"Kita nikmati malam panas kita bersama sayang" Kata Sehun lalu mendaratkan ciumannya diceruk leher Jongin.

Jongin mengerang ketika kini Sehun menyesap kulit lehernya hingga menimbulkan warna kebiruan disana kontras sekali dengan warna kulitnya yang tan. Sehun meraba punggung Jongin dan meraba kulit punggung Jongin yang sehalus sutra tersebut. Melepas pengait bra merah darah tersebut, membuangnya sembarangan hingga bra itu tergantung diatas TV flat milik Sehun.

Sehun menciumi belahan dada Jongin, Jongin hanya bisa mengerang sambil memegang erat kepala Sehun. Sehun tersenyum lalu mengangkat Kai bagaikan koala, Sehun mencium bibir Kai sambil membawanya berjalan menuju kamar. Ciuman itu belum terlepas sampai Sehun merebahkan badann setengah telanjang Kai. Kai memeluk leher Sehun, sedangkan Sehun kini merambatkan tangannya kepaha dalam milik Kai. Memainkan pusat gairah milik Kai, mengusapnya membuat Kai mengerang disela ciuman panas mereka. Melepas kain penutup Kai yang terakhir dan membuangnya kesegala arah. Sehun melepas ciumannya lalu melihat Kai yang kini sedang terengah dibawahnya. Sehun merundukkan kepalanya lalu mencium cuping telinga Kai. Sehun melepas semua pakaian yang melekat ditubuhnya tersebut, membuat Kai sedikit merona melihat dada bidang Sehun dan kebanggaan milik Sehun yang sudah mengeras.

Sehun membuka kedua paha Kai dan memperlihatkan lubang gairah milik Kai, tanpa penetrasi Sehun memasukkan kebanggannya, Kai meringis kesakitan ketika kebanggaan milik Sehun masuk terlalu dalam menuj pusat gairahnya. Darah merembes keluar dari lubang senggama Kai, selaput dara nya sudah dirobek oleh kebanggaan Sehun. Sehun mendiamkannya sebentar melihat Kai yang masih menyesuaikannya dengan kebanggaan Sehun didalamnya. Kai mengangguk dan Sehun menggerakkannya. Perlahan hingga menjadi ganas. Kai memegang pundak Sehun sambil menyerukan nama Sehun membuat Sehun tersenyum. Kai adalah wanita pertama yang Sehun perawani, semua wanita yang pernah Sehun tiduri tidak lebih dengan pelacur dan wanita murahan. Membuat Sehun mendecak sebal ketika mengingatnya.

"Sehun" Desah Kai ketika Kai menuju puncak gairahnya, Sehun mendiamkannya sebentar memberikan jeda untuk Kai merasakan puncak gairahnya.

Setelah itu Sehun kembali menggerakkan kebanggaannya lagi, kali ini lebih brutal lebih intens. Hingga Sehun mencapai puncak dan melepaskannya didalam rahim Kai. Sehun terengah sama dengan Kai. Tanpa melaps penyatuan mereka Sehun membalik tubuh Kai hingga menungging, menuntuk kedua tangan Kai untuk memegang headbed yang ada didepannya.

Setelah siap Sehun kembali menggerakkannya lagi-dan lagi. Malam itu kamar yang biasanya dibiarkan dingin oleh Sehun kini kembali memanas karena adanya Kai disana. Desahan demi desahan keluar begitu saja dan memenuhi ruangan tersebut, bahkan pendingin ruangan tersebut tidak berguna untuk mendinginkan situasi diruangan tersebut. Malam semakin larut, Sehun tidak akan pernah berhenti karena Kai adalah candu baginya untuk malam ini.

.

.

CAN YOU STAY WITH ME ?

.

SUMMARY : Jalan hidup seorang gadis cantik –Kim kai- selalu mendapat masalah, setelah lepas dari pamannya dan sekarang dia harus rela dibeli oleh seorang pembisnis muda –Oh Sehun- lelaki dengan sejuta pesonanya terhadap wanita. Bagaimana perjalanan hidupnya dengan Oh Sehun ?

