Disinilah gadis itu sekarang. Di Konoha, ibukota negara Hi. Dia seorang gadis yang baru saja lulus kuliah, sedang mencari pekerjaan. Dia berasal dari Kumo. Sebenarnya selain mencari pekerjaan, dia juga ada tujuan lain disini. Yah, itu tidak terlalu penting sekarang, dengan bantuan pamannya ia akan mendapatkan pekerjaan. Katanya sih seperti itu.

.

.

.

Being His Fake Wife

Naruto Masashi Kisihimoto

Story Mitsuo Miharu

Uchiha Sasuke x Haruno(Uchiha) Sakura

Warn : Typo(s), OOC, dan banyak kekurangan lainnya.

.

.

Don't like, don't read. Sudah tahu istilah itu, bukan?

.

.

Chapter 1 : Help me, pinkie.

.

.

.

Surai gadis berwarna merah jambu itu melayang-layang di terpa angin. Dia baru saja keluar stasiun Konoha. Bola mata emerald nya menyusuri jalanan, pandangan emerald nya beralih ke gedung-gedung pencakar langit. Terdengar helaan nafas perlahan. Jemari lentik miliknya meraih ponsel flip yang ada di saku rok nya.

Drrrt Drrrtt

Pip

Baru saja ia ingin menghubungi nomor paman yang ia dapatkan dari ibunya, tiba-tiba pamannya sudah menelpon duluan.

"Halo Sakura? Ini paman Minato, kau sudah sampai?" Suara diseberang mengawali.

Sakura membuka mulutnya "Iya paman, aku sudah sampai. Sekarang masih di stasiun."

"Kau bisa kesini sekarang, Sakura. Maaf aku tidak bisa menjemputmu." Ucap nya dengan nada menyesal.

Sakura menggeleng walaupun yang ia lakukan tidak akan terlihat oleh pamannya "Tidak apa-apa paman."

"Sakura bisa tolong kau mampir sebentar ke supermarket?" Pinta paman Minato.

"Baiklah paman, apa yang harus kubeli?" Gadis pink itu menanyakan permintaan paman pirang tersebut.

"Nanti aku kirim lewat pesan."

Terlihat percakapan itu akan selesai "Baiklah, sampai jumpa."

"Sampai jumpa, maaf merepotkan. Terima kasih sebelum nya Sakura" Suara diseberang pun mengakhiri.

Seketika ia pun menerima pesan singkat.

"Captor, Samoroll, dan Chuchuby? Hah? Apa ini?" Sakura mengernyit heran, alis nya bertaut. Dia baru kali ini melihat nama-nama aneh itu. Gadis berbola mata emerald itu melihat kembali isi pesan yang barusan pamannya kirimkan. Namun cuman nama-nama aneh itu yang ada di pesan singkat tersebut.

Akhirnya gadis itu pun memutuskan jalan kaki. Karena berdasarkan map yang diterima nya, stasiun dengan tempat pamannya tidak begitu jauh. Dengan menggeret koper berwarna pink miliknya. Paman Minato sebenarnya bukan paman Sakura yang sebenarnya, dia hanya saudara jauh ibunya. Entah mengapa Sakura memanggilnya dengan sebutan 'Paman' Terakhir kali ia bertemu dengan paman Minato-nya saat ia berumur 14 tahun. Itu pun karena ada acara keluarga. Dan satu lagi, Namikaze Minato adalah presdir dari NamikazeCorp. Setelah berjalan sepanjang jalanan trotoar, dia pun menemukan supermarket terdekat. Sakura masuk masih dengan membawa koper merah jambunya. Dia dihujani tatapan heran dari semua orang, mungkin karena dia masih membawa-bawa koper dan juga warna koper nya itu mencolok. Pink fanta.

Bola mata emeraldnya menyusuri ikan-ikan segar yang terpampang. Namun nihil. Dia pun mengecek kembali ponselnya.

Bruk!

