*DON'T LEAVE ME * PART 1

CAST

KIM JONGIN

OH SEHUN

PARK CHANYEOL

HWANG ZI TAO

XI LUHAN

KIM MINSEOK

.

.

.

.

Di zaman pemerintahan joseon, raja joseon saat itu membentuk sebuah pasukan khusus,. Pasukan ini di bentuk atas perintah raja, dan mereka memang bertugas untuk meng eksekusi atau memburu penjahat, juga melindungi tahta raja dari para penghianat Negara, dan segala macam yang mengancam kedudukan raja.

Sudah 20 tahun sejak di bentuknya pasukan khusus ini, sudah banyak yang mereka lakukan untuk negri ini termasuk menjaga keamanan ibukota.

.

.

.

Di markas besar pasukan khusus, seorang namja manis berhanbok putih tengah duduk di bawah pohon, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya, senyum manis ia tunjukan ketika seekor kucing berwarna kuning datang menghampirinya dan duduk di pangkuan namja manis tersebut, tangan lentik namja manis ini mengusap bulu lembut sang kucing.

BRUUK

BYURRRRR

Namja manis itu berdiri dari duduknya dan menatap ke sumber suara, di sana di depan matanya. dia melihat seorang namja berpakayan ala kepolisian sedang mencoba untuk berdiri di dalam sebuah kolam ikan, tak lama kemudian muncul seorang namja pucat dengan hambok hitamnya keluar dari sebuah kamar, tatapan dingin yang meng iintimidasi membuat semua orang yang melihatnya akan gemetarketakutan.

"apa tadi kau bilang? Jika hal kecil itu kami yang mengurus lalu apa kerja kalian, bersembunyi di balik punggung kami? Katakana pada atasan mu jika dia tetap meminta kami mengurusi hal hal kecil maka departemen kepolisian akan aku tiadakan"

Namja pucat itu berkata sangat dingin dan kembali memasuki kamarnyalalu menutup pintu kamarnya dengan kasar, namja dengan pakayan kepolisian itu segera naik dari kolam dan beranjak pergi.

Namja manis yang sedari tadi diam melihat apa yang terjadi segera melangkahkan kakinya kearah kamar namja pucat tersebut, senyum dan kekehan kecil menemani langkahnya, juga seekor kucing kunig yang masih setia berada di pangkuan namja manis tersebut. Langkah namja manis itu berhenti tepat di depan pintu geser namja pucat tadi, tangan lentiknya menggeser pintu tersebut secara perlahan.

"sehun, kau masih di dalam? Boleh aku masuk "

Dan tanpa menunggu jawaban dari sang empunya kamar namja manis itu membuka dan segera duduk tepat di depan namja pucat yang bernama sehun tersebut. Sehun menatap malas namja manis itu dengan tangan yang ia lipat di dada.

"kau meminta ijin untuk masuk tapi kau tak menunggu ijin ku, kim jongin "

"hehehe maaf ketua "

"ada apa kau kemari apa ada masalah?"

"apa aku boleh kemari hanya karna ada masalah sehun ?" namja manis itu memesang wajah sedihnya.

"tidak juga"

"apa yang terjadi barusan " Tanya namja mais itu antusias wajah sedihnya terganti dengan senyum manisnya

"apa maksudmu?"

"kenapa kau memukul namja tadi?"

"kenapa. Aku tak tau"

"kau benar benar menyebalkan."

Meski berkata demikian namja manis yang diketahui bernama jongin tersenyum manis di hadapan sehun, jongin meletakkan kucing yang sedari tadi ia pangku dan melangkah kearah belakang sehun, tangan lentiknya tersimpan di bahu sehun dan memijitnya pelan, sehun menghembuskan mafasnya dan menutup matanya menikmati sentuhan namja manis yang berada di belakangnya.

"ada mayat seorang yeoja di tengah kota dan mereka meminta kita membereskannya, aku hanya merasa kesal, kenapa semua kasus di serahkan pada kita? Jika begitu apa kerja mereka?"

Jongin terkekeh mendengar pernyataan dari sehun,yah sehun memang seperti itu sedangkan sehun sendiri hanya dapat menghembuskan nafasnya, mereka sudah saling mengenal satu sama lain dan mengerti satu sama lain.

.

.

.

