Sehun mengelilingi Seoul dengan santai. Ia ingin mencari Jongin. Tadi ia bertanya pada Kris dimana Jongin tinggal. Tapi Kris berkata 'Jika kau benar-benar mencintainya, kau harus berusaha sendiri Sehun'. Dan berakhirlah dia berkeliling Seoul untuk mencari Jongin. Beruntung ia memiliki kerabat di sini. Jadi ia tak perlu khawatir mengenai fasilitas seperti mobil dan rumah. Seperti saat masa pertukaran pelajarnya dulu.

CKITT

Sehun memegang dadanya yang berdegup ketika tak sengaja ia hampir menabrak seseorang. Kaget! Apalagi orang itu membawa banyak anak kecil. Orang yang hampir ditabraknya menatap tajam ke kaca mobil miliknya. Yang tentu saja ia tidak akan terlihat dari luar. Dan-

DEG

"Jongin"

Orang itu. Itu Jongin.

Dengan segera ia keluar dari mobilnya dan meneriakkan nama itu.

"S-sehun?"

GREPP

"Ini aku, sayang. Aku kembali"

'Letter'

Chap 2 Up! END!

HunKai With Taeoh

.

.

.

.

.

HUNKAI

Italic : Flashback

.

.

.

.

.

Sehun tersenyum melihat interaksi Jongin dengan anak-anak di Taman Kanak-kanak. Yah, Jongin adalah seorang guru di salah satu Taman Kanak-Kanak. Dan yang Jongin bawa tadi adalah murid-muridnya sendiri.

Setelah bertemu di jalan tadi, Jongin membawa Sehun ketempatnya bekerja, menggunakan mobil Sehun tentu saja.

Sedari dimobil tadi Sehun tak henti-hentinya menatap anak laki-laki yang tidur dipangkuan Jongin. Kalau dilihat-lihat, anak itu mirip Jongin. Sangattttt mirip!

••

Jongin menyusul Sehun yang duduk tak jauh darinya. Lalu duduk disampingnya.

"Kau sudah lama bekerja disini?" Tanya Sehun mencairkan suasana.

"Ya"

Hening.

Hanya ada tawa dari anak-anak yang bermain didepannya.

Tiba-tiba matanya tertuju pada seorang anak kecil laki-laki berpipi gembil tengah menatapnya. Itu anak yang tertidur dipangkuan Jongin tadi. Anak yang mirip dengan Jongin.

Jongin yang menyadarinya pun segera memanggil anak itu.

"Oh Taeoh"

Anak yang dipanggil Taeoh itu mendongak menatap Jongin.

"Kemarilah"

Dan berjalan menuju Jongin.

"Paman ini ciapa, Mom?"

'Mom?' Batin Sehun.

Jongin terkekeh. Kemudian membisikkan sesuatu pada anak gembil itu.

"Hah?! Benalkah? Daddy cudah pulang, Mom?" Tanya Taeoh. Jongin mengangguk.

"Dimana? Dimana? Ayo kita jemput Daddy, Mom! Theo ingin lihat Daddy" Taeoh menarik-narik ujung kemeja Jongin. Membuat Jongin tertawa lepas.

"Didepanmu, sayang. Disamping Mommy" Jongin mencium pipi gembil anaknya. Anaknya? Yah, anaknya.

"Daddy" lirih Taeoh mendekat kearah Sehun, walaupun sedikit ragu.

"Jong, bisa kau jelaskan semua ini?"

-hunkai-

Semenjak kepergian Sehun tiga minggu yang lalu, Jongin jadi sering sakit-sakitan. Mual dipagi hari. Dan itu sangat mengganggu, kalau boleh jujur.

Pagi itu Kris mengunjungi rumah Jongin karena sebelumnya ia sudah berjanji pada Jongin untuk mengantarnya ke toko buku. Seperti biasa, Kris yang sudah Jongin anggap seperti kakaknya sendiri masuk kedalam rumah Jongin. Dirumah terlihat sepi. Tentu saja sepi. Ayah dan ibunya pergi keluar negri untuk mengurus pekerjaan. Sedangkan kakak perempuannya pergi kuliah. Jongin tidak masuk sekolah karena sakit. Dan entah kenapa ia ingin pergi ke toko buku hari ini. Kris sudah melarangnya. Ia khawatir dengan kondisi Jongin. Tapi apa daya? Itu keinginan Jongin. Tidak bisa diganggu gugat.

