LUST (LOVE UNDER SEARCH AND TRIAL)

Naruto-Hinata pairing

DISC : Masashi Kishimoto is the owner Naruto

Rating M

Naruto dan Hinata baru saja menikah…tanpa cinta, ralat cinta sebelah pihak. Naruto seorang direktur keuangan, pekerja keras dan seorang yang sangat mempesona. Well, ia sangat senang bermain wanita namun itu semua berakhir hingga ia bertemu gadis terakhir yang menjadi pacarnya saat ini. Hinata, gadis yang menjadi sahabat Naruto terpaksa menikahinya setelah pacar terakhir Naruto ditolak secara sepihak oleh keluarga Naruto. Naruto kesal karena tidak terima bahwa pacarnya diterima harus menerima bahwa Hinata yang akan menikah dengannya. Naruto marah padanya, mereka bertengkar hebat dan berakhir dengan Naruto yang hampir saja menampar gadis manis itu sebelum Neji mengambil Hinata dari Naruto. Hinata menolak dan menjelaskan tentang pernikahan mereka bahwa ia akan meminta agar pernikahan mereka dibatalkan dan Naruto memaafkannya.

Naruto tidak menjawab dan pergi meninggalkannya. Naruto tidak terima bahwa sahabatnya itu malah membuatnya semakin susah. Yah, walaupun begitu terbersit rasa tidak enak terhadap Hinata, gadis itu gadis yang amat baik. Saat ia berada di bangku sekolah hingga sekarang, gadis itu selalu menjadi pendukung dan menasehatinya terhadap apa yang ia lakukan. Pelan-pelan ia berpikir, mungkin pernikahan ini tidak buruk juga baginya. Ah, ia berpikir mungkin lebih baik minta maaf pada gadis itu. Ketika ia tiba di rumah Hinata, ia tak sengaja mendengar suara ribut-ribut dari dalam rumah. Saat ia mengintip tampak Hinata tengah berlutut di hadapan Hiashi. Hiashi tampak tegang dan menegur anak gadisnya itu. Ia sangat kesal karena Hinata memintanya membatalkan pernikahan itu. Hiashi lalu berkata bahwa Hinata seharusnya senang karena menikah dengan Naruto, pria yang ia tidak sukai sebagai menantu. Hinata menggeleng, ia tidak mau membuat pria itu terlibat masalah keluarganya. Hiashi mengangguk dan mengatakan bahwa ia akan membatalkan pernikahan mereka dan menerima lamaran Danzo.

Naruto yang mengintip kaget mengetahui Hinata dilamar oleh Danzo. Danzo adalah playboy tua yang menganut S&M. Ia membayangkan bagaimana Hinata bisa bertahan hidup bila dia hidup dengan bandot aneh itu, belum lagi kabarnya Danzo gemar menjual perempuan bila ia sudah bosan dengan gadis itu.

Ia masuk menerobos saat Hinata tengah meneteskan air mata. Gadis itu menghapus air matanya dan terbelalak melihat pria yang ia sukai masuk ke rumah. Hiashi menampakkan muka yang datar, saat ia akan mengusir Naruto. Naruto malah datang dan mengatakan bahwa ia ingin mengetahui mengapa Hinata menikah dengan Danzo. Well, ternyata keluarga itu berhutang pada Danzo dan gantinya Hinata wajib hutang itu sudah lama lunas berkat kerja keras Hinata dibantu Neji, kakaknya. Namun Danzo enggan menganggap hutang itu lunas dengan anggapan ia masih bisa mendapatkan Hinata karena gadis itu belum menikah. Hinata mendorong Naruto keluar dari rumahnya, namun Naruto tetap tak bergeming. Hari itu juga, Naruto menelepon kedua orang tuanya dan mereka datang melamar Hinata secara resmi.

