

Sekalipun sempat dibuang jauh jauh. Secara tak diduga rasa itu kembali lagi beberapa hari lalu di club sederhana itu saat melihat jongin yang menatap khawatir pada adiknya dan eunhee yang menyimpan khawatir pada kedatangan abangnya saat itu.

Sehun ingin mengambilnya. Kesayangan si bocah.

TBC

Hai!

Sori sesorinya buat update super lama. 3 bulan! dan ff super typo ini baru lanjut. Ada yang nunggu ga si? .-. Typonya gimana? agak mending apa tetep kronis? .-.

Oke, ff ini fix alurnya lambat banget. Ya ga? satu chapt ini isinya bahkan ga sampe 24 jam (dan pendek. Maap.) Cuma setengah malem doang. :v

Ada yang keganggu dengan alur super lelet ini? ._.

Ff ini juga kayanya bakal agak panjangan chapternya. maap ya ._.v

Jalan cerita yang kepikiran di otak kalo diyuangin dengan kemampuan pas pasan gini kayanya bakal makan chapter banget.

Well. makasih pada samwan yang nginbox kemaren saya jadi inget ini baru sedikit jalan :v makasih juga sama teh minhee stellar yang bikin sange semangat buat ngetik ini. Thx juga buat sempetin review, fav, and follow. Sayang kalian mwah.

oke. Gitu aja. Review! Saran! Kritik! NO BASH.

Sincerely: Typo's Hickeys. Mwah.

Oh! advice dong. Curcol. kalo bikin ff yang actually isinya nostalgia alias curhat masa lampau gitu enak ga ya? :v :v mumpung kita ga saling kenal di real life wkakakakak.