*LOVE OR MONEY* PART 5 END

CAST:

kim minseok

luhan

kim jongin

oh sehun

.

.

.
Minseok dan jongin kini telah berdiri di pembatas jembatan.

"kau yakin hyung" Tanya jongin dengan menatap wajah minseok yang terlihat saangat frustasi.

"aku tak sanggup jongin. dan aku tak bisa melihat mu menderita lebih dari ini, alangkah baiknya kita mengahiri semuanya di sini"

jongin menggenggam tangan minseok

"apa sekarang kita akan pergi ketempat di mana tak akan ada seorang pun yang akan menemukan kita"

"hem " gumam minseok dengan mengeratkan genggaman tangannya pada tangan jongin
"apa kita akan bertemu dengan eomma?"

"mungkin saja jongin"
minseok dan jongin memejamkan matanya dan

.

SRET

tangan jongin di tarik oleh seseorang. minseok mengalih kan pandangnnya pada pelaku nya. dan memandang sang pelaku tajam.

"LEPASKAN JONGIN !"
"apa yang akan kau lakukan? kau akan bunuh diri? kenapa kau sampai mengajak dia juga jika kau ingin mati. matilah sendiri"

minseok menatap nyalang namja di depannya

"kau tak per lu ikut campur lepaskan jongin segera"

namja itu menghempaskan jongin yang kini tengah larut dalam ketakutannya, namja itu menghampiri minseok dan menarik tangnnya

"kau ingin mati biar ku bantu "

namja itu mendorong minseok mendekati pembatas jembatan ,

"kau gila lepaskan aku" minseok berusaha melepaskan tangannya dari genggaman namja tersebut.

"tadi bukanya kau ingin mati "

"tapi bukan di tangan mu berengsek"

PLEKK

"kau mulai berani padaku "

minseok memegang pipinya yang terasa perih.

"apa kau tak puas ? kau yang membuat eomma bunuh diri apa kau tak merasa bersalah sama sekali dan apa kau tak melihat ulah perbuatan mu? kau tak lihat jongin seperti apa sekarang dia akan ketakutan bila melihat wajah mu dan apa yang kau lakukan padaku? aku sudah mati matian menghidupimu tapi kau tak pernah memperlakukan ku dengn baik. apa kau masih pantas ku panggil appa?"

namja itu yang ternyata tuan kim hanya mendesis

"cih.. aku tak pernah suka pada anak yang sok dewasa sok mengetahui segalanya. dan sepertinya kehilangan satu anak tak berguna seperti mu tak akan masalah untukku"

tuan kim menarik tangn minseok dan mulai mendorongnya

GREP

"andwe appa lepaskan minseok hyung"

jongin memeluk kaki sang appa namun tuan kim malah menendang jongin hingga tersungkur

"apa yang kau lakukan jangan sakiti jongin "

"berisik kau "

tuan kim terus mendorong minseok namun minseok terus melawan dan menatap jongin yang kini mulai menahan tuan kim kembali, namun kembali tuan kim menghempaskan tubuh jongin.

BRUKKK

tuan kim ahirnya mendorong minseok dan menghempaskannya di pinggir jalan

" minseok hyung "

jongin berlari memeluk minseok.

"kalian sedang bermain drama di depan ku?"

tuan kim menghanpiri minseok dan jongin, lalu menarik tangan jongin, jongin terus merapatkan pelukannya pada minseok begitupun minseok.

BRUKK

tuan kim menendang tubuh minseok yang mengakibatkan pelukan mereka terlepas namun minseok kembali meraih tangan jongin.

