Precious Blood

This fic © Fuyuhime Ryuu

All of cast © GOD and themselves

Rated : T

Genre: Fantasy, Friendship, Brothership, Hurt/Comfort.

Warning! Gaje, abal, EYD gak karuan, don't like, DON'T READ THEN...!

_o0o_

Happy Reading...

-o0o—

Cast:

Kim Heechul

Kim kibum

Cho kyuhyun

And find by yourself J

.

Summary: Inilah dunia kejam yang takdir sisakan. Ras manusia jadi makanan, Ras vampir yang berkuasa, dan ras humon (Human Demon) yang penuh kebencian./Hee/Bum/Kyu. Brothership/ RnR?.

.

.

-PROLOGUE-

"Hey kyu... Saat dunia ini kembali damai, apa yang akan kau lakukan?." Bocah 8 tahun itu nampak sibuk dengan kegiatannya bermain rubik.

"Aku ingin melihat indahnya pantai, ingin mendaki gunung untuk melihat matahari terbit, dan melakukan apapun yang sudah aku lewatkan."Bocah lain yang memiliki usia yang hampir sama itu nampak menjawab dengan antusias.

"Apa kalian pikir dunia ini akan kembali damai?." Timpal bocah lain yang memiliki usia 2 tahun lebih tua dari keduanya nampak membawa kue kering dengan kedua tangannya. "Hanya berharap chullie hyung... Tidakkah menyenangkan untuk melihat matahari terbit bersama tanpa rasa takut?."

Bocah cantik itu segera menjawab mantap dengan senyuman yang mengembang. "Tentu saja akan sangat menyenangkan kibum ah..." Senyuman diwajah polos mereka bertiga terkembang lebar layaknya matahari terbit di subuh hari.

Mereka bertiga bukanlah saudara kandung. Tak ada sedikitpun mengalir darah yang sama di jalur nadi mereka. Hanya sebuah takdir kejam yang membuat mereka bersama layaknya saudara. Saling melindungi, dan saling berbagi. Hanya itulah yang dapat mereka lakukan hingga saat ini. Bertahan hidup meski semakin sulit.

_o0o_

Dunia yang mereka tinggali saat ini bukan lagi dunia damai seperti yang diceritakan oleh orang tua pada anak-anak mereka. Dunia yang tenang dengan cicit burung dipagi hari, Semerbak bunga cerry di musim semi, udara segar tanpa polusi, dan rasa aman akan diri sendiri.

Dunia yang bocah-bocah itu tinggali kini adalah dunia penuh teror, dunia yang menawarkan rasa sakit dan sedih setiap waktu, dunia yang penuh dengan rasa kehilangan, dan dunia yang selalu meminta pengorbanan.

Dukk... Dukk.. Dukk... Sebuah langkah kaki pelan namun jelas memberi sensasi ngeri yang sudah sering mereka rasakan. "Mereka datang... Cepat sembunyi..." Bocah berwajah cantik itu segera mendorong dua bocah yang lebih muda darinya itu memasuki sebuah lemari kayu yang cukup kecil dan sedikit lapuk. Satu-satunya lemari diruangan tersebut. Beberapa lubang kecil terlihat dibeberapa bagian. Lubang yang cukup untuk mengintip kegiatan apapun yang tengah berlangsung diruang tersebut.

"Geude hyung..." Bocah dengan kulit seputih salju itu mulai memprotes. "Tidak ada waktu, jangan membantahku kyu...!" Bentak bocah laki-laki cantik itu. Wajahnya jelas ketakutan, namun tidak dengan tekadnya. " Bagaimanapun juga, kalian harus tetap hidup sebagai manusia, apapun yang terjadi. Lakukan yang terbaik dan jangan pernah memiliki penyesalan nantinya. Kalian harus terus bertahan. Arra...?. Berjanjilah padaku untuk melakukannya..!". Bocah cantik itu mengelus pipi teman yang sudah dianggapnya sebagai keluarga dan adik baginya itu, kemudianditutupnya pintu lemari dengan rapat sebagai langkah terakhirnya. Keduanya nampak mengangguk setuju meski dengan sangat terpaksa.

"Gumawo... Jangan bersuara, tahan nafas kalian, jangan ada gerakan apapun, dan jangan menangis." Ucapnya sambil berjongkok didepan pintu lemari yang sudah tertutup rapat pintu lemari seakan kehangatan yang diberikannya mampu menembus lapisan kayu tersebut dan tersampaikan pada tubuh bergetar didalam sana. Air matanya tak dapat dibendung lagi. Bukankah perpisahan memang selalu menyesakkan?. Namja cantik itu segera berdiri kembali, mengusap air matanya dan membelakangi pintu almari seakan menunggu kedatangan mahluk lain diseberang kamar itu dengan pasrah.

Sebuah senyum putus asa terlihat diwajahnya yang cantik. 'Umma, appa... Aku datang.' Batinnya pelan.

Dunia yang mereka tinggali saat ini adalah dunia yang sangat tidak ramah dengan manusia. Dunia dimana mahluk yang seharusnya dongeng belaka menjadi nyata. Manusia menjadi ras terlemah yang pernah ada, Tak memiliki daya dan kuasa.

"Gotcha... Aku menemukannya..." Sebuah seringaian nampak jelas dari namja tampan berkulit pucat dan memiliki mata yang semerah darah itu. Dia mulai mendekat ke arah bocah cantik yang masih tak bergeming dari posisinya. Tak berniat untuk lari ataupun melakukan hal konyol lainnya.

