Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto

Pairing : SasuNaru, NejiGaa, ShikaKiba, etc

Warning : Yaoi/Shounen-Ai


A/N : Dulu fanfic ini pernah ku publish tapi, karena akun ku tidak bisa dibuka aku terpaksa vakum.

Jadi aku minta maaf apabila ada kesamaan cerita atau tempat dan juga untuk reviewer yang tidak sempat kubalas dulu.

Mungkin ada sedikit perubahan dalam penulisan.

Selamat Membaca ^_^


Di sebuah apertemen kecil, dua orang pemuda yang tengah santai menikmati aktivitasnya masing-masing. Terlihat Sasuke dengan tenang mengerjakan tugas kuliahnya berbeda dengan Naruto yang sejak tadi mondar-mandir kedapur dan ruang tengah menaruh segala macam cemilan dan minuman tepat dilantai depan Sasuke kemudian duduk dilantai sambil menatap Sasuke.

"Teme." Panggil Naruto.

"….."

"Teme."

"….."

"Teme." Panggil Naruto lagi agak sedikit menaikan nada suaranya masih tak ada jawaban.

"Sasuke." Panggil Naruto dengan nama aslinya yang akhirnya mendapatkan respon dari Sasuke yang tidak bergerak sedikitpun dari pekerjaannya.

"Hn."

"Kau ingat besok tanggal berapa." Tanya Naruto

"Liat saja di kalender." Jawab Sasuke cuek

"Tapi..._"

"Berisik dobe aku benar-benar tidak tau." Potong Sasuke cepat dan dingin membuat Naruto terhenyak mendengarnya.

"Gaaah besok itu tanggal ulang tahun ku dan tepat tiga tahun kita pacaran." Kata Naruto sambil mencak-mencak melipat tangan di dada lalu memanyunkan bibirnya. Pacaran? Ya mereka memang pacaran sejak menginjak bangku kelas XI dan sekarang mereka tengah menjalani masa-masa kuliah di Universitas Konoha. Naruto jurusan seni sedang Sasuke jurusan ekonomi.

"Hn."

"bagaimana kalau besok kita jalan-jalan teme" Ajak Naruto yang seolah mengerti bahasa aliennya Sasuke.

"Aku tidak bisa." Kata Sasuke datar mulai beranjak membereskan pekerjaannya dan bergegas menuju pintu keluar, membuat narauto membeo melihatnya.

"Eh kenapa?"

"Aku sibuk." Jawab Sasuke dingin dan tajam sambil menepis kasar tangan Naruto yang terkejut atas perlakuannya.

"Oh….." Desah Naruto agak lesu setelah kepergian Sasuke tak terasa sebuah cairan bening yang mengalir di kedua pipinya 'Sasuke kenapa kau selalu berbohong dan menghindar dari ku.' Isak pelan Naruto bersandar di pintu apertemennya.

Kicau burung menyambut riang pagi hari yang hangat bagi orang-orang mulai melakukan berbagai macam aktivitasnya. Seperti halnya Naruto pemuda berambut pirang ini sedang berjalan riang menuju kampusnya, banyak sekali orang yang menyapanya mengingat sikap Naruto yang baik,ceria dan selalu ramah terhadap orang di sekitarnya.

"OHAYOU MINNA." Teriak Naruto saat sampai di kelasnya yang baru diisi oleh dua orang saja.

"Ohayou Naru." Balas pemuda berambut merah maron bermata jade Sabaku Gaara.

"Ohayou Naruto." Balas pemuda lainnya berambut jabrik cokelat dengan tato merah segitiga terbalik Inuzuka Kiba

"Hey Kib tumben kau datang pagi." Naruto bingung melihat Kiba yang biasanya selalu datang siang, kemudian menaruh tasnya di mejanya yang terletak di ujung dekat jendela sekaligus berdekatan dengan meja Gaara dan Kiba.

"Hoho kalau itu, nih selamat ulang tahun ya."

