Kagami melepas kacamata hitamnya yang semula bertengger di matanya, memperlihatkan mata crimson dengan semangat membara seperti api konoha.

Pasalnya ace ganteng kita ini baru saja kembali dari Amerika Serikat. Kuliahnya disana sudah selesai dan sekembalinya di Jepang, ia ingin mendaftarkan diri sebagai seorang pemadam kebakaran seperti cita citanya ketika masih sering ngompol.

Kagami jadi ingat, semasa kecil dulu ia sering menggembar-gemborkan cita citanya sebagai pemadam kebakaran pada kawan seperjuangannya, Aomine Daiki. Dan saat itu Aomine hanya menguap bosan. Kagami masih ingat, ia yang jengkel bukan kepalang menjambak rambut biru Aomine. Membuat keduanya terlibat perkelahian hingga guling gulingan di tanah.

Untuk saat itu pak guru Tetsuya datang dan melerai keduanya. Aomine dibawa ke kelas untuk diajak tidur siang bersama teman teman TK-nya yang lain. Sementara Kagami ditinggalkan begitu saja di kotak pasir. Untungnya pak guru Kiyoshi segera tanggap situasi.

"Kagami kenapa menangis?"

"Mau bobok.. hiks.."

"Bobok bareng sensei ya.."

Kagami kecil menggeleng lemah.

"Bayeng Aomine.."

Ah, kiyoshi sensei paham. Persahabatan anak kecil memang tak tergambarkan dengan kata kata. 5 menit yang lalu bertengkar hebat, dan sekarang sudah minta bobok bareng.

Kagami jadi malu sendiri kalau mengingat kejadian itu. Terlebih sekarang kan ia sudah gede. Sudah tidak minta bobok bareng Aomine lagi. Soal Aomine, sekarang dia jadi seperti apa ya? Sudah 17 tahun berlalu. Ia sudah 22 tahun. Pastinya si Aomine itu juga seusia ia sekarang. Kagami jadi ingin bertemu dengannya sesegera mungkin.

"Kagamicchi? Kagami Taiga bukan ya? Kamu Kagamicchi kan?!"

Si ace ganteng kita ini menoleh maskulin ketika sebuah suara bak sangkakala yang membahana memanggilnya. Mengagetkannya di sebuah konbini yang sepi.

Maigad! Siapa pemuda ketjeh badai yang mengenalinya ini? Kulit putih mulus nan halus, rambut pirang berkilau, dan bulu mata lentik khas kaum hawa dalam tubuh macho. Kagami tidak kenal!

"Hey.."

Kagami tersenyum canggung. Sebenarnya Kagami tidak kenal. Tapi yasudahlah sok kenal saja biar tidak dikira lupa daratan. Biar tidak dituduh kacang lupa kulitnya. Biar tidak disangka ingus lupa hidungnya.

"Ah, Kagamicchi mah gitu orangnya! Kagamicchi lupa padaku kan? Ini daku! Kise! Kise Ryota ingat nggak?"

Ah, Kagami ingat sekarang. Ini Kise yang dulu tetanggaan dengan Kagami. Yang sering minta mandi bareng Kagami, yang pernah tenggelam di bak mandi Kagami, yang sering menghabiskan shampoo strawberry milik Kagami, yang sering pipis di bak mandi Kagami kalau keduanya sedang mandi bareng. Ya, Kagami tau Kise sering pipis di dalam bak mandi soalnya kalau dekat Kise kadang airnya mendadak bisa berubah jadi hangat. Pokoknya ingatan Kagami tentang Kise itu tidak ada yang tidak nista.

Dan demi apa si Kise yang itu jadi guanteng to the max seperti sekarang? 'Kise.. makan apa kamu bisa jadi guanteng seperti sekarang, nak?' Batin Kagami iri sejadi jadinya.

Kagami jadi minder kalau dekat dekat Kise. Terlalu silau, gan!

"Oh Kise! Lama nggak ketemu! Gimana kabarnya?"

"Tuh kan Kagamicchi lupa padaku.. Haha tapi ya sudahlah.. seperti yang Kagamicchi lihat. Aku sehat,tampan, dan berani." Kise mengibaskan poni kuningnya dan tersenyum ala iklan pasta gigi.

"Hahah.. Narsis amat lu.." Kagami menoyor bahu Kise dan keduanya tergelak bersama sama.

Keduanya kemudian bertukar cerita selama tidak saling bertemu. Dan Kagami baru tahu kalau Kise ini sekarang profesinya model. Pantes ganteng, kalau kata Kagami. Dan selain bercerita mereka juga bernostalgia soal masa kecil mereka, tentang Kise yang sering memaksa mandi bareng. Kagami ingat lagi kan jadinya.

