SAD FLUTE

This fic © Fuyuhime Ryuu

Super junior © GOD and themselves

Rated : T

Genre: Action, Friendship, Hurt/Comfort, Crime(?)

Warning! Gaje, abal, EYD gak karuan, OOC,

Don't like, DON'T READ THEN...!

_o0o_

Happy Reading...

-o0o—

_o0o_

Cast:

Cho Kyuhyun

Kim kibum

And other cast...

_0_

Chapter 4

#Kyuhyun Flashback on,

"Killer..." Nada mengintimidasi itu terdengar jelas dari sebuah ruang keluarga yang nampak lenggang dirumah yang cukup mewah itu.

"Aku bukan pembunuh nee-chan. Apa yang harus kulakukan agar kau mempercayaiku?" Rajuk bocah tampan berkulit pucat sambil menangis.

"Cih... Jangan memanggilku nee-chan. Aku bukan kakak seorang pembunuh. Aku akan ikut obaa-sama dan jangan coba-coba merajuk padanya."

"Demo..." Wajah bocah tampan itu memerah seketika.

"Aku benar-benar merasa takut dengan kehadiranmu disekitarku. Apa kau menyembunyikan pisau tajam saat ini dan berniat mengirimku pada okaa-sama kyu-kun?." Tanya gadis itu sambil berbisik pelan tepat ditelinga kyuhyon, bocah tampan yang mulai lemas itu.

"Iie..." Jawab kyuhyun pelan. Sangat pelan. Sebuah aliran bening tercipta begitu saja.

"Dengar kyu-kun. Jangan pernah memanggilku nee-chan lagi mulai saat ini. Adikku sudah mati mulai detik ini." Kejam...? Begitulah... Entah darimana gadis kecil nan anggun itu belajar mengucapkan kalimat mengerikan seperti itu.

"Hai'..." Tidak ada perlawanan, tidak ada satupun bantahan yang keluar dari bibir kyuhyon kecil saat itu. Pandangannya mengosong seketika. Gumpalan air mata itu terus saja merangsek tanpa bisa dihentikannya.

Ahra, gadis cantik kakak dari kyuhyon itu segera meninggalkan ruangan yang menjadi kamar keduanya.

"Nee-chan bilang akan bersama denganku selamanya, tapi nee-chan meninggalkanku. Aku bukan pembunuh nee-chan, bagaimana caranya membuatmu percaya padaku?. Aku juga tidak minta dilahirkan jika hanya untuk merenggut nyawa okaa-sama. Kenapa kau tidak mau mengerti?." Kyuhyon kecil mulai terisak dan terduduk di lantai marmer yang dingin.

Gadis cantik itu jelas mendengar, namun memilih mengacuhkannya.

_o0o_

"Kau tak ikut dengan kami kyu-kun...?" Tanya wanita dengan keriput yang bertebaran dihampir seluruh bagian wajahnya.

Ingin, tentu saja bocah tampan itu ingin ikut, tapi apa daya, janjinya pada sang kakak begitu mengikatnya.

"Iie, gomenasai obaa-sama. Saya tidak bisa ikut." Balas kyuhyon lirih. Suaranya seakan tercekat dipangkal tenggorokannya.

"Kau harus mengunjungi kami saat kau memiliki waktu. Ajak ayahmu." Perintah sang nenek lembut sambil mengelus pelan rambut hitam cucu laki-lakinya itu.

"Hai'..." Balasnya dan segera membungkukkan tubuhnya 90 derajat penuh dengan pennghormatan.

"Baiklah aku pulang. Kakakmu mungkin akan pulang minggu depan. Kau tak akan kesepiankan?" Tanya sang nenek sekali lagi seakan meminta izin membawa sang kakak bersamanya.

"Iie, saya memiliki banyak teman sekarang." Ucap kyuhyon sambil memamerkan senyuman terpaksanya.

