Hari ini, hari minggu kuturut ayah kekota –salah!– hari minggu adalah hari dimana sang anak ikut ayah kekota dan naik delman istimewa duduk dimuka sang kusir–

–hiraukan saja paragraf diatas, kesalahannya terlalu banyak, penghapus feber kestel tak kuasa tuk menghapus dan mengeluarkan surat pensiun jadi penghapus.

Hari ini cukup aneh.

Hari ini tidak cerah tetapi juga tidak mendung, tidak panas juga tidak dingin, tidak musim semi, tidak musim gugur, tidak musim panas, tidak musim dingin, tidak musim galau, tidak musim bunga-bunga-bermekaran-cie-yang-terus-terusan-kepikiran, tidak musim waifumu-lacur-maz, tidak musim andhikya potong poni jadi seperti Akashi waktu Winter Cup.

Pokoknya dilangit ada awan, ada burung, ada matahari-yang-ada-dedeknya-lagi-senyum-ketawa, ada pesawat terbang, dan ada wajah sang aa tercinta terukir di awan-awan. (lupakan bagian yang terakhir)

Hari ceritanya para orang tua beserta mertua laki-laki mau tamasya bersama-sama diteras depan rumah Akashi sambil nyewa layar tancep buat karaokean, sedangkan para dedek bayi tidur dikamarnya yang sudah dijaga ketat oleh kovasus, densus 1 1-sayang ibu–bukan!–, sniper, polisi, tim sar dan preman pasar garang anak didik pasangan Haizaki-Nijimura, ah jangan lupakan, para baby sitter handal dilengkapi samurai untuk jaga-jaga.

Kalian bingungkan kenapa yang jaga bayi tidur-imut aja dijaga sama banyak orang? Ya, author juga bingung, kenapa ya..(author tidak becus)

Kalau kalian tanya siapa yang menyuruh mereka semua, dia adalah–

.


.

.

.

Problems

Pair

"AkaFuri! MidoTaka! AoKise! MuraHimu! KagaKuro!"

Disclaimer

"Kuroko No Basuke belongs to Tadatoshi Fujimaki-sensei and story belongs to Kiriko Saki"

Genre

Romance, Humor, Parody, Family

Warning

Typo(s), Shonen-ai content, MPreg, OOC, Humor FAILED, EYD melenceng dari perkiraan saya(?), etc.

DLDR

.

.

.


.

"Otou-sama, apa ini tidak terlalu berlebihan?"

–bokapnya Akashi Seijurou, Akashi Masaomi.

"Tidak kok, ini agar saat cucu-cucu tercinta saat tidur tidak ada gangguan dari luar semacam penyusup atau teroris yang ingin meledakkan bom bunuh diri dikamar cucuku," Akashi Masaomi menyeruput secangkir kopi –entah punya siapa, pokoknya yang ada didepannya itu miliknya gitu aja– "Tapi tenang saja, sebelum bomnya meledak, mungkin terorisnya sudah disabet samurai sama baby sitter yang kusewa dari Zimbabwe, kalian tenang saja, banyak yang jaga kok."

Gundulmu tenang, yang ada ngeri anaknya nanti bisa diapa-apain sama baby sitternya.

Aomine sama Kagami sih pertamanya mau ngomong kaya yang diatas ke Akashi senior, tapi berhubung dia lebih kejam dari anak yang merupakan hasil perkawinan silang antara shinigami x malaikat dari surga –tapi Seijurou itu ga ada sisi malaikat dari surganya sama sekali, adanya cuma malaikat pencabut nyawa, shinigami– maka Aomine dan Kagami hanya bisa menelannya bulat-bulat.

Gimana ga dikata kejam, dibelakang Akashi Masaomi sudah ada 2 gergaji mesin yang mahal dan tertajam didunia, mana warna senada sama rambut Kagami dan Aomine pula.

Kan, bahaya..

"Kenapa kita tidak mulai acara tamasyanya? Layar tancep sudah siap." Akashi Masaomi mempersiapkan diri untuk memulai acara pembukaan.

"Capcuzz~!" Aomine senior mengeluarkan semangat berapi-apinya.

