'I Will Be'

Chapter 1

Sehun X Kai

Uke!Kai

••

Warning! Typo(s), Yaoi, BL, B X B, GJ, absurd

.

.

.

.

.

HunKai/SeKai

.

.

.

.

.

Kim Jongin, namja manis yang -dulunya- ceria berubah menjadi si BadBoy Kai karena pergaulan bebas. Hidup dijalanan dan tak punya rumah. Hingga suatu hari ia bertemu dengan pemuda tampan bernama Oh Sehun yang senantiasa menampungnya dalam apartement mewah milik pemuda itu. Akankah Oh Sehun berhasil mengubah brandalan Kim Kai kembali menjadi si manis Kim Jongin? /Sehun-ah, aku ingin menjadi sepertimu. Pandai dan memiliki banyak penggemar/

••

••

Kim Kai. Siapa yang tak kenal pada sosok itu? Terkenal dengan menyandang status 'BadBoy'. Hukuman dari guru-guru bahkan sudah menjadi sarapan sehari-harinya. Terlambat berangkat sekolah, suka berkelahi, tak pernah memakai seragam dengan rapi dan lengkap, suka tidur saat pelajaran berlangsung, suka membantah perintah guru, suka membolos, merokok didalam kelas, dan masih banyak lagi kebejatan seorang Kim Kai.

Walaupun begitu, Kai adalah sosok penyayang. Terutama pada sahabatnya, Oh Sehun. Ia akan menghajar siapapun yang menyakiti Sehun. Tapi nyatanya, Sehun-lah yang selalu melindungi Kai. Berbohong pada guru agar Kai tidak terkena hukuman, mengancam orang-orang yang ingin balas dendam pada Kai dan selalu membela Kai kapanpun Kai terkena masalah.

Kai dan Sehun tinggal dalam satu atap. Lebih tepatnya Kai yang menumpang di apartemen Sehun. Orang tuanya tinggal di Busan. Kai berada di Seoul karena dorongan orang tuanya yang ingin ia hidup mandiri. Dulunya Kai itu manja. Tapi karena berminggu-minggu ia merantau dijalanan membuat ia terkena pergaulan bebas. Untung saja ia bertemu Sehun yang dengan senang hati menampungnya di apartemennya.

Hampir 2 tahun Kai tinggal di apartemen Sehun. Ia pindah dari Busan ke Seoul saat ia kelas XI SHS dan sampai saat ini ia sudah duduk di kelas XII. Kelas X nya ia lalui ketika masih di Busan.

Namun walau sudah tinggal bersama Sehun, Pergaulan bebasnya masih bersarang di dalam dirinya sampai saat ini. Dan Sehun berusaha keras untuk membuangnya dari dalam diri Kai.

-hunkai-

Kai berdecak sebal. Matematika sungguh membosankan. Ia merutuki dirinya sendiri yang bodoh meninggalkan earphone dan rokoknya di apartemen.

Kalau sudah bosan begini apa yang bisa ia lakukan selain mendengarkan musik dan merokok?

Arghttt! Ia ingin mati rasanya. Lebih baik ia tidur saja. Ya tidur! Itu lebih baik 'kan?

Baru saja Kai ingin merebahkan kepalanya, lengannya sudah dicubit sayang oleh Sehun yang berada di depannya.

"Jangan tidur! Dengarkan songsaenim yang sedang mengajar. Satu minggu lagi kau akan Ujian kelulusan, Kai!" Perintah Sehun.

"Tapi aku bosan hun. Kemarin matematika, sekarang matematika, besok juga ada matematika lagi. Aku bisa gila kalau harus bertemu matematika terus menerus"

Sekolah Kai kini sedang dalam proses 'Pemadatan Materi-materi Ujian Kelulusan' dan matematika termasuk materi ujian. Setiap hari ada matematika, dan Kai benci itu!

"Kalau kau sudah terbiasa nanti juga santai" Balas Sehun.

"Aku sudah terbiasa dengan matematika hun! Tapi entah kenapa aku tidak bisa santai melihat Cho Ssaem mengajar! Aku benci matematika dan 一"

"KIM JONGIN! KELUAR DARI KELASKU!"

"Woaahhh! Dengan senang hati" Kai tersenyum senang. Dengan begini, ia tak akan bosan lagi 'kan?

.

.

.

.

.

Kai merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya dengan Sehun. Ia pulang duluan tadi. Lebih tepatnya membolos di pelajaran terakhir. Kepalanya berdenyut sejak tadi. Mulutnya terasa pahit karena sedari tadi ia belum merasakan manis rokoknya.

