Desclaimer © Masashi Kishimoto ( ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)

Uzumaki Rinnegan © DraconsteeL

Warning : Smart!Naru, Gaje, Abal, Suram, Typo, Ooc, Strong!Naru, etc

Genre : Adventure, Romance, etc

Rating : M

.

Chapter Satu :

~Team Zero

.

Peringatan Keras!

-Jika tidak suka tidak usah dibaca, OK!

.

.

Dahulu kala ada seorang petapa..

Yang menyegel pemimpin dari para Youkai..

Memiliki kekuatan mata atau Doujutsu..

Yang dikenal dengan..

RINNEGAN

.

Surai peraknya berkibar tertiup oleh hembusan angin, kelopak matanya yang tertutup seolah sedang menikmati suasana alam. Gemercik air. Kicauan burung. Jangkrik bersenandung dan alunan angin yang mengiringi itu semua. Ia sangat menyukai suasana seperti ini.

Alih-alih karena ia lelah telah melakukan misi bersama Timnya. Menangkap seekor kucing bernama Tora yang memiliki kemampuan sangat lihai dan gesit, tak ayal kalau ia harus mengambil jalan memutar agar memotong jalan kucing itu.

Bukan berarti misi seperti itu tidak membutuhkan tenaga, salah satu rekan setimnya hanya bisa berdiam dan mengawasi dari jauh karena tidak bisa melakukan apapun. Tapi Naruto menghargai usaha dari kunoichi ini, meskipun bukan dari keturunan ninja, kunoichi ini mau membantu. Meskipun sifat genit terhadap si teme terlalu berlebihan dan selalu nyantol kemanapun teme pergi.

Ia sedih..

Salah satu alasan kenapa ia sedih adalah kepada kunoichi itu, apa yang terjadi kalau suatu saat nanti teme malah melakukan hal yang sebaliknya. Bukannya untung malah buntung. Yah itu salah satu pribahasa yang ia gunakan ketika melihat mereka sedang berjalan bersama.

Ia dapat melihat kalau ekspresi dari teme itu sangat benci terhadap salah satu lambang dari musim semi. Haruno Sakura, gadis yang selalu bertengkar ketika didalam kelas untuk memperebutkan teme.

Berkumpul bersama sebulan lalu memang sangat menghibur dan menyenangkan. Angkatan Rokkie 11 yang mengadakan pesta perayaan mereka karena telah menjadi genin dan diketuai oleh Naruto. Meskipun dirinya selalu memiliki sifat yang berisik dan aneh, itu semua ia gunakan agar eksistensinya diakui oleh teman mereka.

Bagaimanapun ia adalah genin asing yang baru beberapa bulan singgah di Konoha. Ditambah statusnya sebagai Uzumaki langsung diterima oleh Sandaime Hokage. Karena Uzumaki adalah salah satu kerabat dekat Senju, yang menjadi pendiri Konoha itu sendiri.

"Naruto-kun, kamu dipanggil Yondaime-sama"

Naruto meski terlihat biasa-biasa saja, tapi hal ini benar-benar penting baginya. Ia tidak menduga kalau Yondaime memanggilnya dan hal ini adalah pertama kalinya. Naruto langsung menghilang dalam kepulan asap. Tidak ada istilah membuang-buang waktu dalam kamusnya.

Salah satu pandangan yang dapat Naruto lihat adalah Sandaime sedang menatapnya santai, ia tidak tahu mengapa namun ia tetap memasang wajah biasanya.

"Naruto kamu tahu alasan kenapa aku baru kali ini memanggilmu?"

Ia menggeleng.

"Aku memutuskanmu untuk memindahkanmu ke Tim Zero"

Naruto ingin menanyakan alasan kenapa Yondaime memindahkannya tapi sedikit ragu, jadi ia mengabaikannya. "Kau tidak protes?"

Naruto menautkan alisnya. "Untuk apa? Bukankah keputusan Hokage adalah yang mutlak, aku bukan siapa-siapa dan hanyalah genin asing bagi kalian"

Minato terdiam sebentar, baru kali ini ia mendapatkan jawaban seperti itu. Bagaikan kertas polos yang siap menerima coretan tinta emas dan tinta hitam ketika mendengar ucapan Naruto. Sesekali ia menatap sebuah lembar kertas yang berada diatas mejanya.

Disana tertulis.

Name : Uzumaki Naruto

Afiliasi : Uzushiogakure

Rank : Genin

Team : 7

Doujutsu : -

Skill : Taijutsu, Kenjutsu, Ninjutsu.

Elemen : Fuuton

Weapon : Tanto dan Tonfa

Catatan : Ditemukan dalam keadaan luka parah tepat dipinggir Hutan Kematian...