Akashi senior meraih mic-nya dan berdeham pelan, "Selamat pagi para hadiri sekalian, mari sebelum kita mulai acara alangkah baiknya jika kita bersyukur pada Kami-sama karena kita diijinkan untuk bisa berkumpul disini bersama-sama dengan keadaan yang sehat,"

Ini acara tamasya atau acara tumpengan anak pak lurah lagi suwit sepentin? Pakai pidato pembukaan segala.

"Sebelum acara mulai, mari kita dengarkan sambutan dari Bapak Aomine sang tetua." Akashi senior mempersilahkan ayah si dim untuk maju kedepan.

"Ano, mic-nya boleh dipinjam?" Aomine senior meminta mic pada Akashi senior dengan sopan.

Akashi senior hanya melirik sekilas lalu membuang wajahnya kearah lain.

Aomine senior cengo.

"Otou-sama–"

"Gamau kasih! Ini punya aku, beli di warung pak haji, sana!"

Perempatan imajiner muncul di pelipis Aomine senior, tanpa pikir panjang dan tanpa pandang bulu(?), ia segera merebut mic yang berada di tangan Akashi senior, "Berikan!"

"Gamaoo!"

Terjadi perebutan antara Aomine senior versus Akashi senior, siapakah yang akan menang pemirsa?

"Aomine senior menariknya dengan sekuat tenaga, Akashi senior juga mempertahankan dengan kekuatan yang luar biasa.."

Entah sedari kapan, pokoknya Jeremi Tite sudah hadir menjadi MC disini(?)

"Wah, mereka masih tarik-tarikan, berebut dengan elit, wah wah, Aomine senior memasuki zone, Akashi senior tak mau kalah, beliau mengeluarkan emperor eye miliknya, pertandingan semakin menegangkan pemirsa.."

Seijurou bingung kuadrat, sedangkan yang lainnya..

..

..

Krik

..

..

Ah, yang lainnya pakai misdirection over-flow untuk pergi.

"JEBREETTT! Aomine senior mendapatkan mic-nya dan segera berlari menjauh dari Akashi senior.."

Daiki dan Seijurou langsung yoga ditengah teras, mereka sedang yoga yang jungkir balik gitu, mereka malas melihat adegan para tetua-tetua rebutan hal kecil.

Akashi senior menarik nafas dalam-dalam, "Kuberlari, kau terdiam–"

"Otou-sama, itu salah, otou-sama yang terdiam, beliau yang berlari." Seijurou membenarkan.

"Oh, iya." Akashi senior berdeham keras, "Kuterdiam, kau berlari, kumenangis kau tersenyum, kembalikan mic-ku ituuu~uuuoouuuoo~" Akashi senior menyanyi ala penyanyi saat di video clip, kedipnya pakai slow motion, nafas pakai slow motion, dan kibas rambut juga pakai slow motion.

Mata Seijurou ternistakan oleh pemandangan didepannya, sebenarnya otou-sama-nya kerasukan apa sih? Jambu biji mungkin, ya? –tidak nyambung.

Ah, Aomine senior lari keliling teras juga dengan slow motion dan juga sesekali menengok kebelakang untuk mengecek Akashi senior mengejarnya atau tidak, menengoknya juga pakai slow motion.

Terlalu pusing melihat ini, Kouki dan coretgengcoret istri yang lain muncul.

"STOP!-ssu" teriak Ryouta menggema, "Jangan hancurkan tamasya yang seharusnya berjalan menyenangkan menjadi ajang perebutan mic-ssu."

"Kita harus berbagi, Aomine-san, Akashi-san." Tatsuya menyambung.

"Kita harus menjadi bangsa yang satu, bangsa Indonesia." Sahut Kazunari.

"MERDEKA!" Tetsuya teriak OOC.

"Kita harus punya toleransi antara satu dengan yang lainnya." Kouki pun ikut-ikutan, mana tidak nyambung lagi.

"MERDEKA!" Tetsuya teriak lagi.

Akashi senior dan Aomine senior gagal paham, sebenarnya mereka para istri itu asalnya dari mana si? Dari salah satu negara Asia Tenggara itu?

"Hancur, hancur haatiku~" Tatsuya mulai menyanyi sambil terduduk dilantai, seolah-olah dia sedang berada di video clip.

