~KrisYeolGalaxySHHRN~

KrisYeol

"Nae Appeun Sarang Chap.4"

.

Cinta?Hanya omong kosong orang-orang bodoh

Membiarkanmu terbang dan terjatuh

Itulah cinta..dimana kau tidak dapat menebak ujungnya…

Akhirnya kau harus terluka… karena cinta

Kenapa harus memiliki cinta?

Kalau pada akhirnya kau tahu akan terluka?

.

Hyunni present~

.

Don't like? Just go back!

.

It's CrackPair

.

BoysLove

.

Rated M

.

Rawan Balita!

.

KrisYeol

.

.

Maksa baca walaupun gk suka chara disini?

Klo review jaga bahasanya! Sy juga manusia!

.

KrisYeol shipper juga manusia!

.

Preview Chapter

Chanyeol sudah berada di atap sekolah itu setelah perjuanganya untuk bertanya-tanya kepada murid yang lewat mengingat ia siswa baru disini. Chanyeol menengokkan kepalanya berusaha mencari seseorang yang mengiriminya pesan singkat.

Chanyeol mengernyit mendapati seorang pria tinggi berambut pirang dengan setelan jas yang sangat cocok dikenakanya. Chanyeol menghampiri pria itu. Apa mungkin dia yang mengiriminya pesan singkat? Chanyeol memilih menghampirinya dan bertanya kepadanya.

"permisi! Apakah anda yang mengirim-"

Chanyeol terkejut saat mendapati pria itu berbalik menatapnya sambil memberikan senyum miringnya. Jantungnya berdegup kencang dan kupu-kupu bertebangan di perutnya dengan brutal. Pria itu melangkah mendekati Chanyeol yang masih mematung dengan apa yang terjadi.

"apa kabar sayang?"

NAS. Chapter 4

Sorry For Typo(S) *bbuing*

Angin siang berhembus lembut dan pelan seakan menggiring nyawa Chanyeol yang seakan hilang dan terbang entah kemana. Namja pirang didepanya seakan mengabaikan keadaan kacau yang Chanyeol alami.

"K-kris" Chanyeol menyebut nama itu- yeah, ia berhasil menyebutnya melupakan fakta bahwa ia sedang membangun benteng penghalang untuk namja didepanya itu yang menghilang dan mengabaikan Chanyeol.

Seperti mimpi namja itu kembali dan dengan perlahan menjatuhkan setiap benteng yang melindungi Chanyeol. Seperti dipaksa menukik dan jatuh, hati dalam Chanyeol berteriak nyaring, tidak menginginkan Chanyeol yang seperti ini "disentuh-dibuang? Menjijikkan" Chanyeol menutup fakta itu dengan sempurna dari raut wajahnya. Ia cukup mengerti jika dirinya memang menjijikan setelah apa yang namja pira itu lakukan padanya. Menyentuh dan membuang? Apalagi yang lebih buruk dari itu?

Perlahan, seperti sebuah paksaan Chanyeol menyeret langkah kaki panjangnya melangkah tanpa sadar. Ia bahkan mengabaikan benteng pesakitanya.

Ia sudah berbelok dari jalur jadi untuk apa membuat benteng yang nantinya Chanyeol tebas dengan pedang darahnya sendiri? Ia cukup berjalankan? Dan setelah itu Chanyeol yakin ia bisa menjatuhkan Kris kedalam hatinya yang dalam.

Dan benar saja, kaki panjangnya memaksa untuk menghampiri namja pirang yang kini tengah sibuk mengamati wajah Chanyeol. Sedangkan tangan besarnya berusaha mendekap tubuh sama jakungnya itu berusaha mencapai satu titik tujuanya. Chanyeol mengulum dan memainkan lidah lembut Kris dan dibalas tak kalah kasar oleh lidah Kris sendiri. Chanyeol mengerang dalam ciumanya lalu tersenyum miris mencoba menikmati permainanya sendiri.

Namja pirang itu seakan benar-benar menjauhkan Chanyeol dari bentengnya, membawanya jauh ketempat yang lebih dalam.