HUNKAI AND OTHER

Typo dimana-mana, saya juga seorang manusia jadi mohon dimaklumi.

SEX CONTENT (GS)

.

.

Matahari kembali bersinar dengan cerahnya, menyilaukan pandangan semua orang. Kai yang baru saja membuka matanya pun juga terkena imbasnya,mengerjapkan matanya secara alami lalu terbangun dan menyenderkan punggungnya diheadbed tersebut. Kepala menengok kesamping dan melihat punggung kokoh yang tak tertutupi selimut –karena selimut itu hanya menutupi pinggul hingga kaki- seorang Oh Sehun. menghembuskan nafasnya lalu melirik kearah jam dimeja nakas. Sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi, dia merenggangkan badannya, turun dari kasur tersebut menyentuh ubin dingin dengan kaki telanjangnya. Mengambil kemeja milik Sehun dan celana dalamnya, memakainya. Dia menatap Sehun yang masih berada dialam mimpinya.

Kai langsung mengikat rambutnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mandi. Setelahnya dia berjalan keluar kamar tersebut untuk bersih-bersih, menyiapkan peralatan kantor Sehun dan memasakan sarapan untuk Sehun dan dirinya. Hari ini adalah hari pertama dia kembali kesekolah. Setelah semuanya sudah siap, makanan sudah siap diatas meja makan. Sebelum kembali kedalam kamar Kai melihat jam yang tertempel didinding sudah hampir jam setengah tujuh pagi, setelahnya Kai berjalan menuju kamar tapi kini dia dikagetkan oleh Sehun yang sudah terbangun dan menyandarkan punggung kokoh itu di headbed sambil menghisap rokok dan melihat keponsel. Kai menunduk sambil mengambil baju-baju berserakan dilantai.

Sehun memandang Kai melalui sudut matanya, dia hanya diam. "Kau sudah menyiapkan sarapn dan keperluan kantorku ?" Tanya Sehun sambil terus mengecek sesuatu diponselnya.

Kai mengeratkan pegangannya pada tempat pakaian kotor yang dibawanya, dia menoleh kearah Sehun "Sudah master" Jawab Kai.

Sehun menaruh ponselnya dimeja nakas, mengambil bokser yang belum dipungut oleh Kai dan setelah memakainya Sehun berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Kai yang masih memunguti baju yang berserakan. Setelah melihat Sehun masuk kamar mandi Kai berjalan menuju kasur dan menarik sprei dan selimutnya untuk diganti sebelum menaruhnya dikeranjang Kai memandang bercak darah yang ada disprei berwarna putih tersebut lalu dengan cepat memasukkanya kekeranjang dan segera menggantinya dengan sprei, selimut dan seperangkatnya dengan warna merah Tua.

Merasa semua sudah selesai Kai bersiap menggunakan baju sekolahnya dan setelah mengaca dicermin –dia sudah menggunakan bb cream dan lipbalm, rambutnya dia biarkan tergerai- dan setelahnya mengambil tas dan duduk dimeja makan menunggu Sehun.

Tak berapa lama Sehun datang sambil melampirkan darinya dipundak dan jas yang berada ditangan kanan dan tas ditangan kirinya. Melihat sang master belum rapi, Kai memberanikan diri mendekati Sehun dang mengambil dasi dipundak Sehun dan memakaikan dileher Sehun. kai dengan hati-hati memasangnya dan tersenyum ketika sudah selesai. Membuat Sehun terperangah, lalu mengembalikan ekspresi wajahnya seperti biasa.

Lalu menyuruh Kai untuk secepat mungkin karena sebentar lagi mereka terlambat. Setelah selesai mereka langsung menuju kelantai dasar untuk menaiki mobil Sehun dan segera pergi kesekolah baru Kai.

.

.

Kai berjalan mengikuti kepala sekolah tersebut, setelah mengantar Kai dikator sekolah dan ternyata kepala sekolah tersebut adalah Paman Sehun jadi sangat mudah untuk Kai masuk sekolah bertaraf internasional ini. semua beres dan Sehun meninggalkan Kai dan berjanji akan menjemputnya saat pulang sekolah.