Dahi lebarnya berkedut, mulut nya mengadu kesakitan. Gadis berhelai merah jambu itu tidak sengaja menabrak punggung seorang pria "Ah, maaf kan aku tuan" Ucap Sakura menahan malu karena tak memperhatikan jalan.

Raut muka orang itu tampak tak senang.

"Hn." Jawaban yang singkat.

Sakura pun mendapat ide bahwa dia harus bertanya pada pria asing tampan yang ada dihadapannya "Um, apa kau tahu sesuatu yang bernama Chubychuby dan Roll-Roll, dan satu lagi entahlah apa itu namanya." Ujar Sakura Ambigu.

"Chubychuby dan Roll-Roll?" Orang itu membeo apa yang diucapkan Gadis pink itu.

Si pemilik mata emerald itu membuka ponsel miliknya, kemudian Sakura mengecek kembali pesan singkat yang ia terima dari paman Minato nya "Maaf, maksudku Samoroll, Chuchuby, dan Captor. Apa kau tahu itu yang mana ya? Sangat membingungkan" Seraya berucap begitu muka nya menampakkan ekspressi kelelahan.

Pria dengan model rambut aneh itu memberikan ekspressi seperti ingin mentertawakan gadis yang ada dihadapannya, terlihat dari salah satu sudut bibir nya yang tertarik keatas sedikit "Itu adalah manisan, nona. Kau salah tempat"

"Oh, Samoroll adalah manisan?" Sakura bertanya dengan polosnya. Pria itu menautkan alisnya "Kau tidak tahu apa yang kau beli? Dasar aneh." Dahi lebar milik Sakura mengkerut. Tak terima ia sedikit berteriak dihadapan pria tampan tersebut "Apa kau bilang?!" Pria itu berjalan melewati Sakura "Akan kutunjukkan dimana tempatnya." Sakura pun mengikuti langkah kaki pria dengan rambut mencuat itu dengan cepat.

"Apa-apaan orang itu?! Tidak sopan! Tapi, sepertinya dia orang yang baik karena ia mau menolongku." Gadis berbola mata klorofil itu membatin.

Laki-laki yang menolong Sakura itu berhenti didepan salah satu rak "Biasanya manisan itu ada di rak yang ini."

"Samoroll..., Captor, dan... Ah ini dia Chuchuby!" Akhirnya gadis itu menemukan apa yang dia cari. Tapi benda itu ada di bagian yang paling atas, dia tak bisa mencapainya.

"Itu, umm..."

"Astaga, kau selalu membutuhkan bantuan." Laki-laki mencuat itu menghela nafas nya sambil mengambil benda yang Sakura cari-cari.

Tiba-tiba Pria ber iris onyx itu berucap "Apalagi?"

"Hah?"

"Apalagi yang kau butuhkan?"

Sakura melirik keranjang yang ia genggam. Ia sudah mendapatkan semua yang dibutuhkannya "Tidak ada lagi, terima kasih telah membantuku tuan. Maaf merepotkanmu." Bola mata emerald nya menampakkan ekspressi senang. Lagi-lagi pria itu menjawab singkat "Hn."

"Kukira itu adalah nama ikan, aku tidak tahu jika itu adalah nama manisan." Sakura berucap sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal. Pria itu memandang Sakura dengan tatapan takjub "Astaga kau tidak tahu perbedaan antara Sayuran dan Manisan?" Lagi-lagi Sakura dibuat kesal karena ucapan pria tidak sopan tapi baik hati itu (menurut pemikiran Sakura, karena ia sudah ditolong.) "Apa kau bilang?!" Pria mencuat itu menggelengkan kepalanya "Aku merasa kasihan dengan laki-laki yang akan menikah dengan mu nanti." Dia pun pergi meninggalkan Sakura.

"Tidak sopan! Cuma gara-gara aku tidak tahu nama manisan! Aku tidak mau menikah dengan pria tidak sopan seperti dia!" Sakura membatin kesal. Dia pun mengambil kembali keranjang yang ia letakkan di lantai. Lalu membayarnya ke kasir.

.

.

.