Kedua orang tua Naruto senang sekali karena menantu mereka memang calon idaman mereka. Sebenarnya Hinata cukup senang bersama Naruto tapi ia tahu pria disampingnya saat upacara pernikahan ini tidak ikhlas sama sekali. Senyum lima jarinya yang biasanya terpampang, malah menjadi senyum palsu. Oh, ada yang tahu siapa pacar Naruto itu? Namanya Sakura dan saat ini Sakura tengah menggandeng Sasuke yang tampak berbincang seolah tanpa beban. Well, Hinata memang pernah menasehatinya bahwa Sakura sangat mencintai pria dingin itu namun saat itu, Naruto hanya mengejar Sakura dan mengacuhkan nasehat Hinata. Tiga bulan kepergian Sasuke ke luar negeri, membuat Sakura hilang arah dan waktu yang tepat buat Naruto mendekatinya. Mereka berpacaran 6 bulan sebelum akhirnya kedua orang tua Naruto menghendaki mereka mengakhiri hubungan dan disaat bersamaan Sasuke datang.

Sasuke datang dan mendekati Naruto untuk mengucapkan selamat. Ia juga berterima kasih sudah mau menjaga Sakura dengan baik selama ia tidak ada. Ia malah memamerkan cincin tunangannya. Ya, ia bercerita bahwa ia kemarin melamar Sakura untuk menjadi istrinya. Naruto yang tidak sabaran itu segera menghajar Sasuke sebelum Hinata dan Sakura datang melerai. Untung saja, mereka bertengkar di dekat kamar ganti sehingga tidak banyak orang di sekitar situ. Hinata membawa Naruto pergi dari situ, sementara Sakura mengobati Sasuke. Sasuke tersenyum menang, ia berhasil mengalahkan pria yang selalu mengejeknya itu.

Mereka tiba di kamar pengantin mereka. Naruto mendorong Hinata ke tempat tidur dan mulai melucuti Hinata dari gaun pengantinnya. Jelas sekali Naruto tampak marah dengan kejadian tadi, buktinya ia masih saja memarahi Hinata sambil terus membuka pakaian Hinata saat ini hingga yang tersisa hanya pakaian dalamnya saja. Senyum sadis itu datang dan ia juga membuka seluruh pakaiannya hingga membuat Hinata bingung tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya. Naruto mengambil dasinya dan mengikat tangan Hinata di atas kepalanya Ia berbisik bahwa ia sudah membayar hutang Danzo dan memastikan pria itu tidak akan mengganggunya lagi tapi sebagai gantinya Hinata yang harus membayar pada dirinya karena ia tidak bisa bersama Sakura. Mata Hinata terbelalak mendengarnya, ia tidak pernah bertemu dengan Naruto yang ini. Naruto yang ia kenali adalah pria konyol yang suka bercanda dengan dirinya, pria yang care dan tidak menyakitinya.

Naruto mulai menggerayangi Hinata sambil berbisik bahwa ia akan memastikan akan mengambil haknya sebagai suami. Perkataan Naruto membuat Hinata semakin sakit hati. Sudah berkali-kali dirinya minta maaf asalkan pria di atasnya ini menghentikan perbuatannya. Oh, itu hanya pikirannya saja karena Naruto kini mulai menciumi lehernya dan menjilatnya. Ia meneruskannya hingga ke area payudara dan meremasnya. Sesekali ia menggigit dan menghisapnya, membuat Hinata menangis dan mendesah di saat bersamaan. Jika saja, keadaannya berbeda mungkin Hinata akan merasa senang tapi Naruto melakukan hal ini bukan karena cinta tapi rasa amarah. Tangan Naruto sudah kemana-mana, termasuk daerah intimnya karena celana dan branya sudah dibuka dari tadi. Bagian intim Hinata sudah becek dengan cairan dan pria di atasnya ini tersenyum sadis dan menggodanya dengan mengatakan bahwa ini masih permulaan.