"Hancur, hancur, hancur haatiku~" Tetsuya melanjutkan sembari goyang itik, sisanya nyalain lilin lalu menaruhnya diatas piring dan mereka menari tari piring-dikasih-lilin-diatasnya.

Gerakan sama lagu tidak cocok, penari latarnya tambah tidak cocok dan lagi tidak ada kamera yang merekam mereka.

Suami stress melihatnya. Mertua sweatdrop.

"Hancur, hancur, hanncur haaatikuu, hancur, hancur, hancur hatiku~"

Selama dua jam lebih, mereka berdua duet menyanyikan lagu hancur hatiku dengan nada yang di remix sendiri dan hanya berisikan dua kata, yakni: 'Hancur' dan 'Hatiku'

Hanya dua kata itu.

Berkat dua kata tersebut, Akashi senior dan Aomine senior menangis terharu. Terharu karena tak tau apa inti dari lagu itu.

Setelah keadaan kembali normal, mereka berkumpul mendekat lagi lalu melanjutkan acara yang sempat tertunda, mereka juga menghiraukan acara pembukaan dan sambutan serta segala macam itu, pada intinya mereka langsung masuk dipuncak acara.

"Kita mulai puncak acara, karaoke." Teriakan semangat dari Kagami senior.

Karaoke ini akan dilakukan secara berkeluarga –anak, menantu, dan mertua– secara bergilir, dan akan direkam lalu nanti dari rekamannya, para penjaga bayi akan mencari siapa pemenang dari lomba kategori 'karaoke terkompak dan kekinian'

Giliran pertama adalah keluarga Akashi dan Furihata, mereka menyanyikan lagu yang pernah trend di salah satu negara Asia Tenggara , lagu terbaik yang berhasil meraih penghargaan dunia coretnerakacoret.

Yu no mi so wel dari semes.

Mereka menyanyi dengan bahagia, ya walaupun di tengah-tengah lagu ada acara ayah dan anak lempar barang sakti –gergaji mesin dan gunting merah.

Giliran kedua adalah keluarga Midorima dan Takao, mereka menyanyikan lagu berbeda dengan yang milik keluarga Akashi, tetapi lagu yang mereka juga tak kalah populernya pada saat jamannya.

Kenapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu dari smesh.

Sebenarnya keluarga mereka suaranya bagus-bagus aja, sebelum Shintarou yang tiba-tiba entah karena apa, nge-rapp ala Eminem lagi kumur-kumur di sumur, dia juga dilengkapi dengan aksesoris topi SMA–topi buat upacara waktu SMA(?)– yang dipasang miring 45 , katanya biar asoy geboy.

Setelah nge-rapp, Shintarou dilanda dehidrasi yang sangat teramat, mengakibatkan dia harus nyemplung ke kolam renang dirumah Seijurou, berenang sambil minum air.

Giliran ketiga adalah keluarga Kagami dan Tetsuya–

"LOH TETSUYA DAN OM KUROKO-NYA MANA?" Taiga dan Kagami senior terkejut saat melihat disamping kiri-kanannya kosong, alias mereka maju kedepan layar tancepnya cuma berdua.

"Kita sudah disini sedari tadi, Taiga-kun." Tetsuya muncul dengan misdirection-nya, "Iya, 1 detik setelah teman hijaumu tadi selesai bernyanyi."

Mereka semua sweatdrop. Ini anak sama bapak udah ngebet banget buat karaoke, ya.

Mereka menyanyikan lagu yang tak kalah hitz dari yang lain, ai herd yu.

Kagami senior beserta anaknya bernyanyi di bait pertama dan keadaan masih tenang-tenang aja, tetapi semua berubah setelah negara –bukan!– setelah om Kuroko dan Tetsuya menyanyikan bagian reff dengan ambruagul.

"Gel, ai nit yu ouououuu~"

"Yeshh! Gel, ai herd yu yeaaaa~~~~~~"

Entahlah gimana nadanya.

"GEL, AI LAF YU~~lalala yeyeye lalala yeyeye~"

Melihat cara mereka menyanyi membuat Akashi senior tersedak lebah karena terlalu lama coretsendiricoret cengo, Aomine senior tersedak buku dongeng milik Shota, Midorima senior tersedak ayam tetangga –dan ini yang paling ekstrim– Murasakibara senior tersedak kacang.

