*LOVE OR MONEY * PART 1
CAST :

kim minseok
xi luhan
oh sehun
kim jongin
.

.

.

DI sudut kantin terlihat 4 orang namja yang sangat populer. mereka terlihat biasa saja saat seluruh kantin menatap mereka, mereka hanya sibuk dengan kegiatan mereka masing masing, mulai dari menyesap minuman, memainkan ponsel, memainkan sedotan dan memegang sebuah buku. mari kita berkenalan dengan mereka, di mulai dari namja yang sedang asik dengan bukunya Kim joon myun atau biasa di panggil suho dia ini ketua osis yang terkenal akan kebijakannya, baik, tampan, ramah, pintar dan dia pun kaya raya, tak heran banyak yang mengaguminya, lalu di sampingnya namja yang asik dengan minuman di tangnnya bernama wu yifan atau biasa di panggil kris, keturunan cina kanada, memiliki wajah yang sempurna seorang kapten tim basket, banyak mendapatkan penghargaan di bidang non akademik, dia kebalikan dari suho dia dingin tak banyak berbicara hanya akan berbicara di saat di perlukan, dia tak kalah populer dari suho. dan di depan kris ada oh sehun yang tetap terfokus pada ponselnya, di antara mereka sehun lah yang termuda karna dia baru duduk di bangku kelas 1 sedangkan ke 3 namja lainnya termasuk seniornya yang duduk di bangku klas 3. namun jangan remehkan sehun meski paling muda dia ini jailnya luar biasa, dia ini tampan pintar, dan yang paling terkenal adalah dia ini playboy meski belum bisa mengalahkan sepupunya xi luhan. dan di samping sehun duduk seorang xi luhan namja paling populer di antara 3 namja lainnya pintar dalam segala hal akademik dan non akademik dia pun namja paling kaya di antara 3 namja lainnya, tapi bukan itu yang membuatnya terkenal, yang membuatnya terkenal adalah karena sikap playboynya yang masuk tingkat akut, dan sulit di sembuhkan juga rekor hubungannya yang tak pernah bertahan lebih dari 1 minggu hampir semua murid pernah dia pacari.

"jadi kau putus lagi tuan xi?"

suho mengalihkan perhatiannya pada namja yang duduk di depannya

"hem"

Hanya deheman yang di keluarkan luhan, dia hanya memandang seluluh kantin tanpa menghiraukan suho. suho menghelankan nafasnya jengah dan kini suho menatap sehun yang tersenyum di depan ponselnya.

"kemarin sehun yang putus dan membuat kehebohan di sekolah. dan kali ini kau yang putus tak bisakah kau hentikan hobi aneh mu itu?"

nasehat suho pada ke 2 namja di depannya

"ah hyung mengertilah posisiku, aku ini sudah bosan dengnnya"

PLETAK

suho memukulkan buku di tangannya pada kepala sehun

"tapi kau tak perlu memutuskannya saat upacara juga kan. apa kau tak merasa kasihan pada nya dasar bocah evil"

sehun tak memperdulikan ocehan suho dan lebih memilih kembali fokus pada ponselnya, suho menepuk jidatnya frustasi.

"kau tak perlu berlebihan seperti itu suho, toh itu resiko mereka karna mau berpacaran dengan kami, jadi apa masalahnya"

suho menatap luhan tajam, sedangkan luhan hanya tersenyum

"masalahnya luhan kau memutuskan 3 orang teman sekelasku. aku bisa gila kalau terus seperti ini. dalam waktu satu bulan kau memacari 3 orang teman sekelasku dan aku tak akan pernah melupakan kekacawan yang telah kau perbuat, apa kau tau gara gara kau jam pelajaran di kelasku terganggu, itu jelas merugikan ku tuan xi luhan "

ucap suho geram, sedangkan luhan tak begitu menanggapinya

"pokoknya jangan teman sekelasku lagi "
"aku tak janji ketua osis, ah sepertinya aku telah menemukan targetku selanjutnya"

suho mengerutkan keningnya karna pasalnya kini luhan telah menatap namja yang sedari tadi tak bersuara yang lebih sibuk dgn secangkir minuman di tangnnya aka kris

