- Wedding Sick -

Special Present for KrisHo - FanMyeon Shipper

Genderswitch / Fluf = silahkan pilih sendiri karena sengaja ditulis senetral mungkin

Warning : Typo's , Absurd

Rated : T or T+

Cast : Kris - Suho, +leadcast

...

BunnyJun Present's : Wedding Sick

...

CHAPTER 01

.

.

.

Kata orang, hari-hai sebelum pernikahan adalah keadaan tergenting sepasang kekasih. Ini mungkin bisa jadi waktu yang sangat menyenangkan, untuk saling bekerja sama mempersiapkan pernikahan sebagai pasangan yang sangat romantis, namun bisa juga menjadi boomerang yang merupakan senjata balik untuk menghancurkan dan melenyapkan kata-kata "romatis" dari kamus hidup mereka. Bahkan tak sedikit kasus pasangan yang mengakhiri hubungan mereka tepat sebelum hari pernikahan itu jatuh.

Sialnya .. Itulah yang Kris dan kekasihnya Suho hadapi saat ini, pernikahan mereka bahkan tinggal seminggu, tapi tak ada yang menyangka seminggu justru menjadi titik balik hubungan mereka.

.

.

.

D-7

.

Dering nada sambung yang sudah berbunyi entah untuk keberapa kalinya itu tak membuat Suho berhenti, sekalipun si penerima telfon tak juga mengangkat telfonnya.

"Kau akan terus menunggunya ?" tanya Lay khawatir, Suho sudah bersabar tanpa mengeluarkan ocehannya sejak sejam yang lalu dan itu justru membuat Lay bergidik ngeri duduk lama-lama bersamanya.

Suho yang Ia kenal, tak akan pernah sesabar dan sebaik ini, apalagi untuk urusan waktunya yang akan terbuang sia-sia begitu saja.

"Kami sudah berjanji akan meninjau aula pernikahan malam ini" desah Suho berat, menjatuhkan kepalanya yang kini mulai pusing menahan makian untuk Kris ke atas meja

"Apa perlu ku temani ?" Lay yang hampir beranjak menyambar kunci mobilnya mendadak ikut kehilangan mood ketika melihat gelengan tak bertenaga Suho.

"Arrasoo, paling tidak biarkan aku mentraktirmu makan malam" ajak Lay sedikit memaksa namun bukan Suho namanya jika mampu digoyahkan begitu saja.

Ajakan Lay bukan semata-mata karena Ia lapar dan ingin menghibur Suho, dia hanya tak sanggup membayangkan bagaimana jadinya Kris jika dia muncul nanti. Ini kiamat untukmu Kris, batinnya.

Lay cukup lama menahan dirinya, untuk tak lagi berbicara dengan Suho yang bisa Ia pastikan bahkan Ia sanggup menggaransi tengah berada di level tertinggi amarahnya. Ketika Suho diam dan tak melakukan apapun, bahkan tak mengomel sepanjang tembok China atau tak merutuki Kris dengan kalimat-kalimat frontal, pertanda bahwa perang dingin keduanya akan benar-benar terjadi.

"Aku akan pulang" Suho bangkit, menyambar tasnya kasar

"Ya Ya Ya ! Aku antarkan, oh ?" tawar Lay cepat, hal itu tak boleh terulang lagi ! Kejadian setahun lalu ketika keduanya bertengkar hebat dan akhirnya Suho menghilang selama seminggu, kalau Suho benar-benar melakukan itu lagi, apa yang terjadi dengan pernikahan mereka ?

"Aku bisa melakukannya sendiri" tolak Suho ketus, berlalu secepat kilat dari hadapan Lay yang kini hanya bisa mematung menyaksikan punggung Suho menghilang di balik pintu yang sempat terbanting nyaring itu.

.

.

.