_o0o_

"Kau benar-benar monster kyu..." Suara teriakan yang memekakkan itu seakan membuat tuli telinga bocah tampan yang masih bergetar ketakutan itu. "Kenapa kau masih hidup sedang otou-sama meninggal?."

"Ahra-chan... Kau tidak boleh berkata seperti itu pada otoutomu." Suara lembut itu berasal dari wanita berumur disampingnya.

"Gomenasai... Gomenasai..." Ucap kyuhyon berkali-kali seakan menjadi sebuah mantra.

"Tenanglah kyu, masih ada obaa-sama disini. Kau ikut kerumah obaa-sama ya?." Ajak sang nenek masih dengan suara lembutnya.

Seakan mendapatkan pencerahan setelah mendengar kalimat yang diucapkan sang nenek, kyuhyon segera mencari kepastian diwajah neneknya. Namun saat tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan kedua mata merah milik sang kakak, segala harapan yang dimilikinya runtuh begitu saja bagai salju diawal musim semi.

"Iie... Gomenasai obaa-sama, onee-sama... Gemen ne karena aku masih hidup. Gomen ne..." Ucap kyuhyon seraya berlari menembus banyaknya orang yang sekedar ingin melihat tempat kejadian perkara pembunuhan yang melibatkan ayah kyuhyon. Air matanya terus mengalir. Hatinya begitu sakit ketika melihat wajah sang kakak yang nampak begitu menyalahkannya.

Kyuhyun akhirnya berhenti disebuah jalan yang terlalu sepi, apalagi hujan mulai mengguyur tanah tempat kyuhyon berpijak. Dipandanginya kaki-kaki kecilnya yang bahkan tak mengenakan alas kaki itu. Nampak mengalir dari luka-luka yang menggores kulitnya. "Argh..." Kyuhyon kemudian merasakan sebuah pukulan keras ditengkuknya yang kecil dan seketika pandangannya menggelap tanpa mampu dicegahnya.

#Kyuhyun flashback end.

_o0o_

#Kibum Flashback on,

"Kau selalu berdiam diri seperti itu kibum ah... Kalau kau merasa hidupmu sulit jangan dipendam saja ya?." Seorang yeoja cantik nampak berdiri diambang sebuah kamar.

"Hidup ini sulit bagiku. Orang-orang memperlakukanku bagai sampah saat bersama denganmu." Seorang bocah tampan nampak duduk tenang dikursi belajar yang ada dikamar tersebut. Tubuhnya yang terus membelakangi yeoja dibelakangnya membuatnya sang yeoja tak tahu bagaimana ekspresi adiknya.

"Oh..." Bocah cantik itu tercekat mendengar penuturan sang adik yang lebih muda dua tahun darinya itu.

_o0o_

"Bum ah... Gambarmu bagus sekali..." Sebuah suara terdengar menginterupsi kegiatan menggambar yang dilakukan kibum.

"Saehee noona..." Ucapnya saat menyadari sang kakak yang telah berdiri tepat dibelakangnya. "Gambarku memalukan."

"Tapi aku suka gambar ini. Tidak ada yang membuatnya jadi memalukan kok. Percaya dirilah bum ah..." Balas kim saehee, kakak kim kibum.

.

.

.

"Buang gambar itu." Suara berat dari namja setengah baya yang nampak berdiri tegak di depan pintu ruang lukis. "Kim sshi akan segera datang. Coretan kekanakan ini sangat memalukan."

"Aku menaruhnya karena aku menyukainya. Jadi jangan menghinanya aboji." Balas saehee tegas.

Kibum yang mendengar kalimat sang ayah, segera berlari dan merobek hasil karyanya yang sebelumnya begitu dihargai oleh sang kakak, dan itu cukup membuatnya senang.

"Kibum ah..." Sang kakak benar-benar merasa terkejut dengan ulah adiknya. "Kau mau jadi anak nakal eoh kibum ah...?" Tanya sang ayah dengan suaranya yang syarat bentakan.

