Summary: Sex friend, begitu yang Naruto katakan tentang hubungannya dengan Uchiha Sasuke dan Sasuke sendiri tidak terlalu peduli fuck buddy-nya itu menyebut hubungan mereka seperti apa. Selama itu menyenagkan, kenapa tidak. Tapi benarkah sesederhana itu?

Author Note: Salam perkenalan buat para senpai! Kenozoik Yankie di sini menulis fanfic pertamanya di fandom Naruto dengan mengusung pair SasuNaru dan SasuFemNaru. Tapi untuk fanfic pertama ini saya menulis pair SasuFemNaru. Inspirasi menulis fic ini datang setelah menonton beberapa film hollywood bertema sama yang salah satunya berjudul Love and Other Drugs, selebihnya murni hasil imajinasi liar saya. Saya juga terinspirasi dari berbagai fic yang saya baca dari berbagai fandom dan para author keche favorit saya. Oh, yah! Setting tempatnya mengambil tempat seperti di manga aslinya tapi dalam versi modern. Dunia di fic ini hanya meliputi lima negara besar di mana Konoha merupakan ibu kota negara Api dll.

Disclaimers: Naruto belongs to Kishimoto sensei!

Rate: M for safe

Pairing: SasuFemNaru

Gendre: Friendship, romance, humor,drama and hurt/cumfort

Warning: Gender switch, Alternate Universe–Modern Setting, OOC, Typo, Kata yang berulang dan kekurangan lainnya.

CRAZY STUPID LOVE

Kenozoik Yankie

Chapter 01

Di sebuah kamar yang bercahaya temaram, nampak dua orang sedang bergumul dengan panas. Tubuh mereka berkeringat di sertai suara desahan sambung menyambung saling bersahutan, dua tubuh yang saling tumpang tindih—bergesekan, mereka layaknya puzzle yang lengkap—menyatu dan berdansa dalam irama yang konstan. Terkadang juga terdengar suara geraman tertahan kemudian dua belah bibir kembali saling bertemu, mengecap rasa menggoda yang memabukan seperti wine. Hingga akhirnya mereka tiba di puncak tertinggi lalu ambruk dengan napas satu-satu. Ah~ betapa cepat dosa ternikmat itu terjadi yang membuat mereka ingin mengulangnya lagi dan lagi.

.

.

Pagi hari di sebuah apartemen sederhana di pinggir kota konoha, terlihat dua orang yang masih di buai mimpi—oh, tidak salah satu dari mereka sudah mulai terjaga rupanya di mana kelopak berwarna tan itu terbuka memperlihatkan langit musim panas tanpa awan, mengeliat kemudian merasakan seseorang memeluk dirinya. Alis pirangnya berkedut dan dengan gerakan cepat ia sudah dalam posisi berdiri—tampak tidak terganggu dengan kondisinya yang tanpa sehelai benangpun lalu menendang orang yang memeluknya tadi sampai jatuh tersungkur membentur lantai.

"Oh, dammit! Kenapa kau menendangku ?"

"Harusnya kau sudah tahu alasannya, kenapa kau masih di sini ?"

"Mengertilah, semalam aku baru pulang lembur dan buru-buru kesini karna kau bilang sangat ingin bercinta denganku jadi biarkan aku tidur sedikit lagi"

"Hahaha! Apa kau bilang ? Mengerti? Kenapa aku harus melakukannya kita bahkan bukan sepasang kekasih atau apapun itu jadi keluar dari apartemenku sekarang juga!"

.

.

"Ah, Sasuke. Tolong berhentilah mengeluarkan aura menyeramkan seperti itu, kau akan menakuti klien kita"

Suigetsu, pria muda yang tidak takut mati dengan seenak mulut cerewetnya menegur seorang Sasuke Uchiha yang jelas-jelas adalah atasannya di kantor ini. Yah walaupun mereka sudah berteman (ini anggapan Suigetsu sendiri) cukup lama semenjak di universitas dulu. Wajah Sasuke memang selalu terlihat datar. Tapi, ada saat-saat di mana ia tidak bisa menyembunyikan ekspresinya apalagi di tambah dengan aura kelam yang menyelimutinya.

"Hn"

Hanya dua huruf itu saja yang menjadi balasannya sebelum mereka memasuki ruangan yang berisi klien mereka. Oh, sepertimya Uchiha bungsu kita sedang malas untuk menanggapi ucapan Suigetsu—asistennya. Tetapi setelah mereka tiba di ruangan tersebut, sebelum duduk Sasuke membisikan sesuatu kepada Suigetsu yang membuat asistennya itu memasang wajah tak terbaca dan terlihat menurunkan bahunya.

"Sekali lagi kau memerintahku, aku tidak akan segan memecatmu dan akan aku pastikan kau tidak bisa menikahi Karin. Pacarmu yang menyebalkan itu!"