BRUK

BAKKK

BUGGG

beberapa pukulan telah minseok terima namun genggaman tangnnya tak melonggar membuat tuan kim jengah dan melempar batu pada kepala minseok, dan itu sukses membuat kepala minseok mengeluarkan darah

"MINSEOK HYNG LEPASKAN AKU MOHON"
"bicara apa kau jongin aku tak akan meleaskanmu "
"ku mohon minseok hyung "
"tidak jongin"

tuan kim memutar bola matanya jengah, dan menarik jongin kasar hingga membuat genggaman tangan mereka terputus. tuan kim menarik jongin secara kasar dan minseok mencoba untuk mengejarnya namun pandangn minseok mulai kabur dan pada ahirnya menjadi gelap.

.

tap

tap

tap

suara langkah kaki di lorong sebuah rumah sakit terdengar sangt keras dan pelakunya adalah moonkyu, dia menghampiri 2 orang namja yang kini tenggah duduk di kursi di depan ruang ICU

"apa yang terjadi ?"

Tanya monkyu pada salah satu namja yang kini sedang menundukkan kepalanya.

"aku tak tau aku menemukannya tergeletak di pinggir jalan "

"dan di mana jongin?"

"aku hanya menemukan minseok hyung"

Moonkyu menggerutu dan mencoba menghubungi seseorang, wajahnya terlihat panik, dan moonkyu terus mondar mandir di depan ke 2 namja yang ternyata luhan dan sehun.

"berhenti melakukan itu bocah, kau membuat kepalaku berkunang kunang"
"KAU TEK MENGERTI MUNGKIN SAJA JONGIN DALAM BAHAYA"
sehun berdiri dan menatap moonkyu

"apa maksudmu"
" sudahlah kalian tak akan pernah mengerti"
"bagai mana kami bisa mengerti jika kau tak menjelaskannya"

kini luhan yang berdiri dan menatap moonkyu, moonkyu menatap ke 2 namja di hadapannya dan menghelankan nafasnya. moonkyu kemudian menghubungi seseorang setelah itu dia mulai duduk di samping sehun.

"mereka sudah cukup menderita selama ini, bila membicarakan mereka kita harus kembali ke masa kecil mereka"

[FLASHBACK ON]

terlihat 2 orang namja ber umur sekitar 5 dan 8 tahun sedang berlarian

"jongin minseok hati hati nanti kalian jatu_-"

BRUKK

HUEEEEEE

belum sempat sang eomma selesai berbicara, sang anak bungsu terjatuh dan membuat dengkulnya berdarah, sang hyung menghampiri dan mengelus rambut adiknya

"jongie jangan menangis, mana yang sakit biar hyung obati"
"hueeee di sini hyung "

bocah itu yang bernama jongin itu menunjuk lukanya, sang hyung melihat dengkul jongin dan segera meniupnya

"sudah jangan menangis lagi yah "

sang eomma hanya tersenyum melihat ke 2 anaknya.

GEREP

" apa yang sedang kau lihat?"

seorang namja yang terlihat tampan memeluk yeoja itu dari belakang.

"kau tak lihat minseok begitu sayang pada jongin "
"yah aku melihatnya"

senyum terulas dari bibir ke duanya. namja itu kemudian melepas pelukannya dan menghampiri ke 2 anaknya.

"kau kenapa jongin?"

"appa jongie jatuh dan terluka"

minseok terlihat menundukkan wajahnya tak berani melihat sang appa

"coba sini biar appa lihat, ini bisa di obati jongin, sudah jangan menangis lagi "

jongin mengagguk lucu, sedangkan sang appa menatap minseok yang bahunya mulai bergetar. sang appa membelai rambut minseok , minseok kemudian menatap apanya

"kau kenapa sookie?"
"mian appa sokie tak bisa menjaga jongin hueeee"

kini tangis sang hyung yang terdengar, sang appa memeluk minseok dan mengelus punggungnya.

"sudah jangan menangis tak apa sokie "
"minseok hyung cengeng"

dan kini jongin mengeluarkan pendapatnya kini jongin sudah ada di pangkuan sang eomm. minseok menatap jongin sebal.