DRAP DRAP DRAP

Langkah kaki yang terdengar tergesa gesa datang menuju kearah kamar sehun dan seorang namja berdiri di depan kamar sehun.

"KETUA , KETUA , KETUA ADA MASALAH"

Teriak namja tersebut, saat sehun akan berdiri, jongin menahan bahunya dan bangkit berdiri membuka pintu kamar sehun, jongin tersenyum melihat salah satu anggotanya berada di hadapanya.

"ada apa kenapa kau berteriak seperti itu?"

"TUAN JONGIN di luar ada keributan"

"keributan apa?"

"saya sulit untuk menjelaskannya tapi anda bisa melihatnya sendiri "

Jongin membalikkan badannya dan tersenyum lebar kearah sehun dan sehun mengerti apa maksud dari senyuman tersebut.

"sehun, kau jaga saja monggu ku, biar aku yang mengurus kekacawan di depan, pai pai "

Jongin membungkuk lalu menutup pintu tersebt dan menahannya dari luar, tak lama kemudian sebuah pukulan di pintu membuat jongin terkekeh kecil sedang kan manja yang melapor tadi menatap ngeri pintu sang ketua oh sehun.

"kim jongin buka pintunya!"

"kau istirahatlah sehun "

"aku bilang buka "

"baik tapi nanti "

"YAKKK KIM JONGIN "

Jongin mengambil sebuah tali dan mengikatkan tali tersebuat sehingga membuat pintu kamar sehun tak dapat di buka, sedangkan sehun sudah menatap jengah pintu tersebut, hingga ahirnya dia menyerah dan kembali duduk di tempatnya duduk tadi, sehun menatap kucing yang sedang melingkarkan badanya dan menatap sehun bosan.

"seharusnya kau pergi dengan kucing mu ini kim jongin"

.

.

.

.

Jongin menatap lekat kearah pintu gerbang yang terlihat sangat berantakan dengan berbagai kayu yang melayang ke sana kemari, juga anggota anggotanya yang terpental, jongin menajam kan pengelihatannya menatap sang pelaku kekacawan ini, dan saat jongn tau siapa pelakunya jongin tertawa sangat keras membuat semua orang yang tadinya sibuk baku hantam begitupun dengan sang pelaku menghentikan kegiatan mereka menatap namja manis yang sibuk dengan tawa lantangnya.

"hahaha aku pikir ada apa ternyata hanya seekor panda yang sedang mengamuk hahaha "

Namja yang di sebut panda oleh jongin tentu tak terima. Persimpangan di dahinya tiba tiba muncul dan dengan kasar dia berjalan kearah jongin dan menarik kerah hanboknya.

"heh kau pikir aku tak berani menghajar seorang yeoja sepertimu? Jadi jaga mulutmu kau mengerti?"

Semua mata membulat dan menatap khawatir pada jongin, jongin itu manis tapi jika sedang marah dia tak lain adalah titisan iblis dari dasar neraka.

"yeoja.. siapa yang kau sebut yeoja anak panda "

"SUDAH KUKATAKAN JANGAN MEMANGGILKU PANDA, "

Jongin mengedip ngedipkan matanya dan menyimpan telunjuknya di dagunya,memasang pose berpikir yang terlihat sangat imut.

"tapi kau sungguh sungguh seprti panda "

"APA KAU BILANG?"

Namja yang di sebut panda itu sudah akan memukul jongin jika saja jongin tidak memengagkat tangannya dan tersenyum manis di hadapan namja panda tersebut.

"baiklah baiklah kita bicara baik baik dan tolong lepaskan aku "

Namja panda itu melepaskan cengkramannya dan menatap tajam jongin.

"perlu aku luruskan, aku ini namja bukan yeoja, dan apa maumu mengacau di depan gerbang kami?"

Namja panda itu menatap jongin dari ujung kaki hingga ujung kepala. Di lihat dari penampilannya memang terlihat seperti namja tapi di liihat dari wajahnya namja panda itu meragukanya.

"jangan hanya menatapku, tapi katakana apa tujuanmu datang ke mari ?"

"aku datang kemari untuk mendaftarkan diri menjadi angota di sini "

"oh begitu baiklah, ikut aku "

Jongin tersenyum manis dan melangkah memasuki bangunan luas tersebut, sedangkan namja panda itu hanya cengo mendengar pernyataan dari jongin, jongin menghentikan langkahnya dan menatap lekat namja panda tersebut.