Kai masih berjalan sesekali melihat ruangan kelas yang dilaluinya melalu jendela, tak berapa lama dia berhenti disalah satu kelas 1-2. Kelas yang sangat ribut dan kacau tersebut terdiam seketika, karena kepala sekolah masuk bersama dengan Kai yang kini sudah berada disampingnya.

"Beri salam" Kata salah satu siswa disana.

"Selamat pagi, pak" Seluruh siswa membungkuk dengan sopan setelahnya mereka kembali duduk ketempat semula.

Kepala sekolah yang kini sudah berusia hampir setengah abad itu berdehem lalu memandang Kai "Anak-anak kita kedatangan murid baru, dia pindahan dari London. Silahkan perkenalkan dirimu" Kata sang kepala sekolah.

Kai berdehem "Perkenalkan nama saya Kim Kai saya pindahan dari Londonn. Mohon bantuannya" Kata Kai sambil membungkuk dan tersenyum. Membuat para lelaki disana terpana oleh senyum manis yang diberikan oleh Kai.

Setelah perkenalan itu selesai, Kai dipersilahkan untuk duduk disalah satu yang kosong. Setelah sang kepala sekolah keluar, kelas tersebut kembali ribut. Tapi ada seorang lelaki yang duduk dibangku sebelah Kai, menghiraukan apapun yang dilakukan teman sekelasnya. Dia lebih memilih tidur daripada mengikuti teman sekelasnya. Membuat Kai heran dengan lelaki itu.

.

.

Xiumin memijat kepalanya yang sedang pusing, morning sick yang keterlaluan menurut Xiumin. Dia sesekali meminum air putih hangat yang ada dimeja makan. Ziyu sudah berangkat beberapa menit yang lalu dengan bus khusus sekolah TK nya. Luhan mengernyit ketika melihat Xiumin yang masih memijat kepalanya, dia mendekati Xiumin lalu mengusap pundak sempit Xiumin. Xiumin memalingkan kepalanya lalu kaget saat melihat Luhan dibelakangnya.

"Ada yang salah sayang ?" Tanya Luhan lalu duduk disamping Xiumin.

"Biasa, hanya mual dipagi hari dan sedikit sakit kepala" Jawab Xiumin sambil tersenyum lalu memasangkan dasi milik Luhan.

Ini yang Luhan suka dari Xiumin, walaupun sakit seperti apapun dia akn tetap memperhatikan Luhan. Sering sekali dia menyakiti hati Xiumin, karena memang kebiasaannya meniduri wanita. –yang berakhir hamil dan digugurkan-. Tapi, saat dia terpuruk Xiumin akan merentangkan tangannya pada Luhan saat dia kembali. Karena Xiumin selalu bilang pada Luhan.

'aku adalah rumahmu, meskipun kau sering menyakiti hatiku, aku juga tidak akan bisa pergi darimu. Jadi, kalau kau ingin kembali, kembalilah padaku karena aku adalah rumahmu'

Kalimat yang selalu diingat Luhan, dahulu dirinya bisa seperti ini dengan Xiumin karena kebiasaan buruk yang berakhir dengan lahirnya Ziyu dan Luhan sedikit berubah –tidak selamanya berubah tapi sedikit ada perubahan bermain wanita selama satu bulan hanya bisa dihitung dengan jari- . dan karena perkataan Sehun kemarin dia jadi berpikir untuk fokus bersama Xiumin dan Ziyu yang mencoba menjadi keluarga kecil dan beberapa bulan lagi Luhan akan memiliki seorang bayi mungil lagi.

"Kau yakin" Xiumin mengangguk "Kalau begitu aku pergi kerja kalau ada apa-apa langsung telpon aku" Kata Luhan lalu mengelus perut yang masih rata milik Xiumin dan menciumnya setelahnya dia mencium bibir Xiumin sekilas.

Dengan ciuman, pagi itu Luhan meninggalkan Xiumin dan pergi kekantornya. Kembali dengan tetek bengek yang berada dikantor.

.

.