"Nah kalau Ahomine itu sekarang jadi kayak apa?" Tanya Kagami ketika obrolan keduanya mulai menyangkutkan Aomine.

"Wah.. sekarang sudah sukses dia. Jadi pak polisi lho, Kagamicchi.." jawab kise seenteng jajan chiki yang lebih banyak udaranya daripada jajannya.

"Oh."

Kagami sebenarnya terkejut bukan kepalang. Kok bisa anak kayak Aomine tidak berakhir jadi bujang lapuk? Kok Aomine bisa meraih cita citanya? Bukannya meremehkan lho si Kagami ini. Hanya saja, mengingat Aomine kan dulu tipikal anak yang menyebalkan sealam semesta. Kok bisa gitu? Sungguh Kagami dibuat gagal paham.

"Kagamicchi sudah tau yak kalo Aominecchi jadi polisi?"

"Nggak. Belum kok."

"Kok ekspresinya begitu?"

"Ya biar keren aja."

Kise menepuk jidat secara brutal.

Kise mendadak mendapat panggilan pemotretan dan acara reunian dengan Kagami terpaksa ditunda. Tapi sebelum itu Kagami sempat menanyakan tempat tinggal Aomine, ia bilang ingin mampir menjenguk kawannya yang Kise bilang bulukan abadi. Kise berbaik hati menunjukkan alamatnya pada Kagami dan berkata akan mampir selepas pemotretan untuk kangen kangenan dengan Kagami lagi.

Setelah jelas alamatnya dimana, Kagami tancap gas kesana. Berharap si tuan rumah tidak sedang bertugas dan dapat menerima kunjungan darinya, mengingat profesi si tuan rumah adalah seorang polisi membuat kagami harap harap cemas. Berharap Aomine ada di tempat.

Bel sudah dibunyikan. Tinggal tunggu reaksinya. Kagami panas dingin. Deg degan. Lama tak jumpa sahabat seperjuangan menangkap ikan di sungai belakang TK.

Si pemilik rumah keluar.

Kagami mendapati seorang berkulit dim eksotis dengan seragam kepolisian yang masih terpasang, dengan seluruh kancing yang terbuka. Sabuknya sudah lepas dari ikatannya namun masing bertengger di loop celananya. Dan jangan lupakan perut tan yang mencetak kotak kotak yang alamaaaak sekseeeeh sekali.

Hell! Ini Aomine yang dulu sering ngupil sembarangan, yang sering bertengkar dengan Kagami sekarang jadi polisi yang tampan begini? Kagami susah percaya! Jin ifrit mana yang Aomine suap hingga mampu mengubah anak kecil dekil tukang ngupil menjadi seorang lelaki gentle nan tampan seperti yang ada di depan matanya ini?

"Siapa ya?"

Perlahan Kagami melepas kacamatanya. Sengaja agar terlihat seperti pertemuan yang mengharukan antara dua sahabat erat yang telah lama terpisah.

Mata Aomine yang awalnya terlihat malas itu perlahan membulat. Tak menyangka mendapati tamu langka di hadapannya. Terlebih si tamu ini adalah sahabat lama. Lamaaaa sekali. Di hadapannya berdiri seorang Kagami Taiga. Bocah bandel yang dulu sering usil tapi juga sering minta bobok bareng Aomine. Kalau tidak dituruti Kagami bakal menangis nantinya.

"Ba.. Bakagami?!"

"Yo, Ahomine."

Hening. Keduanya tengah mengendalikan diri semaksimal mungkin untuk tidak memeluk satu sama lain. Takut dikira cengeng.

"Ngapain kesini? Mau minta bobok bareng gue lagi?"

Faak! Kagami capek capek jalan kaki datang kemari dan cuma begitu reaksi si dekil ini? Kagami keki. Kagami menyesal setengah mati. Kalau begini Kagami lebih baik pulang saja.

Kagami berbalik, hendak pergi. Atau hendak menyembunyikan wajah memerahnya dari Aomine, hanya ia,fans Kagami dan Tuhan yang tahu. Aomine tidak tahu dan tidak diizinkan untuk tahu. Enak saja. Mau jadi apa image gahar,ganas,garang milik Kagami kalau Aomine sampai melihatnya memerah. Bisa bisa Kagami malu 7 turunan.

"Eits!"

Cekatan, Aomine mencekal lengan Kagami. Menariknya cukup dekat hingga Aomine bisa membisikkan sesuatu di telinganya.