"kenapa masih berdiri di situ? Ayo ikut aku "

Jongin kembali melangkahkan kakinya dan di ikuti oleh namja panda tersebut yang berjalan di sampingnya.

"semudah itu, jika hasilnya begini aku tak perlu mengamuk di depan gerbang "

"yah kau hanya menghabskan tenangamu, aku kim jongin dan siapa namamu?"

"aku zi tao, hwang zi tao "

"tao, yah kenapa kau ingin menjadi anggota kami?"

"perlukah kau tau "

"ok aku tak akan bertanya. "

"kau seorang pelayan di sini"

"bisa dikatakan seperti itu"

"oh pantas saja "

"pantas saja kenapa?"

"kau tak terlihat seperti anggota pasukan khusus "

"kau pikir seperti apa pasukan khusus"

"yang pasti tak sepertimu yang terlihat sangat manis dan tidak menakutkan sama sekali "

"aku jamin kau akan menarik kata katamu jika kau tau anggota intinya seperti apa "

"maksudmu?"

"kita sudah sampai "

Tao menatap ruangan latihan yang di huni beberapa namja yang sedang berlatih menggunakan pedang kayu, jongin segera masuk dan meminta tao untuk duduk, berselang beberapa menit jongin telah kembali dengan hanbok untuk latihan dan sebuah pedang kayu di tangannya.

"baiklah tao, kau bisa bermain pedangkan? Jika kau ingin masuk dan menjadi anggota di sini kau harus mengalahkan ku, aku ketua divisi pertama kim jongin "

Tao cengo dengan mulut mengaga, tak mempercayai pendengaranya barusan. Jongin yang manis dan terlihat seperti seorang yeoja adalah ketua divisi pertama oh ayolah tao tak bodoh dan dia cukup tau reputasi ketua divisi pertama seperti apa, menurut kabar yang beredar ketua divisi pertama itu sangat kejam dan tak punya perasaan hampir sama dengan ketua pasukan khusus oh sehun. ketua divisi pertama juga di kenal sangat kuat jadi tao berasumsi jika badan nya pasti besar dan memiliki otot yang kekar berwajah sangar dengan berbagai bekas luka dari pertarungan. Tapi apa yang tao lihat seorang namja manis yang tingginya hampir menyamainya badan langsing seperti seorang yeoja dan jangan lupa senyumnya yang selalu ia tunjukan di manapun dia berada, benar benar jauh dari atensi awal tao.

Tao berdiri dari duduknya dan melangkah mendekat kearah jongin lalu kembali mencengkram kerah hanbok jongin.

"kau jangan bercanda, kau ingin mempermainkan aku yah "

"mempermainkan? Aku bukan tipe yang suka mempermainkan seseoranga"

BRUKKK

Dan dengan sekali tarikan dan bantingan dari jongin, tao kini terkapar di lantai ruang latihan tersebut dengan mata membulat sempurna.

"kau kenapa? Ayo bangun dan ambil pedangmu, jika kau bisa mengalahkan aku, aku akan menerimamu menjadi bagian dari kami, tapi jika tidak maka pergi jauh jauh dan jangan pernah muncul lagi di hadapan kami"

"pergi katamu. AKU TAK AKAN PERGI DARI SINI"

Tao meraih pedang kayu nya dan mencoba menyerang jongin, namun jongin bisa dengan mudah menghindari serangan demi serangan yang tao layangkan, dan setiap kali tao menyerang saat itulah tao akan mendapatkan satu serangan balik dari jongin.

Satu jam telah berlalu namun tao masih mencoba berdiri meski dengan luka memar yang ada di tubuhnya, jongi menghembuskan nafasnya dan kembali tersenyum kearah tao.

"bagaimana kau menyerah?"

"aku sudah mengatakan aku tak akan menyerah, aku akan masuk menjadi pasukan khusus"

"baik lah kita hentikan aku sudah lelah"

"YAKK KITA BELUM SELESAI "

"istirahatlah, besok akan menjadi hari yang berat untukmu "

"jadi artinya? Aku di terima "

"yah begitulah "

Tao bersorak gembira dan berlari memeluk jongin, jongin yang di peluk hanhya tersenyum dan menepuk punggung tao.

"baik bayi panda, bisa kau lepaskan aku "

Tao melepaskan pelukannya dan menatap jongin tak suka.