"yak kris bagai mana jika kau menjadi ukeku?"

kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut luhan, sedangkan suho membelalakkan matanya dan bahkan sehun tersedak ludahnya sendiri, sedangkan kris dia hanya menyesap minumannya dengan santai dan menyimpannya di meja lalu membalas tatapan luhan

"aku lebih memilih berenang di sungai amazon bersama ribuan ikan piranha daripada menjadi uke mu xi luhan '"

setelah itu kris kembali sibuk dengn gelas minumannya sedangkan suho dan sehun hanya terkekeh mendengar balasan dari kris.
luhan yang merasa kesal mengalihkan pandangnya pada suho, suho yang di tatap menghentikan kekehanya dan balas memandang luhan

"apa ?"
"bagaimana jika kau saja yang jadi ukeku"
"tunggu sampai nenekku kembali perawan aku akan rela menjadi uke mu"

memdengar itu sehun tertawa terbahak bahak dan suara tawanya terdengar di setiap sudut kantin.
luhan pun mengalihkan pandangnnya pada sehun .

"bagai mana jika kau saja yang jadi ukeku oh sehun?"

tawa sehun langsung terhenti dan memandang tajam sepupu gilanya ini, lalu terjadilah perang tatapan di antara keduanya sampai ahirnya seseorang dengan seenak jidatnya duduk diantara mereka.

"aku dengar kalian baru saja putus "
"yak park chanyeol pergi cari tempat lain sempit tau "

Protes luhan, chanyeol tak memperdulikannya dan tetap bertahan di tempatnya. suho yang melihat itu hanya mendengus kesal dan membuka kembali buku yang beberapa waktu lalu telah iya campakkan, suho sudah angkat tagan pada ke 3 namja di depannya.

park chanyeol duduk di kelas dua, dia ahli dalam bidang musik, menguasai beberapa alat musik, jangan lupa dia ini komprnya hunhan. jadi rata rata target sehun dan luhan selalu berasal dari rekomendasian dari chanyeol.

"baik lah mari kita bertaruh"
"lagi? sudahlah chanyeol hyung menyerah saja "
ucap sehun dan segera menyamankan posisinya.

"kali ini aku yakin pasti menang"
"memang kal iini siapa hingga membuatmu percaya diri akan menang"
chanyeol tersenyum misterius dan memandang luhan dan sehun

"mereka adalah kim bersaudara "
"siapa namanya " luhan menggeram kesal karna chanyeol seakan akan mengulur waktunya.

"santailah luhan hyung. namanya adalah kim minseok dari kelas3-2 yang aku tau dia belum pernah berpacaran sebelumnya dan dia ini sangat mencintai uang, aku tak begitu tau banyak tentangnya mungkin itu cocok untuk mu luhan hyung dan untuk mu bocah dia kelas 1-2 namanya kim jongin. tak ada yang tau dia orangnya sepaerti apa karna dia tak pernah berbicara pada siapapun, dan dia agak sedikit aneh "

"namja pencinta uang menarik akan ku buat dia bertekuk lutut di depanku " ucap luhan dengan seringai di wajahnya

"ah jadi kim jongin itu seperti mahluk anti pula kelasnya tepat berada di samping kelasku" sehun memasang pose berpkir.

"kali ini apa taruhanya?" luhan memandang chanyeol berharap mendapatkan sesuatu yang luar biasa kali ini.

"santai lah luhan hyung . kali ini aku akan memberikan salah satu vilaku dan aku akan meneraktir kalian selama setahun penuh, tapi jika kalian kalah kalian harus memakai seragam yeoja selama sebulan " chanyeol memandang hunhan dengan senyum gilanya.

"setuju " ucap mereka kompak
..

.