"Berdasarkan peta nya sih, menuju kesini." Bibir tipisnya menggumam kata-kata. Dia berjalan dari supermarket ke rumah paman Minato. Matanya memperhatikan toko-toko di pinggir jalan yang didalamnya banyak pakaian modis. Sampai tatapan nya terhenti di sebuah toko baju pengantin. Terlihat seorang pria dengan surai pirang model spike. Itu mengingatkan Sakura pada rambut milik pamannya, Namikaze Minato. Pria pirang yang mirip pamannya itu memperhatikan gaun yang ada di etalase. Menurut Sakura, pria itu cukup tampan.

"Pasti dia akan menikah." Pikir Sakura.

Beruntung sekali perempuan yang menikah dengan laki-laki itu. Perempuan itu pasti cantik. Laki-laki yang diam-diam Sakura perhatikan itu pun menyadari bahwa sedari tadi gadis emerald itu melihat kearah nya. Sakura tidak sempat mengalihkan pandangan nya hingga akhir nya kedua mata mereka bertemu. Baru Sakura sadari ternyata iris laki-laki itu berwarna safir. Laki-laki itu memberikan tatapan heran namun dengan tersenyum kepada Sakura. Gadis emerald itu pun memberi isyarat 'tidak apa-apa' kepada laki-laki itu. Sakura pun melanjutkan perjalanannya. Namun, iris safir itu tetap memperhatikan pergerakan gadis yang berasal dari Kumo itu.

Sakura berkata dalam hatinya "Apa laki-laki itu masih melihat kearahku? Warna matanya bagus sekali. Aku juga ingin memakai gaun pengantin suatu hari nanti. Tapi aku harus mendapatkan pekerjaan dulu sebelum menikah!" Tekad seorang Haruno Sakura.

Berbagai pemikiran terus bermunculan di kepala gadis pink tersebut. Hingga akhirnya ia sampai di tempat yang gadis itu tuju.

.

.

.

Heran.

Ia sangat heran.

"Nine Tails bar?"

Apa benar ini tempat tujuannya. Apakah ia salah, atau benar? Lagi-lagi ia hanya menautkan alis beserta mengkerutkan dahi sambil melengkungkan sudut bibirnya kebawah. Sakura melihat lagi peta nya "Apa aku salah? Tidak kan?" Dia sudah sampai di alamat yang dia cari. Namun bukan sebuah rumah yang ada di pengelihatannya. Tapi sebuah bar yang bernama Nine Tails. Saat gadis itu merasa tersesat, ada seseorang yang menepuk pundak nya. Gadis itu kaget setengah mati.

"Apa kau mencari sesuatu, nona?" Ternyata seorang pria. Kenapa hari ini dia sering sekali bercakap dengan pria?

Sakura memutar badannya, terlihat seorang pria dengan muka yang sangat imut, dan bersurai merah. Pria itu bermuka bayi, astaga. Dibelakangnya. Pria imut itu menatapnya dengan pandangan ramah "Apa kau tidak ingin masuk?"

"Sepertinya aku salah tempat." Sakura menjawab dengan senyuman miring. Pria bayi itu membalas senyum miring Sakura "Hmm, begitu. Kau sedang mencari siapa, jika aku boleh tahu?" Laki-laki bayi itu menanyai gadis pink tersebut.

Sakura mengelap peluh yang ada di dahi lebar nya dengan sebuah sapu tangan "Aku sedang mencari Namikaze Minato." Pria itu membuat bulatan di mulutnya "Jadi kau mencari paman Minato, biasanya dia ada didalam." Sakura nampak terkejut.

"Kau tahu dengan pamanku?"

Iris hazel pria itu agak membulat "Oh, jadi kau keponakan paman Minato?" Pria itu malah bertanya balik.

"Ah, sebenarnya dia adalah saudara jauh ibuku."

Bibir itu pun membentuk bulatan lagi di mulutnya "Oh begitu. Kalau begitu ayo kita masuk." Manusia dengan surai merah itu membuka pintu dengan ramah sambil membawakan koper Sakura.