"bisa kau hentikan panggilan anehmu itu "

"aku lebih suka pada panggilan itu ok pai pai "

Jongin berjalan membelakangi tao dan meninggalkan tao dengan wajah tak menyenangkannya.

.

.

.

.

Jongin menghembuskan nafasnya berkali kali, dan menatap pintu kamar sehun.

"aku tau kau di luar segera buka pintunya kim jongin."

"sehun ah."

"kau membuat masalah lagi jongin "

"tidak"

"lalu apa?"

"begini"

Jongin memundurkan tubuhnya menjauh dari pintu, karna perasaan jongin mengatakan untuk menjauh dari pintu sebelum terjadi sesuatu padanya.

"aku ,,, menerima,,, seseoranguntuk menjadi bagian dari pasukan khusus….."

BRAKKKKK

Pintu tersebut terpental hingga masuk ke dalam kolam yang ada di depan kamar sehun, sehun keluar dengan aura gelap mengerikan, jongin bahkan yakin rumput rumput yang tumbuh dengan rubur akan layu bila merasakan aura mengerikan dari sehun, jongin hanya tersenyum dan menjulurkan lidahnya.

"maaf"

"kim,,,, jong,,,,in…. "

"iya ketua "

Senyum manis itu masih tak luntur dari wajah manis jongin, jika itu bukan jongin mungkin orang tersebut sudah lari ketakutan, tapi ini jongin namja yang di kenal sangat dekat dengan sehun dan tak pernah merasa terintimidasi atau takut pada sang ketua oh sehun.

"aku akan menghabisimu"

"silahkan "

Sehun melangkahkan kakinya semakin dekat pada jongin, dan saat jarak mereka sudah semakin dekat.

GREBBB

SRETTTT

Jongin memeluk lengan sehun dan menyeretnya dengan senyum yang tetap terlihat di wajahnya.

"aku lelah sehun, ayo kita istirahat, kau istirahat di kamarku saja karna pintu kamarmu rusak, dan aku akan meminta seseorang untuk memperbaikinya."

Sehun menghembuskan nafasnya dan melangkah mengikuti jongin, yah sehun hanya mencoba untuk bersikap kasar pada jongin tapi tetap saja dia tak bisa, karna ini adalah jongin namja yang selalu menemaninya, namja yang selalu tersenyum dan bertingkah seperti anak kecil dan jongin adalah namja yang di cintainya.

.

.

.

Di kamar jongin sehun tidur di pangkuan jongin, menjadikan paha jongin sebagai bantalnya, tangan kanannya menggenggam tangan tangan kanan jongin dan tangan kirinya menutupi mata sehun, jongin hanya menatap wajah yang ada di pangkuannya ini, jongin sadar sehun itu butuh seseorang untuk bersandar dan jika bukan jongin lalu siapa, maka dari itu jongin selalu datang ke kamar sang ketua yang terkenal dingin dan kaku.

"kau baik baik saja jongin "

"aku selalu baik, sehun "

"jangan tutupi kesedihan dan rasa sakitmu dengan senyum di wajahmu. "

"aku tak menutupinya, aku memang seperti ini kau jelas tau itu"

Sehun bangkit dari tidurnya dan duduk di depan jongin, tangan pucatnya menyentuh pipi gembal jongin dan mengelusnya, tangan jongin menggenggan tangan sehun yang menyentuh pipinya dan menikmati sentuhan yang sehun berikan padanya.

"aku menyayangimu jongin"

"aku tau "

"aku sangat menyayangimu "

"yah aku juga tau itu "

"dan rasa sayang itu kini berubah menjadi cinta "

"aku jelas tau "

"apa kau merasakan hal yang sama denganku "

"kau tau jawaban dari pertanyaanmu itu"

Sehun menghembuskan nafasnya dan menatap lekat wajah jongin, semakin lama wajah sehun semakin dekat dengan wajah jongin namun saat bibir mereka akan saling menyentuh jongin memalingkan wajahnya, sehun menghembuskan nafasnya dan menjatuhkan kepalanya di bahu jongin.

"kenapa?"

"kau tau alasannya sehun. "

"aku tau tapi aku tetap tak mengerti "

"maaf "

Jongin memeluk tubuh sehun dan menenderkan kepalanya di kepala sehun.

.

.

.

.