Alasan Suho menolak bantuan Lay bukan karena Ia ingin kabur melakukan hal gila yang pernah Ia lakukan dulu, tapi entah kenapa Ia ingin atau lebih tepatnya hatinya memaksanya untuk percaya bahwa Kris akan datang.

Suho mendengus kesal, masih menggenggam rasa optimisnya untuk menunggu Kris, bedanya kini Ia duduk seperti orang bodoh di halte bis, entah ini sudah bis yang keberapa berhenti di hadapannya, lalu pergi begitu saja, yang jelas Ia benar-benar tak punya niat untuk pulang naik bis malam ini.

Kris berjanji menjemputnya dari studio rekaman milik Lay pukul 6 sore, dan sekarang 30 menit menuju pukul 11 malam namun belum ada tanda-tanda namja itu akan datang.

Baterai smartphone putih dalam genggaman Suho yang semula terisi penuh itu kini menyisakan garis merah pertanda bahwa nyawanya malam ini akan segera berakhir. Dan manusia tiang bernama Kris masih belum muncul.

"Aku di halte, di depan studio Lay"

Sebelum meregang nyawa, itulah pesan terakhir yang Suho kirimkan untuk Kris setelah pertanyaan-pertanyaan seperti "Kau dimana ?" "Tak jadi menjemputku ?" "Kau terlambat terlalu lama !" "Wu YiFan-ssi, cepat jemput aku !" "Kau lupa janji kita malam ini ?" "Kau mabuk bersama teman kantormu lagi ?" dan banyak lagi yang jika terlihat dari reportnya sekitar 178 pesan terkirim namun 0 balasan yang diterima.

.

.

.

Seorang pria berjalan sempoyongan menyusuri lobi apartement mewah itu, dipencetnya tombol lift kasar mengingat Ia hampir kehilangan 70% kesadarannya. Kris mabuk lagi, Ia berpesta lagi, dengan alas an yang sama "Ini pesta bujangan yang tak boleh dilewatkan oleh siapapun !"

Detik jam rolex edisi terbatas itu bahkan terdengar nyaring di dalam lift kosong diiringi suara lenguhan dari Kris yang menahan tenggorokannya untuk tak memuntahkan yang Ia makan barusan, dan hanya butuh beberapa detik lagi waktu akan menunjukkan pukul 01.00 pagi waktu Korea.

Kris sampai di lantai apartemennya, lantai 22. Masih menguatkan betisnya untuk berjalan paling tidak beberapa langkah lagi dan sampai di depan pintu apartement yang Ia tempati bersama Suho 6 bulan ini.

"Chagiyaa .." kode kunci sukses terbuka setelah beberapa kali percobaan, Kris melepaskan sepatu dan jasnya lalu melemparnya asal. Terseok menuju pintu kulkas, mengelurkan sebotol minuman dingin dan meneguk hampir ¾ nya. Satu-satunya obat ajaib yang mampu mengusir mabuknya, meskipun itu tak membantu banyak.

"Suho-yya .." pekik Kris serak, menyadari ada yang salah dengan apartementnya hari ini. Semua lampu masih dalam keadaan mati, tak ada tanda-tanda ada orang di sana, tapi ini ..

"Kemana perginya dia hingga selarut ini ? Ini sudah jam 1 pagi !" rutuk Kris kesal, karena biasanya Suho akan selalu menunggunya duduk manis di depan tv hingga namja ini pulang. Namun sejak beberapa minggu ini Kris menyadari Suho terlalu sering berada di luar rumah sekedar untuk hang out tak penting bersama Baekhyun atau membantu proses rekaman di studio Lay.

Handphone di saku celana namja ini berbunyi, setidaknya kali ini Ia berhasil mendengarnya setelah suara club malam tadi berhasil membungkam smartphone canggih itu.

"Kris" pekik namja di ujung telfon

"Lay ? Ahh kebetulan kau menelfon, apa kau .."

