Because it's not a reason

By. Hikari Hyun Arisawa

.

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto.

Rated : M

Genre : Hurt/comfort, Romance

Summary : Disaat Sasuke merasa Sakura dan Sarada dalam bahaya, ia mengirimkan Itachi dengan tubuh Edo Tensei untuk melindungi mereka. Bagaimana jika Itachi merasa ada yang salah dalam rumah tangga adiknya? Canon, Read and review~

.

.

a/n : Sarada disini masih 8 tahun ya, kalau yang di gaiden kan sekitar12 tahun. Aku disini bikin Sarada udah masuk akademi tapi belum jadi genin.

.

Chapter 2

Sakura masuk ke dalam ruangan Hokage dengan perasaan gugup. Ia masih ingat semalam Naruto menyuruhnya datang pagi-pagi untuk menemuinya. Orang yang dikirim Sasuke datang hari ini.

Dengan rasa penasaran, mata emerald milik wanita itu mencari-cari sosok yang hadir di situ selain Naruto. Ia hanya melihat Shikamaru.

'Apa orang itu belum datang?' pikir Sakura dalam hati.

"Tepat waktu sekali, Sakura-chan. Dia baru saja datang," ucap Naruto sambil meletakan gulungan kertas yang sempat ia baca sebelum Sakura datang. Gulungan yang berisi penjelasan mengenai teknik Edo Tensei.

"Lalu dimana dia?" tanya Sakura.

"Di belakangmu." Kali ini Shikamaru yang menjawabnya.

Sakura menutup matanya sesaat. Dalam hati ia berdoa agar bukan Orochimaru yang datang untuk menjaga Sarada. Ia masih saja berpikir bahwa orang itu Orochimaru atau bahkan makhluk hasil eksperimennya.

Wanita itu berharap suaminya 'lah yang datang. Bukan orang lain. Ia begitu merindukan Sasuke sampai ia pernah beberapa kali berpikiran untuk membawa Sarada pergi untuk menemui ayahnya.

Mendengar langkah seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruang Hokage, ia membuka matanya. Ia berbalik dan menemukan sepasang mata onyx menatapnya. Sakura sedikit menahan nafas. Perutnya tiba-tiba memanas melihat seseorang yang sama sekali tidak terlintas di benaknya saat menebak beberapa nama.

"Itachi Uchiha... bagaimana bisa? B-bukankah Sasuke-"

"Sasuke menggunakan Edo Tensei pada Itachi. Tapi ini berbeda dengan jurus Edo Tensei yang digunakan Kabuto dulu," kata Naruto yang memotong kalimat Sakura.

"Edo Tensei?" Sakura menatap tubuh Itachi dari bawah hingga ke atas. Ia tidak merasa tubuh itu seperti Edo Tensei pada umumnya. Dan ketika ia menatap mata onyx Itachi yang masih saja menatap Sakura dengan tatapan tajam, wanita itu sekali lagi menahan nafas sejenak. Jantungnya berdegup lebih cepat. Ia hampir saja merasa bahwa Sasuke 'lah yang sedang menatapnya.

"Mata itu... bukan seperti mata Edo Tensei," ucap Sakura sambil memberanikan diri untuk balas menatap orang yang bisa dibilang sebagai kakak iparnya itu.

Tatapan yang berbeda meski dari mata onyx yang hampir sama. Kali ini ia bisa membedakan tatapan itu. Tatapan Itachi lebih lembut dari Sasuke.

"Biar Shikamaru saja yang menjelaskan. Aku juga tidak begitu paham dengan hal itu. Hehehe," Naruto menunjukan cengiran khas-nya sambil menggaruk tengkuknya.

Sakura hanya menggeleng-gelengkan kepala mendengar perkataan Naruto. Mantan rekan satu tim nya itu tidak berubah. Masih saja tidak bisa menjelaskan hal yang menurutnya rumit.

"Dari beberapa hal yang sudah aku diskusikan dengan Uchiha Itachi sebelum kau datang. Aku menarik beberapa kesimpulan. Sasuke tidak hanya menggunakan jurus Edo Tensei untuk membangkitkan Itachi. Ia menggunakan Gedo Rinne Tensei yang digabung dengan Edo Tensei. Kelebihan dari penggabungan dua jurus itu adalah sebuah penyatuan jiwa yang jauh lebih kuat," jelas Shikamaru.

Sakura memiringkan sedikit kepalanya. Ia menatap bingung pada Shikamaru. Kemudian ia kembali bertanya, "Penyatuan jiwa seperti apa yang kau maksud?"

Seperti yang kita tahu, Sasuke memiliki Rinnegan. Tidaklah aneh jika ia bisa menggunakan jurus itu. Gedo Rinne Tensei adalah teknik yang dapat menghidupkan orang-orang yang telah meninggal, khususnya menghidupkan orang yang sudah dibunuh oleh pengguna jurus itu sendiri. Teknik yang sama seperti yang dilakukan oleh Nagato saat menghidupkan penduduk Konoha yang telah ia bunuh.