Minato menatap wajah polos itu. mendongak. Cahaya lampu bersinar lembut. Dia tahu banyak urusan ini, meski dia baru menyadari kalau perbuatannya ini memakan banyak kerugian. Tapi apa mau dikata, ia memiliki Menma yang bingung mau ditempatkan dimana. Ketika ia melihat genin asing jadi ia memutuskan untuk memindahkannya.

Sesungguhnya ia tidak bersedia pada awalnya, ketika mendengar penuturan Iruka atas hasil misi dan pelatihan yang dilakukan oleh Tim 7 sangatlah elite dan hebat. Tepatnya kerja sama antara Uchiha-Uzumaki yang memiliki kemampuan analisis serta combo jarak dekat.

Ia harus segera. Waktunya terbatas.

"Maaf Naruto-kun"

Naruto menggeleng sambil berkata pelan. "Tidak, Yondaime-sama. Aku tidak bisa melawan pada desa yang telah merawatku beberapa bulan ini"

Naruto menoleh kearah Hiruzen dan kembali kearah Minato. "Jadi, hanya aku yang berada di Tim Zero?"

"Maaf"

Hanya itu kata yang dapat diucapkan oleh Minato, otak jeniusnya berhenti pada saat ini juga karena terlalu mengharapkan kepentingan anaknya.

Naruto pelan mengangkat lengannya. Memperlihatkan empat tato yang berada di telapak serta punggung tangan. "Tidak tidak, bukankah sudah kukatakan kalau aku menerimanya"

Naruto tersenyum. Berusaha menetapkan ekspresi itu dalam jangka waktu lebih lama. "Jadi, siapakah jounin pembimbingku di Tim Zero"

"Sandaime Hokage"

...

Uzumaki Rinnegan

...

Tak! Tak! Tak!

Bunyi dua buah benda yang saling beradu dengan cepat.

Naruto mengayunkan tonfa yang dipegangnya kearah perut Hiruzen untuk memenggalnya, namun Hiruzen menebaskannya juga dan menghantamkannya.

Prak!

Kedua tonfa itu hancur, tak perlu dikomando untuk kesekian kalinya. Naruto langsung melakukan tendangan memutar dan melayangkan sebuah pukulan ketika Hiruzen dapat menghindarinya.

Tap!

Hiruzen berdiri didepan Naruto dengan ekspresi tenang. Tanpa membuang banyak tenaga, Hiruzen membanting tubuh Naruto dan bersiap melakukan pukulan.

Sebelum serangan itu mengenai wajahnya, Naruto melakukan tendangan kearah Hiruzen sehingga dirinya selamat dari serangan itu. Naruto menatap kearah Hiruzen sambil melakukan handseal dengan pelan karena ia yakin Hiruzen takkan menyerangnya.

"Fuuton : Daitoppa!"

Sebuah hembusan angin yang kencang tercipta dari telapak tangan Naruto dan berusaha mementalkannya. Hiruzen melakukan koprol kesamping untuk menghindarinya.

Hiruzen mendaratkan kakinya dibawah pohon dan melesat kearah Naruto sambil menjulurkan tangannya kedepan, Naruto masih dapat menahan itu dengan menyilangkan kedua tangannya. Kembali dengan cepat Hiruzen melakukan tendangan kearah wajah naruto namun hasilnya sama, ditangkis.

Naruto melompat salto kebelakang dan mendarat sekitar 5 meter dari Hiruzen. Hiruzen merangkai beberapa segel dan menyemburkan api yang sangat besar kearahnya, Naruto tidak mau kalah ia merangkai handseal dengan cepat kali ini.

"Suiton : Suiryuudan no Jutsu!"

Naruto menciptakan naga air dari belakangnya dan menembus semburan api milik Hiruzen lalu berusaha untuk menelannya bulat-bulat.

Jrash!

Entah dari mana, Hiruzen telah menggunakan tongkatnya untuk menghancurkan naga air tersebut. Kembali Naruto berlari dengan kecepatan yang ia punya kearah Hiruzen hingga menciptakan bayangan hitam dibelakangnya.

Naruto melancarkan tendangan memutar dengan cepat kearah Hiruzen tapi dihindai. Hiruzen membalas ayunan tongkatnya untuk mendorong tubuh Naruto kebelakang. Namun Naruto berhasil menghindarinya juga, tiba-tiba ia merasakan kalau ia telah membuat celah.

Dan benar saja Hiruzen menggunakan kakinya untuk menyapu kaki Naruto hingga dirinya terjatuh. Tak membuang kesempatan, Hiruzen mengacungkan tongkatnya tepat didepan wajah Naruto.