"apa kau bilang kau yang cengeng"

minseok mengembungkan pipi gembilnya.
semuanya tertawa bahagia. keluarga kim adalah keluarga yang harmonis dan penuh dengn kehangatan sampai pada suatu malam terjadi pertengkaran hebat, minseok dan jongin yang tertidur pun sampai ikut bangun, minseok dan jongin membuka kamar mereka dan menemukan sang eomma yang kini berlutut di depan sang appa

"apa kau tak percaya padaku? ini sungguh anak mu "
"SUDAH LAH AKU SUDAH LELAH, SELAMA INI AKU MENCOBA PERCAYA PADAMU TAPI KAU TERUS MENEMUI NAMJA ITU, DAN KAU BERHARAP AKU PERCAYA ANAK DALAM KANDUNGAN MU ITU ADALAH ANAK KU?. ATAU JANGAN JANGAN MINSEOK DAN JONGIN PUN BUKAN ANAK KU"
"mereka anak mu sungguh, aku tak memiliki hubungan apapun dengnnya"

BRUKK

tuan kim menendang nyonya kim setelah itu dia pergi dan memandang minseok dan jongin tak suka.
jongin menggenggam ujung piyama minseok

"aku takut hyung "

minseok memandang jongin dan memeluknya

"tak apa apa jongin masih ada hyung di sini"

minseok melihat sang eomma yang kini menangis sesegukan dengan perut yang mulai membuncit, minseok cukup faham dengan apa yang terjadi di keluarganya.

dari hari itu sang appa selalu pulang dalam keadaan mabuk dan seringkali bersikap kasar pada eomma mereka dan di mulai dari hari itu sang eomma sering menyendiri di kamar dan itu menyebabkan minseok mau tak mau harus bisa menyiapkan makanan dan mengurus keluarganya di usianya yang terbilang masih kecil ini.
.

.

.

pada suatu malam jongin sedang menemani sang eomma mengobrol.

BRAKKK

pintu rumahnya terbuka secara kasar dan menampakkan sang appa yang berjalan terhuyung hyung menghampiri jongin dan nyonya kim. tuan kim berdiri didepan nyonya kim dan menarik rambut nyonya kim di depan mata jongin dan memukuli nyonya kim hingga membuat nyonnya kim mengalami pendarahan, jongin yang melihat eommanya merintih kesakitan segera menghampirinya namun tubuh kecil jongin di hempaskan hingga membentur meja oleh sang appa. jongin menangis, tuan kim berjalan kelantai atas membiarkan nyonya kim begitu saja, hingga ahirnya minseok datang dengan sekeresek makanan, minseok yang melihat jongin menangis segera menghampirinya

"ada apa jongin?"
"eomma hyung eomma"

minseok langsung mengalihkan perhatiannya pada sesosok yeoja yang kini telah berbaring di lantai dengan darah yang terus mengalir, minseok merasa sangat panik hingga ahirnya minseok berlari ke rumah moonkyu tetangganya

tok tok tok

CEKLEK

"minseok hyung ada apa?"
"moonkyu apa paman dan bibi ada?"
"ada apa minseok"

kini muncul namja dewasa yang berdiri di belakang moonkyu

"eomma, dia pingsang dan terus mengeluarkan darah"

appa dari moonkyu segera berlari dan membawa nyonya kim kerumah ternyata nyonya kim mengalami keguguran dan itu membuatnya sakit jiwa. semakin hari tingkah tuan kim semakin menjadi mulai dari mabuk mabukan berjudi hingga membuat harta keluarga hilang dalam sekejap, dan minseok merasa bertanggug jawab atas jongin dan eommanya mulai bekerja sambilan yang hanya di bayar oleh makanan. hingga ahirnya nyonya kim memutuskan untuk bunuh diri, dan ironisnya nyonya kim mengahiri hidupnya tepat di depan mata jongin membuatnya mengalami tekanan yang luar biasa. hingga membuatnya tak bisa hadir di hari pemakaman sang eomma, dan saat minseok sampai di rumah dia sudah menemukan jongin dalam keadaan yang mengenaskan dengan luka lebam di seluruh tubuhnya, dan minseok jelas tau siapa pelakunya, sang appa yang mulai kalah berjudi setiap pulang selalu berhasil memembuat luka di tubuh jongin dan bahkan jongin pernah di tenggelamkan hingga membuatnya hampir mati, minseok yang setiap hari melihat itu mulai memberanikan diri menyembunyikan jongin, dan itu mengakibatkan dirinya lah yang terkena pukulan sang appa.