"Hee makasih ya Kib." Ucap Naruto senang sambil memeluk sebuah bungkusan yang diberikan Kiba padanya

"Ehm Naruto ini juga dariku otanjoubi omedetou."

"Haha makasih semuanya kalian memang sahabatku yang paliiiing baik" kata Naruto memeluk kedua pemuda yang sudah menjadi temannya sejak kecil, setelah mengambil bungkusan yang diserahkan Gara.

"Apa saja untukmu Naru." Ucap Gaara tersenyum lembut menatap Naruto.

"Bagaimana apa yang akan kau lakukan hari ini bersama Sasuke." Tanya Kiba antusias sambil menarik Naruto dan Gaara menuju tempat duduknya masing-masing.

"Yah sama seperti biasanya tak melakukan apa-apa." Senyum Naruto kaku

"Dasar si Sasuke itu sebenarnya niat tidak jadi pacar Naruto sih." Geram Kiba memukul mejanya beruntunglah di kelas itu belum ada siapa-siapa.

"Kau betul Kib." Ucap Gaara menimpali.

"Seharusnya kau putuskan saja manusia berdarah dingin seperti itu." Lanjut Kiba juga kesal.

"Haha sudahlah lagipula aku sudah terbiasa." Naruto berujar pelan sembari mengibaskan tangan kanan didepan wajahnya.

'Ya saking terbiasanya kau bahkan rela di manfaatkannya.' Batin Gaara dan Kiba yang tak berapa lama langsung terhenti, karena bel masuk telah berbunyi segera saja murid-murid yang berada di luar masuk ke dalam kelas mereka. Tak berapa lama setelah itu masuklah seorang dosen berambut coklat tua di ikat seperti nanas dengan luka melintang di wajah, Umino Iruka.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa Iruka ramah pada murid-muridnya.

"Pagi sensei." Balas murid-muridnya.

"Karena sekarang aku harus mengikuti rapat, aku hanya ingin mengumumkan kalau kalian kedatangan teman baru, Sai masuk." Panggil Iruka pada seorang di luar pintu kelasnya. Tak berapa lama kemudian setelah panggilan Iruka masuklah orang yang di panggilnya Sai, seorang pemuda berkulit pucat dengan bola mata berwarna onyx "Perkenalkan dirimu." Perintah Iruka. Sai menatap dan terhenti pada seorang pemuda berambut pirang yang sedang menatap keluar jendela.

"Salam kenal semua nama ku Oshima Sai pindahan dari Otogakure."

"Ada pertanyaan?" Tanya Iruka pada murid-muridnya.

"Sudah punya pacar belum." Seorang gadis berambut pirang pucat dengan rambut di ikat ponytail mengacungkan tangannya, Ino

"Belum." Jawab Sai kalem dengan senyum palsu bertengger di mukanya.

"Keahlian mu apa?"

"Melukis." Jawab kalem Sai lagi.

"Yak kurasa sudah cukup sesi tanya jawabnya." Iruka menginterupsi murid-murid lainnya yang ingin bertanya "Sai duduk lah, tempat duduk mu di situ" Ucap Iruka sambil menunjuk sebuah bangku yang terletak dekat seorang pemuda berambut pirang yang sepertinya tidak memperhatikan hanya melamun menghadap keluar jendela, kemudia segera keluar kelas.

"Hai." Sapa Sai sambil menepuk pelan punggung Naruto.

"Eh, ya?" Balas Naruto sedikit terkejut "Kamu siapa?" Lanjutnya bingung saat melihat Sai duduk di depan mejanya.

Tak

"Ittai! apa-apaan kau Kib sakit tau" Jerit Naruto pada orang yang telah memukulnya sambil memegang kepalanya.

"Makanya perhatikan depan mu jangan hanya melamun saja." Ucap Kiba pelan.

"Hhaa . ." Gaara menghela nafas melihat kelakuan kedua temannya.