Sekarang Sakura tercengang "Wow, barnya sangat bagus. Klasik. Disini ada tv yang sangat besar!" Gadis itu kelihatannya sungguh terkagum-kagum akan pesona bar milik Minato. Pria itu berseru, dengan gadis beriris klorofil masih dibelakangnya"Paman Minato! Ada yang mencarimu."

Tiba-tiba ada sebuah surai pirang yang muncul dari bawah meja bar "Siapa itu Sasori?" Minato melirik kearah Gadis pink "Apa kau Sakura?"

Mata itu berkedip-kedip "Paman Minato?" Sakura mengucapkannya dengan nada tidak percaya. Paman dari keponakan yang dari tadi mencari-carinya keluar dari tempat persembunyiannya "Wah kau sudah besar Sakura. Senang bisa bertemu denganmu lagi." Minato berucap ramah memberikan kesan baik pada gadis pink.

Pria yang diketahui bernama Sasori itu memasuki area percakapan mereka "Jadi kalian kenal satu sama lain?"

"Dia keponakan jauh ku, dia dari Kumo." Jawab Minato. Minato mengalihkan perhatiannya ke Sakura kembali "Kau pasti lelah, Sakura. Ayo duduk dulu." Tawarnya kepada keponakan jauhnya sendiri.

"Aku tidak ingat jika paman Minato seperti ini. Kukira dia akan menggenakan jas formal mengingat dia adalah presdir , ternyata hanya menggenakan pakaian santai." Mata emerald itu kembali melayang pada lamunannya.

Minato membuyarkan lamunan Sakura "Ngomong-ngomong apa kau mendapatkan apa yang kupesan, Sakura?" Sakura pun teringat akan kejadian beberapa waktu lalu, dia mengambil sesuatu "Oh, iya. Ini, paman." Sakura menyerahkan kantong kepada Minato "Terima kasih banyak, Sakura."

Sakura pun bertanya "Apa bar ini perusahaan mu paman?" Minato tertawa "Tidak, Sakura. Perusaahaan ku bukan disini. Bar ini hanya sampingan saja, sekalian tempat berkumpul bersama murid-muridku." Gadis itu menautkan alis yang berada diatas emeraldnya "Murid-murid? Jadi kau mengajar juga, paman?"

"Hahaha tidak, aku dulu melatih tim sepak bola Naruto dan teman-temannya." Jawab Minato seraya tersenyum.

"Naruto?" Sakura heran.

Minato pun bingung "Kau lupa Sakura? Naruto dulu kan sering main denganmu." Ucap Paman dari Sakura itu santai.

Cring Cring

Tiba-tiba bel yang menandakan bahwa ada tamu yang masuk itu berbunyi. Sakura dan Sasori memutar kursi yang mereka duduki, karena kursi itu memang bisar berputar. Terlihat sosok pemuda berambut pirang dan beriris safir. Persis seperti Minato. Perempuan pink itu mengenali perawakan pemuda yang baru masuk barusan.

"Wah, darimana Naruto? Lihat siapa yang datang?" Minato seperti berusaha main tebak-tebakan dengan anak tunggalnya.

"Dari jalan-jalan, Tou-chan. Hm? Siapa? Apa si Sasu-Teme?" Iris safir Naruto menangkap surai berwarna merah jambu satu-satunya disitu. Dia menampakkan ekspressi 'aku tahu'

"Sakura-chan!" Panggil laki-laki itu, segera ia pun menerjang tubuh mungil Sakura. Memeluknya erat. Saat dipeluk seperti itu muncul bayangan seorang bocah kecil beriris safir diotaknya yang sering memeluknya erat seperti ini dulu. Seketika pelukan itu terbalas "Astaga! Naruto aku baru ingat denganmu!" Dan Sakura serta Naruto pun tertawa.