[FLASHBACK OFF]

"jongin yang selalu mendengar rintihan minseok hyung setiap malam membuatnya semakin tertekan di usianya yang sekecil itu membuatnya mengalami troma, hingga kini jongin tak dapat menerima sentuhan dari orang lain, dan hidup seperti itu membuat minseok hyung jadi pribadi yang selalu mementingkan uang di banding segalanya apa lagi cinta, minseok hyung tak pernah percaya pada cinta karna minseok hyung yakin cinta lah yang membuat keluarganya seperti ini"

luhan dan sehun memandang tak percaya pada moonkyu. moonkyu berdiri dari duduknya .

"setelah kalian mendengar ceritaku ini aku yakin kalian akan merasa kan simpati pada mereka jadi kalian harus bisa membedakan rasa cinta atau simpati yang kalian punya untuk mereka"

Moonkyu beranjak meninggalkan mereka

"tunggu"

langkah moonkyu terhenti kala mendengar suara sehun

"ada apa?"
"kau akan pergi kemana?"
"tentu saja mencari jongin"
"biarkan aku ikut denganmu"

sehun beranjak mendekati moonkyu

"dan di perjalanan nanti aku akan memastikan perasaan ku padanya "

sehun mendahului langkah moonkyu, kini hanya tinggal luhan lah yang duduk di kursi.

"apa yang telah aku lakukan? aku telah menuduhnya hal yang tidak tidak kau bodoh luhan kau bodoh"

luhan terus memukuli kepalanya

CEKLEK

luhan berdiri kala melihat seorang namja berpakayan putih keluar

"bagai mana keadaannya uisa?"
"beruntung tak terjadi apa apa pada kepalanya tapi "
"tapi apa?"
"luka di tubuhya sangat banyak dia benar benar membutuhkan perawatan serius"
"lakukan apa saja yang kau bisa aku mohon"
.

.

.

Tuan kim menarik tangan jongin, yang kini mulai berani memandang wajah ayahnya.

"apa yang sedang kau lihat anak sialan ?"

"aku hanya ingin memastikan jika kau memang appa ku "

"bicara konyol apa kau "

Tuan kim tak memperdulikan apa yang di pikirkan jongin, dngan cepat jongin di tarik ke tempat perjudian yang biasa tuan kim hadiri,

.

.

.

Moonkyu melajukan mobilnya kesetanan, bahkan beberapa kali moonkyu hampir menabrak mobil di depannya, dan sehun yang duduk di sampingnya tak menghiraukan cara mengemudi moonkyu, karna kini dia pun sedang kelut menghawatirkan jongin.
moonkyu mengberhentikan mobilnya di sebuah bangunan

"tempat apa ini"
"ikut saja"
"ketus sekali"

sehun turun dari mobil moonkyu dan berdiri di samping moonkyu.

