ShiZaya's Family

"What Happened Here!?"

Anime : DHRRR!

Cast : Orihara Izaya, Heiwajima Shizuo, Awakusu Akane

Genre : Humor, Romance, Family, Mistery

Pair : (mainly) ShiZaya

Disclaimer : DHRRR! (c) Narita Ryohgo

Author : Ichimaru Kyoshiro (Riska Aulia/R)

Warn : EYD yang tidak disempurnakan, typo(s), jalan ceritanya kecepetan, gaje, gak nyambung, aneh, abal, dsb. Contained yaoi/BL/shounen-ai. Buat yang alergi dipersilahkan langsung back.


Author's Note

yooossssshhhh! R baliikkkk~ #ditampar ini fanfict pertama saya di fandom DHURARARA!, animenya bikin ketagihan, tapi OTP ShiZaya jarang nongol #hiks dan pas ngeliat Awakusu Akane di eps 8, dan ngeliat tingkah Shizuo, otak kampret saya memunculkan ide absurd di tengah-tengah Try Out dan baru kesampean sekarang #duar okeh, enjoy reader tertjintah *tjipok satu-satu* *dilempar street sign sama pisau*

P.S : gomen ama Shiki, anggep aja dia kagak ada ya... hahahaha #SLAP


#1 Chapter One

"ShiZaya's Family"

"Hah?" cowok tinggi berambut blonde itu mengerutkan kening, bahkan sampai lupa mengisap rokoknya lantaran kaget. Jika dia tidak segera sadar, mungkin ponsel yang menempel di telinganya itu akan jatuh dan dia harus menyisihkan uang untuk membeli ponsel baru. "Apa katamu, Shinra?" ulangnya, masih heran.

"Aku ulangi, Shizuo," terdengar tarikan nafas di seberang sana, "Kau. Punya. Anak?"

"Keh, jangan bercanda," dengus pria bernama lengkap Heiwajima Shizuo, "Mana aku punya anak, menikah saja tidak pernah. Lelucon lucu, Shinra."

"Terus kenapa anak di apartemenku mengatakan mencari ayahnya yang bernama 'Shizuo!?', 'Shizuo' yang kukenal hanya satu yaitu kau!" entah angin apa yang membuat Shinra membentak protozoan terkuat di Ikebukuro itu.

"Mungkin yang kau kenal hanya aku, tapi pasti ada yang lain yang tidak kau ketahui dan juga bernama 'Shizuo'," owh, Shizuo mendadak pintar dan memberikan alasan logis.

"..." Shinra di seberang telepon sana terdiam sejenak.

"Kalau tidak ada lagi, aku tutup—"

"Chotto matte!"

Shizuo menarik nafas lelah, "Apa lagi?"

"Aku mengerti maksudmu. Tapi anak ini juga mencari ibunya, dan nama ibunya..."

Glek. Shizuo mendadak merinding.

"... Izaya."

JDEEEENNNNGGG! Shizuo headbang ditempat. "NANI!?" teriaknya, lupa kalau sedang di tempat umum. Orang-orang yang lewat memandang ngeri kearahnya, untunglah Tom tidak ada di sekitarnya.

Shizuo ternganga. Ada seorang anak yang mencari 'Shizuo' sebagai 'ayah', dan 'Izaya' sebagai 'ibu'? Apa yang terjadi? Dia laki-laki, Izaya laki-laki. Lagipula mereka berdua selalu bertengkar tiap kali bertemu dan menyebabkan Ikebukuro kerusuhan. Shizuo memang mengimpikan dipanggil sebagai 'ayah', tapi... masa dia dengan Izaya?

Sekali lagi, Izaya dan Shizuo itu ASLI LAKI-LAKI TULEN. Gimana caranya sampai mereka punya anak!? 'itu' saja tidak pernah.

Hanjir, Shizuo bergidik sendiri. Dia dengan Izaya? Shizuo kembali merinding.

"Shizuooo~ moshi-moshi? Shizu—"

"Jangan kemana-kemana! Aku akan ke apartemenmu sekarang!" Shizuo langsung memutuskan sambungan dan tancap gas dengan berlari menuju apartemen Shinra.

Hanya satu dugaan kuatnya.

Pasti kutu itu sedang mengerjainya lagi. Apa si kutu itu sudah sangat bosan hidupnya sampai mengganggu kedamaian hidup Shizuo, lagipula kenapa dia yang selalu kena? Sudah pasti ini salah satu ulah si kutu Orihara Izaya.