Kibum hanya mampu menundukkan kepalanya. Tidak ada rasa bersalah, karena yang tersisa tak lebih dari rasa kecewa dan sedih yang begitu mendalam.

"Mianhae bum ah..." Ucap saehee lirih setelah dilihatnya kibum pergi dari ruangan tersebut. Diraihnya lembaran kertas yang telah tersobek menjadi empat bagian itu dan dikumpulkannya kembali.

Semenjak saat itu, keluarga kim semakin tidak memperdulikan si anak bungsu. Mereka terus menerus disibukkan dengan kegiatan bisnis yang seakan tiada habisnya. Sang kakak kerap kali ikut makan diluar bersama kedua orang tuanya dan menyisakan kibum dirumah sendirian.

"Aku pulang... Bum ah..." Sebuah suara perempuan nampak menginterupsi kegiatan kibum, mencuci selembar roti tawar sisa pagi tadi. "Bum ah... Apa yang kau makan?." Pekik saehee tertahan.

Kibum nampak memasukkan potongan roti tawar itu kedalam gelas berisi air putih, mengaduknya dengan menggunakan sendok dan memakannya perlahan. "Roti." Ucapnya membalas tanya sang kakak.

"Kau makan roti yang direndam air?." Mata saehee mulai berkaca-kaca dan dadanya begitu sesak.

"Apa tidak boleh?" Tanya kibum pelan.

Saehee bergegas menuju lemari pendingin yang tepat berada disamping kibum berdiri. "Lihat bum, ada banyak makanan di kulkas!" Bentak saehee kesal. Lebih pada dirinya sendiri.

"Aku tahu noona, tapi aku dilarang memakannya. Aku akan dimarahi kalau memakannya tanpa izin." Masih dengan suara lemahnya.

"Tidak akan ada yang memarahimu!. Biar aku yang memarahi mereka jika ada yang berani memarahimu." Sungguh saehee merasa kesal. "Apa yang sudah aku lakukan?. Aku makan diluar dan tidak menyadari adik kecilku memakan makanan yang sama sekali tidak pantas." Lanjutnya mulai menangis.

"Mianhae noona..." Ucap kibum entah mengapa merasa bersalah.

"Bukan salahmu bum, aku yang bersalah karena tidak pernah menyadari semua hal ini. Aku bersalah bum." Saehee memeluk tubuh kecil sang adik dengan sangat erat.

Dan petang itu, kibum mendengar pertengkaran dahsyat antara orang tuanya dengan sang kakak hingga larut malam.

Usai itu semua, kedua orang tuanya semakin mengacuhkannya dan menganggapnya tak ada. Hanya sang kakak yang masih terus berada disisinya dan menguatkannya.

_o0o_

Sebuah kecelakaan bis sekolah telah menyebabkan sang kakak, kim saehee yang berbakat dalam sains dan seni meninggal dunia. Keluarga kim mulai berantakan dimulai dari sang ayah yang kerap pulang dalam keadaan mabuk dan menjadi sangat kasar pada kibum dan sang ibu.

Sang ibu yang merasa tak mampu lagi, memilih mengakhiri hidupnya ditali gantungan. Sementara sang ayah meninggal akibat overdosis ketika mengonsumsi obat-obatan terlarang. Kibum kecil akhirnya hidup sebatang kara dan kemudian dirinya diadopsi oleh seorang namja muda yang mengaku sebagai keluarga jauhnya.

Dan demikianlah roda kehidupan kim kibum kembali diputar secepat roller coaster.

#Kibum Flashback end.

_o0o_

"Ohayou kibum ah..." Ucap kyuhyun ceria.

"Ohayou gozaimasu..." Balas kibum sambil meletakkan bukunya dibangku yang sudah hampir 3 minggu ditempatinya.

"Kau hutang penjelasan padaku. Kau meninggalkanku setelah aku mentraktirmu. Kau tak sopan bum. Kau sengaja melakukannya. Kau bahkan tak kembali kekelas setelahnya." Kesal kyuhyun. Bibirnya mengerucut imut. Mau tak mau kibum tersenyum juga karenanya.