Kai segera bangkit dari terlentangnya dan segera mencari rokoknya. Mengobrak-abrik meja belajarnya, bahkan meja belajar Sehun-pun juga menjadi korban 'pengobrak-abrikan' Kai.

"Cari apa?"

Kai tersentak. Sehun tiba-tiba muncul di depan pintu. Ia 'kan jadi gelagapan karena tertangkap basah sedang mengobrak-abrik meja belajar Sehun yang sudah tertata rapih.

"Cari ini?" Tanya Sehun mengibas-ibaskan benda ditangannya. Mata Kai membulat. Itu... rokoknya!

"Kan sudah ku bilang jangan merokok lagi!" Bentak Sehun. Kai menunduk. Benar! Ia sudah berjanji pada Sehun untuk tidak merokok lagi.

"Maaf" Sesal Kai.

"Hn. Lalu tadi kenapa kau membolos?" Tanya Sehun mengintimidasi.

"Kepalaku pusing hun. Mulutku terasa sangat pahit. M-makannya tadi aku mencari rokokku. Mungkin dengan merokok bisa menghilangkan pahit dimulutku" Jelas Kai.

"Kau sakit?" Entah kenapa wajah Sehun terlihat khawatir sekarang.

"Tidak. Hanya sedikit... pusing" Kai memijat pelipisnya yang terasa berputar.

"K-kai" Sehun semakin khawatir melihat bibir pucat Kai.

"Tidak apa-apa hun" Kai tersenyum, meyakinkan Sehun kalau dirinya baik-baik saja.

"Sebaiknya kau istirahat"

•••OoOoOoOoO•••

Sehun menatap nanar Kai yang berkeringat dingin. Tadi tubuhnya menggigil. Dan sekarang tubuhnya demam tinggi. Ia tak tega. Sungguh!

Lebih baik ia saja yang sakit dari pada Kai yang sakit.

"Hiks.." Sehun tersentak. Lamunannya buyar ketika mendengar isakan Kai.

"Kai, gwenchanna?" Sungguh Sehun khawatir pada Kai. Mulutnya tak berhenti mengeluarkan isakan.

"E-eomma, hiksss.. J-jongin rin-rindu p-pada eomma.. Hikss"

Sehun terdiam. Kata-kata yang keluar dari bibir Kai begitu polos, menurutnya. Berbeda dengan Kai yang selalu memaki nya.

"Hikss. Hikss" Lagi. Isakan itu keluar lagi. Sehun menutup matanya, tak sanggup melihat air mata keluar dari mata Kai yang terpejam.

"Ssstttt.. Aku disini Kai" Sehun merengkuh tubuh Kai. Mendekapnya dengan hangat, hingga perlahan isakan itu tak terdengar lagi.

Sehun tersenyum melihat Kai kembali terlelap dalam dekapannya. Ia mengecup kening Kai lama lalu ikut membaringkan tubuhnya dengan masih merengkuh tubuh Kai.

-hunkai-

Kai mengernyitkan dahinya. Ughh! Kepalanya pening sekali!

"S-sehun" lirih. Bahkan Kai sangat sulit mengeluarkan suaranya. Tapi Sehun yang memang peka-pun langsung terbangun dari alam mimpinya.

"Eungg.. Kai, ada apa eum?" Tanya Sehun dengan suara serak khas bangun tidur.

"A-a-aku haus"

"Kau ingin minum?" Kai mengangguk.

"Akan ku ambilkan". Sehun segera melesat menuju dapur dan kembali dengan membawa secangkir teh manis di tangannya.

"Kau bisa duduk?" Sehun bertanya saat melihat Kai yang dirasa tidak sanggup hanya untuk menegakkan kepalanya

.

"Akan ku carikan sedotan" Sehun segera menuju dapur kembali. Tapi ia teringat sesuatu一

'Akukan tidak pernah memakai sedotan'

"Kai, kau benar-benar tidak bisa duduk?" Tanya Sehun sekali lagi. Kai menggeleng.

"A-aku pusing h-hun. S-sungguh"

Sehun berfikir. Kai tidak bisa duduk, bahkan untuk mengangkat kepalanya-pun tak sanggup. Ia juga tak punya sedotan. Lalu apa yang harus ia lakukan?

Sehun tersenyum setelah menemukan cara agar Kai bisa minum tanpa berdiri atau menggunakan sedotan.