Kai lagi-lagi memperhatikan seorang laki-laki yang duduk disebelah bangkunya didalam kelas. Laki-laki itu hanya diam dan menampilkan wajah datarnya –mengingatkannya pada Sehun karena wajahnya yang mirip menurut Kai-. Saat ini Kai berada diatas atap bersama teman barunya –Im Yoona- yang sedang memakan bekal makan siangnya. Diujug sana laki-laki yang dilihat Kai kini sedang merokok dan menghiraukan kehadiran Kai dan Yoona disana.

"Kau suka Mingook ?" Kata Yoona langsung

Kai tersedak saat Yoona tiba-tiba berbicara mengenai laki-laki itu yang bernama Oh Mingook. Melihat Kai yang tersedak Yoona langsung menyodorkan botol yang berisi air putih dan Kai langsung meminumnya.

"Tidak, aku hanya penasaran dengan dia kenapa dia sangat Dingin" Kata Kai sambil meminum air putihnya.

"Namanya Oh Mingook, dia memang seperti itu. orang yang introvert" Kata Yoona sambil memandang Kai dengan suara lirihnya.

"Kau tau semua ceritanya si Mingook itu ?" Tanya Kai setelah meminum air putihnya lagi.

"Eum aku tau semuanya, dan aku bisa menceritakannya padamu" Kata Yoona sambil memandang Kai.

Kai mengangguk, Yoona langsung menaruh sumpitnya ketika dia melihat Mingook yang kini sudah berdiri dan pergi yang sebelumnya membuang puntung rokoknya yang tinggal sedikit tersebut.

"Kau tahu usianya masih belum genap berusia 12 tahun tapi karena kepintaran IQ yang hampir mencapai 200 dia langsung masuk SHS. Dia adalah cucu dari pemilik sekolah ini dan kepala sekolah ini adalah kakeknya yaitu adik dari ibu neneknya. Dia sangat susah memiliki teman, dia orang yang introvert. Tapi jangan salah dia memang tampan dan aku dengar sampai saat ini tidak ada yang tahu siapa ayah dan ibunya. Tidak ada yang ingin berbicara mengenai kedua orangtuanya. Tapi, banyak juga yang bilang dia adalah anak dari Oh Sehun itu pembisnis muda yang sudah terkenal hingga benua Amerika. Tapi, mengenai itu tidak ada yang bisa membuktikannya kalau itu memang benar anaknya atau bukan. Orang-orang hanya berpatokan pada kemiripan wajah mereka berdua. Dia selalu membuat onar apalagi kalau ada orang yang mengatainya 'Anak Haram' dia tidak akan segan segan memukul orang itu perempuan ataupun laki-laki, kalau dihitung baru tiga bulan kami sekolah dia hampir 10 kali masuk ruang konseling. Dan satu lagi jangan dekati dia, kalau kau berani mendekatinya kau akan hancur"

Kai mengangguk lalu kembali memasukkan potongan kimbap kemulutnya. Kalau melalui kemiripan memang benar Mingook sangat mirip dengan Sehun. Tapi Kai tidak ingin mempersalahkannya, yang pasti dia tahu sedikit mengenai seorang teman laki-lakinya yang berada dikelas tersebut.

.

.

BRAKKK...

Kelas 1-2 tersebut kini terlihat sedikit terhambur oleh meja dan kursi yang berserakan. Mingook kini memegang kerah baju salah satu teman sekelasnya.

"Sudah Kubilang jangan ikut campur" Kata Mingook dengan suara dinginnya.

Semua siswa yang ada disana hanya menyaksikan, takut untuk ikut campur. Laki-laki itu mendecih didepan Mingook.

"Memang itu yang terjadi Bocah, seharusnya kau tidak disini anak H-A-R-A-M" Kata laki-laki itu, membuat kemaran Mingook sampai keubun-ubun. Tanpa peringatan Mingook langsung menampar wajah laki-laki tersebut. Sedangkan yang ditampar hanya diam saat pukulan demi pukulan yang ditujukkan untuknya dari Mingook tanpa dia tepis.

Siswa yang berada dikelas hanya terdiam hingga Kai dan Yoona masuk kelas, mereka terdiam melihat perkelahian tersebut.