"sebaiknya kita berpencar saja"
" aku tak tau tempat ini"
"ya sudah jika tak mau dasar anak manja "

sehun yang di katai anak manja oleh moonkyu menatap moonkyu ganas

"apa kau bilang ok kalo begitu aku akan pergi ke arah sana"

sehun mengambil arah berlawanan dengan moonkyu, sedangkan moonkyu hanya menggeleng gelengkan kepalanya

"dasar bocah baru di katai seperti itu saja sudah seperti ini, dia tipe orang yang mati muda"

Moonkyu melangkah memasuki ruangan dan di sana moonkyu bisa melihat tuan kim yang kini sedang tertawa bersama dengan teman temannya, moonkyu langsung menghampiri tuan kim dan langsung menghajarnya, teman teman tuan kim hanya dapat melihatnya

"di mana jongin "
"aku tak tau di mana dia"
"kau benar benar tak pantas jadi appa"

.
sehun sedang berjalan jalan tak ada yang menarik bagi sehun hingga dia menghentikan langkahnya di sebuah ruangan yang terdengar sangat ribut

"KAU TERNAYA LEBIH GANAS DARI HYUNGMU"

terdengar teriakan dari dalam sehun yang penasaran ahirnya merapatkan telinganya pada pintu metanya membulat kala mendengar suara jongin

"minseok hyung"

Sehun langsung mendobrak pintu tanpa belas kasiha, dan sehun bisa melihat seorang namja paruh baya yang menindih tubuh jongin, sehun yang bibakar api kini semakin membara dia tak suka melihat jongin di sentuh oleh orang lain dengan sekali tendang sehun membuat namja paruh baya itu tersungkur, sehun membuka jaketnya dan memakaikanya pada jongin

"kau baik baik saja?"

jongin hanya mengangguk dan memeluk lengan sehun

"dan untuk mu jangan macam macam pada nya "

peringat sehun dan membawa jongin pergi.

.

luhan menatap namja yang kini memejamkan matanya, terserat rasa bersalah pada diri luhan, luhan tak menyangka jika minseok memikul beban yang begitu berat, jika luhan ada di posisi minseok mungkin dia tak akan sanggup untuk memikulnya. luhan menatap tubuh minseok terdapat banyak memar di tubuhnya,

"ini kah alasan mu selalu memakai baju lengan panjang minseok ? kenapa kau tak mengatakan padaku jika kau mengalami hal seperti ini ?"

luhan meraih tangan minseok dan menggenggamnya. setelah lama dalam pikiranya jari jemari minseok ahirnya bergerak dan membuat luhan mengalihkan pandanganya pada wajah minseok, matanya mulai membuka dan minseok secara tiba tiba bangun dari tidurnya

"Jongin ? jongin ? jongin"

haya itu yang dia ucapkan

"dia baik baik saja minseok tenang lah"
"tidak kau bohong. jongin aku harus segera menemui jongin"

GREP

luhan memeluk minseok dan mencoba menenangkan minseok dalam pelukannya, namun minseok terus saja memberontak tapi luhan tak melepaskan pelukannya hingga ahirnya minseok mulai tenang di pelukan luhan dan di gantikan oleh isak tangis dari minseok , luhan mengelus punggung dan rambut minseok

CEKLEK

"MINSEOK HYUNG"

Minseok menatap pintu dan di sana terdapat jongin mooonkyu dan sehun, minseok melepaskan pelukan luhan dan menatap jongin

"jongin"

jongin berlari ke pelukan minseok dan minseok membalas pelukannya.
moonkyu mendekati minseok dan menepuk bahunya

"mianyung sepertinya ini sudah saatnya tuan kim di jebloskan ke penjara"

Minseok hanya mengeratkan pelukannya pada jongin dan tak berkata sepatah katapun

"diam ku anggap setuju" jawab moonkyu

.
seminggu telah berlalu semenjak kejadian itu tuan kim di jebloskan ke penjara, minseok dan jongin kini tinggal bersama dengan moonkyu, luhan pun kini masih menjalin hubungan dengan minseok namun bedanya kali ini luhan sungguh sungguh seriaus dan keadaan jongin pun sudah semakin membaik.