"Baiklah baiklah, aku menyerah Jiji"

Naruto mengusap wajahnya yang tiba-tiba dipenuhi oleh keringat. Melakukan lompatan kedepan untuk berdiri dan menopang tubuhnya. Ia melihat Hiruzen memberikan beberapa lembar ryo kepadanya dan langsung menghilang dalam kepulan asap.

"Untuk satu bulan, tapi ini terlalu banyak"

Naruto tak mempedulikan hal itu, ia langsung berjalan menuju salah satu toko baju terdekat.

Menghela nafas tertahan, masuk kedalam ruangan. Ia memilih beberapa pakaian dan membayarnya kekasir. Ia tidak perlu memilih dan mencari model yang bagus untuk dipakai. Karena ia bukan wanita repot yang membutuhkan waktu berjam-jam hanya untuk mencari pakaian.

Satu hal yang tidak ia sukai ketika memiliki Pembimbing seperti Hiruzen. Ia tidak akan pernah mendapatkan misi yang berkenaan dengan keluar desa. Alih-alih hanya setingkat Rank-D untuk membantu warga merapihkan rumah atau membersihkan kandang.

Naruto menutup mata dan mencoba untuk menenangkan pikiran sembari mengingat lagi rantaian peristiwa yang terjadi pada hari ini.

Satu hari berlalu dan berjalan seperti biasanya, kalau Naruto harus jujur. Ia sangat bosan saat ini, meskipun terkadang Sasuke datang ke tempatnya hanya sekedar berlatih. Tapi tetap saja ia sendirian dan kesepian, tak ada yang menemaninya sama sekali.

Sembari memejamkan matanya, Naruto berjalan menuju kantor hokage untuk mengambil misi. Di mata orang lain, atau tepatnya teman rokkie nya memandangnya remeh tak terkecuali sang anak Yondaime itu sendiri. Mereka mengatakan kalau Naruto itu tak pantas menjadi ninja karena hanya bisa melaksanakan misi Rank-D.

Namun Naruto tidak peduli akan hal itu, ucapan Sandaime selalu terngiang dalam pikirannya. Dia yang telah dilatih oleh Sandaime dalam beberapa aspek penting dalam kehidupan ninja dan menyebutkan apa saja yang harus ia lakukan.

Andai saja Naruto ingin melawan, ia bisa saja melawan anak dari Yondaime dan membuatnya tidak berkutik.

Arogan.

Dengan mengetahui sifat dari lawan yang mudah sekali emosi dan sombong akan kekuatan, Naruto dapat mencari banyak celah yang akan ia gunakan untuk menghabisi lawan dengan cepat.

Kalau saja desa ini miliknya, ia sudah menghilangkan semua orang dengan sifat arogan tersebut,

Baru satu hari Naruto masuk kedalam Tim Zero, dan baru beberapa jam ia mendapat pesan dari Sandaime untuk membuat kontrak hewan dengan salah satu hewan muridnya, tapi Naruto tak pernah lupa untuk bertanya dalam setiap hal.

Dengan mata terpejam, ia membuka pintu standard di depannya dengan pelan.

"Ah.. Naruto-kun, kamu sudah datang ternyata"

Baik dari aspek manapun, Naruto sudah mengetahui tentang semua sifat dari Sandaime yang memperlakukannya dengan sangat baik dan lembut. Tapi kalau sudah berbicara tentang pertempuran, maka Naruto dapat melihat sifat serius dari seorang Sandaime.

"Jadi bagaimana tawaranku? Kamu akan menerimanya?"

Naruto menggeleng pelan. "Maaf Jiji, bukannya berniat untuk menolak. Tapi aku sudah memiliki hewan kontrak sendiri saat berada di Uzushiogakure, jadi lebih baik Jiji menawarkannya pada Menma"

Yondaime yang sedang menulis dokumen itu terpaksa berhenti dan menatap kearah keturunan Klan Uzumaki yang sedang tersenyum sambil memejamkan matanya. Dengan otak cerdas dan daya tangkap yang cepat, Minato hanya tersenyum tipis dan mengangguk.

"Benar juga, tapi aku juga tak yakin kalau Menma akan membutuhkan Gamabunta"

Naruto membuka kelopak matanya perlahan. "Jangan bicara seperti itu Yondaime-sama, percayalah pada anakmu dan percayalah akan kekuatan yang dimilikinya. Karena dengan kepercayaanmu ia akan menjadi kuat seperti anda dan Shizune-sama"

Minato mengangguk. "Benar, aku akan mencoba untuk mempercayai kekuatannya meski sifat arogannya itu yang sangat kubenci"

Dan satu fakta ini semakin memperkuat keyakinan Naruto bahwa Minato juga membenci sifat arogan, ia mengerti apa yang harus Hokage lakukan terhadap anaknya. Mungkin ia tidak mengetahui metode yang digunakan, tetapi ia mengerti apa yang terjadi kedepannya.