Tapi bukankah setelah menggunakan Rinne Tensei, chakra yang dikeluarkan terlalu banyak dan penggunanya bisa mati? Atau akan menjadi tidak bisa bergerak seperti yang terjadi pada Obito dulu?

"Seperti yang telah aku katakan. Gabungan jurus Edo Tensei dan Rinne Tensei membuat penyatuan jiwa yang lebih kuat. Contohnya seperti ini." Setelah menjelaskan, Shikamaru memberikan sebuah kunai pada Itachi.

Itachi yang mengerti apa yang dimaksud oleh Shikamaru pun menerima kunai tersebut. Ia menggunakan kunai itu untuk menusuk telapak tangannya sendiri.

.

.

Darah.

Mata Sakura melebar melihat darah keluar dari tangan Itachi.

'Bagaimana bisa? Jika memang Itachi kembali hidup dan Sasuke-kun menggunakan Rinne Tensei, lalu bagaimana keadaan Sasuke-kun saat ini? Tidak, dia tidak mungkin...'

"Sudah ku duga penyatuannya akan lebih sempurna. Seperti yang kita tahu, tubuh yang di-Edo Tensei tidak akan bisa terluka seperti itu. Dengan kata lain, perbedaan paling signifikan yang bisa disimpulkan dengan penggabungan dua jurus itu adalah... Itachi Uchiha hidup kembali."

"T-tunggu? Jika benar Sasuke-kun menggunakan teknik Rinne Tensei, lalu saat ini... saat ini bagaimana keadaannya? Itachi-san, aku mohon beritahu aku apa yang telah terjadi," nafas Sakura sesak setelah mengatakan kalimat itu. Ia begitu khawatir pada keadaan suaminya. Ia benar-benar takut terjadi sesuatu yang buruk pada suaminya.

Sakura terdiam sesaat. Mata emerald-nya berkaca-kaca. Ia begitu khawatir pada Sasuke sampai tidak bisa menyembunyikan emosinya di depan semua orang. Ia kembali menatap Itachi yang masih terdiam sejak tadi. Tangan pria itu masih terluka akibat kunai yang ia tancapkan sendiri.

Perlahan, Sakura mendekat ke arah Itachi. Instingnya sebagai ninja medis pun membuat dia ingin menyembuhkannya. Ia mengalirkan chakra berwarna hijau pada daerah di sekitar luka Itachi. Secara mengejutkan dalam beberapa detik, luka itu hilang tak berbekas. Penyembuhan yang lebih cepat dari manusia pada umumnya.

Itachi kembali hidup dengan jurus Rinne Tensei dan memiliki penyembuhan serta chakra tak terbatas karena Edo Tensei. Sasuke... sebenarnya apa yang telah ia lakukan?

.

.

.

"Sasuke baik-baik saja," ucap Itachi yang langsung membuat lutut Sakura terasa lemas.

Wanita itu bersyukur suaminya masih hidup. Namun, entah mengapa ada suatu perasaan yang masih mengganjal di benaknya. Benarkah Sasuke baik-baik saja seperti yang dikatakan Itachi?

Entah mengapa Sakura merasa Itachi tidak sepenuhnya berkata jujur mengenai keadaan Sasuke saat ini.

.

.

.

.

Sarada berlari-lari kecil menuju ke rumahnya. Ia baru saja pulang dari akademi. Sudah seharian ia melihat tingkah laku Bolt yang menurutnya konyol. Ia ingin cepat-cepat bertemu dengan ibunya untuk menanyakan beberapa hal mengenai anak laki-laki.

Dengan cepat Sarada membuka pintu rumahnya. "Mama," ia memanggil ibunya. Sarada ingat kata-kata ibunya tadi pagi, 'Mama akan berada di rumah saat kau pulang dari akademi.'

Bukannya melihat ibunya, Sarada malah dikejutkan dengan sosok pria yang berada di dalam rumahnya. Pria yang sedang duduk di meja makannya.

Pandangan mereka bertemu. Kedua mata onyx itu saling bertatapan. Sejenak Sarada berpikir pernah melihat wajah itu. Ia mengenali wajah itu.

"Kau... papaku?"

.

.

.

.

Mata Itachi sedikit melebar mendengar seorang gadis kecil bertanya apakah ia ayahnya.

"Kau pasti Sarada ya?" tanya Itachi sambil memperhatikan gadis kecil yang bisa disebut keponakannya itu.

Sarada hanya terdiam. Ia mengamati Itachi dengan pandangan bingung. Gadis kecil berkacamata itu penasaran dengan pria di depannya.