"Bobok bareng lagi juga boleh kook~"

Anjiiir! Kagami bagai dipakai mainan oleh seorang bujang lapuk! Tapi wajahnya memerah juga sih.

Dan yang awalnya hanya sebatas godaan semata, namun melihat lelaki berotot di depannya blushing tak terampuni membuat Aomine tidak menyesali perbuatannya. Sungguh, kawan lamanya ini berubah jadi unyuuk sekali. Aomine jadi ingin mengusel-usel Kagami dengan gemas.

"Ngimpi lo!" Balas Kagami. Dan Aomine dibuat terpingkal-pingkal.

Mimpi apa Aomine semalam? Hari ini ia kedatangan tamu spesial, terlebih tamu itu menginap malam ini. Ya, sebenarnya Aomine yang memaksa menginap sih. Ingin nostalgia bobok bareng Kagami katanya. Dan Kagami percaya percaya saja oleh modus seorang Aomine Daiki.

Aomine pun sebenarnya tak sadar telah memodusi kawan seperjuangannya ini. Bermula dari mata turun ke hati. Bermula dari menatap Kagami yang unyuk ketika Aomine goda, membuat Aomine ingin terus melihatnya lagi dan lagi. Dan Aomine juga percaya, bermula dari bobok bareng berlanjut ke 'anu anu' bareng. Ingat, itu kata anu anu ada tanda petiknya.

Ya shallam.

Demi apa Kagami yang dulunya bandel tiada tara menjadi seunyuk sekarang? Demi apa bocah lelaki yang dahulu membuat Aomine lelah kokoro dan raganya menjadi se moe kyun sekarang?

Ya shallam.

Aomine sulit percaya.

Sudah pukul 3 pagi. Kedua bujang kronis itu tak kunjung tidur. Obrolan mereka tak ada habis habisnya. Dan tak satupun dari keduanya yang bosan. Mungkin faktor rindu mendera kalbu yang jadi tiang utama pembicaraan yang tak kunjung usai tersebut.

"Nah.. lu ingat Midorima nggak?"

"Midorima yang mana sih?" Kagami berusaha mengingat siapa itu Midorima.

"Yang rambutnya ijo."

"Oh.. dia.. napa emangnya?"

"Dah mau kawin dia."

"Eeh sumpe lo?"

"Ho'oh.. dah jadi dokter sekarang. Trus mau nikah ama perawatnya.."

"Fiuuuu~"

Kagami bersiul. Membayangkan sosok hijau sehat yang tsundere sejagat itu menikahi seorang perawat. Padahal dulunya Midorima ini freak bin tsundere. Sekarang malah sudah melangkah jauh ke depan. Ah mungkin ramalan zodiaknya menyuruhnya untuk segera mengakhiri masa lajangnya. Kagami ingat Midorima ini sensitif kalau soal zodiak zodiakan. Macam perawan lah pokoknya.

"Nah lu nggak ikut nikah aja?" Tanya Kagami.

'Gue mau nikahnya ama elu, baka.' Pikir Aomine nista.

Menyadari otaknya bekerja lebih nista dari biasanya, Aomine segera menghapus bayangan itu. Haha, mana mungkin ia menikahi si Baka ini kan? Unyuk sih tapi tidak cocok sebagai pendamping hidup idaman. Tidak cocok sebagai calon ibunda yang dapat membina serta membawa keluarga menuju keluarga berencana yang sakinah mawaddah warahmah.

"Nggak. Belum nemu yang cocok."

"Oh."

Hening.

Sama sekali tidak terbayangkan kalau Aomine ini akan menikah. Kagami malah jadi tertawa kalau membayangkan si pemilik rambut navy ini menjadi seorang suami, seorang Ayahanda yang punya anak kawaii lucu moe unyuk. Ah tentu saja. Dengan ibunda seperti Kagami, semua bisa terwujud.

What?!

Ibunda seperti Kagami?!

Hell! Najis lah Kagami jadi istri seorang Aomine. Biar bagaimanapun Kagami selalu berpendapat dirinya seme! Mana bisa dia diper-uke oleh orang macam Aomine. Apalagi jadi istri Aomine.

"Bobok yuk." Ajak Aomine.

Kagami melotot dahsyat. Ini benar Aomine ngajak bobok? Atau cuma Kagami yang salah dengar? Mungkin tadi Aomine bilang 'diobok-obok yuk' tapi apanya yang diobok obok? Jadi benar Aomine ngajak bobok ya?