Rasa arogan yang berujung dengan penyesalan.

Namun di balik semua perasaan tersebut, Naruto yakin kalau Menma akan berubah menjadi anak baik.

Menma Namikaze, anak yang mendapat rekomendasi langsung menjadi chunnin karena kemampuannya memang sudah setingkat itu dengan pengendalian Mokuton yang masih pada level terbawah bagi Hashirama Senju.

Naruto tidak [iri] dengan kemampuan yang dimiliki Menma, sungguh ia tidak akan memampangkan kekuatannya kepada orang lain. Karena efek yang di timbulkan oleh desa akan menjadi efek [Negatif] dan desa akan berusaha membuatnya seperti senjata desa.

Menma memang telah menguasai Mokuton pada usia dini, dan kecepatannya yang mungkin suatu saat akan melampaui ayahnya pun diakui oleh penduduk. Cita-cita sebagai Hokage terhebat sepanjang masa menjadi salah satu impian terbesarnya.

Meskipun begitu Naruto tetap tidak [Iri] karena ia juga memiliki cita-cita akan menjadi Uzukage pada saat itu, ia tahu kalau semuanya itu butuh perjuangan dan kemampuan. Bukan berarti anak Hokage akan menjadi Hokage selanjutnya, tetapi hokage adalah mereka yang bisa melindungi para penduduk dan shinobi nya.

Naruto sebenarnya enggan mengakui, ia bukan siapa-siapa dan tak ingin menjadi siapa-siapa di desa ini. Tapi andai saja Uzushiogakure masih ada hingga saat ini, mungkin ia akan pergi kesana..

"...Naruto-kun"

Lamunannya buyar ketika nada yang digunakan oleh Sandaime naik dua oktaf, ia hanya mampu untuk menunduk dan meminta maaf berkali-kali karena telah menghiraukan keberadaan dua Kage didepannya.

Naruto dapat merasakan kalau hawa keberadaan yang lumayan banyak akan datang kemari. Dengan gestur tubuh tetap tenang ia hanya diam sambil memandang kearah jendela.

"Lapor Hokage-sama, misi Rank-C melawan bandit sudah selesai" pria dengan rambut silver melawan gravitasi itu yang juga menjadi mantan sensei nya.

Kakashi melirikkan matanya kearah jendela. "Ah ternyata ada kamu juga, Naruto"

"Hn"

"Hahaha untuk apa veteran Rank-D sepertimu kemari, apa untuk membersihkan kandang lagi" mendengar hardikan dari Menma, ia menarik nafas pelan dan menghembuskannya. Ia tidak peduli dengan ucapan itu, lagipula para warga juga senang kalau ia sedang menjalankan misi yang membantu mereka.

"MENMA! Jaga ucapanmu!" kini Minato membentak keras sambil menggebrak meja.

Satu hal yang dapat Naruto ketahui kalau Minato memulai untuk mendidik anaknya, alih-alih ciut nyali. Menma menundukkan kepalanya sambil mengepalkan tangannya erat-erat.

"Sesama shinobi tidak boleh saling mengejek, apa yang kau lakukan kalau dirimu dilabrak oleh seseorang yang lebih kuat darimu"

"T-tapi dia-"

"DIAM!" Minato menggebrak meja untuk yang kedua kalinya. "Tou-san tidak pernah mengajarkanmu untuk bersifat seperti itu, Tou-san juga tidak mengajarkanmu untuk menghardik orang lain"

"M-maaf T-tou-san"

"Bagus, jadilah anak baik"

Dan Minato memberikan secarik kertas kepada Kakashi, matanya melebar ketika mengetahui apa isi surat itu.

"Anak-anak aku tunggu di gerbang lima jam lagi, istirahatlah yang cukup karena kita akan melakukan misi Rank-B bersama Naruto"

.

.

.

Dengan langkah yang terkesan santai, Naruto berjalan dan tak lupa memberikan sapaan kepada para warga yang ia lewati, sesekali ia berhenti untuk sekedar membeli beberapa bekal makanan selama misi nanti, bagaimanapun juga ini adalah misi Rank-B pertamanya.

Mendengar penuturan Kakashi kalau mereka akan melawan salah satu dari Pendekar Pedang dari Kirigakure, Naruto merasa kalau kemampuannya akan diasah pada saat itu juga. Melihat bagaimana rekannya yang memilih untuk tidur karena kelelahan, Naruto malah sebaliknya. Ia berjalan menuju perpustakaan Konoha yang terletak di tengah-tengah desa.