Tiba-tiba layar di tv menampilkan sebuah berita yang menyangkut pautkan nama NamikazeCorp. Karena baru saja channelnya diganti oleh si pemuda babyface. Dan disitu tertera muka Naruto. Latar dari acara televisi tersebut adalah luar gedung NamikazeCorp itu sendiri "Terima kasih semuanya. Saya adalah Namikaze Naruto, presdir NamikazeCorp yang baru. Benar sekali, saya telah melakukan kerja sama dengan SBKCorp." Dengan senyum rubahnya Naruto menjawab pertanyaan dari wartawan.

"Wah ternyata begitu ya, Namikaze-san. Semoga sukses selalu,terima kasih untuk waktu nya." Dan berita pun berganti dengan topik musibah di luar negeri.

"Ahahaha ternyata aku tampan sekali ya!" Ujar Naruto dengan bangganya usai melihat dirinya sendiri di televisi.

Satu satu nya gadis diantara para pria itu hanya dapat terdiam "..."

"Kau terlihat seperti benar-benar presdir Naruto, jika di dalam tv." Komentar Sasori. Pemuda rubah itu mendengus "Karena aku memang presdirnya, bodoh!" lalu Naruto pun mengambil air mineral yang sudah tersedia, kemudian ia pun membukanya. Sasori hanya terkikik geli mendengar jawaban Naruto. Fokus ayah Naruto kembali kepada Sakura si gadis berambut merah jambu "Nah, ngomong-ngomong Sakura, kau sedang mencari pekerjaan bukan?" Ayah dari pemuda yang bola matanya sama dengan ayahnya sendiri itu menanyai tujuan Sakura datang kesini.

"Iya, paman Minato." Sakura mengangguk sopan pada sosok saudara jauh ibunya yang merangkap paman nya sendiri.

Cring Cring

Dan suara bel kembali berbunyi, menampakkan pria dengan model rambut berwarna raven mencuat dan beriris onyx. Lagi-lagi Sakura dapat mengenali perawakkan pemuda tampan yang baru masuk kedalam bar paman Minato. Astaga, hari ini seperti kebetulan atau apa lah itu namanya. Yang jelas Sakura si gadis bermata emerald dan surai pink itu tidak peduli.

"Teme!" Sakura terkejut mendengar suara Naruto yang memanggil pemuda bersurai aneh tersebut.

Iris onyx nya melirik sebentar kearah sekumpulan manusia yang ada disana, lalu onyx itu berputar bosan. Terlihat dia mengenggam kantung belanjaan berwarna putih "Hn. Pelankan suara mu, Dobe." Ujar seseorang yang dipanggil oleh anak paman Minato itu menyahuti seruannya yang dibalas dengan cengiran rubah khas si-'pelaku'.

Naruto membuka percakapan dengan menanyakan sesuatu "Oh ya, Shikamaru dan Neji mana?" Kepalanya bergerak kearah kiri-kanan, begitu seterusnya. Mencari seseorang—tidak, dia mencari dua orang. Yang pasti nya berjenis laki-laki, sama seperti si rubah berwarna kuning. Sasori, si muka bayi pun menjelaskan bahwa Shikamaru sedang berada dijalan menuju kemari lantaran baru bangun. Dan paman Minato menyebutkan bahwa pria bernama Neji tadi sedang berada di toilet, ada 'misi rahasia' ucap Minato dengan raut muka serius dan sambil berbisik-bisik ketika mengucapkan kata 'misi rahasia' kepada mereka yang berada disana.

Sambil menunggu kedua 'anggota' yang lain, para manusia disitu sedikit berbincang-bincang sambil menikmati minuman yang disediakan Nine Tails's Bar. Terkadang mereka bercanda gurau dengan Naruto yang mendominasi, kecuali Sasuke—nama laki-laki yang dipanggil 'Teme' oleh Naruto beberapa waktu barusan. Sebagian besar dia hanya mendengarkan percakapan orang-orang itu, hanya ikut bergabung jika namanya disangkut pautkan oleh anak semata wayang Minato dan pemuda bersurai merah. Lalu ditengah-tengah percakapan segerombolan orang yang sedang menikmati minuman yang disediakan Nine Tails bar tiba tiba muncul seseorang berambut cokelat panjang keluar dari toilet. Sampai-sampai membuat gadis berambut pink di bar itu heran, apakah ia perempuan atau laki-laki? Disaat yang bersamaan datang seseorang dari pintu masuk, rambutnya juga bermodel aneh. Seperti nanas.