"aku merindukanmu" bibir Chanyeol seakan kelu untuk mengatakannya tapi pada akhirnya ia berhasil.

Chanyeol menjauhkan bibirnya dan turun kebawah menemukan bahu Kris yang nyaman lalu menenggelamkan wajahnya disana, menghirup dan menghembuskan nafasnya disana. Menghirup dalam aroma khas Kris. Terasa candu.

"sangat" sekali lagi Chanyeol berucap parau layaknya gadis yang sedang kasmaran.

Tetapi ia tidak mengerti mengapa Kris terdiam tanpa menyahut dan ia mengangkat kepalanya menemukan mata tajam elang milik kris yang seakan menusuknya dalam.

Chanyeol menemukan sudut bibir Kris terangkat dengan mudahnya membuat Chanyeol kembali dipaksa melayang dan menukik. Chanyeol tidak bisa menahanya dan akhirnya kembali meminta bibir Kris untuk menjatuhkanya.

Satu lumatan singkat dan Kris mengerling padanya.

"Bodoh! Idiot! Aku harus bagaimana meluapkan semuanya?" Kris berucap sambil merapatkan suasana seperti sedia kala. Chanyeol tertawa. Ini pertama kalinya Kris membuat Chanyeol tertawa. Walaupun sedikit hambar dan ada sedikit paksaan di nadanya.

"cium aku" Chanyeol tidak mengerti mengapa ia malah mengatakanya. Sejujurnya ia malu tapi ia sama sekali tidak menyesal karena toh Kris ternyata juga menciumnya. Walaupun ciuman singkat. Keduanya seperti belum puas untuk berciuman.

Chanyeol tersenyum lembut rasanya seperti terbang dan melayang-layang di dunia Kris. Tak terduga! Begitulah dunianya.

"Kris kenapa kau bisa disini?" kembali ke dunia normal mereka. Kris mengernyit mendengarnya lalu tertawa tanpa dosa. Dan Chanyeol merasa ada api yang keluar meletup-letup pada tawa candanya. Seperti naga? Persis sekali (becanda ahh :v)

"memangnya tidak boleh?" Chanyeol suka Kris yang seperti ini. Kris yang tanpa batas. Chanyeol selalu menyukainya.

"aku suka yang seperti ini" Chanyeol berucap lalu melepas pelukan lama mereka.

Melangkah dan menatap bawah gedung yang terlihat curam tapi menyenangkan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika ia jatuh dibawah sana apakah rasanya seperti jatuh pada pesona Kris?

Chanyeol yang penuh kejutan,tantangan dan senyum konyolnya tentunya. Kris menyukai semua yang berbau Chanyeol.

"yang seperti apa?" Kris mendekat, berdiri disamping Chanyeol lalu menaruh jari-jarinya diseputar pinggang Chanyeol lalu menariknya lembut membuat Chanyeol tertawa karenanya.

"Kris yang tidak dingin,Kris yang tidak meneriaki Park Chanyeol, Kris yang tidak semena-mena. Aku menyukainya. Apa bisa kau terus begini?" Chanyeol menatap mata Kris yang mulai menggelap seakan Chanyeol merasa sudah meruntuhkan jiwa angelic Kris (angelic dari mananya? $_$) maka jari-jari bergetar Chanyeol berusaha meraih bahu kris dan merangkulnya mengabaikan tatapan tajam Kris yang mulai kembali seperti semula.

Chanyeol berdehem sebelum berteriak. Lalu, "lupakanlah yang lalu- mari membuat benteng yang baru" namun seperti enggan mengeluarkan suaranya kalimat itu hanya terdengar berbisik pelan.

Ayolah! Chanyeol tidak ingin berakhir secepat itu. Ia tidak ingin Voldemort kesayanganya ini berubah menjadi monster sebelum Chanyeol mau. Lagipula moment seperti ini sangat jarang kan? Jadi ini adalah moment langka dan Chanyeol tidak ingin semuanya berakhir begitu saja.

