Chap 3

Happy reading...

.

.

Junmyeon duduk diam konsentrasi menatap kartu di tanganya, alisnya mengkerut, keringat membasahi pelipisnya serta jantung berdetak kencang mewanti-wanti angka dari kartu yang di pegangnya. Berdoa dalam hati berharap angka kartu di tanganya lebih tinggi dari angka 6 kartu sebelumnya, ia membuka kartu itu perlahan.

...5

Junmyeon mendesah kecewa, angka kartu di tanganya tidak sesuai harapan.

" kau kalah lagi " celetuk lawan mainya jengah. " sesuai peraturan main, yang kalah harus menerima hukuman " ucapnya lalu bangkit berdiri menghampiri Junmyeon di sebrangnya.

" tunggu! " pekik Junmyeon panik orang itu makin mendekat lalu menyentuh kakinya. Junmyeon makin gusar tangan nakal pria itu malah mengangkat dan mendudukanya di meja.

" kau sudah memohon beberapa kali dan aku memberimu kesempatan tapi kau selalu kalah " ucap Yifan pelan tangan nakalnya mengelus paha Junmyeon.

" aku mohon~ satu kali lagi " Junmyeon muak cara mengemis seperti ini, memalukan.

" baiklah... " ucap Yifan memberi Junmyeon kesempatan walau percuma nantinya juga akan tetap kalah, Yifan menyeringai lalu melepas tubuh pasanganya, berjalan mundur dan kembali ke tempat duduknya. Junmyeon menghela nafas lega lalu duduk di tempatnya semula.

Kali ini Junmyeon berskonsentrasi penuh, entah apa yang dia pertaruhkan sampai menjatuhkan harga dirinya pada naga api ini, pria di depanya sudah menyentuh seluruh tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung jari kaki, lalu apa ĺagi yang di perjuangkan kalau misal dia menang? sebenarnya Junmyeon juga tidak tahu, dia berfikir bermain kartu lebih menarik dari pada sex setiap hari.

Kartu sudah di bagikan, Junmyeon mengambil 2 kartu tertutup itu dengan perlahan, sementara Yifan di depanya terus menatap mesum pasanganya, Yifan yakin Junmyeon akan kalah lagi kali ini.

Junmyeon menghela nafas, lagi-lagi kartu di tanganya tidak sesuai harapan, ia menatap lawan mainya yang terus menyeringai menatap mesum padanya, Junmyeon menduga Yifan curang selama permainan, dia pasti mengunakan kekuatan sihirnya untuk memanipulasi angka kartu. Junmyeon mengeram kesal.

" yap! kau sudah kalah untuk yang puluhan kali " Yifan bangkit dari kursi lalu menghampiri Junmyeon. Ia tak perlu melihat angka kartu Junmyeon membuktikan dia benar-benar kalah, mata reptilnya mampu melihat apapun di balik benda, itu keahlian Yifan untuk mengintip.

" kau pasti curang " Junmyeon melirik sinis pasanganya yang kini sudah di sebelahnya, Yifan tersenmyum menyeringai.

" aku tidak curang, itu adalah beat of bit aku selalu menang dalam permainan " ucapnya sombong. Junmyeon mendengus. " dan sekarang ..." Yifan mengangkat tubuh Junmyeon dan mendudukanya di meja. " ... hukumanmu " ucapnya menyeringai lebar. Junmyeon memutar bola matanya, dia sudah tahu maksud pasanganya.

" apa kau siap? " pertanyaan yang tak perlu repot Junmyeon jawab. Yifan menyeringai memalingkan wajah Junmyeon untuk menhadap ke arahnya, Yifan menyerang bibir Junmyeon brutal.

Yifan mengendus, membauhi tubuh pasanganya dengan nafasnya, ia sangat menyukai aroma Junmyeon, bau keringatnya seperti apel, tangan nakalnya gatal bila tak mengelus tubuh mulus pasanganya, menjelajahi setiap inci dari pangkal sampai ke ujung jari kaki tak sedikitpun terlewatkan, bibir sexynya juga tak tinggal diam, mengecup, mengigit, menjilat dan mengulum. Junmyeon mengigit bibirnya keras berusaha menahan desahan yang hampir saja lolos dari bibir mungilnya, tubuhnya merinding baru kali ini Yifan menyentuhnya dengan perlahan, biasanya dia tak pernah sabar dan langsung masuk ke permainan inti.