.

.

.

Minato pun memimpin percakapan yang baru setelah ada 2 anak manusia yang bergabung "Nah, Sakura, perkenalkan anak-anak didik ku. Yang duduk di tengah ini—" Si empunya surai pirang menunjuk Neji "Nama nya adalah Hyuuga Neji, dia bekerja sebagai si pemalas disamping Neji itu adalah Nara Shikamaru, yah pekerjaannya tidak sesuai dengan tampangnya. Dia peneliti." Setelah ditunjuk oleh Minato, si pemuda Nara mendengus "Mendokusai na." Sungguh pemuda yang malas.

Kemudian Minato beralih pada dua pemuda yang sedang heboh menonton tayangan pertandingan sepak bola di televisi besar milik bar nya "Kalau dua makhluk yang disana tidak usah pedulikan." Naruto dan Sasori, kedua orang yang dimaksud oleh ayah Naruto langsung cepat menoleh .

"EEEHH?!"

Paman beriris biru langit itu pun terkekeh "Hahaha. Yah Sakura, kau sudah tahu kan nama mereka? Juga pekerjaan Naruto." Gadis beriris emerald itu menggangguk, kemudian Minato melanjutkan perkataannya "Sasori seorang komedian." Ucap Minato yang disambut senyum bangga oleh Sasori "kau tahu aku kan Sakura?" Pemuda yang bernama Sasori itu bertanya pada Sakura dengan bangga nya "E—eh, maaf Sasori-san, aku jarang menonton tv." Gadis itu tersenyum canggung disahuti tawa orang-orang disekitarnya. Perkataan sang Sakura sungguh menohok hati Sasori, tapi itu tak bertahan lama ketika Sakura berucap "Tapi, aku percaya kok. Dari awal Sasori-san orang nya memang menyenangkan. Ahahaha" Tawa gadis berkepala senada dengan bubble gum itu ringan.

"Itu yang paling ujung adalah Uchiha Sasuke, dia seorang guru di sekolah elite khusus perempuan, dia mengajar Fisika." Sakura hanya memandang datar pada Sasuke, dicampur dengan tatapan takjub karena Sasuke seorang guru fisika. Mata pelajaran yang ia benci . Sasuke menyahuti Minato dengan kata sederhana yang ambigu "Hn."

"Sebenarnya Sakura, sebelumnya bisakah aku meminta tolong padamu untuk membantu salah satu muridku?" Gadis itu menautkan alisnya heran.

"Aku ingin kau menjadi istriku." Kali ini Ucapan seorang pemuda dengan iris onyx membuat nya terkejut.

"AP—APA?!"

Pemuda yang barusan meminta pada Sakura barusan menatap datar namun dari nada nya ia seperti terdengar memohon? "Cukup 3 bulan saja."

.

.

"Cukup 3 bulan saja."

Kata-kata itu berputar-putar dalam pikiran Sakura. 3 bulan? Oke, itu lama bagi Sakura. Dan juga, bantuan yang diperlukan oleh pria itu tidak biasa. Menjadi istri orang selama 3 bulan? Sekarang kepalanya terasa berat.

"T-Tapi, paman. Aku sudah memiliki kekasih!" Sakura menolak permintaan pamannya yang satu ini. Baru saja Sasuke akan berucap tiba-tiba ponsel yang berada disaku seorang gadis bergetar. "Em, sebentar." Ucap gadis itu lalu berlalu mengangkat telepon.

"Ah, halo ibu."

"..."

"Ya, ya, ya. Baiklah."

"..."

"Baiklah, sampai jumpa ibu."