Chanyeol menunduk. Jari-jarinya seakan kelu untuk menyentuh bahu tegap Kris lebih lama lagi. Chanyeol menjatuhkan tanganya seiring hilangnya jari-jari Kris dari pinggangnya.

"aku berfikir sebaiknya kau kembali" Kris menyadarkan Chanyeol bahwa keduanya terlalu lama bermesraan disana dan itu jelas akan membuat Chanyeol telat masuk kelas.

"yeah" Chanyeol berbalik seiring tatapan Kris yang seakan menyuruhnya menghilang sebelum mata Voldemort itu berubah menjadi merah. Chanyeol tidak mengerti kenapa Kris juga belum mengubah ke-dinginnanya pada Chanyeol. Untung saja ia mendapatkan triple chu~ dibibirnya tadi sebelum mata Kris berubah menjadi menggelap.

Mungkin Chanyeol akan mencobanya. Ia akan memunguti bentengnya yang terjatuh. Mungkin lebih baik jika ia kembali membangun benteng untuk dirinya sendiri sementara.

Sepeninggal Chanyeol Kris hanya terdiam disana tidak berniat untuk berpaling dan pergi.

Drtt…Drtt..Drtt…

Untung saja dering ponsel itu berhasil menahanya. Menahanya untuk tidak mengejar Chanyeol lebih dalam lagi sebelum ia akan menyakitinya.

"yeah" Kris menyahut dengan malas. Mood-nya berubah derastis.

"hm..what?" Kris berusaha memasang dengan benar telinganya untuk mendengar kata aneh dari Ayahnya.

"W-what? Dad!...w-wait! D-dad!"

Dan seiring terputusnya sambungan Kris berlari dengan cepat berusaha mengejar waktunya.

.

.

.

Cklekk…

Chanyeol mengedarkan mata bulatnya. Begitu melihat keadaan kelas yang penuh serta seorang guru wanita yang sedang menuliskan rumus fisika di papan tulis ia segera membungkuk sebelum masuk "jwaeseonghaeyo" dan guru itu hanya menatapnya sekilas tidak begitu menggubris kedatanganya.

Dan seakan mendapatkan izin ia berjalan menuju bangkunya dan

.

.

.

JONGIN?

Astaga! Chanyeol melupakanya… Namja itu.

Brengsek! Chanyeol bisa mati kalau begini.

Chanyeol berdehem beberapa kali sebelum ujung pantatnya benar-benar menyentuh bagian dari kursinya. Ia duduk sedangkan mata Jongin seakan menelajanginya dari atas sampai bawah.

"dari mana saja?" dan Chanyeol hanya menengok seiring bunyi "huh?" keluar dari mulutnya.

"aku serius" dan Chanyeol tidak bercanda!

"t-tidak ada" dan Jongin menyeret kursinya untuk duduk lebih dekat dengan Chanyeol sedangkan jantung Chanyeol hanya meloncat-loncat seiring tanda "Warning" yang mulai mempengaruhi seluruh saraf tubuhnya sehingga ia juga menggeser kursinya lebih jauh dari Jongin. Jongin memincing tidak suka, tidak biasanya Chanyeol begini.

"aku tidak suka kau hindari! Aku bukan monster" dan kau adalah iblis!

Chanyeol hanya menatapnya lalu kembali menyuruh matanya untuk fokus ke pelajaran dihadapanya. Jongin mendecih lalu menggeser kursinya ke tempat semula.

"apa kau menginginkan sesuatu? Apa aku kurang memberimu ciuman setiap hari?" dan mata bulat Chanyeol menggeser untuk menatap mata Jongin yang juga menatapnya. Terkejut! Tentu saja. Jongin memang selalu begitu. Memperlakukan Chanyeol seperti seorang pelacur miliknya.

Kata-kata vulgar yang keluar dari mulutnya seakan tanpa batas walaupun Chanyeol suka sesuatu yang tanpa batas bukan berarti sesuatu itu Jongin bukan? Mimpi buruk sekali!