Defaaak! Kagami ogah lah bobok bareng Aomine. Dipikirnya Kagami anak yang baru wisuda TK kemarin sore dan masih minta bobok bareng apa? Gurih sekali kau Aomine kalau berpikir seperti itu.

Pokoknya Kagami tidak mau. Cari alasan lain agar tidak perlu bobok bareng Aomine. Aomine pasti punya kamar untuk tamu di apartemennya ini. Kagami bisa pakai yang itu. Apa saja asal tidak bobok bareng Aomine.

Kagami nggak mau pokoknya.

"Yuk."

'Nggak mau' dengkulmu, Kagami?!

Kau jilat ingusmu sendiri dong kalau begitu. Hilang kemana keteguhan hatimu yang beberapa menit yang lalu kau gemborkan di dalam hati untuk tidak bobok bareng Aomine? Musnah kemana Kagami?

Jawabannya, jatuh dan hilang ke bola mata biru gelap Aomine yang kedalamannya bagaikan samudra hindia. Tatapannya itu sungguh menenggelamkan kewarasan dan akal sehat Kagami sebagai mantan pebasket ketjeh badai yang masih mengaku dapat men-seme-i wanita maupun lelaki manapun di dunia ini.

Bagaimana tidak tenggelam? Bayangkan saja. Aomine yang sudah mengantuk, dengan mata sayu yang dipaksa tetap terbuka sebelah dan sebelahnya lagi dikucek malas. Dan jangan lupakan pose menguap yang sangat menggoda itu.

Aww. Kagami jadi hnngghh.. lalu uhh.. lalu nghhh. Agak absurd memang. Tapi memang absurd kok. Tapi ya sudah lah. Ungkapan hati Kagami memang seperti itu. Muka heavy metal hati heavy rotation.

"Boboknya di kamar gue yak. Sante, ranjangnya lumayan gedhe kok. Kalau cuma dipakai tidur berdua muat kok."

"Elu hidup sendiri tapi kok ranjangnya king size sih?"

"Sesuka gue."

"Oh. Kirain sering buat ikeh ikeh kimochi."

Kagami ini memang maji tenshi sejagad, tapi kalau urusan begini ia sudah sampai ya otaknya.

Sebuah jitakan lalu mendarat di kepala merah hitam Kagami

Aomine pagi ini mendapat wangsit untuk bangun pagi. Mimpi didatangi maji tenshi gradasi merah hitam dan mewangsitnya untuk segera bangun. Tangannya meraba-raba sebelahnya namun tidak ditemukannya sosok yang beberapa jam lalu pose tidurnya mendamaikan kokoronya yang tak tentram namun juga menyulut gairah masa bujang Aomine. Kemana gerangan Kagami pergi?

"Kagamicchi! Buruan dong ah.. ngga tahan ini aku, ssu!"

Aomine kenal pemilik suara itu.

Kise pasti.

Aomine melompat bangun dari ranjangnya, berlari menuju arah suara itu datang. Takutnya si Kise ini tengah memperkaos Kagami. Aomine cukup was was dengan teriakan Kise yang penuh makna barusan. Kise ini biarpun kadang masih bocah tapi tidak bisa menjamin pikirannya juga bocah.

Dan Aomine memergokinya. Kise sedang mengguncang-guncang bahu Kagami yang tengah memasak dari belakang. Membuat Kagami terayun-ayun maju mundur.

"Kise! Ngapain lo?!"

"Oh, Aominecchi! Pagi, ssu! Ini lho aku lagi minta Kagamicchi buat masak sarapan. Aku belum makan, ssu. Ya kan, Kagamicchi?" Dan tiba tiba Kise memanuver gerakan memeluk Kagami dari belakang.

"Dikiranya Kagami emak lo apa?" Aomine menguap bosan.

"Kise.. lepasin." Pinta Kagami

"Kalau aku nggak mau, Kagamicchi mau apain aku?" Kise senyum najis.

"Gue sunat lo tar. Belom sunat dua kali kan lo?"

Ancaman Kagami membuat Kise merinding-merinding asik. Entah Kise ini orientasinya mengarah ke huruf 'M' atau bagaimana.

"Kejaaam." Kise mewek muka bebek.

"Dengerin tuh.." dukung Aomine.

"Emang napa seeeh?" Kise tetap teguh pendirian, untuk saat ini sebut saja Kise ngeyel.

"Ya kan si Bakagami lagi masaaaak! Elu jangan gangguin dong!"

"Oi! Siapa yang lu panggil Baka, Ahomine?!" Kagami menyela.