Pagi hari yang cerah dengan senyuman jongin yang tak kalah cerah dari mentari pagi tak membuat seorang namja bermata panda itu bersemangat, dia terlihat sangat lesu dan tak bersemangat, tao menatap tajam namja yang berdiri angkuh di depannya dan menatap jengah pada namja yang berdiri di belakang namja angkuh tersebut dengan senyum yang mungkin tak akan pernah akan luntur meski di terpa angin badai hujan dan petir.

"kau tak mendengarku tao, aku bilang cepat pergi mengambil air "

"baik ketua "

Jongin terkekeh menatap kepergian tao dari hadapannya, sedangkan sehun menatap tak suka pada tao, tao sendiri terus mendumel tak jelas. Bayangkan saja tadi pagi pagi sekali seorang namja yang di kenal dengan nama sehun masuk ke kamarnya dan menarinya ke luar dari kamar dan menyurunya untuk mengambil kayu di hutan, bukan kah itu perintah gila? Mau tak mau dan suka tak suka tao harus melakukannya, setelah dia kembali sehun lagi lagi memerintahkan dia untuk mencuci bertumpuk tumpuk pakayan, dan sekarang dia meminta tao untuk mengambil air dari sumur yang jaraknya cukup jauh, jika sehun bukan seorang ketua mungkin tao sudah menghajarnya habis habisan, tapi yang tao herankan justru jongin, namja itu tak memiliki ekspresi wajah lain selain tersenyum cerah bak malaikat berjiwa iblis, dan tao pun sedikit merasa aneh pada jongin, namja manis itu sudah seperti seorang selir oh sehun kemanapun sehun pergi pasti jongin tepat di belakangnya, dan lagi senyum manisnya tampak menyebalkan di pengelihatan tao.

Sudah hampir setengah hari tao di perlakukan seperti seorang pesuruh dan kini dia sedang merebahkan badannya di taman belakang, mata tao tertutup menikmati hembusan angin.

"kau sedang apa ?"

Tao membuka matanya dan menatap jongin yang duduk di sebelahnya.

"kau tidak matikan anak panda "

"sudahlah aku tak ingin membuang tenagaku untuk bertengkar denganmu "

"aku tak mengajakmu bertengkar,"

"lalu apa yang kau lakukan di sini "

"memintamu untuk menyerah "

Jongin kembali tersenyum kearah tao tapi tao malah mendengus kesal.

"ini bukan tempat untuk bermain tao, di sini tak seindah orang bayangkan, kau baru merasakan awalnya jadi jika kau tak tahan kau-"

"aku tak akan menyerah, aku ingin masuk kemari karna keinginanku dan karna janjiku pada orang tua ku, jadi aku tak akan pernah menyerah "

"baiklah jika seperti itu. Ayo ikut denganku "

"ikut denganmu untuk apa?"

"ikut saja "

Jongin berdiridari duduknya dan melangkah meninggalkan tao, tao buru buru menyusul jongin dan menyamakan langkahnya dengan jongin.

Jongin dan tao telah sampai di sebuah ruangan dan saat jongin membuka pintu ruangan tersebut di sana ada seorang namja berkulit putih bertubuh kecil duduk bersila dengan hanbok berwarna biru muda.

"oh hay jongin lama tak bertemu "

"lama tak bertemu, terahir kita bertemu bukannya tiga hari yang lalu.?"

"yah tapi aku sudah merindukan senyum manismu"

Tao menatap jiji pada namja yang terlihat sangat cantik tersebut, jongin kembali tersenyum dan duduk di samping namja tersebut di ikuti oleh tao.

"jongin, dia namja kan ?"

"yah tentu saja kita tak memiliki anggota yeoja, semua anggota adalah namja "

Jongin menoleh kearah tao dan kembali tersenyum manis.

"namja itu adalah luhan ketua divisi ke dua "

"APAAAAAAAAAA"

Teriak tao membahana, sedangkan jongin hanya terkekeh dan luhan menatap jengah pada tao.

"kau ketua divisi ke 2?"

"kenapa kau tak terima panda"

"tak mungkin, memang kau bisa mengayunkan pedang dengan tangan kecil mu itu?"

"jaga mulutmu, kau ingin kau kembalikan kau ke hutan ?"