"Jongin-ah" panggil Kris.

Hening.

Tak ada sahutan.

Kris mengetuk pintu kamar Jongin.

Masih tak ada sahutan.

Dan Kris akhirnya masuk kedalam kamar Jongin tanpa izin.

"Jongin-ah?"

Lagi lagi tak ada sahutan.

Matanya tertuju pada pintu kamar mandi yang sedikit terbuka. Dengan perlahan, ia melangkahkan kakinya kearah kamar mandi. Tidak mungkin Jongin mandi dengan pintu yang belum sepenuhnya tertutup 'kan?

Dan

"Astaga Jongin!"

OoOoOoOoOoOo

Jongin menunduk tak berani menatap kedua orang tuanya. Orang tuanya yang sedang berada di Kanada langsung pulang saat mendengar Jongin masuk rumah sakit.

Ibunya menangis tanpa henti. Menatap anaknya dengan pandangan kecewa. Ayahnya pun tak jauh berbeda dari Ibunya. Sama-sama kalut.

Sedangkan Kris sudah pulang dari tadi saat ayah dan ibu Jongin sampai di rumah.

Seusai diperiksa, Jongin langsung pulang tadi.

"Bawa pria itu ke hadapan ayah sekarang, Jongin!" Desis ayah Jongin. Jongin menggeleng.

"Ti-tidak ayah. Dia tidak ada disini"

"DIA TIDAK MAU TANGGUNG JAWAB?!" Teriak ayah Jongin murka.

Yeah. Jongin dinyatakan hamil dua minggu. dan anak yang dikandung tak lain dan tak bukan adalah anak Sehun. Untungnya ia sudah lulus. Tinggal beberapa hari lagi sekolahnya akan mengadakan perpisahan. Jadi ia tak perlu terlalu memikirkan sekolahnya yang harus kandas ditengah jalan karena ia hamil.

Sedangkan Sehun? Ia bahkan sudah lost kontak denganya beberapa hari yang lalu.

Ini membuat kedua orang tua Jongin cukup frustasi. Tapi yasudahlah. Sudah terlanjur..

.

.

.

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun.

Tak terasa anak yang Jongin kandung selama sembilan bulan itu tumbuh besar.

Lima tahun lamanya. Dan ia masih tidak ada komunikasi dengan Sehun lagi.

Ayah dan ibunya pun menerima dengan senang hati anaknya yang ia beri nama 'Oh Taeoh' itu. Walau dulunya sempat murka saat mengetahui Jongin hamil. Tapi apa daya? Itu sudah terjadi, dan anak yang di kandung Jongin tidak bersalah.

Sebenarnya, Kris ingin memberitahu Sehun tentang keadaan Jongin saat ini. Tapi selalu Jongin larang. Entah apa alasannya.

Ayah Jongin?

Ia sangat menyayangi cucunya itu. Ia sebenarnya tak membenci ayah dari cucunya itu. Ia selalu berkata pada Jongin 'jika ia sudah datang, bawa dia pada ayah'. Tapi apakah Sehun akan kembali padanya? Mengingat mereka lost kontak lima tahun lamanya.

Dan disaat Taeoh bertanya dimana ayahnya, Jongin hanya bisa menjawab 'Ayah sedang bekerja di Jepang, sayang'.

Beruntung anaknya sangat pengertian. Jadi anaknya hanya mengangguk mengerti tanpa protes sedikitpun.

-hunkai-

Jongin mengakhiri ceritanya. Sehun menangis sekarang. Air matanya menetes di kaki mungil anaknya yang ada dipangkuannya.

Jadi, selama ini ketika ia berada di Jepang Jongin tengah mengandung anaknya?

Oh, betapa jahatnya dia sebagai seorang ayah.

"Sehun, sudahlah.. Tidak apa-apa. Jangan menangis" Jongin ikut menangis sekarang.

Sehun memeluk erat Jongin dan anaknya. Sehun heran. Sebenarnya Jongin ini apa? Apakah Jongin benar-benar manusia? Atau malaikat yang jatuh dari langit? Kenapa bisa sebaik ini?