Kirigakure...

Silent killing...

Seven Swordsman of The Mist...

Tiga aspek yang ia dapat dari sebuah buku tentang sejarah Kirigakure, desa yang berbasis oleh elemen air itu kini telah di pimpin oleh seorang Mizukage. Menurut di buku, Tujuh Pendekar pedang itu tidak ada sangkut pautnya dengan Kirigakure yang sekarang.

"Naruto? Apa yang kau lakukan disini"

Ia tidak menoleh dan tetap terfokus pada buku tebal yang ia baca. "Mencari informasi"

"Boleh aku duduk?"

Naruto mengangguk dan tetap membaca pada buku itu.

"Aku bisa memberikanmu informasi tentang Kirigakure, tapi ini merupakan rahasia Rank-SS"

Naruto menghentikan acara membacanya dan memilih untuk mendengarkan mantan jounin pembimbingnya, salah satu alasan kenapa ia lebih memilih untuk mendengar karena ia tahu kalau mantan sensei nya ini mengetahui segalanya.

"Saat ini Kirigakure sedang terjadi perang saudara" nada itu terdengar nampak sedih. "Dan perang itu terjadi serta terletak beberapa kilometer dari negeri ombak"

"Aku tidak masalah dengan Kirigakure" Naruto berucap pelan. "Hanya saja perekonomian negeri ombak yang merosot akibat Gatou yang kupikirkan"

"Ha? Kau tahu dari mana soal Gatou"

Naruto memiringkan kepalanya sedikit. "Aku menyebar bunshin keseluruh tempat untuk mencari informasi dunia luar, entahlah aku juga nggak yakin ini sebenarnya ada apa"

Kini giliran Kakashi yang mendengarkan.

"Aku melakukan itu alih-alih karena ingin mengingat kembali apa yang terjadi kepadaku, semua yang pernah terjadi sebelum aku kehilangan ingatan" cowok perak memilih untuk menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Pasti Kakashi-sensei mengerti apa yang kurasakan bukan"

Kakashi mengangguk sembari menghembuskan nafas panjang. "Yah aku mengerti, aku hanya bisa berdoa agar ingatanmu kembali"

Sembari berdiri dan menepuk pundak cowok perak itu, Kakashi menghilang dengan kepulan asap. Wajah Naruto kembali menjadi sendu ketika melihat kepergian Kakashi, tanpa perlu menunggu lama Naruto pun menghilang dalam kepulan asap untuk mempersiapkan semuanya yang akan ia bawa.

. . .

Uzumaki Rinnegan

. . .

Dan di sinilah mereka sekarang, disebuah jalan setapak yang panjang dan di kelilingi oleh pepohonan yang rindang. Di bawah penyinaran sinar matahari yang berusaha menerobos ruang lingkup hutan, bayangan mereka terlihat karena efek dari sinar tersebut.

Saling bercengkrama satu sama lain dan serta menilik setiap perkataan Naruto dan Sasuke yang terlihat sangat akrab membicarakan strategi yang akan mereka lakukan bersama. Sialnya bagi Menma, ia seperti nyamuk ketika tak ada yang mau berbicara dengannya.

Dengan Sakura?

Oh yeah ia tahu kalau Sakura terus menerus memandang kearah Sasuke dan sesekali ikut dalam pembicaraan, dan mereka berdua tidak terganggu akan hal itu. Dengan raut wajah sebal dan marah, ia akhirnya menghentikan perjalanan dan menunjuk wajah Naruto dengan jari telunjuk.

"Kau!"

Naruto memiringkan kepalanya sedikit. "Ya?"

"Jangan sok akrab dengan Tim ku, kau itu bukan bagian dari tim ini!"

Naruto menaikkan satu alisnya heran. "Kenapa? Aku juga bagian dari Tim ini dulu, sebelum pada akhirnya harus di gantikan olehmu"

Melihat eskpresi Menma yang melebarkan matanya, Naruto mendapat satu fakta kalau Yondaime tidak memberitahukan hal ini kepada anaknya. "Hahh kau bahkan tidak tahu alasan kenapa kau di masukkan ke Tim 7 yang sudah lengkap"

"A-apa maksudmu!"

Mendengar nada yang bukan pertanyaan melainkan seruan, Naruto kembali melanjutkan perjalanan menghiraukan tatapan Menma yang melecut kearahnya dengan tajam. Kakashi yang mengerti tentang situasi ini menepuk pundak Menma dan kembali melanjutkan perjalanan.