Pakaian yang memiliki perpaduan warna merah marun yang namja pucat itu kenakan nampak kontras dengan warna jubahnya yang lebar berwarna hitam dan celana yang sewarna. Jemarinya yang menggunakan sarung tangan putih itu segera menggapai tubuh kurus bocah cantik dihadapannya yang kini sedikit bergetar. "Kau takut, eoh...?. Tidak akan terlalu sakit kok. Hanya diam dan jangan banyak bergerak" Namja tampan berkulit pucat itu tersenyum dan berucap selembut sutra kemudian mulai mendekatkan bibirnya ke kulit leher bocah cantik itu. Sedikit dijilatnya leher putih bersih dihadapannya. Nampak jelas dua buah taring kecil disisi kanan kiri bagian atas gigi namja tampan bermata foxy tersebut.

Dunia yang mereka tinggali kini hanyalah dunia sampah dimana nyawa manusia sungguh tak ada harganya.

Taring kecil itu sudah siap menancap dileher putih dihadapannya dan membuat namja berwajah cantik itu terdiam dan menahan nafasnya. Sudah jelas dirasakannya hawa dingin yang seakan mampu membekukan aliran nadinya. "Tunggu vincent..." Sebuah suara halus dari seorang yeoja cantik menginterupsi kegiatan namja tampan tersebut.

Sesosok tubuh langsing semampai nampak berjalan anggun menuju dua mahluk berbeda ras yang salah satunya tengah sibuk mengintimidasi yang lainnya itu. yeoja tersebut nampak cantik dalam balutan pakaian lolita berwarna hitam dengan pita berwarna merah bersilangan dibagian dada. Rok pendek diatas lutut yang menjadi satu kesatuan dengan atasannya itu nampak mengembang dengan renda berwarna putih dibagian bawahnya. Kakinya yang jenjang nampak terekspos sempurna dan begitu indah dengan sepatu hitam berhak tinggi dan tali yang berwarna senada melingkari sebagian kaki putihnya tersebut. Jangan lupakan sebuah bandana kupu-kupu berwarna hitam yang terlihat kontras dengan rambut silver sebahunya seakan menjadi aksesoris penambah pesona kecantikannya.

"Bolehkah dia untukku, Vincent?" Ucapnya dingin dan pelan, seakan tak mau disangkal.

Namja yang dipanggil vincent itu nampak tersenyum dan segera menjauhkan wajahnya dari leher putih bocah cantik itu. "A...ha... Aku kira kau tak akan pernah tertarik yuri hime." Sebuah senyuman manis diperlihatkannya.

"Just shut up vincent. Aku sedang tak ingin mendengarkan omong kosongmu." Balas yeoja cantik yang bernama yuri itu masih dengan nada dingin dan mengintimidasi yang luar biasa. "Hehh... Arra... Churlish as always..." Namja bernama vincent itu memilih menyingkir dari hadapan bocah cantik dan juga yeoja cantik itu.

Persis yang dilakukan vincent sebelumnya. Yuri, gadis cantik itu sebera mendekatkan bibirnya kearah leher putih bocah dihadapannya yang kembali membeku itu. Bagai keluar dari lubang buaya tapi masuk kandang singa, itu yang tengah dirasakannya.

"Who's your name...?" Bisik yeoja cantik itu tepat ditelinga kiri bocah cantik dan sukses membuatnya bergidik. Mata merah darah yang dimiliki yeoja itu sedikit tertangkap ekor mata sang bocah hingga membuatnya ketakutan. "Say your name." Pinta yeoja itu dingin.

"Kim heechul." Ucap bocah itu tercekat.

"Kim heechul, Trust me, and be mine."Yeoja itu masih berusaha mempermainkan bocah cantik itu dengan kalimatnya.

"I've never trust a vampire like you. Just kill me and go away..." Ucap heechul parau. "I can't. You the only one i want."Balas yeoja itu lirih dan segera menancapkan taringnya ke leher putih heechul dengan sedikit sentakan kasar.

"Argh..." Geram heechul tertahan. Air matanya mengalir begitu saja mengingat kematiannya sudah didepan mata. Rasa sakit, panas, ngilu, seakan bersatu padu berusaha mengoyak kesadaran heechul yang mulai menipis. Jantungnya seakan diremas dengan kencang dan diledakkan dengan kekuatan yang tak terkira. Pandangannya mulai mengabur, dan tubuhnya melemas seakan tak bertulang dan akhirnya ambruk ketanah dengan mata yang terpejam dan tubuh yang sedingin salju. Dua lubang kecil nampak menganga dilehernya lengkap dengan sedikit lelehan darah yang terlihat semakin mengerikan.

"Take him..." Pintanya pada sosok namja pucat yang sejak tadi menyaksikan prosesi yang dilakukan yuri tersebut. "Ye..." Ucap namja itu tanpa banyak protes, dan segera memangkul heechul dipundaknya yang lebar itu. segerombol mahluk berpakaian hitam tu segera pergi dari ruangan tersebut dengan menyisakan dua bocah yang penuh ketakutan dan trauma. "Heechul hyung... Mianhae..." Isak mereka saat yakin tak ada lagi mahluk penghisap darah itu dirumah mereka.

Inilah dunia kejam yang disisakan takdir untuk mereka tempati. Ras manusia seakan menjadi makanan, ras vampire berkuasa dinegeri jajahannya, dan satu mahluk yang tak seharusnya ada bernama demon turut andil dalam kehancurannya, dan menciptakan ras humon (Human demon) yang penuh kebencian dan dendam.

o0o TBC or END o0o

Mind to review readerdeul...? J