.

.

Namikaze Uzumaki Naruto atau Naruto begitu ia di sapa. Wanita muda lulusan Konoha Trainning and Further Education, jurusan Horticulture and Floristry, memasuki kantor yang merangkap sebagai toko bunga itu dengan penampilan yang menawan seperti biasa. Akan tetapi ada yang kurang, bukannya sapaan 'Ohayo' yang di sertai senyuman sehangat mentari seperti biasanya melainkan dengan berbagai gumaman yang membuat beberapa pegawainya menghentikan sebentar kegiatan mereka di sertai tatapan ingin tahu. 'Adaapa dengan bos cantik kita pagi ini ?' mungkin begitulah benak mereka bertanya-tanya. Menghiraukan kelakuan para pegawainya, Naruto bergegas masuk keruangannya kemudian membuka dan menutup pintu dengan kekuatan yang lebih dari biasanya. Menghempaskan dirinya kekursi, Naruto membanting tasnya ke meja dengan suara keras—masih dengan gumaman seperti 'berengsek' dan 'menyebalkan'. Naruto tidak menyadari seseorang masuk keruangan itu sambil memperhatikannya dengan dahi berkerut dalam. Berdehem orang itu pun membuka suara.

"Adaapa dengan pagi anda, nona Uzumaki ?" Tanyanya dengan nada di buat formal.

"Tenten! Sejak kapan kau ada di sini ?" Terkaget, Naruto menghiraukan pertanyaan patnernya yang mungkin tidak terlalu jelas masuk dalam pendengarannya.

Memutar bola matanya dengan bosan Tenten, wanita muda yang lebih tua setahun dengan sang Namikaze Uzumaki itu berkacak pinggang. Dengan kesabaran ekstra ia kembali mengulangi pertanyaannya "Apalagi yang membuatmu datang ke toko sambil uring-uringan seperti itu ?" menghela napas Tenten kembali melanjutkan "Aku tahu kau orang yang meledak-ledak tapi kelihatannya ini berbeda, kau punya masalah ?" sambil mendudukan dirinya di kursi depan meja sahabatnya.

Naruto yang melihat Tenten menghela napas ikut melakukannya tapi dengan keras di sertai mimik wajah yang terkesan tidak suka akan sesuatu. "Bukan masalah yang besar, hanya saja membuat pagiku berantakan. Ck, mengingatnya saja membuatku ingin menghajarnya".

Naruto memang seorang wanita. Tapi, jangan pernah menganggapnya remeh. Apalagi melihat latar belakang pendidikan dan pekerjaannya yang berkutat dengan tanaman terlebih bunga, di mana itu merupakan sesuatu yang sangat feminim. Karna sewaktu masih duduk di bangku sekolah menengah atas, ia termaksud salah satu murid perempuan yang di takuti selain Sakura Haruno—ketua klub karate waktu itu. Naruto yang memang punya sedikit jiwa berandal dan pahlwan dalam dirinya, lalu ia juga tidak suka menerima kekalahan atau melihat seseorang di tindas di depan matanya maka dari itu Naruto selalu saja terlibat masalah dengan beberapa murid laki-laki dan perempuan dan berlangganan dengan ruang konseling. Mungkin kalian bertanya kenapa Naruto yang perempuan bisa berkelahi seperti itu, jangan lupakan sewaktu berusia 7 tahun ayahnya Minato Namikaze yang mengidap daughter complex (setidaknya begitu yang orang-orang katakan termaksud ibunya Kushina Uzumaki) memasukannya kesebuah dojo—dengan alasan agar putri semata wayangnya bisa membela diri, milik seseorang yang ayahnya panggil 'Sensei'—yang ternyata hanyalah kakek mesum yang punya pekerjaan sampingan sebagai penulis novel porno. Terlepas dari itu semua Naruto tetaplah gadis cantik yang paling di incar seluruh murid laki-laki dan segelintir murid perempuan. hanya saja Mentari kita—begitu julukannya tidak pernah menyadari itu. Yah, Namikaze Uzumaki Naruto merupakan orang paling tidak peka di seluruh lima negera besar.

"Oh, aku pikir kau tidak melakukannya lagi". Menopangkan dagu Tenten melanjutkan "jadi siapa orang yang tidak beruntung itu ?" Tanyanya sambil tersenyum manis.

Menarik, ini sangat menarik pikir Tenten—wanita muda yang sudah menjadi patner bisnis usaha toko bunga Naruto selama dua tahun itu. Kapan lagi ia bisa mengorek informasi tentang kisah cinta juniornya di waktu kuliah dulu. Tenten tahu kalau Naruto merupakan pribadi yang menarik belum lagi di tunjang dengan fisik yang membuat para pria menjatuhkan air liur mereka. Hanya saja Naruto terlihat enggan untuk berkomitmen, dia berkencan tapi hanya sebentar belum lagi sifat jelek Naruto yang mudah bosan membuat kisah cintanya tidak terlihat lebih baik.