Pip

Percakapan singkat antara ibu dan anak Haruno itu telah berakhir. Ia baru teringat akan tujuannya yang lain di kota ini setelah dihubungi oleh ibunya. Ragu-ragu Sakura mengucapkan satu kalimat pada saudara jauh ibunya "Ano... paman, sebentar lagi ibu dan ayah akan tiba." Setelah memberikan informasi tersebut, Minato segera bersiap-siap. Lalu ia memberikan isyarat kepada Uchiha Sasuke untuk melanjutkan diskusi mereka nanti.

.

.

.

Sekarang berkumpul lah kelompok baru terdiri dari 4 manusia. Sekarang mereka berada disebuah ruangan VIP di Nine Tails bar.

"Mana kekasihmu Sakura?" Ibu dari Sakura celingak-celinguk melihat disekitar ruangan ber-ac yang sedang mereka tempati.

"Itu, mungkin sebentar lagi akan datang, bu." Iya, tujuan Sakura yang lain adalah memperkenalkan kekasihnya pada kedua orang tua tercintanya. Kenapa memilih Konoha? Karena Konoha terletak diantara Iwa dan Kiri. Iwa hanya tempat Sakura berkuliah dulu, sedangkan kampung halamannya berada di Kiri. Dan ketika mendengar Sakura pergi ke Konoha, langsung saja ayahnya minta dipertemukan kepada kekasih Sakura, karena katanya Sakura ingin membangun komitmen yang lebih dalam dengan kekasihnya. Barulah gadis dengan nama yang sama dengan sebuah bunga ingin menghubungi kekasihnya yang diketahui bernama 'Shimura Sai' ternyata sudah ada e-mail yang diterima oleh Sakura, sudah sekitar 30 menit yang lalu e-mail itu masuk ke ponsel Sakura. Namun, gadis itu tidak menyadari karena asik berbincang dengan paman nya dan murid-murid paman nya.

"Sakura, maaf. Kita akhiri saja hubungan kita. Aku mencintai gadis lain. Jangan hubungi aku lagi." Begitulah isi pesan singkat dari Sai 30 menit yang lalu, dan itu membuat tensi darah Sakura meningkat. Dia bagai tersambar petir ketika membaca pesan singkat dari mantan kekasihnya, bisa dibilang begitulah.

"SHANNAROOOO! DASAR LAKI-LAKI BRENGSEK!" Inner Sakura mengamuk dahsyat. Namun tampak luar, emerald nya hanya membulat tidak percaya, dahi lebarnya berkedut sedangkan alisnya bertaut. Membuat orang disekitarnya terheran-heran. Peluh keluar dari wajah cantiknya, walaupun ruangan yang ia tempati ber-ac. Perempuan yang tengah mengamuk jiwa dan raganya itu menghubungi kontak dengan nama 'Shimura Sai' namun tidak ada jawaban—

"Jadi... bagaimana, Sakura?" Sekarang ayah Sakura, Haruno Kizashi yang bertanya pada putri semata wayangnya.

"E—eeh, etto..." Sakura gugup. Ia bingung harus menjawab apa.

SRET

Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka menampakkan seorang pemuda bersurai raven. Semua mata memandang ke arahnya.

"Ah, permisi. Saya Uchiha Sasuke—"

.

.

.

Hey, aku yang akan memulai permainan. Bolehkan?

.

.

To Be Continued.

.

.

.


Author's Note :

Ah, Halo. Ahaha. Aku author baru di fandom Naruto ^^

Fic pertamaku difandom ini ber-pair kan SasuSaku, karena aku memang suka SasuSaku wkawkawka. Selama ini, aku cuma jadi silent reader yang kadang-kadang review kalo lagi ingat aja. Akhirnya kesampean juga buat publish pic ber-pair kan SasuSaku, yeaaay. Buat author senior, bantuannya sangat diperlukan karena saya masih pemula dalam hal menulis, hehe. Untuk berapa chap fic ini akan jalan aku juga ngga tau, yang pastinya fic ini multichap XD

Jangan lupa review setelah membaca, karena itu dibutuhkan oleh semua author untuk menyemangatinya XD

Sign,

Mitsuo Miharu

08 04 2015