"Mianhae kyuhyun ah... Aku ada hal mendadak kemarin. Lain kali aku akan izin padamu setelah kau traktir. Dan gumawo untuk yang kemarin."

"Aku memaafkanmu. Tak mudah, tapi nyatanya aku bisa. Lain kali ulangi saja, dan aku bunuh kau." Ancam kyuhyun sambil mengepalkan tinjunya main-main.

"Wa, aku takut." Ucap kibum datar yang malah membuat persimpangan empat muncul begitu saja didahi kyuhyun.

"Kau sama sekali tak terlihat takut bum. Kau meremehkanku?." Ucap kyuhyun pura-pura kesal.

"Hn..." Dan jawaban sesingkat itu akhirnya benar-benar membuat kyuhyun kesal. Beruntung bel masuk berbunyi dan guru memasuki kelas, hinggu kyuhyun urung untuk menimpuk kepala temannya itu. Yups, mereka berteman baik sekarang, sekalipun keduanya belum bertukar nomor hp sekalipun. "Lihat saja nanti." Ancam kyuhyun pelan, yang sama sekali tak mendapat tanggapan dari kibum.

Perhatian seluruh kelas langsung saja tertuju pada papan tulis yang mulai penuh dengan berbagai coretan milik sang guru.

_o0o_

"Bum, berapa nilai fisika mu?" Kyuhyun berdiri dihadapan sahabat barunya itu beberapa saat setelah guru fisikanya memberikan salam penutup dikelas

"Membosankan seperti biasa." Balas kibum malas dan mengangsurkan kertas hasil ujian mendadak yang dilaksanakan minggu lalu.

"Perfect. Pantas saja kau digandrungi banyak orang." Kekeh kyuhyun.

"Aku tidak akan menanyakan berapa nilaimu." Seringai kibum sambil mengambil buku tebalnya yang tanpa diduga adalah sebuah novel terjemahan.

"Heh... Aku memang tidak banyak berharap, pabo ya..." Kyuhyun segera mendudukkan pantatnya di meja kibum.

"Bum, mau main ke rumahku?. Aku ingin kau mengajariku sesuatu." Tanya kyuhyun dengan senyuman memikatnya.

Kibum nampak menimbang terlebih dahulu, dan "Boleh" menjadi jawabannya.

Kyuhyun?, senang tentu saja. Teman pertamanya itu tak menolak ajakannya. Well, ini pertama kalinya kyuhyun mengajak orang lain mengunjungi rumahnya dan ini kali pertamanya mengajak kibum main kerumahnya.

"Boleh aku ikut?." Tanya namja imut yang tiba-tiba nimbrung begitu saja.

"Tentu," Jawab kyuhyun lebih bersemangat. Bagus sekali, inilah yang dinamakan peningkatan.

_o0o_

"Sebelum ke rumahku, aku ingin mengajak kalian ke suatu tempat." Kyuhyun yang telah turun dari bis dan diikuti oleh 2 namja lainnya itu segera melangkahkan kakinya santai.

"Kemana kyu?." Tanya kibum singkat. Sebuah senyum kekanakanlah yang menjadi jawaban dari pertanyaan kibum. Sungmin, si namja imut itu turut tersenyum melihat senyuman kyuhyun yang cerah, sementara kibum hanya mengangkat bahunya tanda tak mengerti sama sekali arti senyuman itu atau mungkin juga, Bodo amat kata itu yang terlintas diotak jeniusnya.

Kaki jenjang kyuhyun kini mulai memasuki sebuah minimarket bertuliskan K-Mart. Kira-kira inilah jawaban dari kalimat tak jelas kyuhyun sebelumnya.

"Kita berbelanja bahannya dulu." Ucapnya ringan.