"Sudah kubilang jangan dekati Mingook kan" Kata Yoona dengan suara lirih yang pastinya hanya didengar oleh Kai.

Kai hanya diam tanpa menanggapi perkataan Yoona, disana Mingook masih terus memukuli seseorang dibawahnya tanpa ada yang menghentikannya hingga datang seorang teman sekelasnya membawa wali kelas mereka.

"Mingook dan Jonghoon ikut Ibu kekantor, ada yang harus kalian jelaskan. Dan yang lain untuk sementara buka buku biologi kalian buka halan 107 dan kerjakan soalnya dengan teman sebangku" Kata Sang ibu guru lalu menggiring Mingook dan Jonghoon untuk kekantor.

Mendengar perintah itu semua murid langsung mengerjakan apa yang sang wali kelas suruh dan kelas itu menjadi hening.

.

.

Sehun menyenderkan badannya disenderan kursinya, memejamkan matanya sebentar. Tapi kembali pintu kator tersebut terbuka menampakkan seorang remaja laki-laki yang langsung masuk ruangan Sehun tanpa permisi. Seragamnya pun tidak rapi dan ditangan kirinya kini terdapat sepuntung rokok yang sedang menyala dan tinggal setengah tersebut. Dia langsung merebahkan badannya disofa panjang yang disediakan Sehun diruangannya dan langsung mengisap rokok tersebut.

Sehun yang melihat itu hany menghembuskan nafasnya lelah, anaknya ini sangat susah diatur padahal usianya masih belum genap 12 tahun tapi sifatnya dan kelakuannya terlalu dewasa. Lelaki remaja itu menyerahkan amplop putih tersebut kearah Sehun, Sehun membukanya dan kembali memijat pelipisnya lagi.

"Appa tidak bisa datang, biar nenekmu saja yang datang" Kata Sehun sambil menaruh surat panggilan orangtua –yang entah sudah keberapa kali padahal anaknya itu baru masuk kesekolah 3 bulan yang lalu- dan memandang remaja laki-laki itu yang kini masih menghisap rokoknya tanpa memandang Sehun sang ayah.

Remaja laki-laki itu membuang puntung rokoknya dan memandang sinis kepada Sehun "Sudah kuduga percuma aku datang kesini. Bahkan aku merasa aku tak memiliki Ayah" Kata remaja laki-laki itu sambil berdecih.

"Jaga ucapanmu Oh Mingook" Teriak Sehun murka sambil memandang Oh Mingook sang anak dengan wajah memerah marahnya. Nafasnya tersengal. Sedangkan Mingook hanya menatap Sehun dengan meremehkannya.

"Benar kan, kau Ayahku tapi kau tidak pernah ingin dunia tahu bahwa aku adalah anakmu." Kata Mingook juga sambil berteriak didepan Sehun.

Sehun semakin menatap nanar dan marah kearah anak tunggalnya ini "Pulanglah, Appa sedang tidak ingin berdebat hari ini dan tunjukkan surat ini pada nenekmu" Kata Sehun lalu menyuruh Mingook keluar. Mingook keluar tanpa melihat lagi sang ayah yang kini menundukkan kepalanya sambil memijat pelipisnya.

"Andai saja kau masih hidup sayang, tidak mungkin Mingook seperti ini"

.

.

.

Kai baru saja pulang, tadi dia ditepon Sehun bahwa dia tidak bisa menjemput dan langsung menyuruhnya memasak untuk makan malam. Dia membenarkan rambutnya yang kini terlepas dari jepitan rambutnya dan kembali memasak.

Pintu apartementnya terbuka, menampakkan Sehun dengan wajah lelahnya yang kini langsung merebahkan badannya disofa diruang tamu. Kai yang melihat itu langsung mendatangi Sehun dan mengambil Tas dan Jas yang sudah dilepas Sehun untuk ditaruh digantungan baju didalam kamar. Kai tak berani untuk bertanya, dia tahu disini dia adalah budak Oh Sehun. jadi dia tidak berhak mengetahui apa yang terjadi dengan Sehun. setelah itu, dia kembali menuju dapur untuk mempersiapkan makan malam untuk dirinya dan sang Tuan 'Sehun'.