"Memang kenapa akukan hanya ingin melamun saja." Ucap Naruto membela

"Kalau memang hanya ingin jangan di lakukan setiap hari dong bikin orang khawatir saja tau."

"Sudah tidak apa-apa kok." Sai menengahi mereka berdua "Aku Oshima Sai pindahan dari Otogakure."

"Sh salam kenal Sai aku Uzumaki Naruto panggil saja Naruto ini teman ku Kiba dan Gaara" Ucap Naruto menunjuk Kiba yang berada disampingnya dan Gaara yang berada di depan Kiba sambil tersenyum cerah, yang sempat membuat Sai terpana.

"Salam kenal." kata Gaara dan kiba bersamaan.

"Salam kenal juga." Setelah menyudahi acara perkenalannya, mereka pun beranjak menuju kantin.

+*+ Skip Time +*+

"Oh ya tadi Gaara bilang hari ini ulang tahun Naruto begitu." Kata Sai membuka pembicaraan pada teman-temannya yang masih khidmat menyesapi acara makannya.

"Iya hari ini ulang tahun Naruto." Jawab Kiba yang telah selesai lebih dulu makan.

"Apa kalian ada acara hari ini?" Tanya Sai pada Gaara yang sedang mengutak-atik hpnya dan NaruKiba yang sedang meminum orange jusnya setelah selesai dengan makannya.

"Tidak." Jawab NaruKiba dan Gaara hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tetap mengotak-atik hpnya entah sedang menghubungi siapa.

"Bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan." Ajak Sai yang langsung disahut oleh suara lain yang menolak ajakan Sai, kontan saja keempat pemuda itu menoleh kearah suara itu, terlihat dua orang pemuda tampan yang satu berambut panjang dengan mata berwarna lavender hampir tak berpupil yang bersuara tadi sedang menatap tajam dan seorang pemuda berambut hitam dengan ikat berbentuk nanas dengan wajah yang terlihat malas-malasan walau begitu dia itu adalah seorang jenius di kampusnya mereka berdua adalah Hyuuga Neji dan Nara Shikamaru.

"Neji." Gumam Gaara memperhatikan Neji dan Shika yang mulai bergabung bersama mereka.

"Eh Shikamaru? Kenapa tidak boleh?" Tanya Kiba menggeser duduknya untuk Shikamaru.

"Mendokusei, bukankah kita hari ini kita akan mengantar Akamaru keklinik." Jawab Shikamaru meneleungkupkan kepalanya di meja kantin.

"Oh iya maaf Sai aku tidak bisa."

"Tak apa Kiba-kun." Balas Sai

"Hn bukankah kemarin kau sendiri yang meminta kalau hari ini kau minta antar ke Suna." Ucap Neji.

"Eh Suna ngapain." Tanya Naruto bingung

"Sasori-nii Sakura-nee akan menikah." Jawab Gaara

"Oh ya aku baru ingat kebetulan aku juga dapat undangannya, boleh aku ikut." Izin Naruto

"Boleh sih boleh tapi bagaimana dengan Sasuke?" Tanya Neji

"Tenang pasti di izinkan, lagipula aku sudah minta izin kok dengan paman Teuchi" Teuchi adalah pemilik kedai ramen Ichiraku tempat Naruto bekerja

"Aku dan Shika juga dapat, tapi kami baru akan berangkat besok." Kata Kiba

"Tunggu biar ku tebak kalian ini pacaran ya Neji dengan Gaara , Shikamaru dengan Kiba dan Naruto dengan orang yang kau panggil Sasuke tadi pacarnya Naruto begitu." Terang Sai yang dijawab anggukan oeh semuanya

"Tapi mana orangnya aku tak melihat apakah dia sudah berkerja?" Tanya Sai penasaran yang disahut dengan raut penasaran Naruto.

"Sedang ada urusan dengan dosennya." Jawab Neji.