Tapi pikiran Chanyeol saat Jongin menyebut kata "ciuman" adalah Kris. Namja yang baru saja menciumnya secara gratis dan penuh perasaan bukan seperti Jongin yang selalu kasar dan tidak melihat apakah Chanyeol mau atau tidak. Dia adalah tipe pria yang suka memutuskan sendiri.

"t-tidak!" Chanyeol menggeleng dengan cepat saat dirasa Jongin akan kembali menggeser kursinya. Dan dengan gelengan itu Jongin hanya mendecih menatap kakaknya itu.

Baekhyun yang berada dibelakang mereka hanya menatap mereka dengan pandangan horror. Pikiranya jadi kemana-mana. Sedangkan Kyungsoo? Namja itu seperti telah menceloskan hatinya setelah mendengar ucapan mengancam Jongin pada kakaknya sendiri.

Apa seperti ini? Apa Jongin memang memperlakukan semua orang dengan cara seperti ini?

Menjijikkan sekali menjadi salah satunya.

Brakk~

Semua orang menatap kearah pintu yang terbuka dengan kasar tak terkecuali Chanyeol menampakkan seorang namja jakung berambut pirang dengan kemeja rapi tapi tidak dengan ekspresi wajahnya. Ia seperti terbakar dan tergesa-gesa antara gelisah dan terburu-buru. Ia sudah mempersiapkan untuk menjaga image-nya tapi apadaya ia malah membuat semua orang disana menatapnya dengan horror termasuk Chanyeol.

"K-kris" ia menggumam dengan takut. Untuk apa ia kemari? Meminta Chanyeol untuk menuntaskan hasrat emosinya? Ia tidak mau dipandang sebelah mata oleh teman-temanya maka dari itu ia mencoba tidak melihat namja itu dan melempar pandanganya kearah samping…

Dan sialnya Jongin menatapnya dengan curiga.

"Kris siapa?" Jongin menggertakkan giginya dengan kasar dan tanganya sudah menahan tangan kanan Chanyeol yang seakan ingin kabur. Chanyeol tidak ingin memulai semuanya disini. Ia tidak mengerti harus berbicara mulai dari mana makanya ia hanya terdiam dengan mata bergerak-gerak gelisah. Jongin tidak harus mengenalnya kan?

"ada perlu apa tuan Wu?" guru wanita didepan sana membungkuk dan berbicara sehalus dan sesopan mungkin dan semua siswa disan juga bersikap normal kecuali dua orang yang sedang duduk di satu bangku. Chanyeol dan Jongin.

Chanyeol yang bingung sedangkan Jongin yang mendengar kalimat "tuan Wu" jadi teringat "Wu" yang katanya dulu membawa Chanyeol saat disekolah lamanya. Dan..

Ohh…Wu itu orang yang katanya pemilik barang yang Chanyeol tembak. Begitu seingatnya.

Tapi untuk apa dia kemari? Dan itu yang membuat Jongin bingung ditambah dengan ekspresi takut Chanyeol.

"kau mengenalnya? Kris itu?" dan mata bulat Chanyeol hanya terus bergerak gelisah mengabaikan segala pertayaan Jongin yang hanya akan membuatnya meledak.

Sedangkan Kris berjalan dengan tergesa kearah bangku Chanyeol setelah menemukan dimana letak pria itu berada.

Chanyeol yang melihat itu tidak ingin ini terjadi. Ia menutup matanya dan bergumam terus-menerus.

Jangan sekarang kumohon! Jangan sekarang!

Tapi sebuah tangan besar dan membuat tangan kirinya hangat membuatnya membuka kedua kelopak matanya dan menemukan tangan besar Kris yang sudah bersarang tepat menautkan jari-jari panjang mereka. Terasa pas.

Tapi seiring itu semua orang mulai berbisik-bisik kenapa denganya dan Kris dan banyak omongan-omongan yang membuat Chanyeol ingin lenyap dan tenggelam sekarang juga.

Srett…

Kris menariknya berdiri dengan tergesa membuat kursi Chanyeol terjatuh dan semua orang tambah dibuat pusing oleh adegan mereka berdua.