Merasa makin penasaran, Menma terus menerus menatap punggung Naruto berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. 'Akan kutanyakan pada Tou-sama"

Tatapan Naruto menjadi tajam begitu pula dengan Sasuke yang telah mengaktifkan sharingan dua tomoe nya. Melihat sorot mata keduanya, Sakura langsung melompat mendekati Tazuna sambil menggenggam kunai di tangan kanannya, merasa rencana original mereka telah terbentuk kini mereka berdua melesat kedepan.

Trank!

Dari genangan air keluar dua shinobi yang memegang rantai dan belati, Naruto mengambil inisiatif yang tinggi untuk membuat mereka berpencar dan melawan pria yang memegang belati.

Naruto berlari dengan cepat dan mencoba untuk menghantamkan bola biru itu ke perut lawan, namun Meizu lebih dahulu menghindar kesamping sambil menebaskan belati yang ia genggam.

Namun satu kesalahan yang ia buat, tiba-tiba tangan kiri Naruto yang menggantung bebas kembali tercipta sebuah bola biru yang padat dan membentur belati yang digenggam Meizu.

Satu hal yang dapat di rasakan oleh Meizu ketika bola biru itu menghancurkan belatinya dan mengenai perutnya, organ dalamnya terasa seperti di gilas dan darahnya berputar hingga berusaha menyeruak keluar dari mulutnya. Meizu tercengang karena sebuah besi hitam telah menancap di dadanya.

"K-kau!"

Belum sempat Meizu berkata untuk yang terakhir kalinya, Naruto telah mencabut paksa besi hitam itu yang langsung memuncratkan darah segar.

Kini tatapannya mengarah kepada Sasuke yang sedang menyemburkan bola api pada pria pengguna rantai, Naruto melemparkan besi hitam tadi ke udara. Mengerti apa yang harus ia lakukan, Sasuke langsung mengalirkan chakra nya pada kaki untuk menggunakan besi hitam tadi sebagai pijakan.

"Mati kau!" Sasuke hanya memasang wajah datar sambil menangkap rantai Gozu dan menarik rantai itu dengan cepat ke arahnya. Satu sentakan bertenaga itu langsung menarik Gozu ke arah Sasuke dan langsung di sambut oleh sebuah api yang berubah menjadi naga.

"Katon : Ryuuka no Jutsu!"

Blar!

Tubuh yang menjadi abu itu hangus tak bersisa. Sasuke berjalan mendekati kearah Naruto yang berjalan kearahnya sembari memberikan kepalan tinju. "Serangan yang bagus"

"Tidak sehebat katon mu"

"Hahaha jangan terlalu bernostalgia, suatu saat kau akan bisa melampauiku dengan berlatih"

"Yeah aku tahu itu"

Keduanya berjalan mendekat kearah Sakura yang berada di depan Tazuna, iris blue sapphire itu menangkap rasa kesal pada ekspresi Menma terhadapnya. Ia mengerti, dan tentu saja akan selalu mengerti tentang berbagai ekspresi yang di berikan oleh anak Yondaime itu.

"Sudahlah Menma, mereka sudah terbiasa melakukan hal itu" Kakashi memberikan nasehatnya, meskipun begitu itu tidak merubah ekspresi Menma yang kesal.

Dan pemuda yang dilingkupi kesal itu mengikuti arah pandang mereka. Perjalanan kembali di lanjutkan dengan suasana senyap, melewati jembatan besar yang merupakan buatan dari Tazuna serta berterima kasih kepada tukang perahu yang telah mengantarkan mereka.

Pukul 14.00 saat Tim mulai masuk ke wilayah jembatan, masalah mereka mulai serius. Sebuah pedang besar yang mengarah tepat didepan mereka, Naruto pun menangkisnya dengan sebuah longsword yang panjang serta ramping. Melihat senjata itu sukses membuat Kakashi terkejut.

Mereka menoleh menatap kearah pemilik pedang besar itu. Ganjil sekali. Suasana hutan yang mendadak lengang terasa amat ganjil. Bahkan angin pun seolah takut berdesau. Mereka yang tidak mengerti apapun hanya nafas cepat yang menderu.

Apa yang sedang terjadi? Ada apa?

Saat itulah, lima belas detik kemudian, terdengar suara tawa yang menggelegar di langit-langit pinggir hutan. Naruto mengeratkan genggamannya pada senjata yang tidak ia ketahui asal-usulnya.

Sepuluh detik. Pria bertubuh kekar dengan masker menutup mulutnya. Berjalan pelan kearah tempat pedang besar itu menancap tepat di salah satu pohon besar, dengan sekali sentakan tenaga pedang itu telah dalam genggaman.