"oh begitu, maaf ya Sai kalau ada waktu saja kita jalan-jalan bagaimana." Tawar Naruto dibalas oleh senyuman Sai

"Kapan kita akan pergi?" tanya Naruto pada Gaara

"Pukul 5 nanti sore." Jawab Gaara

Pulang kuliah di apertemen Naruto pukul 13:30

"Teme." Panggil Naruto pada Sasuke yang sedang dududk di sofa apertemennya yang lagi-lagi sibuk dengan laptopnya.

"Hn." Respon Sasuke datar.

"Hari ini hingga dua hari ke depan aku akan ke Suna." Kata Naruto juga duduk di samping Sasuke.

"Hn."

"Tidak apa kalau kau ku tinggal sendiri." Tanya Naruto lembut

"Hn."

'Tidak apa ya, kalau dipikir selama ini sasuke tidak pernah memberi ku satu kecupan, kalau dia tidak mau aku sendiri yang akan melakukannya.' pikir Naruto

"Teme."

"Hn."

"Bolehkah aku mngecup mu sedikit saja walau hanya di pipi" kata Naruto

"Tidak." jawab Sasuke, namun terlambat saat tiba-tiba saja bantalan lembut kenyal mendarat mulus di pipinya

Cup

"Apa-apaan kau." Teriak Sasuke dengan aura menusuk menguar dari tubuhnya sambil menatap Naruto yang jatuh akibat dorongannya dengan mata nyalang.

"Tentu saja seperti yang kau lihat Sasuke." Balas teriak Naruto berdiri dari jatuhnya tanpa ada rasa takut sedikit pun "Sudah tiga tahun kita pacaran tapi kau tak pernah menunjukan perasaanmu padaku, jadi biarkan kali ini aku y_"

"Menunjukan perasaanmu begitu." Potong Sasuke dingin "jangan harap Uzumaki kau tak akan pernah bisa." Kata Sasuke menantang

"Aku pasti bisa, akan kubuat kau berpaling padaku dan menunjukan perasaanmu cam kan itu Uchiha." Bentak Naruto dengan cairang bening di kedua sisi pipinya sambil berjalan menuju pintu meninggalkan Uchiha bungsu.

BLAM

"Dobe." Gumam Sasuke terkejut dengan perkataan Naruto yang tak pernah sekalipun membentaknya dan menantangnya karena Naruto selalu menuruti apa saja kemauannya 'Sial perasaan apa ini.' Desis Sasuke pelan saat bayangan Naruto yang baru pertama kalinya menangis setelah kematian orangtuanya.

Seperti biasa Konoha selalu padat. Pejalan kaki dan para pengendara yang hilir mudik kesana-kemari, jauh didalam kerumunan terlihat pemuda berambut kuning jabrik dengan kulit tannya berlari tanpa arah tak peduli berapa banyak orang yang mengumpat kesal karena senggolannya. Lari dan terus berlari menuju tempat yang selalu di jadikannya sebagai tempat untuk menenangkan diri tak menyadari kalau di depannya ada pemuda lain yang juga sedang terburu-buru tapi masih dalam posisi berjalan, hingga tak dapat di hindari akhirnya kedua pemuda itu pun bertabrakan.

Bruuk

"Aw aduh" Erang Naruto memegangi pantatnya yang sukses menghantam tanah, kemudian mendongak bermaksud untuk meminta maaf kepada orang orang yang ditabraknya

"Nau-chan/Sai." Ucap mereka berdua bersamaan yang tidak menyangka kalau yang merekaa tabrak adalah temannya sendiri.

"Kau tak apa Naru-chan?" Tanya Sai mengulurkan tangannya membantu Naruto berdiri.

"Ya aku tak apa." Jawab Naruto "Dan jangan panggil aku dengan embel-embel chan Sai aku bukan perempuan." Ucap Naruto, bibir merahnya sedikit manyun minta dicium dengan pipi yang menggembung karena rengutannya.