.
suho dan kris berjalan berdampingan di koridor yang kini mulai sepi

"apa tak apa apa kris?"
"apa maksudmu? "
"aku tau kau terlihat tak perduli tapi aku yakin kau mendengarkannya kan?"
"aku tau lagi pula itu memang permainan mereka kan, kenapa kau menanyakannnya padaku?"
"tapi kris-"
"sudah lah suho kau tak perlu khawatir, mereka hanya belum tau siapa kim bersaudara, dan sebaiknya kau persiapkan saja ponselmu untuk mengabadikan saudara sepupu itu berpenampilan seperti yeoja. "
"yah tak apa apa. kenapa juga aku harus menghawatirkan namja seperti mu "
denus suho yang terdengar jelas oleh kris, kris hanya tersenyum mereka kembali pada keheningandan berjalan menuju kelas masing masing.
.

.

.
minseok namja manis ini terus menengus kesal karna pasalnya teman piketnya kabur begitu saja meninggalkannya sendiri di kelas dia harus membereskan kelasnya seorang diri .

"awas saja kau jika aku bertemu dengan mu besok aku akan menagih 3 kali lipat dari tarif ku "
minseok terus saja berguman tak jelas sampai pekerjaannya itu selesai, setelah selesai dia pergi dari kelas itu dan saat minseok keluar kelasnya langkahnya terhenti karna seseorang

"kim minseok, apa kau kim minseok "

minseok memandang aneh namja yang kini telah bersandar di dinding koridor dengan tangan yang di lipat di dada.

"yah ada apa kau mencariku?"
"aku akan menawarkan tumpangan untukmu apa kau mau?"

tanya luhan dengn senyum menawannya, tak pernah ada yang menolak ajakan luhan biasanya orang yang dia ajak pulang bersama pasti akan histeris, dan hanya orang bodohlah yang menolak tawaran nya. minseok menatap namja di depannya dari atas hingga bawah sampai ahirnya matanya berbinar binar dan berlari mendekati luhan dan kini minseok berdiri tepat di depan luhan.

'wah mudah sekali, tak seru ' batin luhan.
minseok menatap luhan pekat lalu pandangnya teralih pada sepatu kanan luhan dan senyumnya semakin lebar.

"yakk tuan apa itu milikmu "

luhan memandang sepatunya dahinya mengerut saat melihat sebuah kertas terinjak oleh sepatunya.

"kurasa bukan "jawab luhan
"ok jadi itu bisa jadi milikku. ok tuan bisa kau ingkirkan kakimu ?"
luhan semakin tak mengerti dia terus menatap namja di hadapannya

BRUKK

"AAWWW"

pekik luhan sambil mengelus ngelus kaki yang tadi di tendang minseok, dan minseok pun mengambil kertas yang ternyata adalah uang , jangan remehkan mata jeli minseok tentang uang, minseok tersenyum bahagia dan melangkah meninggalkan luhan.

"YAKK KAU TUNGGU"

teriak luhan, minseok membalikkan badannya dan menghadap luhan

"ada apa ?"
"'kau tak bisa pergi begitu saja setelah menendang kakiku, dan lagi kau tak menjawab ajakanku padamu. lancang sekali kau. kau tak tau siapa aku?"
tanya luhan dengn angkuh, minseok memandang luhan lekat.

"aku tak tau siapa dirimu, lagi pula tak ada untungnya aku mengenal dirimu, tapi jika ada saimbara jika aku bisa mengenalimu dan berhadiah jutaan won mungkin aku mau mengenalmu, memang siapa kau anak mentri keuangankah? dan soal ajakan mu , oh ayolah aku sudah dewasa dan aku bukan anak TK yang mesti di antar jemput, aku bisa pulang lagi kau membuang waktuku yang sangat berharga ok sampai jumpa "

minseok pergi begitu saja tampa memberikan waktu luhan untuk berbicara, sedangkan luhan di buat cengo oleh namja di depannya tadi, kabar tentang minseok itu bukan hanya isapan jempol semata tapi itu sungguhnyata, dan minseok ternyata salah satu orang bodoh yang dengan santainya menolak ajakan luhan.

.