"Tuan makan malamnya sudah siap" Kata Sehun sambil menundukkan kepalanya. Sehun mendongak menatap Kai lalu berdiri dan berjalan menuju dapur –meja makan ada didapur- meninggalkan Kai yang kini berjalan dibelakangnya. Sehun duduk tanpa melihat Kai yang kini sedang mengambilkan nasi dimangkuk sehun, Kai semakin bingung dengan tuannya ini ada apa yang terjadi dia ingin tahu tapi dia takut untuk menanyakannya.

Makan malam itu ditutup dengan Sehun yang tidak menghabiskan makan malamnya karena ada sebuah telpon yang harus Sehun angkat.

"Aku tidak bisa datang"Kata Sehun sambil menatap jalanan Seoul yang ramai dari kaca jendela besar yang berada diruang tamu.

"Untuk kali ini saja Sehun ibu Mohon" Kata sang ibu yang berada diseberang telepon.

"Bilang pada paman bahwa urusan ini selesai tanpa kedatangan wali siswa ibu. Sekolah itu juga milik ibu" Kata Sehun yang kini menyandarkan badannya di Kaca tersebut sambil melihat Kai yang kini sedang membereskan bekas-bekas mereka makan malam.

"Ibu tidak bisa Sehun, kau tahu pamanmu itu berbeda dan kali inu wali kelasnya juga berbeda. Satu kali saja" Kata ibunya lagi sambil memelas.

"Kenapa ibu tidak memecat guru tersebut dan ganti yang baru dan masalah paman ayolah bu pasti bisa" Kata Sehun lagi.

"Tidak bisa Sehun, kau harus datang" Kata Ibunya final.

Sehun menghela nafas "Tidak, aku bilang tidak. Ibu saja yang datang" Jawabnya lalu menutup telponnya. Dan mendengus marah. Tanpa melihat kebingungan diwajah Kai yang kini sedang membereskan meja makan, Sehun langsung masuk kedalam tapi ada kalimat Sehun yang harus dituruti setelah ini.

"Hei budak, habis ini layani aku. Jangan lama atau kau tau akibatnya" Kata Sehun lalu benar-benar meninggalkan Kai yang membeku disana.

.

.

Malam itu kembali menjadi malam panas bagi Kai dan Sehun, hingga jam menunjukkan pukul satu dini hari Sehun masih bergerak diatas Kai tanpa lelah sudah tiga jam mereka melakukan itu tapi tidak ada kata lelah untuk Sehun tapi beda dengan Kai. Sedari tadi dia sudah merasa lelah tapi apa dayanya, dia harus melayani tuannya hingga puas. Kembali hujaman itu diberikan oleh Sehun pada titik terdalam milik Kai membuat wanita muda idu kembali melenguh dengan rasa nikmat yang tersiksa.

"Bagaimana rasanya eoh" Kata Sehun dengan terus menumbuk titik terdalam Kai dengan suara terengahnya.

"Nyaman master" Dengan susah payah Kai menjawabnya, sang Master kembali menghujami tumbukan tersebut dititik terdalamnya saat mendengar jawab Kai.

Sehun memiringkan senyumnya saat Kai kembali pada puncaknya entah yang keberapa kalinya. Kai terengah dibawahnya saat menikmati saat dirinya dipuncak. Kembali Sehun dengan brutaknya menumbuk titik termanis Kai, membuat Kai menikmati masa kenyamanannya kembali tersentak. Sehun belum sampai puncaknya saat ini. tumbukan demi tumbukan keras kembali diterima Kai, Sehun terengah diatasnya sebentar lagi Sehun akan sampai pada puncaknya dengan semakin brutalnya dia menumbuk titik termanis Kai.