Mendengus lalu menjawab "Kau masih ingat eksekutif muda yang datang membeli bunga yang terlihat enggan dan berwajah datar ?"

Menerawang, Tenten menggali sedikit memori yang ada dalam kepalanya dan ah! Ia ingat sekarang. 'Ck, kenapa aku bisa lupa hal sepenting ini' batinnya kesal dan cukup berlebihan. Tenten sekarang ingat dengan jelas wajah dan siapa eksekutif muda yang Naruto maksud. Oh, Tuhan. Dia bukti nyata seorang sex god yang Tuhan serius ciptakan, menelan ludah Tenten mendapatkan asumsi yang tiba-tiba memenuhi kepalanya. Oh, shit! Jangan bilang mereka... "Kau berkencan dengannya ?! Naruto, kau beruntung sekali" pekiknya histeris.

"Ck, aku tidak berkencan dengannya". Mengangkat bahu "Kami hanya kebetulan bertemu. Well, kalau memang itu ada" mengusap belakang leher jenjangnya "Dan melakukan sex, lalu a–"

"Apa?! Kau dan dia ?! Naruto, kau pasti sudah gila!" mengatur napas, Tenten menyamankan dirinya di kursi dan siap-siap untuk berbicara lagi "Ok, aku mengerti. Mungkin kalau aku jadi kau, aku juga akan melakukan hal yang sama. Demi Tuhan! Dia seorang Uchiha! Aku bahkan akan melakukan apapun untuk memiliki salah satu dari mereka~" katanya dengan nada bersemangat di sertai wajah yang memerah. 'Sepertinya khanyalannya sudah sampai di surga' begitu pikir Naruto melihat kelakuan sahabatnya dan 'Hey! Ia sudah memiliki seorang Hyuga' tambahnya.

"Um, Tenten" panggil Naruto dengan hati-hati

"Ck, kau menganggu khayalanku"

"Ingat kau sudah memiliki seorang Hyuga jadi jaga sikapmu" di sertai senyum rubah andalannya.

Tenten yang mendengar perkataan Naruto, makin mengenyitkan dahinya. Ia tidak suka jika Neji Hyuga di bawa dalam pembicaraan mereka yang seharusnya sedang membahas masalah Sang Rubah (julukan Tenten untuk Naruto) di sini. Lagi pula ia dan Neji sedang bertengkar dan Naruto tahu akan hal itu. 'Ah! Naruto ingin mengalihkan pembicaraan ternyata, tidak bisa di biarkan!'

"Jadi sudah berapa lama ?" Tenten bertanya sambil menyeringai

Naruto membatu di tempat. Ia tidak berhasil membuat Tenten teralihkan. Dengan senyum di buat semanis mungkin Naruto menjawab "Satu bulan" cicitnya.

Mata Tenten melotot seperti ingin meninggalkan tempatnya "Satu bulan?! Dan kau baru memberitahuku sekarang?! Naruto, sepertinya pertemanan kita enam tahun belakangan ini tidak ada artinya buatmu"

"Bu–bukan seperti itu, aku hanya belum siap karna hubungan kami berbeda"

"Ok, aku mengerti tapi kau berutang cerita padaku"

"Hehehehe... kau memang teman terbaikku!" Naruto mengatakan itu sambil beranjak dari kursi yang di dudukinya lalu menghampiri Tenten dan memeluknya

"Errr...Naru-nee dan bos Tenten, kami butuh bantuan kalian. Ada tiga orang yang ingin memesan bunga untuk acara besar" Konohamaru—salah satu pekerja paruh waktu Naruto dan Tenten masuk keruangan atasannya tanpa mengetuk pintu.

"Hey, bocah! Berapa kali aku bilang jika ingin masuk keruanganku, ketuk pintu dulu seperti yang lain. Ghez, kalau begini terus aku akan memecatmu!"

"Heheheh...Naru-nee tidak akan bisa memecatku. Karna Naru-nee sudah berjanji kepada kakek untuk mempekerjakanku di sini dan menjadi tutorku" Setelah mengatakannya Konohamaru yang merupakan sepupu jauh Naruto langsung menutup pintu ruangan tersebut. Tenten dan Naruto masih bisa mendengar suara tawa pemuda tersebut. Tenten hanya tersenyum mendengar perkataan Konohamaru sedangkan Naruto berwajah merah menahan kesal ikut keluar sambil meneriakan nama pegawainya itu.

.

.