"Sama sekali tidak lucu," gerutu Shizuo.

===_R_===

BRAAAAAKKKK!

Shizuo menendang pintu apartemen Shinra sampai pintunya hampir lepas dan Celty hampir saja mencekiknya dengan aura hitam jika tidak disabarkan Shinra. Ngos-ngosan, matanya nanar menatap Shinra. "Shinra," suaranya mendadak berat berbahaya, "Mana—"

"Otou-san!"

Shizuo membeku. Ini suara anak perempuan. Shizuo celingak-celinguk mencari asal suara, sampai dia merasa ujung seragam bartendernya ditarik seseorang. Shizuo melongok ke bawah, "Hah? Siapa anak ini?"

"Dia anak yang kukatakan padamu, Shizuo," jelas Shinra, "Yang kudengar sih, namanya Akane-chan. Dia bilang ayahnya adalah 'Shizuo' dan ibunya 'Izaya'."

Shizuo lemot sesaat, dia hampir berteriak namun bayangan Celty membekapnya dan dia disuruh membaca layar monitor ponsel Celty. "Jangan berteriak dirumah orang" katanya.

Pria protozoan itu mengerjap-ngerjap, matanya menatap sosok bocah perempuan manis yang tersenyum polos padanya. Bocah yang memanggilnya 'otou-san' dengan riangnya. Shizuo hampir melayang jika mendapat anak semanis dia—jika dia tidak ingat kalau kasusnya kali ini berkaitan dengan Izaya.

Bocah itu pendek, tingginya hanya sepinggang Shizuo. Rambutnya berwarna ungu kelam dengan mata semerah darah. Sekilas memang mirip Izaya—cuman sekilas, catat itu. Lagipula Izaya tidak pernah mengeluarkan ekspresi polos seperti itu. Izaya itu penipu. Penipu. Pengganggu. Kutu. Parasit menyebalkan dalam hidup Shizuo.

Eh tunggu, kenapa sedari tadi otaknya terus memikirkan Izaya?

"Shizuo," suara Shinra terdengar lagi, "Kau harus bawa dia ke apartemenmu, sekarang kau bertanggung jawab padanya. Cepat pergi, aku ada panggilan dan Celty ada tugas."

"Kau mengusirku?" perempatan siku-siku muncul di jidat Shizuo.

"Iya," jawab Shinra kalem, "Toh kuusir atau tidak, kau cuma tetap akan berduaan dengan 'anak'mu."

"Iya juga ya, kalau begitu aku pulang," sahut Shizuo, agak polos. Dia menatap Akane, "Hei, mau ikut?"

"Ha'i, tou-san!" Akane menyusulnya sambil tertawa, mungkin senang telah menemukan 'ayah'nya. Sekarang tinggal 'ibu'nya yang 'perlu diurus'.

===_R_===

Akane ketiduran, di sofa apartemen Shizuo. Jelas lah, anak kecil gampang capek. Shizuo mengambil selimut biru muda dan menyelimuti Akane—dulunya selimut itu punya Kasuka. Shizuo mengambil ponselnya, kemarahannya kembali bangkit.

Pasti Izaya mengerjainya dengan perantara anak bernama Akane ini. Izaya bangsat.

"Moshi-moshi~ Ara, Shizu-chan...~ nani? Nani?" suara Izaya tetap menjijikkan di telinga sang ex-bartender itu, "Kau rindu padaku, Shizu-chan? Sweet~"

Shizuo menggeram sambil mengepalkan tangannya, hampir memukul dinding apartemen—pasti hancur jika dia tidak mengendalikan emosinya. "Izaya, permainan apa lagi yang kau mainkan?" tanyanya dengan nada tajam.

"Hah? Aku tidak main apa-apa, kok."

"Bohong."

"Shizu-chan tidak percaya padaku?"

"Kau memang tidak dapat dipercaya, Kutu."

"Hidoi na, Shizu-chan! Serius, loh. Aku tidak bermain. Tugasku numpuk, kalau udah kelar baru mau main lagi sama Shizu-chan~"

"Kalau benar, datang ke apartemenku!"

"Eh! Aku banyak tugas!"

"Masa bodo!"

Klik. Sambungan terputus. Shizuo hampir membanting ponselnya. Sekitar limabelas menit kemudian, bel apartemennya berbunyi. Izaya kah? Cepat sekali anak itu datang. Shizuo menyeret langkahnya dan membuka pintu. Jreng! Jreng!

