Dunkle & Helle

Author : Lee Se11y4

Genre : Mistery, Romance, Fantasy etc

Leght : Drabble

Cast : Crossover

Akashi Seijuurou

Kuroko Tetsuya

Kiseki No Sedai

Vampir Knight


Tokyo, 11 April 1845

Langkah yang terlihat sangat gusar, menapak di setiap jalanan ramai hingga menabrak beberapa orang yang ada di depanya. Kata maaf terulang berkali-kali dengan wajah yang begitu ketakutan. Rambut biru muda, mata yang lebar dan tubuh yang tidak terlalu tinggi membuat pria berusia enam belas tahun ini terus melebarkan langkahnya agar sampai di tempat yang saat ini dia tuju.

"Kei!" Teriaknya sambil membuka pintu sebuah rumah kumuh di belakang gedung tinggi yang sedari tadi pria ini lewati. Mata yang sangat indah saat melebar, tapi ada setumpuk rasa sakit dan juga cemas di dalamnya. "Kei, kau ada dimana? Hino! Will kalian ada dimana jawab aku?!" Nama-nama yang dia panggil tidak juga muncul. Kuroko Tetsuya, itulah nama pria yang saat ini berjalan di antara barang-barang yang berserakan di lantai. Matanya mengitari rumah kecil itu hingga menemkan secarik kertas dengan bercak darah di atasnya.

Kau terlambat

Aku sudah bilang padamu

Satu detik itu berarti dan kau menyia-nyiakan waktu itu

Dan sekarang, aku membawa adik-adikmu

Kau ingin mereka mati atau selamat?

Bagaimana jika mati saja?

Kemudian kau menyusul, itu ide baguskan?

Atau... serahkan dirimu padaku seperti dulu, Kuroko Tetsuya.

Sampai nanti, pikirkan baik-baik siapa kau sekarang dan dimana posisimu.

Tangan kiri Kuroko mengepal seakan ini memukul sosok yang memberinya surat itu. Sedangkan tangan kananya yang membawa surat itu meremasnya kuat-kuat, ada kemarahan, ada rasa benci dan juga katidak sukaan pada kalimat yang tidak ingin dia dengar. Masa lalu yang sangat kelam menjadikan pria ini harus hidup di bawah naungan langit dan air hujan sebagai minumanya. Kuroko keluar dari rumah dan berlari kesuatu tempat. Baru saja dia mengarah ke jalan besar dia melihat orang-orang berkuda dan memakai kereta sedang menuju kerumahnya.

"Cari, Kuroko Tetsuya sampai dapat, jika tidak kalian tau apa yang akan terjadi" Seorang laki-laki di atas kuda berteriak pada anak buahnya yang saat ini berjajar di belakang. Setelah memberikan aba-aba mereka berpencar mencari Kuroko. Kuroko yang mengetahui hal itu mencoba untuk mencari cara melarikan diri dari mereka. Saat Kuroko berlari, dia bertabrakan dengan seseorang yang memakai mantel hitam dengan wajah yang tidak terlihat karena topi mantel yang dia kenakan.

"Maafkan saya" Ujar Kuroko, salah satu dari pengawal yang melihat langsung berteriak dia menemukan orang yang dia cari.

"Itu Kuroko Tetusya! Kalian cepat kejar dia!" Teriak sang pengawal lalu mengejar Kuroko yang saat itu berlari sekuat tenaga untuk menghindar. Kuroko masuk ke dalam perkampungan yang terlihat sepi dan tidak ada satu orangpun di sana. Kuroko terkejut, dia ragu untuk masuk ke dalam perbatasan kampung yang dulunya adalah kampung siksaan bagi budak yang tidak mau mendengar perintah penguwasa. Tapi, orang yang mengejarnya semakin dekat Kuroko akhirnya masuk ke dalam kampung itu dan mencoba bersembunyi.