Benih Sehun memancar didalam rahim Kai, panas yang dirasakan Kai didalam rahimnya. Sehun ambruk diatasnya dengan nafas yang memburu sama halnya dengan Kai. Hingga Sehun terlelap dengan setengah badan atasnya yang menindih badan Kai. Kepala Sehun kin berada diceruk leher Kai. Kai hanya diam, menatap langit-langit kamar. Dengan keberanian dia mengelus surai hitam halus milik Sehun, tersenyum getir saat mengingat cara bagaimana dirinya berada disini bersama Sehun. Dengan hembusan nafas beratnya, Kai menutup matanya mencoba terlelap meskipun rasa sakit akan selalu menerpanya. Menyongsong hari esok, walaupun tidak akan pernah berubah.

.

.

Mingook berjalan tanpa arah kini, menendang botol kaleng bekas dijalanan. Dia menghembuskan nafasnya dengan berat. Jalanan Seoul belum sepi walaupun sudah menunjukkan jam dua dinihari. Melihat kearah depan, dia begitu lelah dengan kehidupannya. Memiliki seorang ayah tapi tidak berguna baginya, hanya memiliki nenek dan kakek yang penuh dengan kekangan. Dia ingin bebas layaknya anak-anak seusianya, usianya belum genap dua belas tahun tapi ujian hidupnya begitu berat. Dia memang terlahir tanpa ibu –Ibunya meninggal sesaat setelah melahirkannya- memiliki ayah yang hanya mementingkan pekerjaan dan hasratnya yang besar –Dengan meniduri wanita sana-sini- .

Besok neneknya akan datang kembali kesekolah untuk menemui guru BP, walaupun neneknya adalah pemilik sekolah itu tapi neneknya akan menindak tegas dirinya kalau mendapat masalah seperti tadi siang karena mulut tak berpendidikan Jonghoon dia kembali masuk BP –entah yang keberapa kali-.

Dia melangkahkan kakinya hingga dia berhenti didepan gedung apartement mewah. Dia kembali berjalan masuk kedalam gedung apartement mewah itu. masuk kedalam lift dan menekan tombol untuk kelantai atas. Hingga dia sampai didepan apartement tersebut, menekan tombol dengan password yang dia ketahui hingga pintu itu terbuka.

Lampu diruang tengah dan lainnya semua mati, tapi berbeda dengan kamar utama diapartement tersebut. Katika dia ingin mengetuk pintu kamar tersebut langsung terdiam saat mendengar desahan yang ada didalam sana.

"Bagaimana rasanya eoh"

"Nyaman master"

Dia mendecih "Sudah kuduga, percuma aku kesini dengan niat baikku. Dasar ayah yang tak berguna" Katanya lalu meninggalkan aprtement itu dengan wajah memerah marah. Hatnya dongkol saat ini.

"Seharusnya aku ikut dengan Ibu kalau memang begini jadinya"

.

.

Kai berjalan dengan lunglai hari ini menuju sekolahnya. Dua bulan sudah dirinya tinggal bersama Sehun dan sekolah di sekolah yang kabarnya milik nenek Mingook itu. dan hampir dua bulan dia melihat Mingook penuh selidik dan penuh dengan rasa penasaran. Bahkan dalam dua bulan tersebut Mingook sudah tidak terhitung berapa kali Mingook memukuli laki-laki bernama Jonghoon itu karena perkara yang sama.

Kai bahkan tadi hany diam saat Sehun mencium bibirnya saat turun dari mobil, entah kenapa hari ini dirinya tidak enak badan. Hingga dia sampai didalam kelas dan langsung mendudukkan dirinya dibangku. Yoona yang berda disebelahnya bingung dengan sikap Kai hari ini. dia masih melihat Kai yang kini sedang merebahkan kepalanya diatas lipatan tangannya.

"Hei, apa yang terjadi denganmu Beruang pemalas ?" Tanya Yoona dengan panggilan buatan Yoona.

"Ishhh, sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu" Jawab Kai dengan masih menelungkupkan kepalanya. "Hanya sedikit sakit kepala" Tambahnya lagi.

Yoona mengangguk mengerti lalu embali kekegiatan awalnya, menjadi fangirl seorang pengusaha kaya –Oh Sehun- . Dia mengatakan bahwa suatu hari dia ingin memiliki suami seperti Sehun, sudah pintar , tampan dan kaya pula. –itu pemikiran Yoona tapi memang kenyataannya begitu.