Kibum hanya mampu memutar bola matanya menanggapi kalimat kyuhyun. Sementara sungmin dengan gerakan lincah segera mengambil keranjang belanja dan segera menggandeng lengan kyuhyun. Sepertinya sungmin sudah benar-benar faham apa yang dimaksud kyuhyun. "Belanja..." Suara ceria itu seakan menumbuhkan semangat kyuhyun. Seperti inikah rasanya memiliki teman dan hidup normal itu?. Terlalu menyenangkan, rasanya seperti mimpi. Kami-sama, jika memang ini hanya mimpi, tolong jangan biarkan aku terjaga selamanya. Batinnya memohon. Tawa lebar itu terus saja menghiasi wajah kyuhyun.

Kibum tanpa sadar memperhatikan raut senang kyuhyun. Entah mengapa hatinya turut menghangat. Ini kedua kalinya hatinya terasa begitu hangat setelah perjumpaannya dengan kim taeyeon. Sebuah senyuman tak urung juga nampak dari sudut bibirnya yang biasanya minim ekspresi itu.

.

.

.

"Minnie, apa kita memang memerlukan bahan sebanyak ini untuk memasak." Kyuhyun melotot menyaksikan aneka jenis bahan mulai daging sampai sayuran. dan "Iya." Menjadi jawaban sungmin. "Kau harus memiliki banyak bahan untuk membuat masakanmu enak." Ucap sungmin santai.

"Kalau kau tak memiliki uang untuk membeli ini semua, jangan khawatir, aku punya dan akan membelikannya untukmu. Anggap saja sebagai salam persahabatanku, dan aku tentu saja perlu memaksa untuk memasuki ruang persahabatan kalian berdua. Ada yang keberatan?." Lanjut sungmin santai.

"Aku tahu kau kaya dan terimakasih memiliki niat yang begitu baik, tapi aku rasa aku masih cukup mampu membayar belanjaan ini. Dan satu lagi, aku sangat keberatan..."Balas kyuhyun sedikit kesal. "Aku keberatan kalau kau tidak menjadi sahabatku." Lanjut kyuhyun kikuk.

"Yasudah kalau begitu, cepat bayar sana." Perintah sungmin masih dengan senyuman manis yang terkembang dibibirnya.

"Nde," Balas kyuhyun malas, dan disambut cekikikan ala sungmin yang sangat menyebalkan menurut kyuhyun, dan sebuah senyuman singkat yang diberikan kibum mengakhiri perdebatan aneh itu.

_o0o_

"Welcome to my home..." Ucap kyuhyun ceria. Segera dibukanya pintu rumahnya. "Anggap rumah sendiri." Lanjut kyuhyun setelah berhasil membuka kuncinya.

Dan ketika pintu rumah itu terbuka, satu hal yang membuatnya hampir menangis, rumahnya hancur berantakan. Kursi terbalik begitu juga dengan mejanya seakan memang sengaja dibuat sedemikian rupa. Kertas pelajaran milik kyuhyun tersobek dibeberapa bagian hingga membuat kertas-kertasnya bertebaran.

Beberapa gelas juga piringnya pecah dan beruntung kyuhyun pernah membeli alat makan yang terbuat dari plastik, tentunya untuk tujuan lain selain untuk makan.

"Mereka menemukanku..." Ucapnya lirih dan miris.

Suara kyuhyun benar-benar lirih, namun pendengaran kibum cukup mampu mendengarnya. "Siapa...?"

Kyuhyun tak menjawab tanya kibum, kakinya segera dibawa menuju kamar tidurnya. Sebuah pedang nampak berdiri gagah tanpa sarung yang menutupinya. Sebuah kertas nampak sengaja ditusuk menggunakan pucuk pedang tersebut.

Kyuhyun segera mencabut pedangnya. Beberapa baris tulisan hiragana nampak mengisi kertas putih yang tertusuk pedang itu. Kibum turut melihat tapi gagal memahami maksudnya. Sementara kyuhyun memucat seketika.