Hinata semakin keras berteriak, oh lupakan saja Hinata. Kau lupa ya? Di rumah ini hanya mereka berdua saja. Yah, rumah ini rencananya memang jadi tempat tinggal Naruto dan Sakura jika mereka menikah nanti. Hinata berteriak karena saat ini, bagian bawah tubuh Naruto tengah menggesek bagian intim Hinata yang baru saja klimaks dari jari Naruto. Dengan satu tusukan, Naruto berhasil mendapatkan haknya. Hinata berteriak keras sambil menitikkan air mata, sesuatu yang keras dan besar memasuki dirinya dan berdiam di bawah sana. Naruto sedikit merasa kasihan dan berusaha mengurangi rasa sakit itu dengan mengecup payudara gadis itu. Perlahan rasa sakit itu berkurang dan Naruto menggerakkan dirinya lagi. Bagian bawahnya terasa panas dan berdenyut-denyut memijat organ intim pria di atasnya. Naruto menggeram, tubuh wanita ini memang menggoda. Lagi-lagi ia menciumi leher gadis itu sambil sesekali menggigitnya. Gesekan organ intim mereka terus berlanjut, bahkan dalam beberapa posisi setelah Naruto melepas ikatan tangan Hinata. Lihat saja saat ini, mereka tengah berpangkuan sambil terus menusuk-nusukkan dirinya pada Hinata. Hinata menangis lagi karena Naruto malah bercerita dengan Hinata tentang Sakura. Hinata memeluk Naruto erat sambil mengelus punggungnya.

Suara Naruto tercekat antara nikmat dan sakit hati saat ia bercerita tapi Hinata tahu Naruto menangis karena pacarnya itu malah memperkenalkan Sasuke sebagai tunangannya selepas dari dirinya. Naruto kembali menindihnya dan bergerak beberapa kali sebelum ia klimaks dalam Hinata. Saat ia akan melepaskan dirinya Hinata malah memeluknya dan berkata bahwa jika memang Naruto memerlukan hal seperti ini untuk meredakan amarahnya ia bersedia. Sebersit rasa bersalah keluar dari hati Naruto, terlebih tadi ia sempat melihat betapa banyak darah keluar saat ia melakukan hal itu pada Hinata, pasti sakit sekali. Karena kecapekan, Naruto membiarkan dirinya berada dalam diri Hinata sejenak sampai ia tertidur. Hinata melihat ke langit-langit kamar mereka sambil sesekali mengusap rambut dan punggung Naruto.

Saat subuh tiba, Naruto terbangun dan merasakan rasa enak di bagian selangkangannya dan menyadari ia masih berada di dalam lalu menarik dari dirinya sejenak dan berbaring. Wanita itu ternoda olehnya dan air matanya keluar untuknya. Ya, Hinata selalu menangis untuknya. Ia sangat ingat terakhir kali Hinata menangis adalah saat ia kecelakaan dan koma. Kini gadis itu juga menangis lagi untuknya. Hhhhh, Naruto tidak tega tapi ia sangat kesal dan butuh pelampiasan. Sialnya tubuh wanita di hadapannya itu kembali menggodanya dan ia lagi-lagi menggenjot gadis itu dari belakang. Hinata yang awalnya tertidur perlahan tersadar ada sesuatu yang membuatnya berguncang dan daerah intimnya yang terasa nyeri itu seperti tersumpal. Belum lagi tangan genit yang meremas-remasnya dari belakang. Setelah 1 jam, sperma itu kembali masuk dan menghangatkan bagian dalam Hinata. Pria di belakangnya masih beberapa kali menggenjotnya untuk menghabiskan persediaan spermanya. Sebelum akhinya Naruto keluar dari kamar itu dan menuju kamar mandi.

Hinata memandang nanar dirinya dari cermin, beberapa bercak merah terlihat di leher dan dada, rasa perih di selangkangan dan cairan yang mengalir dari sana. Cukup bukti menyatakan bahwa mereka memang telah menjalani malam panas pertama, meski Hinata yakin itu bukan yang pertama untuk Naruto. Pria itu terlalu sering bermain dengan wanita dan Hinata tahu itu. Hinata mengambil baju dari lemari pakaian yang ada di kamar itu. Di dalamnya terdapat piyama yang Hinata pakai beserta dalamannya. Dengan tertatih, ia bergerak menuju kamar mandi dalam kamar itu dan membersihkan dirinya.