Dengan cepat Sehun memasukkan teh itu kemulutnya, kemudian ia mendekatkan bibirnya kebibir Kai, memindahkan teh yang berada dimulutnya ke mulut kai. Kai tersentak. Mata Kai terbuka sepenuhnya, walaupun terlihat sayu. Setelah Kai merasa ada air di dalam mulutnya, dengan segera ia menelannya perlahan. Tapi bibir Sehun tak kunjung menjauh dari bibir Kai. Kai terlalu lemah untuk sekedar memberontak. Ia hanya bisa pasrah. Cukup lama bibir Sehun berada diatas bibir Kai. Hanya menempel. Ingat! Hanya M.E.N.E.M.P.E.L! Namun perlahan bibir Sehun bergerak. Melumat pelan bibir bervolume Kai. Kai hanya bisa melenguh tak tertahan.

"Eunghhh~"

"Hun-hhhh"

Sehun tersadar, ia segera melepas tautannya. Sehun jadi merasa bersalah. Wajah Kai memerah dengan nafas tersenggal-senggal.

"K-kai.. M-maafkan aku" Sehun menyesali perbuatannya. Kai memejamkan matanya. Lalu tidur membelakangi Sehun.

"K-kai"

"Aku mengantuk"

"K-kai, maaf"

"..."

"Kai"

"..."

"Jongin"

"..."

"Huftt.. Selamat tidur" Sehun mengecup pucuk kepala Kai yang membelakanginya.

Tanpa Sehun ketahui, Kai menangis dibalik selimut besarnya.

Ia mati-matian menahan isakannya.

'Eomma, Jongin ingin pulang'

.

.

.

.

.

HunKai/SeKai

.

.

.

.

.

Sehun mengedarkan pandangannya keseluruh koridor sekolah. Tadi saat ia bangun, Kai sudah tidak ada lagi disampingnya. Ia sudah mencarinya dimana-mana. Didapur, kamar mandi, ruang tamu. Arght! Sehun frustasi. Ia takut Kai marah padanya karena kejadian semalam. Salahnya juga sih yang bodoh melumat bibir Kai. Padahal awalnya hanya ingin memberi minum Kai yang kehausan.

Sehun jadi khawatir. Apa kai sudah sembuh total? Bagaimana kalau Kai masih sakit? Sehun tau Kai orang yang kuat dan angkuh. Tapi entah kenapa Sehun selalu mengkhawatirkannamja manis tapi berandalan itu.

"Yo~ Sehun!" Seseorang menepuk pundaknya. Itu ketua OSIS -Park Chanyeol-. Sehun mendengus kasar.

Chanyeol datang di waktu yang tidak tepat. Ingin rasanya Sehun meninju wajah -tampan- Chanyeol.

"Ada apa?" Tanyanya datar. Sangat-sangat-sangat datar. Kelewat datar malah.

"Ish. Kau itu minim expresi atau memang manusia tanpa expresi?" Balas Chanyeol jengah melihat wajah kelewat flat wakilnya itu. Wakil? Sehun adalah wakil OSIS. Sebenarnya ia sangat tidak minat pada dunia ke-OSIS-an. Tapi karena teman-temannya yang seenak jidatnya mendaftarkannya menjadi anggota OSIS. Jujur, ia benci mengingatnya!

"Oh c'mon! To the point saja, Chan! Aku sedang tidak mood"

"Baiklah. Nanti ada rapat sepulang sekolah" jelas Chanyeol.

"Aku izin"

"Eh? Wae?"

"Aku tidak enak badan"

•••oOoOoOo•••

Sehun menatap langit dengan sendu. Sehun sedang membolos sekarang. Sebenarnya ini adalah pertama kalinya ia membolos. Ia adalah murid jenius di sekolah yang selalu mendapat peringkat pertama. So, mana mungkin ia membolos? Bisa-bisa reputasinya anjlok dimata teman dan guru-gurunya. Tapi kali ini berbeda. Kai benar-benar sudah mengacaukan pikirannya.

"Se.. Hun.. Hoshh~ hoshh~"

Sehun menoleh ketikan mendengar namanya dipanggil. Ia mengernyitkan dahinya melihat yeoja berparas tampan yang sering dipanggil Amber itu terengah-engah sambil terus mangatur nafasnya.

"Apa?"

"Kaihh~ Kai, hun" Amber ingin menjelaskan. Tapi nafasnya masih sulit ia kontrol. Ia tadi sama saja berlari mengelilingi sekolahan untuk mencari Sehun. Dan ia bersyukur menemukan Sehun di atap sekolah.

"Ada apa dengan Kai?" Tanya Sehun dengan wajah khawatirnya setelah mendengar nama Kai disebut. Walaupun tidak terlalu jelas, tapi seorang Oh Sehun akan menjadi sangat peka jika sudah mendengar nama itu.