"Suho sudah pulang ?" tanya Lay cepat, malas menunggu kalimat lengkap Kris

"Oh ? Bukankah dia pergi ke studiomu ?" Kris memijat alisnya, berharap matanya sedikit mau diajak kompromi saat ini.

"YYYAAAAA ! Naga bodoh, kau berjanji untuk melihat aula pernikahan kalian malam ini !"

"Kau benar-benar tak menjemputnya ? Lalu ? Apa dia pergi sendirian ? Kemana dia hingga selarut ini ?"

"Kau benar-benar tak bisa diselamatkan Kris !"

"Ya ! Wu YiFan, kau tak mendengarkanku ? Kau mengabaikanku ?" pekik Lay kesal, namun apa daya Pria jenjang pemilik handphone telah pergi mencampakkan smartphonenya begitu saja setelah mendapati pesan yang Ia terima begitu banyak dan ..

.

.

.

Kris membungkuk, nafasnya habis sekarang ditambah sisa-sisa mabuknya masih tertinggal membuat kepalanya beputar intens sekarang.

"Ya Kim Junmyeon !" pekiknya tersengal, namun tak sedikitpun membangunkan siempunya nama yang kini tengah tertidur pulas dalam posisi tak nyaman bersandar kasar di kursi halte. Tubuh kurus kecilnya itu semakin kerdil, meringkuk menahan dingin dari angin malam yang tak berhasil kulit putih susunya tahan.

"Aku benci kau yang bodoh seperti ini !" setelah mengatur nafas dan detak jantungnya, Kris duduk perlahan tepat di samping Suho, melembutkan suara dan gerakannya tak ingin membangunkan wajah yang sangat kelelahan di hadapannya, dielusnya hangat surai kehitaman milik Suho.

"Kau bisa pulang semaumu, atau kau bisa pergi kemanapun kau bisa, mengapa menungguku di sini ?" Kris berdecak tak percaya, menarik pelan tubuh ramping di hadapannya, menaikkannya keatas punggung bidang miliknya.

"Aku berdosa, Miyane .."

.

.

.

"Kau membakar dapurku ?" Kris tersentak, mendengar suara tak asing yang langsung menghentikan aktivitas memasak atau lebih tepatnya mengacau di dapur apartmentnya.

"Oh, Junmyeon-ahh .."

"Kau sudah bangun ?"

"Kau ingin makan sesuatu ? Atau mau kubuatkan coklat panas ?" sepertinya punggung Kris mendadak terkena encok parah, karena mendadak tubuh namja ini menegang, berdiri tegap bak pasukan pengibar bendera –tidak, lebih tegap dari itu.

"Pergi dari sini, aku tak ingin melihat wajahmu !"

BINGGO !

Kris tahu akan seperti ini jadinya.

"Myunnie-yya .." Kris melepaskan ikatan celemek bergambar cartoon kelinci dari pinggangnya, berjalan penuh rasa bersalah menuju Suho.

"Jangan membuatku menyemburkan api panas pagi ini, aku lelah !" Suho berbalik, meninggalkan Kris menuju kamarnya

"Ya .." Kris menahan Suho, menarik lembut pergelangan tangan kekasihnya

"Lep .."

"Ya Kim Junmyeon, Kau sakit ?" Kris menarik Suho lebih dekat dengannya, langsung meletakkan punggung tangannya ke atas dahi lebar Suho

"Kau demam !" pekik Kris histeris

"Apa pedulimu" Suho menepis dengan kasar tangan Kris dari dahinya

"Tentu saja aku peduli !" lantang Kris membela diri

"Benarkah ? Kau peduli ?" tanya Suho serius, melemparkan tatapan mematikan dari mata indah miliknya, membuat Pria di hadapannya sontak kehilangan nyali untuk menjawab dan hanya mengangguk hati-hati

"Kalau begitu pergi dari sini !"

"Aku benci melihat wajahmu !"

.

.

.

- tbc -

.

.

.

R n R , Juseyoo~