Izaya muncul di hadapannya—biasa dengan pakaian serba hitamnya, menyeringai sinis walau tampangnya terlihat kusut. Sepertinya dia memang banyak punya tugas, Shizuo sedikit banyak merasa bersalah—tunggu! Untuk apa dia merasa bersalah?! Biar saja Izaya kacau, peduli setan! Dia harus menuntaskan urusan dulu!

"Masuk!" Shizuo menyeret lengan Izaya dan menutup pintu apartemennya dengan keras—lupa kalau Akane tertidur.

"Ittai yo, Shizu-chan!" ringis Izaya jengkel, "Kenapa kau memanggilku? Aku banyak tugas, tahu!"

"Cih," Shizuo mendecih cuek.

Izaya mendadak paham, "Aah~ aku tahu, Shizu-chan sangat merindukanku kan? Tapi aku cowok, lho, Shizu-chan."

Twitch!

"Aku masih normal, Izaya," sahut Shizuo.

"Trus kenapa?" Izaya melipat tangan didepan dada.

"Apa kau memainkan permainan menyusahkan dengan melibatkanku lagi!?" Shizuo berusaha keras tidak sampai berteriak—bahaya, dia bisa dihamuk tetangga.

"Sudah kubilang tidak, dasar bodoh," rutuk Izaya, "Aku banyak tugas, kau tidak dengar apa kataku di telpon tadi? Ah ya, aku lupa. Shizu-chan kan protozoan. Mana mungkin ngerti."

Tahan, Shizuo... sabar...

"Ada seorang anak perempuan, namanya Akane, yang ditemukan Shinra, katanya dia mencari orangtuanya," Shizuo terpaksa harus menjelaskan—walau ogah-ogahan.

"Lalu kenapa? Itu wajar kan?"

"Tidak wajar kalau dia kira ayahnya itu aku!" balas Shizuo gahar.

Izaya melongo sesaat, "Hah? Dia memanggil Shizu-chan 'ayah'? Siapa saja yang kau tiduri, Shizu-chan!?"

"Aku tidak pernah meniduri orang!" Shizuo memijit kepala, "Dan katanya, nama ibunya itu 'Izaya'."

Izaya kembali cengo. "Shizu-chan, kau demam ya?" tanyanya agak bergidik, "Apa kau begitu menginginkanku dan menjadikan anak itu sebagai alasan? Shizu-chan kowaii..."

"Anak itu yang bilang!" Shizuo hampir frustasi, "Ini tidak lucu, Izaya! Hentikan permainan ini! Tolong jangan ganggu hidupku lagi! Kasihan anak itu!"

"Apa-apaan!? Aku tidak pernah bermain permainan seperti itu! Lagipula, jika aku ingin mengerjaimu, posisimu akan jadi 'Ibu', akulah yang 'ayah'!" Izaya membela diri, "Lagipula aku ini cowok tulen, buat apa dengan cowok juga? Apalagi yang suka main kekerasan kayak Shizu-chan!"

"Okaa-san... Otou-san..."

Izaya dan Shizuo sama-sama nengok. Oh, Akane terbangun rupanya.

Shizuo tersadar, lalu menunjuk Akane sambil menatap sadis Izaya, "Lihat! Dia memanggilku 'ayah'! Apa yang terjadi!? Ini pasti ulahmu kan, Izaya!?"

Izaya melongo (lagi), "Mana aku tahu, Shizu-chan! Apa-apaan memanggilku Ibu!? Aku cowok tulen! Jangan-jangan Shizu-chan yang berniat mengerjaiku ya?"

"Hanjirr... ya kagak lah!" sahut Shizuo penuh pembelaan.

"Lagipula aku tidak kenal anak ini! Dia siapa!?" Izaya masih heran.

"Hah?" kali ini gantian Shizuo yang cengo, "Kau... tidak kenal?"

Izaya merengut, dan itu artinya 'iya'.

Akane menatap kedua 'orangtua'nya, lalu dia seakan hendak menangis. Matanya berkaca-kaca. "Otou-san, Okaa-san, jangan bertengkar... hiks..." isaknya.

Shizuo dan Izaya langsung panik, "Akane-chan! Iya, iya! Jangan nangis!"

===_R_===

abal banget TTATT ane nyampah disini *garukin tembok* ane pengen buat izaya jadi kebingungan sendiri soalnya hehe.. *dilempar pisau lipat* soalnya ane langsung suka sama Akane ^^ bayangin aja klan Awakusu sama si Shiki gak ada ya *digiles*