Minseok dan appa dari monkyu mengunjungi tuan kim

"ada apa kalian kemari"
"appa tak bisakah kau menjadi appa ku dulu "
"TUTUP MULUT MU"
"KIM SUNGJONG SAMPAI KAPAN KAU AKAN SEPERTI INI?minseok dan jongin itu anak mu, mereka darah daging mu dan harus kau tau istri mu menemuinya itu agar dia bisa membantu bisnis mu dan memutuskan untuk menjadi sahabat , dia begitu mencintai mu , dia tak mungkin melakukan hal bodoh itu sadar lah "

Minseok memilih beranjak pergi dia tak sanggup melihat sang appa.
minseok terus menundukkan wajahnya hingga dia melihat sepasang sepatu di depannya, minseok mendongkakkan wajahnya dan menemukan seorang xi luhan dengan sebuket bunga.

"untuk ku"

tanya minseok luhan menganggukkan kepalanya, minseok menerimanya, luhan menggenggam tangan minseok dan mulai melangkah bersama

"apa kau membenci appa mu?"

minseok hanya menggelengkan kepalanya

"kenapa"
"ini lah takdir lu, jika aku tak mengalami hal ini aku tak mungkin bertemu dengnmu "
luhan mengusek rambut minseok.

.
"apa yang kau lakukan di sini oh sehun"
"menemui CALON ISTRIKU kim moonkyu"
"calon istri kau bilang aku rasa aku ingin muntah mendengar itu dari mulutmu oh sehun"
"kenapa kau tak suka kim mooonkyu"
"bukan tak suka tapi benci"

CEKLEK

seorang namja manis berkulit tan memandang moonkyu dan sehun yang kini sedang berperag tatapan

"kalian mesra sekali kenapa kalian tak pacaran saja"

ucap jongin datar

"ANDWEEE"

jawab mereka serempak

.

Minseok memandang namja yang duduk di sampingnya, sungguh sangat aneh melihatnya di jarak sedekat ini, dan semenjak seminggu yang lalu luhan namja yang duduk di sampingnya ini selalu bersikap manis dan lembut padanya, itu memang membuat minseok sedikit aneh tapi entah kenapa dia cukup senang dengan situasi ini.

"aku tau aku tampan tapi kau tak perlu terus menatap ku seperti itu"

"pergi mati sana"

Ucap minseok sinis, minseok berdiri daribangku taman, namun saat minseok akan pergi lengannya di tarik oleh luhan hingga kini minseok duduk tepat di pangkuan luhan. Minseok yang menyadari stuasi yang aneh menerutnya segera berontak namun luhan memeluk pinggang minseok dan menyandarkan kepalanya di bahu minseok, minseok hanya menghelankan nafasnya dan memeluk luhan.

"ada yang ingin kau katakana tuan muda lu?"

"maukah kau menjadi kekasih ku minseok, kekasih yang sesungguhnya"

"kau akan membayarku berapa?

Luhan mendongkakkan kepalanya dan menatap mata minseok.

"aku akan membayarnya dengan hatiku bagai mana"

"sepertinya kau harus segera pergi ke rumah sakit jiwa luhan."

Minseok segera berdiri dan berjalan meninggalkan luhan, luhan hanya tersenyum dan menyusul langkah minseok lalu merangkul bahunya, minseok mencoba melepaskannya namun luhan melakukannya lagi membuat minseok jengah dan menendang kaki luhan, namun luhan tetap lah luhan, dia tetap membuat jaraknya dan minseok semakin dekat dan dekat.

.

.

.

Sehun memandang punggung jongin, sehun tersenyum melihat namja manis di depannya sedang merengut karna tali sepatunya yang lepas, jongin namja manis itu ber jongkok dan mencoba mengikat sepatunya, namun sebelum tangannya menyentuh tali sepatu tersebut, tangan lain telah memegangnya terlebih dahulu dan menikatnya.

Jongin memandang sehun yang berjarak beberapa senti dari wajahnya, dan ini pertama kalinya bagi jongin memandang namja di dalam jarak sedekat ini dan entah kenapa itu membuat pipi jongin memanas.