"Aku tak menyangka kalau yang kulawan adalah Sharingan no Kakashi dan..." Zabuza melirikkan matanya kearah Naruto. "...pemegang Nuibari"

Naruto terdiam sambil menatap longsword di tangannya. "Nui..bari"

Tiba-tiba kepalanya berdenyut dan rasa sakit menjalar keseluruh kepala, Nuibari itu terjatuh dan tubuhnya terhuyung kedepan. Memegang kepalanya yang terasa sangat sakit karena memori yang di paksa masuk kedalam otaknya, sebuah ingatan dimana pemilik aslinya telah ia bunuh karena ketidaksengajaan.

"Arrgghhh!"

Melawan semua rasa sakit itu, ia menggenggam Nuibari di tangan kanannya kemudian menatap kearah Zabuza yang sudah bersiap menyerang.

"Maju.."

Perintah merupakan jalan hidup.

Ia berlari dengan sangat cepat sambil menghunuskan Nuibari kedepan berusaha menembus dada Zabuza, namun dengan sigap pula Zabuza menangkisnya dengan Kubikkiribocho yang dimiringkan. Naruto melecutkan tatapannya kesamping Zabuza bersamaan dengan tubuhnya yang bergerak.

Trank!

Dentuman logam kembali memekik telinga ketika Zabuza dapat menangkisnya, tapi beberapa detik setelah itu ia merasakan sesuatu yang tak mengenakkan akan terjadi. Karena reflek yang telah terlatih bertahun-tahun, ia salto kebelakang menghindari sebuah hunusan kunai.

"Aku tak menyangka kalau akan di keroyok seperti ini"

Zabuza memasang satu segel yang menjadi ciri khasnya. "Kirigakure no Jutsu!"

Sebuah kabut memenuhi area sekitar, Kakashi yang melihat hal itu langsung mengangkat Hitai-ate nya dan mempampangkan sharingan yang tidak bisa di non-aktifkan.

"Maju, Naruto!"

Satu perintah yang tak ia pikirkan dua kali, menyerang dengan membabi buta sesekali melayangkan tendangan yang kuat kearah Zabuza. Ketika serangannya mengenai tubuh kekar itu, Zabuza menghilang di balik kabut dan bersiap untuk membunuh musuhnya dalam diam.

Silent Killing...

Seperti julukan yang di dapat oleh para Pendekar dari Kirigakure, membunuh cepat dan akurat tanpa harus membuang banyak tenaga. Memanfaatkan beberapa celah yang di dapat untuk membunuh lawan dengan keadaan diam dan tidak bergerak seperti terkena genjutsu.

"Suiton : Suiryuudan no Jutsu!"

Tercipta seekor naga air langsung menerjang kearah Kakashi yang merapal handseal cepat.

"Suiton : Suiryuudan no Jutsu!"

Dua naga air bertabrakan di dalam kabut ini, Naruto yang melihat hal itu langsung keluar dari kabut untuk merencanakan sesuatu bersama Sasuke yang telah menunggunya di luar.

"Lakukan Rencana AB" ucap Naruto kepada Sasuke.

"Oke, sebelumnya hilangkan kabut ini"

Tak perlu komando dua kali, Naruto merapal handseal dengan akurat.

"Fuuton : Kazeryuu no Jutsu!"

Tercipta naga angin dari belakang Naruto dan menelan kabut itu hingga mengenai Zabuza yang berniat menyerang Kakashi.

"Cih, bocah sialan" kini Zabuza berlari, menyerang Naruto. Namun langkahnya harus berbelok ketika Kakashi berusaha menyerangnya dengan sebuah petir di tangan kanannya. Zabuza melayangkan sebuah tendangan cukup keras hingga membuat Kakashi terlempar, belum sempat Kakashi bangun dari jatuhnya. Ia mendengar Zabuza mengucapkan satu jurus yang amat ia kenal.

"Suiton : Suiro no Jutsu!"

Tercipta sebuah bulatan air yang langsung memerangkap tubuh Kakashi, menghilangkan jurusnya karena mengetahui aspek yang terjadi ketika petir bertemu dengan air. Ia hanya bisa menarik nafas dan menahannya hingga jurus ini selesai.

Zabuza membentuk Mizubunshin untuk mengambil alih penjara air yang memerangkap Kakashi.

Angin di buat bergelombang saat kedua insan itu saling tatap, Sasuke yang menyaksikan pertarungan antara sang guru dengan Zabuza dan mulai mengambil alih pertarungan bersama Naruto.

Suara tawa kejam dari Zabuza terdengar nyaring berbarengan dengan benturan string baja mereka, Sasuke mengeluarkan sebuah Fuma Shuriken dan menaruhnya di depan dada.

Tap!