"Oh ya Kai, aku baru saja baca sebuah artikel bahwa Oh Sehun beberapa bulan lalu membeli seorang wanita muda dan dijadikannya budak sex oleh Sehun. Kau tahu siapa wanita itu ?" Kai langsung mengangkat kepalanya, jantungnya langsung berdebar tak karuan.

Disampingnya, Yoona sedang menunggu jawabannya. "Mana ku tahu" Jawab Kai dengan cuek –maafkan aku- .

Yoona tersenyum "Oh iya, kaukan pasti tidak tahu yang seperti itu" Jawab Yoona akhirnya dan kembali menatap ponselnya.

Kai bernafas lega lalu kembal menelungkupkan kepalanya. Baru saja dia mencoba untuk memejamkan matanya mencoba menghilangkan sakit kepalanya pintu belakang kelas tersebut terbuka dengan paksa menampilkan sosok berandalan kecil –itu menurut Kai dan Yoona karena usianya yang masih sangat muda- masuk dengan wajah datarnya dan tas yang berada dipunggungnya dan jangan tanya bagaimana bentuk pakaiannya. Sangat berantakan.

Kai kembali menelungkupkan kepalanya dilipatan tangannya, sedangkan Yoona kembali kekegiatan awal –Menstalker berbagai SNS milik Sehun- .

Mingook berjalan masuk dan sambil menatap Kai, dia menaruh tasnya dan sebelum duduk dia melempar coklat dan mengenai tangan Kai. Sebelum Kai menyadarinya Mingook duduk dan langsung menelungkupkan tangannya dan merebahkan kepalanya.

Kai mengerang saat tangannya terasa sakit, dia tertegun saat sebuah coklat dan Note kecil berada diatas mejanya. Dia memandang Yoona "Yoona-ya kau tau ini milik siapa ?" Tanya Kai.

Yoona menatap Kai dan coklatnya bergantian "Tidak tahu, coba kau lihat dinote kecil itu" Kata Yoona lalu kembali menatap Ponselnya lag.

Kai mendengus lalu mengambil note kecil berwarna pink berbentuk hati tersebut dan membacanya.

'setelah pulang sekolah datanglah ke taman belakang sekolah'

Hanya itu, dan semakin membuat Kai bingung lagi. Saat ingin bertanya lagi pada Yoona bel masuk telah berbunyi dan guru sudah mulai bermasukan. Kai jadi urung bertanya, dia bingung haruskah dia datang ? tapi kalau tidak, dia kan semakin pensaran siapa yang telah memberikannya coklat. Ini sudah satu bulan terakhir seseorang selalu memberikannya coklat didalam loker nya tapi tanpa note, kali ini malah orang itu lebih berani dan mengajaknya bertemu. Sepertinya Kai harus bertemu dengannya agar tidak merasa penasaran.

.

.

.

.

TBC

Maaf terlalu lama saya tidak update ff mungkin sudah satu bulan lebih, karena terbentur bulan puasa dan ngestuck banget sama hampir semua ff saya dan akhirnya setelah satu bulan saya bisa membuat kembali ini ff. Sungguh kalau sudah kena stuck emang bener bener susah.

Di cerita ini saya mulai buka sedikit kisah hidup Sehun, oh iya dan untuk mengingat 'EVENT HUNKAI IN LUV' akan berkhir 15 agustus. Jadi buat ff yang berchapter segera di selesaikan ya.

Saya ingin curhat sedikit, ada yang bisa kasih saya saran agar saya berhenti menyakiti diri saya sendiri saat sedang strees dan marah. Sungguh ini menyakitkan tapi tidak bisa saya hilangkan. Bahkan untuk jaga-jaga ibu saya selalu membeli pembalut luka satu pack tiap minggunya. Kalau ada yang bisa tolong bantu saya lewat PM atau Inbox di FB saya 'Vieta Ramadhani' dan saya juga sangat butuh tempat curhat.

Oh iya tolong banyakin review ya agar saya gk stuck sama ff nya