Kris menariknya untuk pergi namun saat dirasa posisi Chanyeol tidak bergeming Kris menatap Chanyeol dan matanya menangkap tangan kanan Chanyeol yang terpaut dengan tangan Jongin. Jongin yang ada disana hanya memincing menatap Kris, ia sama sekali tidak berminat meladeni pria pirang ini. Dan begitupula dengan Kris.

"lepaskan tanganmu! Aku tidak ada waktu" Kris berucap dengan nada dingin. Jongin dibuat berdiri olehnya, suara guru fisika didepan sana tidak membuat Jongin kembali duduk. Ingat! Jongin tidak suka diperintah.

"lepaskan tanganmu! Chanyeol disini bersamaku" dan Kris menatap tajam Jongin

"jangan sekali-kali mencampuri urusanku…kau bisa kutendang dari sini" Jongin tak bergeming dan tak takut dengan ancaman itu walaupun ia tau apa arti dari "kutendang" tapi ia tidak juga mau mengalah.

Dan seketika tangan Jongin gatal untuk tidak memukul pria pirang ini dan…

Bukk…

Kris tersungkur dan Jongin menarik Chanyeol untuk mendekat kearahnya tidak membiarkan miliknya disentuh orang lain!

"Jonginn!" suara cempreng Baekhyun sama sekali tidak Jongin hiraukan, tanganya benar-benar gatal untuk tidak memukul wjaah pria ini yang mulai mendekat kearahnya dengan segala kemarahan yang ia miliki.

O-oh tidak! Voldemort Chanyeol mulai lagi!

"jangan berulah! Kau tidak tahu bisa berurusan dengan siapa! Biarkan aku membawa Chanyeol atau kau mau aku menyeretnya"

Dan mata bulat Chanyeol membulat karenanya. Kenapa jadi dia?

Kris mendekat kearahnya sedangkan Jongin berusaha untuk tidak menyerahkan Chanyeol.

Brakk…

Kyungsoo muak. Kyungsoo tidak suka drama seperti ini. Dia menendang mejanya sampai tersungkur lalu melangkahkan kakinya mendekat kearah Chanyeol dibelakang Jongin dan menyeretnya asal. Kyungsoo tidak suka ada perkelahian yang membuat kebisingan dan ketenaganya terganggu.

Srett…

Sebelum itu tangan Kyungsoo sudah lebih dulu terseret oleh tangan Kris yang entah kenapa menyeretnya membuat namja bermata lebih bulat dari Chanyeol itu mendongak menatapnya dengan tajam. Dia fikir Kyungsoo takut? Tidak saja.

"kau mau namja ini? Aku akan memberikanya secara gratis kepadamu kalau kau memang mau" Jongin mendecih bosan dengan drama ini. Sedangkan mata Kyungsoo membulat mendengar perkataan yang Kris lontarkan.

Semuanya tidak harus tau siapa dia? Semuanya tidak boleh mengetahui yang sebenarnya termasuk Jongin!

"K-kriss" Kyungsoo berusaha meronta, ia ingin berlari tapi tidak bisa. Hanya Kyungsoo dan Chanyeol lah yang memanggilnya dengan lancing begitu. Memang seharusnya hanya mereka berdua saja.

Kris hanya menatapnya tanpa belas kasih. Kyungsoo tau Kris punya segalanya. Bahkan Kyungsoo sekalipun. Tapi tidak bisakah namja ini berusaha melindunginya, ini menyangkut nama baiknya disekolah ini.

"HETIKANN!" Chanyeol menoleh, suara khas Byun Baekhyun. Namja mungil itu melangkahkan kakinya menuju Chanyeol dan menyeretnya dari Jongin, Jongin mendecak hendak menariknya lagi namun mereka berdua sudah berada didepan Kyungsoo yang matanya sudah memerah. Selama ini Baekhyun tidak pernah melihat Kyungsoo akan menangis seperti ini. Baekhyun juga menarik tangan Kyungsoo dari Kris yang kembali menyeretnya namun tidak jadi karena melihat Chanyeol yang sudah berada didepan matanya ia jadi membiarkan Baekhyun menarik Kyungsoo dan secepat kilat menarik tangan Chanyeol membuat Baekhyun memekik sedangankan itu mengundang tatapan sejuta membunuh milik Jongin.