Kesalahan yang Sehun buat sangatlah fatal. Mempermalukan keluarga dan menghancurkan masa depan Jongin. Dan Jongin begitu mudahnya memaafkannya?

Rasanya Sehun ingin mengubur dirinya hidup-hidup. Ia malu dan menyesal.

Malu karena -mungkin- ia terlihat seperti pengecut dimata Jongin dan keluarganya.

Dan menyesal karena telah menyia-nyiakan Jonginnya.

"Aku akan bertanggung jawab. Aku akan menikahimu, sayang.. Aku berjanji"

"Hikss"

.

.

.

.

.

"Mommy, illeona!" Tangan mungil itu mengguncang tubuh mommy nya yang masih meresapi alam mimpinya. Bibir anak itu mengerucut lucu saat mommy nya tak kunjung bangun.

"Mommy, mommy tidak ke cekolah?"

"Ini hari minggu, Theo"

"Ish! Ya cudah. Theo main cama Daddy caja!"

"Mwo?! Apa?! Dimana daddy mu?" Jongin yang mendengar kata 'Daddy' pun langsung menegakkan tubuhnya.

"Daddy dibawah. Cedang ngoblol dengan Glandpa"

Oh ya tuhan! Sehun sedang mengobrol dengan Grandpa katanya? Dengan ayahnya?

Jadi apa Sehun nanti? Bisa-bisa ayahnya membunuh Sehun.

Ya Tuhan!

Dengan gesit Jongin menyusul Sehun dan ayahnya. Tak lupa dengan Taeoh yang berada digendongannya.

"Jadi, apa yang telah kau lakukan pada anakku, nak?"

DEG

Jongin berhenti dianak tangga terakhir. Ia menggigit bibir bawahnya.

"Maafkan saya.. Saya benar-benar mencintai Jongin. Saat itu saya akan pergi ke Jepang, dan saya tak ingin Jongin bersama orang lain. Bodohnya saya yang dengan kesadaran dibawah normal berani berbuat hal yang tak senonoh kepada Jongin. Saya minta maaf" Sehun menunduk. Sedangkan Jongin sudah menangis ditempatnya.

"Mommy, mommy kenapa menangic? The一 theo nakal?" Tangan mungil Taeoh menghapus air mata Jongin dengan lembut.

"Ani.. Theo anak yang baik. Mommy sangat menyayangi Theo" Jongin mengecup pucuk kepada Taeoh dengan sayang. Kemudian melangkah menaiki tangga kembali.

Namun一

"Theo ingin belcama Daddy" ucap Taeoh dengan sedikit nyaring. Membuat dua lelaki dibawah sana menoleh kearah mereka. Sehun tersenyum melihat anaknya. Sedangkan Taeoh hanya mengulurkan tangannya minta digendong oleh Sehun.

"Daddy.. Theo ingin Daddy, Mom!" bibir Taeoh mengerucut lucu karena Mommy nya tak kunjung menurunkannya.

"Tidak! Biarkan Daddy mu bicara dengan Grandpa"

"Huaaaa.. Daddy..."

Senyum Sehun luntur kala Taeoh dan Jongin benar-benar hilang dari pandangannya.

.

.

.

Tok Tok Tok

"Jongin-ah"

"Jongin.. Theo sayang"

"Theo, ini Daddy"

Karena tak mendapat sahutan dari dalam sana, Sehunpun memutuskan untuk kembali.

"Loh, Sehun? Kenapa kembali?" Tanya ibu Jongin saat melihat Sehun kembali menuruni tangga.

"Eumm. J-jongin一"

"Aish! Anak itu pasti tertidur"

Ibu Jongin beranjak menuju kamar Jongin kemudian membukanya.

Benar saja. Jongin sedang duduk bersandar dikepala ranjang dengan mata terpejam dan Taeoh yang terlelap di dekapan sang Mommy sambil menyedot jempolnya. Lucu. Membuat Sehun tersenyum.

"Hei sayang. Bangunlah" Ibu Jongin menepuk pelan pipi Jongin. Membuat Jongin menggeliat dan membuka matanya.

"Eughh~ Ibu? S-sehun?"

Sehun tersenyum. Namun kemudian dahinya mengernyit melihat jejak air mata dipipi Jongin. Jongin menangis?