Tepat berbarengan dengan Naruto yang menapakkan kakinya di atas permukaan tanah, ia menggulingkan tubuhnya untuk mengambil jarak dengan Zabuza.

"Fuma Shuriken : Kage Fuusha!"

Tiba-tiba Sasuke muncul dari samping depan Zabuza sambil melemparkan beberapa Fuma Shuriken, tentu saja Zabuza merasa di remehkan oleh kedua bocah ini.

Tap!

Satu Fuma Shuriken berhasil ia tangkap, dan ia melompat untuk menghindari Fuma Shuriken yang lainnya. Tanpa sadar ia dapat melihat Sasuke yang menyeringai.

Boof!

Satu Fuma Shuriken berubah menjadi Naruto yang merapal handseal, dari empat titik yang berbeda Fuma Shuriken itu berubah menjadi Naruto.

"Fuuton : ..." Naruto menarik nafasnya dalam-dalam di ikuti oleh bunshin yang lainnya. "...Kazekiri"

Naruto menembakkan pisau-pisau angin dari mulutnya yang berusaha untuk menyayat tubuh Zabuza tanpa ampun, dengan sigap. Zabuza melompat tinggi untuk menghindari serangan-serangan itu, namun ia di kejutkan oleh Sasuke yang telah membengkakkan dadanya.

"Katon : Goukakyuu no Jutsu!"

Sebuah bola api yang besar menerjang kearah Zabuza yang berada di udara, tak mau mati sia-sia ia pun menggunakan Kubikkiribocho untuk menghalaunya. Dengan sekali tebasan miring dengan tenaga, ia membelah bola api itu.

Buagh!

Naruto yang telah menghilang dari tempatnya memberikan hadiah berupa tendangan pada wajah Zabuza sehingga tubuh kekar itu jatuh menghantam tanah.

Geraman marah dibuat Zabuza ketika serangan bocah tengik di hadapannya berhasil. "Kau benar-benar ingin kubunuh, bocah Nuibari" lesatan berkecepatan tinggi dengan cepat dilakukan Zabuza, kubikkiribocho itu mengacung tepat kearah naruto.

Melihat hal itu Naruto mengambil kuda-kuda menengah dan memejamkan matanya, tiba-tiba dipinggiran kelopak matanya tercipta sebuah simbol burung api. Dengan energi alam yang telah memasuki tubuhnya, Naruto mengambil posisi untuk membalas serangan Zabuza.

Benturan serangan dari keduanya kembali terdengar, tidak ada yang mengalah dalam pertarungan kenjutsu dalam hal ini, keduanya saling menyerang dan bertahan secara bersamaan.

Naruto mengalirkan chakranya ke Nuibari yang langsung memanjang hingga membuat Zabuza kewalahan untuk menangkisnya, matanya melebar dengan cepat ketika Nuibari itu berusaha mengoyak Kubikkiribocho miliknya.

"Katon : Goryuuka no Jutsu!"

Suara ledakan kembali terdengar sangat jelas saat serangan Sasuke mengenai tanah dimana Zabuza berada, mereka berdua dapat melihat tubuh tak berdaya Zabuza yang terbujur kaku dengan luka bakar dibagian pinggangnya.

Stab! Stab! Stab!

Senbon-senbon yang di lemparkan oleh seorang Hunter-nin itu menancap tepat di tiap-tiap bagian tertentu, Naruto yang memang bukan orang bodoh pun langsung menerjang kearah Hunter-nin itu yang langsung menahan serangannya dengan ringisan di balik topengnya.

"Siapa kau dan apa hubunganmu dengan Zabuza" mendengar nada dingin itu, mau tak mau Hunter-nin ini harus menelan ludahnya.

"A-aku hanya seorang Hunter-nin dan akan membawa tubuh Zabuza karena dia telah kami buru akhir-akhir ini karena membuat kekacauan"

Naruto yang masih dalam mode sage mengeluarkan sebuah kunai yang di lapisi oleh senjutsu, ia melemparkan kunai tersebut tepat menancap di perut Zabuza. Para pasang mata yang melihat itu melebarkan matanya karena tidak menduga kejadian yang di lakukan oleh Naruto.

"Aku bukanlah orang yang dapat kau bodohi, Hunter-nin jadi-jadian" rambut perak itu berkibar menerima luapan energi dari tubuhnya. "Kalau kau memang seorang Hunter-nin, aku ingin melihat bagaimana caramu untuk membunuhnya"

Karena Naruto tahu, sebagaimana yang telah ia pikirkan...

Sekedar memastikan kalau anak tidak akan membunuh ayahnya sendiri.

.

.

To be Continued~

.

© DraconsteeL Out~