Kyuhyon-kun, kau melupakan sesuatu?. Kau memiliki teman?. Kita adalah pembunuh, apapun yang kita cintai, akan kita hancurkan. Batin kyuhyun membaca setiap bait kalimat dalam kertas tersebut. Tangannya bergetar seketika.

"Kyu, gwenchana?." Tanya kibum khawatir. Kyuhyun hanya mengangguk dan memperlihatkan senyumannya.

"Ayo kita mulai memasak..." Ajak sungmin santai. Kyuhyun segera menggandeng tangan kibum untuk diajaknya keluar dari kamarnya setelah sebelumnya menyimpan kembali pedang panjang dan nampak sangat tajam itu ke tempatnya kembali. "Minnie sudah menunggu bum." Pelan kyuhyun. Tangan kyuhyun begitu dingin saat bersentuhan langsung dengan kulit putih kibum hingga membuat kibum sedikit berjinggit kaget.

"Sebagai teman, kau hutang banyak penjelasan kyu." Mata kibum menajam seketika. Kyuhyun hanya menggangguk lemah setelahnya.

Meja dan kursi nampak sudah kembali tertata seperti seharusnya. Terimakasih pada sungmin yang memilih menata barang-barang di ruang tamu daripada turut memasuki kamar kyuhyun.

"Kau bisa masak nasi kyuhyun ah...?" Tanya sungmin pelan. Dan "Hm..." singkat menjadi jawaban kyuhyun. Sementara itu kibum terlihat sibuk membersihkan pecahan piring dan gelas.

"Tidak ada yang hilang di rumahmu kyu...?" Tanya sungmin disela kegiatannya. "Hm... Mereka hanya berniat mengobrak abrik rumahku minnie." Balas kyuhyun dalam satu kalimat lemah.

"Syukurlah..." Balas sungmin senang. "Syukurlah kau tak kehilangan apa-apa. termasuk barang berhargamu, syukurlah kita tak bertemu dengan orang yang mengobrak-abrik rumahmu, dan syukurlah kau baik-baik saja saat ini." Lanjut sungmin.

Kyuhyun terperanjat mendengar kalimat panjang itu dari sungmin. Masih ada yang bersyukur karena aku selamat. Mau tak mau kyuhyun terharu juga dengan kalimat sungmin hingga sebuah senyuman kembali hadir diwajahnya yang tertutup mendung.

"Kyu, kau menumpahkan berasnya." Ucap kibum saat menyadari kyuhyun menuangkan air bilasan hingga beberapa berasnya turut tertumpah.

"Gomen..." Ucap kyuhyun kaget. "Biar aku yang menyelesaikan. Duduklah..." Perintah kibum pelan.

"Gum... Gumawo kibum ah..." Ucap kyuhyun gagap. Otaknya terus mengingat kejadian yang baru saja dialaminya. Dan sebuah kalimat menyedihkan terpikir dibenaknya. Haruskah aku menjauhi mereka?. Apa mereka akan baik-baik saja jika mereka berada didekatku?. Apa yang harus aku lakukan?.

Raut sedih itu jelas terpeta diwajahnya. Aku tidak mau sendiri lagi. Sekali lagi batinnya merintih. Matanya terus memandang kedua sahabatnya yang tengah sibuk melakukan kegiatan memasak mereka. Hingga kibum entah bagaimana menyadari pandangan kyuhyun yang terus tertuju pada sungmin dan padanya juga tentu saja.

"Kyuhyun ah..." Kibum segera menghancurkan setiap pikiran yang bergentayangan bebas diotak kyuhyun dan membuatnya sedikit berjinggit kaget.

"Nde...?" Matanya melotot kaget. "Gwenchana...?" Tanya kibum meyakinkan.

"Hn... Aku rasa aku baik-baik saja bum." Balas kyuhyun pelan sambil menganggukkan kepalanya meyakinkan.

Kibum sendiri turut mengangguk. Berharap kyuhyun mengatakan yang sebenarnya.