"Sayang, kau menangis?" Sehun duduk dipinggir ranjang Jongin kemudian menghapus jejak air mata yang menghiasi pipi Jongin.

"A-ani" Jongin menunduk.

"Ekhemm.. Sepertinya ibu hanya menjadi obat nyamuk yah? Ya sudah, ibu keluar dulu okay?"

Sepeninggal ibu Jongin, Sehun lantas memeluk tubuh Jongin. Menyesap wangi tubuh Jongin yang dari dulu sampai sekarang tak pernah berubah, tetap menjadi candu bagi Sehun.

"Aku diterima, sayang.. Aku -aku diterima ayahmu untuk menjadi menantunya"

Sehun semakin mengeratkan pelukannya. Sedangkan Jongin menangis -lagi- dipundak Sehun.

..

..

Keluarga itu terlihat bahagia. Eum, mungkin belum bisa dibilang keluarga? Karena mereka memang belum resmi. Namun orang-orang yang melihat mereka pasti akan iri. Suami tampan, istri yang manis serta anak yang lucu. Seperti itulah pandangan orang-orang tentang mereka.

"Sehun, kita beli apa lagi?" Tanya sang namja manis -Jongin-

"Eumm, sepertinya semuanya sudah siap" jawab Sehun.

"Ya sudah kita pulang saja. Aku lelah sekali 一eunghh"

Yeah, mereka akan menikah besok. Setelah mendapat restu dari orang tua Jongin, Sehun segera mengabari ayahnya yang berada di Jepang. Sedikit terkejut memang, namun setelah mendapat penjelasan dari Kris yang memang sedang berada di Jepang, akhirnya ayahnya pun mengangguk menyetujui. Walaupun kecewa masih menyelubungi hatinya karena tau anaknya pernah menghamili seseorang.

Keluarga Sehun sedang melakukan penerbangan menuju ke Korea sekarang. Mungkin nanti sore baru sampai.

Sedangkan dikediaman Jongin semua orang sedang sibuk menata setiap inci ruangan.

Hanya orang-orang terdekat mereka yang mereka undang sebenarnya. Karena mereka belum sempat memesan undangan. Dan hanya mengundang melalui media komunikasi. Toh, keluarga dan teman terdekat mereka juga banyak.

.

.

.

"Sayang, kau cantik" Ny. Kim tak hentinya memuji putranya itu.

"I-ibu, aku malu" pipi Jongin bersemu merah. Melihat pantulan dirinya dicermin besar itu dengan menggunakan gaun putih yang menjulang panjang. Dengan wig sepunggung yang di tata sedemikian rupa. Make up yang terlihat natural sangat pas membalut wajahnya.

Terlihat bukan seperti dirinya saja. Bahkan Jongin sempat pangling pada dirinya sendiri.

Hari ini adalah hari specialnya. Hari dimana ia akan mengucapkan janji suci bersama Sehun di atas altar.

Jantungnya berdegup kencang. Ia takut jika tiba-tiba nanti melakukan sebuah kesalahan. Seperti一 menjatuhkan cincin, mungkin?

Oh, jangan sampai! Ia tak mau mempermalukan keluarganya dan keluarga Sehun yang datang jauh-jauh dari Jepang.

CKLEK

Pintu ruangan itu terbuka. Menampakkan wanita berumur yang terlihat masih muda.

Wanita itu menghampiri Jongin. Mengusak rambut 一wig一 Jongin dengan sayang.

Jongin tersenyum melihat pantulan ibu mertuanya dari cermin.

Ny. Oh. Ibu Sehun.

"Kau terlihat manis Jonginnie~" Pujinya.

Jongin terlihat tersipu. Pipinya yang terbalut blush on semakin terlihat memerah.

"Bibi, aku malu~"

"Panggil ibu, Jongin. Kau lupa? Kau juga anakku sekarang"

"Eumm"

..

"Tuan Oh Sehun, apakah anda siap menjadi suami dari Nyonya Kim Jongin? Setia dan selalu bersama selamanya"

"Saya siap!"

"Nyonya Kim Jongin, apakah anda siap menjadi istri dari Tuan Oh Sehun? Setia dan selalu bersama selamanya"

"S-saya siap"

..

.

.

.

.

.

.

..