.

.

.

Chanyeol tidak mengerti dengan semuanya. Tiba-tiba saja dia sudah berada di rumah megah Voldemort itu dan duduk dihadapan Ayah Kris yang tegas dan berwibawa. Chaneyol malah dibawa tegang karenanya. Ia tidak mengerti apa salahnya sampai-sampai Kris membawanya kemari.

"jadi…" Tuan Wu menggantung kalimatnya sedangkan Chanyeol mengernyit mendengarkan perkataan yang ia tidak mengerti. Tuan Wu berdehem sebentar lalu, "apa kau mencintai Kris" dan pertanyaan itu sontak membuat dewa batinya berjengit dan ia merasa hatinya berada ditenggorokanya seperti sesak mencengkram ususnya dan perutnya seakan dikocok membuat bibir Chanyeol kelu untuk sekedar menjawab saja.

"jawab dengan jujur saja" kini Kris mengerling padanya. Entah kenapa ia malah merasa sesak sendiri duduk disini. Ia membenahi duduknya dan berusaha tenang "y-ya"

Jangan gugup! Ayolahh!

"jadi kau ingin pria ini?" mata tajam Ayah Kris menatap serius Kris dan dijawab anggukan oleh Kris. Sedangkan Chanyeol hanya bingung dan tidak mengerti. Ingin yang bagaimana maksudnya?

"apa kau normal?" dan pertanyaan itu kembali membuat dewa batin Chanyeol bersembunyi debelakang sofa yang ia duduki. Sedangkan Kris mengernyit tak suka "kenapa? hubungan seperti ini sudah wajar ditahun sekarang ini Ayah"

"Ayah tidak bisa"

"Ayahhh! Kyungsoo namja dan yang kubawa juga namja…bukankah sama saja?" Kris menggertakan rahangnya dengan marah. Ayahnya selalu saja mengatur semuanya bahkan soal ikatan hubunganpun kenapa harus ada kata "perjodohan" di dunia ini?

Chanyeol memandang Kris dan Tuan Wu secara bergantian. Kenapa mereka juga membicarakan soal Kyungsoo? Kenapa kris membawa nama Kyungsoo segala? Ada yang salah antara mereka berdua?

Chanyeol seakan tidak suka dengan keadaan yang ia tidak mengerti ini. Kejutan apalagi ini?

"m-maaf, apa hubunganya dengan Kyungsoo kalau saya boleh tahu?" dan Kris menoleh lalu menepuk kepalanya dalam hati. Ia melupakan satu hal, ia menyeret Chanyeol yang bahkan tidak tahu apapun.

Tapi Kris mencintai pria itu mau bagaimana lagi?

.

.

.

Angin malam yang menukik dan membelit semua orang yang keluar rumah disaat seperti ini. Seperti tidak memikirkan apakah orang itu akan sakit atau tidak angin akan selalu melewatinya tanpa batas.

Dan itu seperti Kris yang entah kenapa jadi egois seperti ini. Entah mengapa Chanyeol berfikir kalau Kris menjadi seperti…

Jongin?

Hampir mirip. Mereka sama-sama egois dan menyakiti orang lain. Mereka tidak berfikir untuk bertanya tau menanyai. Bukankah itu tidak penting? Ya, tentu saja tidak penting. Kenapa harus bertanya kalau Kris bisa menyeret langsung Chanyeol? Bukankah pendapat Chanyeol adalah sampah yang perlu dibuang bukan didengarkan.

Yeah,seperti itulah kiranya. Chanyeol tidak tahu lagi harus melakukan apa jadi ia hanya memukul telak wajah Kris dan membuat sudut bibir namja pirang itu terluka dan berdarah.

Apakah sakit?

Tentu saja.