Para pengawal yang mencari Kuroko berhenti di depan perbatasan kampung, mereka juga ragu untuk masuk. Tapi, seseorang lagi datang dia memakai baju seperti bangsawan dengan menunggangi kuda hitam yang besar.

"Kenapa kalian diam saja? Cepat masuk dan bawa Kuroko Tetsuya padaku" Lau Mirerk, adalah penguwasa daerah yang di tinggali Kuroko. Dan dia orang yang menulis surat pada Kuroko.

Kuroko terlihat lelah, dia berhenti di salah satu sekat di antara rumah-rumah yang terlihat sangat menyeramkan dan menjijikan. Kuroko mendongakan kepalanya dan melihat apa mereka masih saja mengejarnya dan itu benar, untunglah seseorang datang dari belakang dan menarik tangan Kuroko. Kuroko terkejut dan melihat orang yang tadi dia tabrak ada di depanya.

"Tolong aku, aku mohon tolong aku" Dengan nada suara yang bergetar Kuroko mencoba minta tolong, orang yang ada di depanya membuka topi mantelnya dan membalas tatapan Kuroko. Mata yang indah, pikir Kuroko. Perpaduan warna merah yang terang dan padam dengan warna kuning keemasan yang menyala mewah.

"Aku akan menolongmu" Kalimat pertama yang Kuroko dengar membuatnya tercengang, saat mendengar suara kuda mendekati tempat itu dengan sigap, pria berambut merah itu melepas mentelnya lalu menutupkanya pada Kuroko dan dirinya. Mata Kuroko semakin melebar dengan apa yang pria asing itu lakukan.

"Apa yang kau..." Sebuah sandiwara dengan awal yang begitu indah, bibir manis itu menempel di bibir lembut Kuroko hingga kalimat Kuroko terhenti.

"Cepat cari dia di belakang!" Printah salah satu pengawal dan meninggalkan gang sempit yang gelap hingga membuat mereka tidak terlihat di dalam.

Cukup lama ciuman itu terpaut manja, pria yang di ketahui mempunyai nama Akashi Seijuurou ini melepas pelan bibirnya dengan mata yang menatap tajam sebuah kata terucap darinya "Mulai sekarang, kau jadi milikku, Kuroko Tetsuya"

:

:

:

London, 11 April 1845

"Aku mendengar jika, Akashi Seijuurou akan datang kemari" Seorang laki-laki berambut kuning kecoklatan dengan tubuh yang cukup tinggi baru saja menjatuhkan dirinya di antara sofa putih yang sedari tadi menjadi tempat perbincangan mereka.

"Dari mana kau tau, Akatsuki?" Tanya balik pria yang ada di sampingnya.

"Aidou, kau selalu tidak peka dalam maslah ini" Ejek Ruka yang ada di depanya.

"Ruka! Kau hanya perlu menjawab tidak perlu menghinaku!" Teriak Hanabusa Aidou itu pada gadis cantik perambut panjang di depanya yang dia panggil, Ruka.

"Aku juga baru dengar, untuk apa dia kemari?" Yuki mengambil teh yang ada di depanya lalu meminumnya seteguk. Matanya beralih pada sosok laki-laki berambut hitam panjang sebahu yang saat ini sedang memandang bulan dari jendela.

"Keluarga Akashi adalah satu-satunya yang tau siapa kita sebenarnya, mereka juga yang bekerjasama dengan kita beberapa tahun lalu. Dia datang kemari karena Masaomi Akashi yang menyuruhnya untuk menyelidiki sesuatu" Jawabnya sambil menoleh kearah yang lain.

"Sungguh merepotkan, harus berurusan dengan anak kecil" Hanabusa Aidou angkat bicara.

"Tapi,..." Lanjut Kuran Kaname yang berjalan kearah yang lainya. "Dia bukan anak-anak biasa seperti yang kalian pikirkan. Bahkan saat ini aku begitu ingin menghisap darahnya" Mata kaname langsung berubah merah membuat semua orang yang berada di satu ruanganya denganya terkejut.

TO Be Continue.....