" aku tidak ingin ini akan cepat selesai " ucapnya lalu mendorong tubuh Junmyeon telentang di atas meja tentu dalam ke adaan telanjang bulat, ingat! Junmyeon tak pernah mengenakan apapun semenjak di sini, naga mesum itu akan membakar apapun yang menutupi tubuh pasanganya. Junmyeon tak pernah khawatir masuk angin karena elemenya adalah air yang tahan dingin dan juga ia tak pernah lepas dari dekapan hangat Yifan.

Meremas paha dan melumurinya tubuh pasanganya dengan air liur. Yifan tahu ini sudah hari ke 7 yang artinya Junmyeon akan kembali ke tempatnya semula, dia tidak tahu kapan mereka (di izinkan) bertemu lagi, seandainya mereka memiliki anak, tentu mereka akan bersama selamanya dengan anak-anak mereka menjadi penganti tugas kerajaan tentunya. Lalu apa Yifan menyesal Junmyeon laki-laki?.

" Yifan... hmmmm..." desahan lolos dari bibir Junmyeon, Yifan menyeringai, kini Junmyeon lebih sering menyebut namanya ketika bercinta tanpa perlu paksaan atau hukuman seperti sebelumnya. Seperti mantra Yifan makin semangat menjamah tubuh pasanganya. Junmyeon terus mengerang setiap lidah Yifan menyentuh daerah sensitifnya, tanganya menyengkram punggung pasanganya, tangan kirinya mengelus punggung tegap Yifan, benjolan seperti tulang menonjol dari pungungnya.

Tulang sayap, tempat sayap Yifan muncul.

Junmyeon tiba-tiba mendorong wajah Yifan (yang sedang menjamah tubuhnya) lalu menarik lehernya bergulat dengan ciuman penuh gairah, Yifan terkejut, pasalnya ini pertama kalinya Junmyeon menariknya dalam ciuman. Namun ia membiarkan Junmyeon mengeksplor bibirnya, menyesap,menghisap, dan melumat seperti yang pernah ia lakukan. tangan nakalnya berhenti menjelajah tubuh Junmyeon dan beralih memeluk pinggangnya erat. Posisi mereka seperti koala yang sedang mengendong bayinya.

Junmyeon menarik ciumanya lalu menatap Yifan heran kenapa dia tak membalas ciumanya. Yifan tersenyum kecil lalu mengecup bibirnya sekilas.

" aku benar-benar menyukaimu sejak pertama kali melihatmu " ucap Yifan mengejutkan Junmyeon. " kau sangat cantik... " yang membuatnya kaget bukanlah kata-kata murahan yang sering Yifan lontarkan tapi cara bicara Yifan yang sangat lembut dia terlihat tulus, Junmyeon tersipu malu dan ini yang pertama kalinya.

" kau sangat lucu " ujarnya mencubit pipi Junmyeon pelan, Junmyeon merengut kesal.

Yifan memakaikan jubah di tubuh telanjang Junmyeon yang memang sedari tadi tak mengenakan apa-apa, mengikat tali pingang sampai tubuh putih itu tak terlihat lagi, Yifan memberinya senyuman kecil, Junmyeon menatapnya bingung.

" ini hari terakhir. Kau harus pulang " ucapnya. Junmyeon membeku baru menyadari maksud Yifan. Ini berarti sudah hari ke 7. Junmyeon menyesal dia tak melakukan sex di hari terakhirnya malah mengajaknya bermain kartu.

" Yifan... Yi...an.. " Junmyeon terbata-bata tidak tahu apa yang akan ia katakan. Jujur sebenarnya ia tidak ingin kembali. Junmyeon merasa nyaman 7 hari tinggal di sini bersamanya, biarpun ia sering beragumen dan bicara kasar, Junmyeon tidak siap berpisah, ia mulai menerima kehadiran Yifan di sisinya yang selalu mengangunya.