Tapi bukankah Chanyeol lebih sakit? Mulai dari Kris yang menebas bentengnya sampai runtuh tanpa sisa apakah ia tidak memikirkan bagaimana namja bermata bulat itu berjuang untuk melupakanya dan kenapa disini seakan Chanyeol yang bersalah?

Kris yang menatapnya tajam, Jongin yang sedari tadi menekan kuku-kuku tajamnya pada pergelangan tangan Chanyeol. Kyungsoo yang entah kenapa sudah menangis disamping Kris yang ada didepanya.

"ayo kita selesaikan ini" Kris mengawali sambil berusaha duduk tegap. Chanyeol memincing tidak suka. Kris yang seperti ini? Ia sama sekali tidak menyukainya. Ia sudah diluar batas membawa Chanyeol pergi bahkan kalau ia tahu begini Chanyeol memilih mati dengan lubang robek karena Jongin.

"semudah itukah?" Kyungsoo menatap mata elang Kris yang tidak memperdulikanya sama sekali. Namja pirang itu dari tadi menatap wajah Chanyeol terlalu serius membuat Kyungsoo muak.

"tentu saja jika kau yang memutuskan ini lebih du-"

"aku tidak berminat"Kyungsoo memutar bola matanya dengan malas lalu menarik tasnya untuk membawanya pergi sebelum tangan panjang Kris menarik tanganya dengan keras membuat pantat Kyungsoo bertabrakan dengan kursi terlalu keras. Ia meringis karenanya.

"aku tidak suka dengan semua ini. Hentikan saja! aku tidak mau ikut campur" dan air mata Chanyeol mencelos saat mengatakanya. Ia tidak bisa harus bermusuhan dengan Kyungsoo. Ia tidak bisa begitu saja menjadi tunangan Kris hanya untuk memutuskan hubungan Kris dengan Kyungsoo.

Bukankah disini Chanyeol seperti tersangka yang masuk begitu saja ke dalam lingkup hiruk pikuk yang Chanyeol tidak ketahui dengan nama "perjodohan"?

"Jongin lepaskan tanganmu! Aku tahu kau marah. Selesaikan ini dirumah aku akan ikut denganmu" Chanyeol tidak tahan lagi berada disini terlalu lama itu akan merusak suasana. Dan ia dengan sangat rela menyerahkan dirinya pada Jongin.

"Tidak!" Kris menggeram dengan tertahan menahan amarahnya yang seakan berada di ubun-ubunya. Chanyeol menatapnya dengan heran. Kenapa Kris marah? Bukankah disini yang seharusnya marah adalah Chanyeol?

Jika dulu Chanyeol takut dengan Kris mungkin mulai hari ini ia akan mencoba melawan ketakutanya dengan begitu ia tidak akan merasa dikekang begitu pula dengan Jongin. Bukankah itu lebih baik?

Daripada terus menerus merasakan angin yang sempoyongan membawanya entah menuju kemana bukankah lebih baik jika ia merangkak maju untuk elawan kerasnya dunia.

Chanyeol akan berusaha untuk itu.

"apa kau ingin terus hidup seperti ini Kris? Aku merasa kasihan padamu. Kenapa kau suka sekali mengekang hak orang lain. Hubungan tanpa status dan cinta. Kau fikir apa itu mudah untukku? Itu akan mudah untukmu karna kau orang yang penuh dengan ego. Lalu kau fikir bagaimna dengan orang lain?

"Denganku? Dengan Kyungsoo? Apa Kyungsoo mencintaimu hanya berakhir seperti ini?"

Bentengnya seakan runtuh. Daripada menasehati ia lebih terdengar memohon kepada Kris. Dengan bodohnya ia percaya dengan namja seperti itu yang jelas-jelas berpengaruh buruk baginya. Dengan bodohnya ia mengikuti alur cinta yang seakan tiada batasnya. Ia sudah lelah dengan semuanya. Ia cukup takut untuk memulai namun pada akhirnya ia membiarkan hatinya dicuri oleh Kris dan mungkin Chanyeol tidak dapat lagi mengambilnya.

"lalu apa cintamu akan berakhir mengenaskan seperti ini Park Chanyeol?"