Setelah selesai dengan kegiatan mengikat sepatu jongin, sehun memandang wajah jongin yang juga memandangnya, dan sehun bersumpah jika ini pertama kalinya sehun melihat namja semanis jongin, dan sehun pun yakin jika perasaannya pada jongin bukan lah smpati tapi cinta, sehun mengangkat tangannya akan menyentuh pipi jongin, namun ia angkat ke atas kepala jongin dan mengusek rambut hitam jongin.

"sampai kapan kita seperti ini? Ayo pulang"

Jongin hanya mengangguk dan berdiri mengikuti langkah sehun.

Sehun tersenyum saat melihat jongin yang berjalan di sampingnya sambil menundukkan kepalanya, sehun sadar tak seharusnya sehun menyentuh jongin sembarangan, meski keadaan nya semakin membaik tapi bukan berarti dia bisa menyentuh jongin sembarangan. Sehun harus belajar bersabar. Bersabar untuk mendapatkan hati jongin, dan sehun yakin dia pasti bisa.

"jangan menundukan kepalamu terus jongin, cobalah lihat sekitarmu"

"sekitarku?"

"yah mungkin saja kau akan meliihat sesuatu yang menarik"

"apa itu?"

"aku "

Jongin menghentikan langkahnya dan menatap sehun aneh, sehun membalikkan tubuhnya hingga membuatnya bertatap muka dengan jongin, sehun mendekatkan wajahnya pada wajah jongin dan menunjuk wajahnya dengan jari telunjuknya.

"contohnya adalah ini, kau telah melewatkan wajah seorang oh sehun yang sangat tampan"

"tampan dengkulmu"

Sehun bersumpah akan menghilangkan namja yang bersuara itu yang seenaknya menariknya dari pemandangan indahnya wajah jongin.

Yap yang mengucapkan kalimat terahir itu tentu saja bukan jongin tapi kim moonkyu yang mendadak menjadi pengawal jongin, moonkyu dengan sopannya menarik kerah leher belakang sehun saat sehun sedang bertatap muka dengan jongin.

Jongin menatap punggung sehun dan tersenyum melihat moonkyu dan sehun.

'eomma bolehkah jika kami ingin bahagia'

Jongin menatap langit yang begitu cerah, dan jongin belum pernah melihat langit secerah ini, atau bahkan jongin tak pernah melihat langit.

"JONGIN APA YANG KAU LAKUKAN KEMARI LAH"

Jongin menatap lurus ke depan di sana sehun melambaikan tangan dan meminta jongin untuk datang padanya, jongin menggenggam ranselnya dan melangkah mendekati sehun.

Sehun itu seperti langit bagi jongin, jongin tak pernah memandangnya namun kini dia ingin mencoba memandang langit yang indah dan jongin berharap jika bersama sehun sama indahnya dengan langgit yang cerah.

.

.

kris sedang membaca buku di perpustakaan

TREKK

sebotol minuman tergeletak di depan kris, kris tak peru meihat ke sampignya karna dia tau siapa orang yang melakukannya.

"sudah ku katakan aku baik baik saja suho"
"aku tau, tapi tetap saja kan kau membutuhkan air dingin untuk kepalamu yang mulai panas itu, aku tau bukan buku yang kau baca tapi dua sejoli yang sedang di mabuk cinta itu kan?"
"berisik"

suho hanya terkekeh melihat reaksi kris saat melihat luhan dengan tak tau dirinya mencium minseok di hadapan kris.

.

END

OK ini udah end kayaknya maksa banget yah end nya yah dari pada ni ff jadi gak jelas jalan ceritanya karna aku lagi fokus sama ff baru aku jadi aku end in aja hehehehehe
mohon jangan timpukk aku hehehe
ok gomawo udah mau baca dan jangan lupa RNR
ok sekian dan terimakasih
#dikirapidato