"Bisakah kalian masak sedikit lebih banyak?." Tanya kyuhyun pelan. Sedikit sungkan tentu saja. Dirinya bahkan tidak melakukan apapun tapi berani memerintah. Tidak, sebenarnya dia hanya meminta tolong.

"Kau... Mau kau berikan pada siapa?." Entah mengapa kibum terlihat terlalu sensitif dengan segala yang kyuhyun katakan.

Kyuhyun hanya menggeleng. Sedikit menyesal dengan kalimatnya. "Tidak, hanya ingin ku simpan. Siapa tahu aku besok masih bisa memakannya." Sedikit aneh kalimat yang kyuhyun katakan, dan tentu saja kibum merasakannya.

Kibum memicingkan matanya demi mendengar kalimat kyuhyun. "Hm... Baiklah, kau bisa menyimpannya di lemari es dan ketika kau ingin memakannya, kau cukup menghangatkannya saja kyu." Sungmin yang sama sekali tak curiga dengan kalimat kyuhyun, atau mungkin hanya berusaha tak curiga itu turut berbicara.

"Nde..." Ucap kyuhyun dengan raut wajah yang seolah berkata Gumawo itu.

15 menit kemudian, masakan telah matang dan siap dinikmati. Ketiganya makan dalam suasana diam. Sepertinya tak seorangpun yang berniat membuka percakapan saat makan atau mereka memang menghormati adat ketimuran yang tak memperbolehkan makan sambil berbicara?. Entahlah.

_o0o_

"Kyuhyun ah... Kau bisa menginap dirumahku jika kau takut sendirian. Sepertinya bahaya meninggalkanmu sendiri dirumah yang sudah dimasuki orang lain." Ajak sungmin sedikit merajuk.

"Terimakasih minnie. Tapi aku akan baik-baik saja." Balas kyuhyun sambil memamerkan senyuman menenangkan.

Kyuhyun kemudian segera memandang kearah kibum penuh arti, "Aku tidak akan menawari rumahku untukmu, berdua saja sudah cukup sesak." Ucap kibum kejam.

"Jangan khawatir, aku tidak berniat memintanya padamu." Cibir kyuhyun kesal.

"Kami pulang dulu kalau begitu. Aku harap kau akan baik-baik saja. Aku sarankan kau menginap dirumah temanmu atau hotel mungkin. Aku pikir kau akan lebih aman." Sungmin sepertinya masih khawatir dengan keadaan kyuhyun.

"Hm... Terimakasih perhatianmu min. Kau juga tahu, aku ini orang baru dan temanku hanya kalian berdua. Tapi aku pasti akan baik-baik saja. Jangan khawatir." Balas kyuhyun. Senang tentu saja mendapat perhatian dari teman barunya.

"Well, kami pulang dulu kyu. Aku percaya kau akan baik-baik saja, kau sudah berjanji." Ucap sungmin sambil menepuk bahu kyuhyun seakan mengatakan perpisahan.

"Hm..." Balas kyuhyun singkat.

Kibum melakukan hal yang sama, hanya saja tanpa kata. Kyuhyun mulai berfikir, mungkin beginilah orang korea mengatakan sampai jumpa, dan membuat kyuhyun melakukan hal yang sama, tapi kibum meringis setelahnya. Apa aku menepuknya terlalu kuat?.Batin kyuhyun melongo.

"Bye kyu..." Ucap sungmin tak kehilangan keceriaannya. Dilambaikan tangannya semangat dan dibalas lambaian singkat oleh kyuhyun.

_o0o_

Kedua namja tampan itu berjalan beriringan. Tiada kata yang keluar. Sejujurnya sungmin memang tidak dekat dengan kibum. Bagaimanapun juga kibum adalah type pendiam dan expressionless. Joker face nya entah bagaimana begitu menarik perhatiannya. Sekali lagi, bukan suka dalam artian cinta dan sebagainya.