"Tidak! Ini hanya masalahku bukan dirimu! Hal ini seperti memberikan kepuasan bagimu tapi tidak bagiku"

"apa kamu memikirkanya?"

"tidakkah kau memiliki penglihatan yang jelas?"

"tidakkah hatimu merasakan sesak?"

"dengan semua ini?"

"tidakkah?"

Chanyeol terlihat lebih megenaskan dengan menahan seluruh air matanya menumpuk di pelupuk matanya.

Ia tidak bisa melihat Kris dengan jelas karena itu semua. Dan itu membuatnya lega.

"aku lelah dengan semua ini. Jagan kau fikir aku orang yang bertahan! Aku orang yang jatuh dan tersandung. Aku orang yang sakit, aku cacat bahkan tidak ada satupun yang menolongku… semuanya terlihat percuma. Cintaku terlihat mengenaskan. Ambil saja yang kau mau dan aku akan pergi"

Kris menahan nafasnya melihat Chanyeol.

"aku hanya ingin kamu Chanyeol. Bukan yang lain." Ia bisa berupaya menjadi lembut untuk beberapa saat.

"kau sudah punya diriku. Aku membiarkan hatiku dan hatimu terkunci. Kamu sudah punya segalanya. Tolong jangan membuatku bingung!" Jongin menggeram dalam hati.

Ia menyesal. Entah mengapa ia menyesal.

Bayangan-bayangan yang lalu seakan mengejeknya dan tertawa.

"ayo kita pergi hyung" Jongin tidak sabar.

Menarik Chanyeol dengan sedikit kasar dan melenggang begitu saja.

Kris hampir menyuarakan protesnya namun pelukan posesif Kyungsoo menghentikanya.

"apa?" Kris mendesis

"jangan lakukan apapun! Aku ingin kau bertahan disisiku" hanya memohon jangan harap berhasil!

"tidak bisa!"

"lalu bagaimana denganku? Kau membiarkanku terbang dan terjatuh selama ini dan k\ au dengan mudahnya membiarkanku pergi?"

"ini sudah berakhir sejak awal. Aku tidak mencintaimu!"

"kau sudah mengatakanya…aku juga sama sepertimu" Kris berhenti sejenak menatap Kyungsoo dengan garis-garis kerutan diwajahnya.

"sejak kapan?"

"sudah lama Kris..dan aku tidak mengerti semuanya berlalu begitu cepat"

"lalu…"

"aku tidak bisa!" Kris menatapnya tajam menyiratkanya untuk berbicara "aku bisa" dalam sekejap mata namun Kyungsoo tak menggubris pernyataan matanya itu.

"K-Kyungsoo!"

"K-kau Kyungsoo kan?"

TBC

:3 Ao ._. Author kambek dari hiatus musiman :v ini yg chap. 4 udah dipublish bagi yg nunggu.

Gimana menurut kalian?

Kurang gimana?

Saranin kek gimana kek :'3 soalnya author udah kehilangan mood ama ff yg ini. Tapi semoga aja ini tamat sampe' akhir ya (semoga aja).

Apa kalian mau bikinin ceritanya buat author publish #plakk

Ini menurut uthor tambah gk jelas ya alurnya :"3 kyk dipaksain gtu (emang nyatanya ini kepaksa *ditembak KrisYeol*)

Sebenernya author mo bikin yang baru tapi nunggu ini selese aja ya soalnya author takut ini gk selese kalo buat yg baru

Mood ilang beneerann dehh suerr *_*v

Ampe' keluar KrisSoo juga :v sebenernya itu gk ada KrisSoo nya kok. KrisSoo itu cuman bentaran abis itu KrisYeol and KaiSoo focusnya :"v

Siapa yg bisa tebak orang yg manggil di akhir cerita tadi :v (author sendiri kgk tau *ve'a)

Ya Udah deh ini udah malem soalnya… mata author juga kebelet (?) merem

Semoga lebih memuaskan dari

PLEASE REVIEW~

GK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK SILENT READER YG MAU COMENT ^_^

*bbuing-bbuing*