Dodol goreng! Ekstrim dari mananya, oi?!

Selang sepersekian detik setelah duo anak-bapak pengguna misdirection itu menyanyi, tiba-tiba entah ada apa, Gunung Fuji angkat kaki dari Jepang dan segera berlari menuju ke Selat Sunda.

"Lelah telingaku maz!"

".."

".."

".."

"Suara apa itu-ssu?"

"Mungkin suara perut Tetsuya-nanodayo."

"Pfftt–"

Lagu tergantikan, menjadi lagu dangdut.

".." Semua segera hening, siapa yang ganti lagunya?

"Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu, emange–"

"Otou-sama, tolong hentikan kegilaan anda." Pinta Seijurou dengan nada sopan tetapi penuh tekanan.

"Baiklah," Akashi senior berjalan mendekat kearah anak semata wayangnya, berdiri didepannya, "Wani piro?"

Mendengan seorang absolute Seijurou dibegitukan membuat semua yang ada disana tertawa nista.

"WAHAHAHAAHAHAHAHAAHA–"

. . . . . . .

Pada akhirnya, mereka semua mati tertusuk guntung ajaib milik Seijurou, ah tidak semua masih ada satu orang yang dihidup disitu–

"S-Sei.."

"Tak apa Kouki, aku tak akan membunuhmu, walaupun kau menertawakanku."

–Akashi Kouki masih hidup.

Kouki bergetar hebat saat Seijurou berjalan mendekat kearahnya, ia pikir ia akan dibantai seperti yang lainnya, tetapi ternyata tidak.

Ia dipeluk dengan oleh suami tercintanya.

Kouki lega. Semoga arwah teman-temannya diterima disisi-Nya.

.


17 tahun kemudian.


.

"Ayah, Ibu, aku berangkat dulu ya, udah ditunggu sama budak–eh, maksudku sahabat-sahabat tercintaku didepan."

Ucap seorang gadis dengan paras yang cantik namun hatinya dan sifatnya bak iblis, yang selalu menenteng gunting warna merahnya kemanapun itu, telah selesai memakan sarapannya.

"Mereka semua sudah menunggumu, Ueta-chan?" tanya sang ibu, eh sang ayah, eh sang ibu.

"Iya," gadis tersebut adalah Akashi Ueta, anak dari perkawinan silang raja iblis dan malaikan–salah, anak dari pasangan Seijurou dan Kouki.

"Bilang pada ayah jika diantara mereka semua ada yang berani melukaimu, sayang." Ucap Seijurou dengan berwibawa.

"Tenang saja, mereka semua tak akan yang berani melukaiku, aku kan mutlak."

Like father like son.

Ueta melangkah keluar dari ruang makan meninggalkan kedua orang tuanya yang sedang makan dengan nikmat.

"Kalian sudah siap?" tanya Ueta sembari menatap kelima sahabatnya.

Tak perlu membalas perkataan dari gadis tersebut, mereka berlima cukup menampilkan senyum miring khas masing-masing, pasti si gadis sudah tau apa jawabannya.

"Yosh, kita akan menjadi juara di Winter Cup tahun ini, lagi."

Kiseki no Sedai new version.

Tak perlu tergabung dalam orang-orang bercap Kiseki no Sedai hanya untuk meraih kemenangan, kita semua yang mau berusaha dan bertekad tentu bisa meraih kemenangan, malah mungkin kita bisa lebih unggul dari Kisedai.

.


Don't give up! There's no shame is to not stand up again!

Midorima Shitarou, Kuroko no Basuke.


.

.

.

END

.

.

.


Hai maaf, yg ini terlalu gaje untuk dijadikan chap terakhir, tapi ya gimana lagi, saya sudah lelah dengan tugas yang bejibun ini..

Maaf jika masih banyak kekurangannya, hehe..

Tetap dengan segenap hati saya mengucapkan selamat hari raya idul–salah cuy, mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya buat kalian yang mau baca fic ku ini ancur ini.

Saya merasa senang dan bahagia.

Sekian dari saya, sampai ketemu di ff lainnya ^^

Salam cantz, Kiriko Saki.