PROLOG

Mengapa hidup sangat rumit baginya?

Hidup menjadi seorang yatim dan miskin bukanlah pilihannya. Namun ia masih bersyukur. Setidaknya ia masih memiliki seorang ayah meski ia tak memiliki ibu. Ia masih bersyukur memiliki rumah untuk berteduh dari panas dan hujan.

Ia masih bersyukur dibekali otak yang cukup cerdas.

Namun, ia tidak tahu haruskan Ia kini bersyukur bertemu dengan orang seperti Sehun?

.

.

.

"Get out on my way jerk!"

.

.

.

"Such as dirt you are!"

.

.

.

"Tanpa bantuan uang dari keluarga kami, kau pasti tidak akan berdiri disini bodoh!"

"Lap sepatuku dengan dasimu! Cepat !"

.

.

.

" Apa kau juga menjual tubuhmu untuk uang huh?"

" sadarlah kau tidak pantas berdiri disini. Sadar terhadap tempatmu!"

.

.

kenapa hidupnya begitu rumit, semakin rumit ketika ia harus berurusan dengan geng XO di SM High School, ia tidak pernah berharap untuk dapat bersekolah di SMA elit macam ini. Tapi takdir membawanya kepada hal yang jauh dari bayangannya. Meninggalkan ayahnya demi masa depan yang akan cerah. Entah, ia bisa menghadap masa depan yang cerah atau tidak setelah ini.

Ia tidak pernah merasa sangat kotor karena warna kulitnya, tempatnya dilahirkan memiliki kulit yang hampir serupa dengannya, terik panas matahari yang selalu membakar kulitnya ketika membantu sang ayah diladang mendhasilkan warna kulitnya yang coklat keemasan. Exotic. Tan skin.

.

.

.

"Sadari posisimu, meski kau cerdas kau bukan bagian dari kami!"

akankah akhir kisahnya akan tetap sama? Bisakah ia mewujudkan mimpinya?

Who knows?

This fic is based on true story with some edit out. And I don't know the ending of the real story yet. But I am planning to make a happy Ending for this fic. It will turn out so emotional, angst and much more pain hearted. But it will also turn out to be shiny, lovely as the story go.

I am sorry I can't promise to update fastly because I have several job that eat up my time.

This is HUNKAI YEAY!