.

jongin mengembungkan pipinya dia sedang merasa kesal, jongin tak suka bila hyungnya terlambat, ahirnya jongin lebih memilih memandang langit biru di balik kaca transparan itu dan tangnya menyentuh permukaan kacan dan jarinya menari dengn indah di sana entah apa yang di tulis jongin hanya jongin dan tuhan yang tau, sampai ahirnya seseorang menggeser bangku di samping jongin

"boleh aku duduk di sini?"
ucap namja yang kini duduk di samping jongin, jongin tak merespon sama sekali dia masih asik dengan kegiatanya sebelumnya

"kau belum pulang "
masih tak ada jawaban, sehun namja yang ternyata duduk di samping jongin mulai merasa teracuhkan dan sehun paling tak suka bila di acuhkan, sehun memegang bahu jongin, jongin yang merasakan sentuhan di bahunya, membulatkan matanya dan sedgera berdiri lalu memandang sengit namja di depanya seolah olah sehun adalah ancaman terbesarnya, sehun memandang aneh namja di depannya. responya terlalu berlebihan menurut sehun, oh ayolah sehun hanya menyentuh bahunya dan jongin menanggapinya seolah olah sehun akan membunuhnya, sehun menghelankan nafasnya dan berdiri di depan jongin, jongin pun segera meraih tasnya.

"aku hanya bertanya padamu kau tak perlu khwatir"
ucap sehun menenangka, namun bukannya tenang jongin malah semakin memandang sehun waspada,

Ceklek

"jongine ayo kita pulang "
dan dengn seketika ekspresi terancam jongin berubah menjadi lega saat melihat seorang namja manis yang berdiri di depan pintu kelasnya , jongin segera berlari menghampiri namja itu dan segera memeluk tangan sang hyung, dan minseok hanya terkekeh dan mengusek rambut jongin. mereka berdua pergi meninggalkan sehun di kelas seorang diri

"namja yang aneh ada apa dengnnya dia benar benar tak berbicara apa dia bisu?"
sehun memandang pintu kelasnya dengan seribu pertanyaan di kepalanya tentang jongin.

.

.

.

jongin dan minseok kini telah menyusuri jalan setapak.
"siapa namja tadi?"jongin hanya menggeleng

"apa kau tak mau berbicara padaku? kalo seperti ini aku akan benar benar menjualmu"
jongin menghentikan langkahnya dan menatap minseok, minseok hanya tertawa dengan reaksi jongin.

"kau tau ada yang bilang diam itu emas dan kurasa kau itu bila ku jual pasti mahal "
"lakukan saja"
minseok terkekeh mendengar dongsaengnya yang irit bicara ini. dan hanya minseok lah yang bisa mendengar suara jongin karna jongin hanya berbicara padanya.
" yaampun lihat lah apa kau menghinaku"
jongin yang telah kembali berjalan di samping minseok memandang minseok seolah berkata 'maksud hyung?'

"kau tumbuh lebih tinggi dari ku dan lihat tubuhmu itu tinggi semampai aku iri padamu"
minseok mengembungkan pipinya dan itu terlihat sangat imut bagi jongin,

"jongin kau lihat apa yang aku dapat saat pulang tadi"
jongin hanya menggeleng sebagai jawaban

"tara aku mendapatkan ini"
bangga minseok dan menunjukan selembar uang, jongin hanya tersenyum.

TING

bel pintu cafe berbunyi menandakan ada pengunjung yang datang
"selamat datang minseok hyung, jongin "
"kami bukan tamu moonkyu"

moonkyu nama namja yang kini berdiri di depan mesin kasir itu terus memandang kim bersaudara, sampai mereka memasuki ruang karyawan. tak lama kemudian mereka berdua keluar dengn penampilan layaknya pelayan cafe,

"belum ada yang datang?"
"belum tapi kurasa cafe ini akan penuh sebentar lagi karna mu hyung iyakan jongin "
jongin yang di tanya hanya menganggukan wajahnya, sedangkan moonkyu hanya tersenyum.