Sungmin berani bercakap dengan kibum setelah melihat kyuhyun mampu mencairkan pangeran es itu. Dan itu membuat sungmin menjadi tertarik juga pada kyuhyun. Entahlah apa lagi yang sungmin pikirkan tentang mereka berdua. Untuk saat ini yang terlihat tak lebih dari keinginannya untuk menjadi bagian dari keduanya.

"Min, kau bisa pulang sendiri?." Tanya kibum tiba-tiba. Well, ini adalah kalimat pertama yang kibum ucapkan setelah 10 menit perjalanan mereka berlalu. "Aku ada urusan sebentar." Lanjut kibum.

"Tentu saja. Aku bukan penakut kibum ah. Ehn... Bolehkan aku ikut memanggilmu seperti itu?." Oh ayolah, sebelumnya sungmin juga memanggil kibum dengan kibum ah beberapa kali dan baru sekarang meminta izin.

"Oke, aku pergi dulu." Sekali lagi kalimat yang cukup singkat itu kibum ucapkan. Tubuhnya segera berbalik kembali kearah yang sama dan menghilang dikegelapan yang baru saja berhasil mereka lalui.

"Kau mengkhawatirkan kyuhyun?." Tanya sungmin pada udara kosong yang ditinggalkan kibum. Sebuah senyuman melengkung tercetak jelas dibibir shape M nya yang begitu imut.

_o0o_

Kyuhyun kembali mengeluarkan beberapa makanan yang sebelumnya sudah dimasukkan kedalam mesin pendingin kecil dirumah kontrakannya. Dihangatkannya makanan-makanan tersebut dan menaruhnya dimeja makan yang baru saja mereka bersihkan.

"Kalian tidak lapar aniki...?" Tanyanya tidak terlalu keras namun cukup jelas. Seakan tengah mengundang beberapa orang yang tak terlihat, atau mungkin kyuhyun dapat melihat hantu-hantu yang bergentayangan saat malam menjelang?. Mustahil tentu saja. Kyuhyun tak lebih dari pemuda biasa yang tak mengerti dunia paranormal hingga dapat berkomunikasi dengan para dedemit penghuni rumah kontrakannya.

Wuzzz... Beberapa kelebatan hitam terlihat melayang turun dari papan kayu diatas rumah kecil kyuhyun. "Lama tak jumpa kyuhyon-kun. Instingmu belum tumpul sepenuhnya." Sebuah seringaian yang dinilainya cukup mengerikan itu terpampang diwajahnya.

_TBC_

Fuyuhime Ryuu, 25 July 2015

Langsung balas review.

jihyunelf Ya gitu deh chingu.. KKK... Thanks reviewnya...

kyuli 99 wa... benarkah?. Ini lanjut chingu, udah lama dibuat baru smpet update. Mian... Thanks reviewnya...

Emon204 Kalau itu, jawabannya ada di ch ini. Hehehe... Udah baca kan FF nya...?
hhehehe... Thanks reviewnya...

mifta cinya Yups, di ch ini mungkin lebih jlas.. Yups... Ini ch 4 dtang... Thanks reviewnya...

Sparkyubum Kekekeke... Ini kyu mulai diburu, Thanks reviewnya...

Awaelfkyu13 Iya, masih ada ahra. Tapi ya gitu... Ahranya GJ. Liat aja ntar, gimana jadiya kyubum... kkkk... Thanks reviewnya.

Shofie Kim ini sudah next chingu. Thanks reviewnya...

Kanar sasku iya gak papa... Amin.. Kekekke.. Apa aja, yang penting bukan author atau malah thor doang... kekeke... Thanks reviewnya...

Retnoelf Wah... kalau jadi BFF udah pasti iya. Ini udah next. Thanks reviewnya...

Guest Pasti... Yups, Nama organisasinya, nanti juga bakal muncul. Sejujurnya fuyu masih mikirin apa namanya... Punya saran?. Ini sudah next chingu... Thanks reviewnya.

FOR CH 4

R

E

V

I

E

W

PLEASE...