"Sarada? Kau sudah pulang. Bagaimana di akademi tadi? Apa Bolt membuat ulah lagi?" Sakura bertanya sambil membawa sebuah mangkuk berisi sup ikan hangat untuk Itachi.

"Apa dia papaku?" tanya Sadara pada ibunya.

Sadara memang selalu blak-blakan jika bertanya. Ia tidak suka basa-basi. Persis sekali dengan ayahnya.

Sakura tersenyum kecil. Setelah ia menaruh mangkuk itu di meja dekat Itachi. Ia menatap Sarada dengan tatapan sendu.

"Bukan, sayang. Papamu masih belum bisa menemuimu. Ini paman Itachi. Kau ingat?"

Sarada terlihat kebingungan. "Paman Itachi? Bukan 'kah mama sering mengajakku untuk mengunjugi ma-?"

"Ah! Itu..." kini Sakura yang terlihat kebingungan menjawabnya. Ia hanya berusaha cepat-cepat memotong kalimat Sarada, sebelum putrinya itu mengatakan kata 'makam' di depan Itachi. Itu sangat tidak enak untuk di dengar.

"Apa yang kau bawa?" tanya Itachi pada Sarada. Ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ini... b-bukan apa-apa!" terlihat semburat merah di pipi Sarada. Ia semakin mengeratkan genggamannya pada sebuah kertas.

Melihat tingkah putrinya yang terlihat malu-malu, Sakura menyeringai. Ia menatap jahil pada Sadara.

"Apapun itu, mama yakin ada hubungannya dengan Bolt," tebak Sakura.

"Eh?" Sarada menatap Sakura dengan pandangan terkejut. "Kenapa mama bisa tahu?"

Sakura tertawa kecil melihat tingkah putri kecilnya. Ia mengajak Sarada untuk duduk di sebelah Itachi dan sekali lagi Sakura tersenyum jahil.

"Jadi? Apa yang bolt lakukan hari ini?" tanya Sakura yang kini duduk di hadapan Sarada. Mereka masih berada di meja makan. Wanita berambut merah muda itu sedikit melirik Itachi yang sedang menikmati sup ikan buatannya. Meski kakak iparnya itu terlihat diam dan tidak peduli, Sakura sangat tahu bahwa Itachi memperhatikan ia dan Sarada.

"Bolt hari ini sangat menyebalkan! Dia memberiku ini," Sarada memberikan kertas yang sejak tadi digenggamnya pada Sakura. Kembali, semburat merah menghiasi pipinya.

Sakura yang penasaran dengan kertas itu pun akhirnya mencoba mengamati apa yang tertulis di sana.

Perlahan ia membacanya. Mata emerald-nya sedikit melebar melihat dua kata yang tertulis di kertas itu.

Sekali lagi Sakura melirik Itachi. Itachi sedang menatapnya!

Ia sedikit terkejut melihat tatapan Itachi yang seperti pernasaran dengan apa isi kertas yang dibawa oleh Sarada.

"Sarada Cantik." Sakura membacanya sedikit keras agar Itachi mendengarnya.

"Mama! Botl menyebalkan! Dia memberiku itu. Dia... dia begitu bodoh! Aku kesal dengannya! Pokoknya dia menyebalkan!" Sarada terlihat kesal meski semburat merah masih menghiasi pipinya.

Sakura tertawa mendengar tingkah lucu Sarada. Sudah lama ia selalu seperti ini. Sarada 'lah yang selalu membuatnya kembali tersenyum. Serumit apapun situasi yang ia hadapi. Serindu apapun perasaannya saat mengingat Sasuke, hanya dengan melihat Sarada, rasanya semua bebannya berkurang.

Itachi yang berada di ruangan itu bersama mereka, menatap Sakura dan Sarada dengan senyum tipis di wajahnya. Sudah sangat lama ia ingin kembali merasakan suasana rumah yang hangat seperti ini. Rumah yang dihiasi dengan lambang klan Uchiha. Seorang isteri dan anak. Sungguh Sasuke memiliki kehidupan yang lebih baik dari dirinya dulu. Melihat semua ini mau tidak mau ia merasa lega karena Sasuke dapat hidup dengan baik setelah kepergiannya.

.

.

.

TBC

.

a/n : Kenapa pendek? Karena aku masih bingung, menurut kalian enaknya dibikin ada ItaSaku-nya dikit apa ga usah? Terus menurut kalian, disini Sakura manggil Itachi pake apa ya? Review please~

.

.

Makasih banget yang kemarin review dan yang kirim PM juga. Buat yang pada nanya 'wife in your life' beneran deh aku kaget masih ada yang inget fic itu. Terimakasih yang udah setia sama fic itu, akan diusahakan update final chapter secepatnya. Thankyou :D

.

.

.

.

.

Review please~