Dua hari setelah kejadian naas yang membuatnya merasa harga dirinya sebagai seorang Uchiha di injak-injak oleh Naruto—sex friendnya, setidaknya begitu yang wanita dobe itu katakan tentang hubungan mereka—atau apapun Sasuke tidak peduli. Ia sudah terlanjur kesal dengan sikap Naruto dua hari yang lalu padanya. Heck! Bahkan baru ada wanita yang memeperlakukannya seperti itu, di usir setelah melakukan sex yang hebat semalaman oleh wanita yang jelas-jelas mendesahkan namamu dengan erotisnya lalu di pagi hari dia berubah—menendangmu dari atas ranjang lalu mengusirmu tanpa membiarkanm memakai pakaian lengkap. Sasuke pikir bahkan yang bukan seorang Uchiha pun akan merasa harga dirinya sebagai laki-laki tercoreng, Sasuke bahkan merasa seperti gigolo waktu itu. Lalu selama dua hari itu pula Sasuke tidak pernah mendengar kabar si dobe. Jangan harap ia akan menghubunginya lebih dulu apalagi di tambah sikap Naruto waktu itu. Lagipula selama satu bulan setelah meresmikan pertemanan tidak biasa mereka yang selalu menghubungi jika ingin bercinta adalah Naruto.

Uchiha Sasuke, melangkahkan kaki jenjangnya keluar gedung besar yang bernama Uchiha Corp. Mendongkakan kepala Sasuke menatap langit. 'Sepertinya akan hujan, aku naik taksi saja kalau begitu' batinnya. Sasuke mungkin sudah terlalu lelah bahkan untuk menyetir di tambah mood swingnya yang seperti wanita hamil kian memburuk selama dua hari belakangan ini. Menghentikan taxi, Sasuke menyandarkan punggungnya di sertai helaan napas berat. Ia berpikir mungkin setelah sampai ia akan langsung tidur. Taxi yang di tumpangi Sasuke membelah jalanan kota Konoha yang mulai menampakan wajah lainnya di malam hari.

.

.

Putra bungsu Uchiha Fugaku bersama Uchiha Mikoto membuka kelopak matanya—mengejap masih setengah sadar, samar-samar Sasuke mendengar lagi suara bel sialan yang mengganggu tidurnya di tekan dengan cara terus menerus. melirik jam yang menunjukan pukul 11:30 pm. Sasuke beranjak dari tempat tidurnya yang nyaman, masih sempoyongan keluar dari kamarnya untuk menghentikan aksi orang tersebut, Sasuke tidak mau bel apartemennya rusak dan ketika ia membuka pintu, senyuman seterang mentarilah yang menyambutnya. Seketika Sasuke mengangkat telapak tangannya untuk melindungi matanya. 'Terlalu silau' batinya berlebihan.

Sang Pemencet Bel yang katanya sialan itu, masuk tanpa di persihlahkan oleh pemilik apartemen yang sudah menutup pintunya kembali. Melipat tangan di depan dada Sasuke kembali ke mode angkuhnya dengan alis mata yang naik satu seakan berkata 'Ada perlu apa kau datang ke apartemenku selarut ini?'. Sedangkan Sang Pemencet Bel yang katanya sialan itu hanya cengengesan tidak jelas dan seakan mengerti dengan bahasa tubuh yang di lakukan Sasuke, dengan satu tarikan pada mantel yang di pakainya—sukses membuat mantel berwarna orange lembut itu jatuh menyentuh lantai. Memperlihatkan tubuh ramping dan warna kulit sewarna madu yang menggiurkan di baliknya.

Sasuke membatu di tempat, kedua tangannya tidak lagi berada dan di lipat depan dada tetapi sekarang jatuh terkulai di dua sisi tubuhnya. Bahkan wajahnya saat ini sangat tidak Uchiha sekali, demi kakek buyut dan keriput kakaknya Itachi. Sasuke shock! Dan tersangka utama hanya tersenyum polos tanpa dosa.

"Ototou, aku dengar suara bel. Apa ada ta—"

Dan berikutnya hanya suara teriakan melengking yang sedikit serak millik seorang wanita yang terdengar dari arah apartemen bernomor 212 bertuliskan Uchiha Sasuke di bawahnya.

TBC

A/N: Nama kampus Naruto dan Tenten saya ambil dari sebuah lembaga pendidikan dan kejuruan terbesar di Australia yang bernama sama yaitu TAFE (Trainning and Further Education) Queensland Brisbane, Australia. Dan memang jurusan Horticulture dan Floristry itu ada hanya saja terpisah sedangkan di fic ini saya membuatnya satu. Kemudian alasan saya memilih pekerjaan itu untuk Naruto karna saya pernah membaca wawancara MK kalau hobi Naruto itu menyiram bunga atau menanam bunga—err.. saya juga tidak yakin karna itu sudah lama. Yang terakhir kritik dan saran sangat membantu saya untuk jadi lebih baik.

Sekian dan terima kasih

Kenozoik Yankie ^^