"kau masih tak mau berbicara padaku jongin?"
jongin hanya menunjukan wajah menyesalnya

"aku hanya bercanda jongin, sekarang kau kembali lah ke dapur " intruksi moonkyu
jongin pun memasuki dapur.
"kau menyukai dongsaengku?"
moonkyu terlonjak kaget saat tiba tiba minseok berbisik di tepat di telinganya
"siapa yang menyukai siapa?"
jawab moonkyu gugup, minseok hanya terkekeh melihat reaksi atasannya ini.
"wajahmu itu mengatakan dengan jelas bahwa kau menyukai jongin, ah aku tak akan merestui hubungan kalian jika kau tak menaikkan gajih kami"
moonkyu memandang malas minseok

"apa hanya uang yang kau pikirkan hyung?"
"jongin. hanya jongin yang ada di kepalaku, hanya dia yang sangat berharga bagiku, aku harus memiliki banyak uang untuknya, aku ingin melihatnya kembali tersenyum seperti dulu, cerewet seperti dulu, dan aku merin dukan suaranya yang melengking memanggil namaku, bukan jongin yang selalu menutup diri yang selalu merasa terancam dan yang selalu berbisk bila berbicara dengnku. aku akan melakukan apapun untuk membuatnya bahagia karna aku hidup hanya untuknya"

minseok menundukan wajahnya, moonkyu hanya merangkul bahu minseok dan memberinya kekuatan
"masih ada aku di sini aku akan membantu semampuku"

.
.

minseok dan jongin sudah berada di depan rumahnya, jongin memeluk lengan minseok keras membuat minseok meringis

"tak apa jongin ayo masuk"
ucap minseok lembut sangat lembut. jongin ahirnya menurut dan saat minseok dan jongin memasuki rumahnya rumah itu terihat sangat kacau, minseok menghelankan nafasnya dan segera merapihkan rumah itu sementara jongin menyiapkan makanan, setelah semua selesai minseok dan jongin pun telah selesai membersihkan diri. jongin segera memasuki kamar mereka sedangkan minseok menata makanan di meja makan, lalu meletakkan beberapa lembar uang. setelah itu minseok pun melangkah kekamarnya, mengunci kamarnya lalu merebahkan badannya di samping jongin.

.
.

minseok berdiri di depan meja kris dan meletakkan sekotak susu dan buku buku milik temanya di meja kris.

"baiklah ketua kelas ini bukunya dan susu yang kau minta, jadi sekarang mana bayaranku"
minseok duduk di depan kris dan menjulurkan lengannya pada kris, kris segera merogoh sakunya dan memberikan 2 lembar uang pada minseok, mata minseok membulat lucu.

"kau sungguh sungguh memberikan semuanya untuk ku?"
"yah ambil saja untuk mu"
"wah aku mencintaimu kris 'minseok pun berdiri dan memeluk kris

"kau bukan menciantai kris tapi mencintai uangnya kan ?"
tanya namja di samping kris, minseok hanya terkekeh tanpa melepaskan pelukannya pada kris
"bisa kau lepaskan aku minseok aku harus segera ke ruang guru "
ucap kris, minseok segera melepas pelukannya dan mempersilahkan kris untuk pergi, kris mengambil buku di mejanya dan pergi dari kelas. minseok kemudian mendudukkan dirinya di samping namja teman sebangku kris dan merangkul pundaknya

"ok jin, kau masih punya hutang padaku"
"hutang apa?' Tanya namja itu bingung
"kau pergi begitu saja kemarin dan membiarkanku membersihkan kelas sendirian kau harus membayarku 3 kali lipat dari biasanya"
"kenapa?"
"karna kau membuang tenaga ku untuk merutukimu"
"kenapa aku harus membayarmu yang merutuki ku?"

"kau tak mau membayar ku ?"

"baiklah baiklah"
jin namja itu merogoh sakunya dan memberikan selembar uang

"tak ada kembalian, aku akan mengerjakan pr mu jadi kau tak perlu membayar lagi padaku "
jin hanya menganggukan kepalanya pasrah, minseok itu orangnya perhitungan, bahkan dia punya tarif tersendiri untuk semua yang dia lakukan, semua orang di kelasnya tau harga untuk minseok mengerjakan tugas mereka bahkan apapun bisa di jadikan uang oleh minseok , dan bila soal uang dia tak pernah melupakannya bahkan 1won pun dia pasti akan menagihnya.

minseok kemudian berdiri dari bangku kris, lalu seseorang memberikan bunga pada minseok, minseok memandang heran orang itu.