7 Years Later

"Mommy, Daddy! Aku diterima di Chungdam Junior High School" teriak Taeoh girang. (sebenernya aku ga tau jg chungdam itu junior ato senior high school xD)

"Mommy? Daddy?" Taeoh mengernyit. Di rumahnya sepi sekali. Kemana Mommy dan Daddy nya?

Taeoh melihat sepucuk kertas tergeletak di meja ruang tamu. Mungkin saja itu surat dari ayah atau ibu untuk nya 'kan? Taeoh belum dibolehkan membawa ponsel sendiri. Mengingat umurnya baru 12 tahun. Masih terlalu kecil untuk membawa ponsel sendiri yang semakin canggih itu. Jadilah jika Daddy atau Mommy-nya sedang pergi selalu meninggalkan surat untuk Taeoh di atas meja ruang tamu.

'Sayang, kalau kau sudah pulang tetaplah dirumah. Paman Kris akan menjemputmu nanti. Jangan kemana-kemana, oke?

Daddy'

Tepat setelah membaca surat dari Daddy-nya itu Taeoh mendengar suara klakson mobil yang ia yakini adalah si paman Kris.

Benar saja.

Kris masuk kedalam rumahnya tanpa izin. Kebiasaan buruk seorang Kris Wu.

"Eoh? Kau sudah pulang? Ayo cepat!"

"Ya paman! Jangan menyeretku!"

Taeoh menyentak tangan Kris di lengannya. Kemudian berjalan cepat mendahului Kris membuat Kris terkekeh pelan.

..

"Paman, kita mau kemana?" Tanya Taeoh. Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Kris.

"Kerumah sakit, tentu saja"

"M-MWO?!"

Oke. Taeoh khawatir sekarang. Bagaimana kalau Daddy atau Mommy-nya kenapa-kenapa?!

Lihatlah matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Hey. Kau tak senang?"

Pertanyaan Kris membuat Taeoh mengernyit. Senang katanya?

"Kenapa aku harus senang? Daddy atau Mommy sekarang sedang sakit. Lalu apa aku harus senang begitu?"

"Haha.. Mommy-mu 'kan baru melahirkan setengah jam yang lalu, Taeoh"

Ya tuhan!

Taeoh lupa jika Mommy-nya memang tengah mengandung.

Tadi pagi saja Mommy-nya bilang sudah merasakan nyeri di perutnya. Alasan kenapa Taeoh mendaftar sekolah sendirian tadi. Karena, yahh~ ia juga khawatir pada Mommy-nya jika ia menyuruh Daddy-nya mengantarkannya.

Anak yang pengertian bukan?

at Hospital

Taeoh memasuki ruangan dimana Jongin dirawat. Ia bisa melihat jelas wajah pucat Mommy-nya itu dengan Sehun disampingnya.

"Mommy~"

Jongin menoleh, mendapati Taeoh yang berdiri diambang pintu.

"Eoh? Taeoh.. Kemarilah"

Sehun menghampiri Taeoh dan menggandeng tangan anak itu.

"Mommy, adikku laki-laki atau perempuan?" Tanya Taeoh antusias.

Sehun dan Jongin terkekeh.

"Laki-laki, Taeoh" jawab Jongin.

"Jinja?!"

"Eumm"

"Yeay! Aku punya teman bermain. Hahaha"

...

Terima kasih, Tuhan. Kau telah menjadikan keluarga kami bahagia. Aku sangat mencintai mereka. Aku berjanji akan menjaga mereka sepenuh hatiku.

Takkan ku sia-siakan mereka. Mereka anugrah terindahku..

Terimakasih, Tuhan~

-Oh Sehun-

...

END!

Hyaaa! Ada yg masih inget ff ini? XD udah lumutan nih ff wkwk.

Maaf yah yg minta update asap ga ditepatin. Hehe~

Thanks to

cute | outcaaast | maya han | laxyovrds | Guest | mufidz | jonginisa | loveSK | ling-ling pandabear | nadia | kthk2 | EXO 12-XLKSLBCCDTKS | mizukami sakura-chan | KaiNieris | DwiKkamjong | sayakanoicinoe | | wiwitdyas1 | dhantieee | | kimm bii | Jiji Park | hunkaiship14 | asmayae | utsukushii02 | .9 | k1mut | geash | Kamong Jjong