"Oh. Atau Aominecchi jeles kalau aku peluk peluk Kagami?"

"Iya lah pasti." Tandas Aomine singkat,padat, dan tidak tsundere.

Kise membeku. Kagami terguncang kokoronya.

"Ya dah. Aku nggak gangguin Kagamicchi sekarang, tapi nanti.. lihat nanti Aominecchi! Aku bakalan.. aku bakalan.."

"Apa?"

"Aku bakalan mengulang masa lalu bersama Kagamicchi!"

Aomine melirik Kise bosan. Cuma itu yang mau dikatakan Kise?

"Gue udah semalem."

Kagami melotot. Giliran Kise terguncang kokoronya.

"Masa laluku bareng Kagamicchi! Aku mau mandi bareng Kagamicchi!"

Giliran Aomine terguncang kokoronya. Dan Kise tersenyum penuh kode. Jangan lupakan Kagami yang melotot dahsyat.

Demi apa model yang digadang-gadang punya fans segudang, yang dipuji-puji sebelas dua belas dengan Al Ghazali mengajaknya mandi bareng? Kagami mendadak cekot cekot.

"Mau kan, Kagamicchi?"

Kagami didera dilema parah.

Ada angin apa 2 sahabat semasa kecil yang selalu menghabiskan suka duka bersama, mulai dari duka sunat bareng hingga suka mancing bareng mendadak ingin mengulang nostalgia? Aomine yang sudah bobok bareng Kagami semalam dan sekarang Kise yang minta mandi bareng?

Demi Akashi Seijuurou yang jatuh cinta pada chihuahua, Kagami masih sulit mencerna situasi yang tengah berlangsung.

Kalau tidak dituruti permintaannya Kise, takutnya nanti Kise menjadi labil dan ngambek membabi buta. Dan kalau tidak menuruti maunya Kise, dikiranya Kagami ini pilih kasih atau bagaimana. Masa semalam sudah menuruti Aomine dan Kise tidak? Biar bagaimanapun juga kan mereka ini sahabat.

Ah, tapi kalau mandi bareng Kise? Kagami tak yakin kesuciannya tidak akan ternodai. Ya, meskipun bobok bareng Aomine juga tidak menjamin keperjakaan Kagami tetap tersegel sempurna.

Intinya sekarang ini Kagami galau mau menjawab 'oke deh' atau 'enggak deh'.

"Dengar, Kise. Kita berdua ini, elo dan gue kan bukan pair canon. Jadi sebaiknya.."

"Sebentar, Kagamicchi. Kalau membicarakan pair canon, sesungguhnya aku canon sama Aominecchi, ssu. Tapi berhubung aku ngga minat sama Aominecchi, aku maunya sama Kagamicchi, ssu!" Kise memotong ucapan Kagami yang hendak ngeles.

"Dan elo canon sama Tetsuya sensei, baka." Kata Aomine.

"Sesungguhnya kita ini tidak canon dengan siapa siapa, ssu."

Kise tumben-tumbenan berbicara cukup realistis. Entah terantuk apa kepala kuningnya itu. Kalau murni pemikirannya, jelas jelas melantur sekali.

"Nah tuh!" Aomine mendukung gerakan anti canon.

Kagami menatap Aomine, meminta diselamatkan dari makhluk kuning yang diprediksi moefikasi spongebob squarepants. Ya bagaimana tidak? Sama-sama cempreng, sama-sama lentik, sama-sama berisik, dan sama-sama kuning. Sayangnya Aomine tak cukup peka untuk mengartikan tatapan penuh cinta dari Kagami.

Kagami berbalik. Menatap Kise, mendapati Kise dengan wajah sumringah tengah menaikturunkan alisnya dengan nista. Kagami hanya bisa pasrah.

"Yay! Nanti ya, Kagamicchi! Ok? Ok? Ok deeh.." siapa yang bertanya, siapa yang menjawab. Itulah Kise Ryota kita.

"Oi, Kagami."

Kagami menengok.

"Elo moe kalau pakai apron gitu." Puji Aomine.

"Moe nenek lo disco?!"

Nampaknya Aomine telah menarik ucapannya mengenai Kagami yang tidak cocok sebagai calon ibunda idaman yang dapat membawa keluarganya menjadi keluarga berencana yang sakinah mawaddah warrahmah. Dengan ibunda seperti Kagami, semuanya dapat terwujud dengan mudah.

*SWITC ON*

catatan pojok : wooow.. ini aku uploadnya ngebut ngga pake edit editan.. dah ditunggu emak ini.. T^T gomen kalau ada banyak typo..