"ini untuk mu sbg ucapan selamat pagi"
orang itu yang ternyata luhan, menyerahkan sebuket bunga mawar yang indah .
minseok hanya mengedip ngedipkan matanya, dan luhan segera melangkah pergi dan di pintu luhan sempat melempar wing nya pada minseok, membuat minseok berigidig ngeri.

setelah kepergian luhan semua teman sekelas minseok memandang kagum pada minsek

"wow luhan memberimu bunga, kau beruntung sekali "
ucap yeoja berrambut sebahu
"wah aku juga mau aku jadi iri padamu minseok"
minseok tersenyum bahagia
"kalian mau?"
sontak semua teman sekelas minseok berteriak "mau'
"ok aku akan melelangnya untuk kalian. siapa yang mau menawar pertama?"
sontak kelas minseok menjadi seperti pasar minggu.
.

.

.

.

"kau sudah puas membuat kekacawan di kalas ini kim minseok " kris memandang minseok yang kini sedang menghitung uang dengan serius.

"santai lah sedikit kris, aku kan hanya berbisnis"
"tapi tak di kelas juga kan"
"ok ok maafkan aku "
"sepertinya luhan sedang mengincarmu apa kau tak tertarik padanya?"
"memang siapa orang itu?'
"dia ini anak tunggal dari keluarga terpandang apa kau tak tau ? bahkan kau bisa mendapatkan uang dengan mudah jika bersamanya"
"aku tak tertarik, aku hanya akan mengambil uang jika aku sudah mengerjakan sesuatu, aku tak suka memanfaatkan orang kaya aku tak sehina itu kris "

kris hanya tersenyum dan terus memandang minseok yang sibuk menghitung uangnya.

.

.

.
satu minggu telah berlalu, luhan dan sehun kini telah duduk di depan kris, suho dan chanyeol, mereka bahkan menjatuhkan kepala mereka di meja kantin

"ada apa dengn kalian ?"
tanya suho khawatir, chanyeol memandang mereka dengan pandangan kemenangan sedangkan kris dia ledih sibuk pada bukunya.

"aku benar benar tak percaya ini "
erang luhan frustasi , suho memandang luhan seolah bertanya 'kenapa?'
"kalian tau namja bernama kim minseok itu benar benar menbuat ku frustasi aku sudah mengeluarkan semua pesonaku tapi tak berpengaruh padanya. aku memberinya bunga di pagi hari dia malah menjualnya,. aku memberikan boneka dia malah melelangnya, aku memberikan coklat dia juga melelangnya, dan yang lebih parah lagi dia datang padaku seolaholah dia fansku meminta tandatanganku lalu meminta fotoku, dan meminta barang barang yang tak ku pakai dan saat ku tau dia melelangnya secara besar besaran . JIKA TERUS SEPERTI INI AKU BISA GILA"

erang luhan dan kembali menjatuhkan kepalanya di meja, suho memandang luhan iba

"dan kau kenapa bocah?"tanya chanyeol
"aku mohon jangan bertanya"
"memang apa yang terjadi padamu?"kali ini suho yang bertanya
"aku malas membahasnya"
"katakan"

kini luhan yang menatap sehun dengan pandangan mengarikannya , sehun menghelankan nafasnya

"kim jongin ini seperti robot, dia tak pernah tersenyum tak pernah berbicara tak pernah bersosiallisasi lebih senang menyendiri, aku bahkan sudah habis akal untuk mendekatinya, dia tak pernah merespon ku, saat aku mengikutinya ke toilet dia mengunciku di sana, saat aku mengikutinya dan mengalihkan perhatian ku darinya barang sedikit saja dia langsung menghilang seperti hantu, aku benar benar bingung padanya"

kini giliran sehun yang mengerang , chanyeol malah tertawa terbahak bahak dan mengeluarkan dua bando pink

"ok kalian akan menyerah sekarang aku sudah menyiapkan semuanya "

sehun dan luhan memandang ngeri bando di tangan chanyeol

"ANDWEEEEEEE"

teriak mereka bersama
.

.

.

.

.

.

.
TBC/END
aku merasa aneh sama ni ff hahaha semogak gak kecewa
ok jangan lupa RNR kalo responya bagus aku lanjut dan jika kalian gak suka maka end sampe sini hehehehe hehehe