"Kenapa ada yang salah kau kan manis." Ucap Sai tanpa dosa

"Diam Sai."

"Kau mengangis Naru-chan?" Tanya Sai lagi saat tanpa sengaja melihat mata Naruto yang sedikit sembab, yang dijawab dengan senyum kaku oleh Naruto.

"Tidak."

"Aku tau kamu berbohong Naru-chan."

"Maaf tapi aku tidak bisa menceritakannya." Ucap Naruto sambil menundukan kepalanya yang dibalas Sai dengan mengacak rambut Naruto

"Hhaa ya sudah tak apa."

"Terimakasih, oh ya sebenarnya tadi kau mau kemana kenapa kamu membawa peralatan lukis." Tanya Naruto melihat tas yang selalu dibawa Sai sebagai tempat menampung alat lukisnya.

"Oh itu aku mau mencari objek untuk lukisanku."

"Heumm~ aku tak tau apa kau akan menyukainya atau tidak tapi menurut ku tempat ini sangat bagus kalau kau mau aku bisa membawamu kebetulan aku juga ingin kesana, tapi kita beli eskrim itu dulu yayaya" rengek Naruto dengan wajah seperti anak kecil sambil bersidekap didepan Sai.

"Baiklah tapi biar aku yang traktir."

"Yey terima kasih Sai"

+*+ Skip Time +*+

"Bagaimana Sai?"

"Indah sekali." Ucap Sai penuh kekaguman, melihat pemandangan di depannya hamparan hijau nan luas dengan beratus-ratus bunga kirsan dengan berbagai warna gunung yang hijau dan angin yang berhembus lembut

"Syukurlah kau menyukainya, aku selalu menenangkan diriku di tempat ini, bersyukurlah juga Sai karena kau adalah orang pertama yang kubawa kemari dab gambarlah sesukamu aku ingin tidur sebentar." Ucap Naruto yang langsung terlelap setelah merebahkan dirinya disamping Sai.

Sai memperhatikan Naruto yang tertidur tanpa berkedip sedikit pun angin berhembus kencang menyebabkan helai pirang Naruto bergerak kesana-kemari dan daun-daun pohon yang mereka tempati jatuh beterbangan diantara mereka berdua, tanpa disadarinya Sai pipi sukses mengeluarkan semburat pink karena terpesona dengan kecantikan sang Uzumaki.

"Kau manis sekali Naru-chan, sayang kalau pacarmu menyia-nyiakanmu." Ucap Sai yang sepertinya mengerti dengan masalah Naruto sambil memulai aktifitas menggambarnya. Tak menyadari sesosok pemuda berambut biru donker tengah menatap mereka berdua dengan pandangan yang sulit diartikan yang kemudian pergi dengan tangan terkepal.

45 menit kemudian

"Ungh . . ."

"Akhirnya kau bangun juga Naru-chan." Ucap Sai menolehkan kepalanya pada hamparan didepanya, takut ketahuan memperhatikan Naruto yang tidur setelah pekerjaannya selesai.

"Pukul berapa sekarang Sai?" Tanya Naruto mengusap matanya pelan.

"15:20" Jawab Sai memperhatikan jam ditangannya.

"Gawat aku terlambat." Naruto sontak beranjak pergi, tetapi belum sampai satu langkah tangannya telah di tahan oleh Sai.

"Ini ambilah, hanya ini yang bisa kuberikan sebagai hadiah ulang tahun mu" Ucap Sai sambil memberikan hasil lukisannya.

"Te-terima kasih Sai, aku duluan ya." Naruto terbata karena itu adalah lukisan saat dirinya tertidur dengan daun yang beterbangan disekitarnya.

"Sama-sama Naru-chan" Balas Sai tersenyum lembut pada Naruto yang sudah jauh dihadapannya


Terima kasih telah membaca ^_^

Mohon kritik dan sarannya yah :-D

Sampai jumpa di chapter selanjutnya ^