"Hhh~ Kai. Dia- dia sedang berkelahi dengan Kris anak kelas XII-E, hun" Jelas Amber saat dirasa nafasnya sudah teratur kembali.

"Dimana?"

"Di depan kelas Kris" - dan tanpa ba-bi-bu, Sehun segera melesat kekelas XII-E, kelas Kris.

•••oOoOoOo•••

"Kau bajingan!"

BUAGHHH

"Tak kan ku biarkan kau hidup!"

BUAGHHH

"Kau iblis yang terkutuk"

BUAGHHH

"Brengsek!"

BUAGHHH

Kai menghajar Kris tanpa ampun. Sudut bibir Kris bahkan sudah robek. Pipinya lebam. Hidungnya mimisan. Dahinya berdarah. Miris.

"KAI, HENTIKAN!" Sehun menahan tangan Kai yang hendak meninju Kris lagi.

"Sialan kau, brengsek! Kenapa kau menahanku? Mau ku hajar juga?" Sehun tercengang. Biasanya Kai akan menurut kalau ia menyuruhnya berhenti memukuli seseorang. Tapi sekarang?

Sehun masih mencengkram erat tangan Kai.

'Masih hangat' bathin Sehun setelah dirasa tangan Kai masih terasa panas dikulitnya.

"Lepas!" Kai mencoba menghempaskan tangan Sehun. Tapi ternyata tangan Sehun lebih kuat dibanding dirinya. Sedangkan Sehun menatap mata Kai dalam. Kai membuang muka dan berdecih sebal.

Sekali lagi, ia menghempaskan tangan Sehun. Dan binggo! Berhasil! Dengan segera Kai一

BUAGHHH

一meninju wajah tampan Sehun

Sehun tersungkur. Semua orang yang menyaksikan adegan itu hanya bisa membulatkan mulutnya tak percaya.

"Kau sama brengseknya dengan dia!" Kai menunjuk ke arah Kris yang duduk tak berdaya sambil memegangi pelipisnya yang berdarah.

Kai melenggang tanpa dosa. Sehun menatap nanar punggung Kai yang perlahan menjauh dari pandangannya.

"KAI!" Sehun hendak berdiri, ingin mengejar Kai. Tapi ditahan oleh beberapa temanya yang masih memperdulikan keselamatan namja pale itu.

••

••

Kaleng minuman dimana-mana, bukunya berserakan tak tertata serapih biasanya, sprei yang biasanya melekat di kasurnya sekarang berserakan dilantai, ponselnya hancur, cermin yang biasanya bertengger indah di meja nakasnya kini pecah, dan ada beberapa bercak darah dilantai. Itulah keadaan kamar Sehun sekarang. Kamarnya dengan Kai.

Sungguh, Sehun frustasi sekarang. Sampai saat ini Kai belum pulang juga. Ia khawatir.

"Kai, kau dimana?" Lirihnya. Setetes air mata mengaliri pipi tirusnya.

Jujur, Sehun tak pernah seperti ini sebelumnya. Baru ditinggal Kai satu hari ini saja sudah se-frustasi ini. Apalagi satu tahun? Bisa-bisa Sehun jadi gila! Apakah Kai sebegitu berartinya bagi Sehun?

-hunkai-

Sehun terbangun. Indra penciumnya mencium bau sedap dari arah dapur. Ia membuka matanya. Rapih. Tidak berantakan seperti tadi malam. Buku-bukunya sudah tertata kembali di meja belajarnya. Sudah tidak ada lagi kaleng-kaleng minuman berserakan dilantai. Sprei-nya sudah diganti yang baru. Tidak ada lagi darah berceceran di lantai. Tangannya sudah terbalut perban. Dan ia teringat sesuatu-

Tadi malam 'kan ia tertidur di lantai? Kok, sekarang ia berada di atas ranjang?

Dengan perlahan ia berjalan keluar kamarnya menuju dapur. Bukankah ia tadi mencium bau sedap dari arah dapur? Makannya ia ingin melihat siapa yang sedang berada didapurnya. Sedikit merinding sebenarnya. Tapi -mungkin- karena efek bangun tidurnya, mata sipitnya samar-samar melihat siluet seseorang yang sangat-sangat-sangat-sangat-sangat ia rindukan.

Itu-

"KAI?!"

-TBC-

Huaaaa! Ini juga udah pernah diposting di fb. Tapi aku jadiin 2 chapter :'D

Next? Tergantun rivewnya okay?

*bow*

With love

Sehun, Jongin dan Saya sendiri~ :v