Yifan mencium bibir Junmyeon sekali lagi lalu kemudian memeluknya, menangkat tubuh Junmyeon membawanya keluar rumah yang ternyata beberapa orang sudah menunggunya. Terutama sang pangeran dari negri sebrang yang datang menjemputnya, Sehun menatapnya dengan tatapan jengkel.

" dasar mesum " cibirnya namun Yifan tak peduli, terus melangkah menghampiri raja dan menyerahkan Junmyeon padanya. Raja menyentuh kening Junmyeon dan melafalkan sebuah mantra, cahaya biru muncul dari tangan sang raja lalu perlahan menghilang, raja menarik tanganya.

" kalian sudah bebas " Yifan menghela nafas sedih. Sehun bersorak senang lalu menghampiri Junmyeon, merebutnya dari gendongan Yifan di bantu oleh pengawal laki-laki setinggi dirinya.

" pergi saja kau keneraka naga mesum! " seru Sehun setelah Junmyeon sudah berpindah ke tangan pengawal menyebalkan seperti Yifan.

" pergi sana! " usir raja pada Sehun. Ya lebih baik anak ini cepat pergi sebelum naga peliharaanya ngamuk dan membawa Junmyeon kabur lagi.

Sehun membungkuk hormat pada raja dan pangeran Tao lalu naik ke punggung Chanyeol yang sudah berubah menjadi burung api tentu dengan tunggangan atribut lengkap agar Sehun tidak kepanasan saat menungganginya.

Sanga pangeran dan burung apinya pergi membawa sang pengantin naga.

Yifan menatap kosong langit tepat pengantinya menghilang.

" sekarang kau sudah bebas. Pergi dan bersenang-senang lagi " ledek Tao, namun Yifan diam saja masih menatap kosong. Dia benar-benar terlihat sepertk orang kehilangan.

Raja memukul Tao menyuruhnya berhenti mengodanya. Tao mengedik tidak peduli lalu berjalan pergi.

" apa yang kau lihat? Pakai pakaianmu! " bentak raja menyadarkan Yifan. raja sangat risih dengan Yifan yang masih bertelanjang bulat di hadapanya.

" dia bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal padaku. "

Beberapa hari kemudian...

Tuk .

Tuk

Tuk

Yifan menatap bosan papan catur di depanya. Raja mengajaknya bermain catur karena akhir-akhir ini (tumben) naga kesayanganya terlihat gelisah dan tidak bersemangat. Beberapa waktu lalu ia sengaja mengadakan pesta dansa dan mengundang gadis-gadis cantik ke pesta, namun rupanya naga kesayangan tak datang meramaikan pesta seperti biasanya, tentu ini menjadi hal yang sangat langka mengingat Yifan sangat tergila-gila pada wanita bahkan ia engan melirik sedikitpun pada sosok mahluk molek itu.

Tuk

Raja mengerakan pion knight kedepan sebagai umpan, namun (lagi-lagi) Yifan menghiraukanya. Raja menghela nafas.

" Yifan... berhentilah memikirkan naga air itu. Perkawinan kalian tidaklah resmi- "

" aku tahu " sela Yifan datar. Raja menghela nafas lagi.

" lalu kenapa kau masih memikirkanya? "

" aku menyukainya. " jawabnya. Yifan menerawang menatap penuh arti (?) Papan catur di depanya. " tidak bisakah kita bersatu walau klan kita berbeda? " raja tersenyum dengan pertanyaan naga kesayanganya. Ia sudah menduga Yifan akan menanyakan itu.

" bukanya tidak bisa, tapi elemen kalian bertentangan. air dan api adalah ungsur yang bertolak, akan seperti apa kalian jika bersatu. " jelas raja bijak.

" apakah tidak ada cara lain? " raja makin melebarkan senyumanya, tak menyangka Yifan akan sangat serius menanyakan itu.

" ... tentu saja ada "

.