"kau yang harusnya menjaga mulut mu itu "

"kau panda sialan "

SREEKKK

Pertengkaran luhan dan tao terhenti saat seorang yeoja berhambok merah masuk ke ruangan tersebut, dia terlihat sangat cantik dengan riasan wajah dan hiasan rambut ala gisaeng, yeoja itu menatap jengah pada luhan lalu membungkuk pada jongin dan menatap pennuh tanda Tanya pada tao, yeoja itu duduk di hadapan ke tiga namja lainnya dengan anggun.

"di mana ketua ? bisasanya kau kan selalu bersamanya jongin "

"dia bilang ingin mandi, aku tak mungkin menemaninya mandi kan?"

"bukankah kau pun sering menemaninya mandi?"

"kenapa kau iri padaku hyung "

"tidak sama sekali."

"lalu apa ?"

"tak ada dan siapa orang di sampingmu itu? Kau punya peliharaan baru selain monggu "

"hahahahahaha hyung kau ini bisa saja "

Tao menatap yeoja bermulut pedas di depannya ini dengan pandangan tak suka.

"siapa dia jongin ?"

"dia ini adalah kim minseok, ketua divisi ke tiga "

"ketua divisi ke tiga seorang yeoja "

Minseok memutar bola mayanya jengah dan menatap tajam luhan yang sedari tadi tak berkedip menatap minseok.

"berhenti menatapku seperti itu rusa mesum, atau aku akan mencongkel matamu"

Jongin terkekeh mendengar interaksi orang orang di sampingnya, sedangkan tao menatap lekat minseok otaknya sedang bekerja untuk memikirkan sesuatu, bukankah tadi jongin mengatakan jika tak ada anggota yeoja di pasukan ini dan yeoja di depannya adalah ketua divisi ke 3 jadi … jadi… jadi….. kesimpulannya yeoja di depannya ini…. Tao bangkit berdiri membuat semua yang ada di ruangan itu menatap tao, tao membulatkan matanya dan menunjuk kearah minseok.

"kau…. KAU SEORANG NAMJA "

Jongin tertawa terbahak bahak, luhan menatap tak suka pada tao sedangkan minseok hanya mendengus dan bergumam "dasar bodoh"

SREKK

Pintu kembali terbuka dan menampakkan sosok sehun yang datar seperti biasa, sehun menatap tao dan tao segera duduk di tempatnya, namun matanya masih menatap minseok tak percaya, tak percaya bahwa sosok cantik di depannya adalah seorang namja.

"kalin sudah kembali?"

"tentu saja aku kembali tepat waktu "-luhan

"kau namja bodoh dengan segala kebodohan yang kau punya, jika misi telah selesai cepat kembali bukanmengikutiku sampai rumah hiburan dan dengan bodohnya memintaku untuk menemanimu, gara gara kau aku sulit untuk mendapatkan informasi "

Minseok menatap garang luhan , yang di tatap hanya cengengesan.

"aku tak rela kulit mulusmu itu di sentuh oleh orang lain minseok, kau hanya miliku milik luhan seorang "

"kau menjijikan"

SRETTT

TERNGGG

Mata tao membola saat adegan itu terjadi, sebuah kunai senjata yang sering di pakai seorang ninja melayang kearah luhan dan dengan mudah luhan menangkisnya dengan pedangnya.

"jika kau menghalangiku lagi aku tak akan segan segan untuk mengulitimu luhan "

"hentikan minseok, kita kembali ke permasalahan awal jadi informasi apa yang sudah kau dapatkan"

"aku mendapatkan beberapa nama mentri yang terlibat ketua "

"baiklah, luhan kau mendapatkan sesuatu ?"

"aku mendapatkan informasi ada seorang pedagang yang memberikan senjata dengan persyaratan tertentu dan beberapa nama di pemerintahan terlibat di dalamnya "

"baiklah lanjutkan penyelidikan kalian, dan jongin malam ini kau yang bertugas untuk patroli? Bawalah panda itu bersamamu "

"baik ketua "

Sehun segera berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangan itu, jongin berdiri bersama dengan tao, namun lenganya di tahan oleh minseok, ongin menoleh kea rah minseok dan menyerahkan sesuatu yang di bungkus oleh kain.

"apa ini hyung?"

"itu teh, rasanya cukup enak "

"terimakasih kau selalu baik padaku "

"jongin "

"aku baik baik saja pai pai "

Jongin menarik lengan tao dan pergi dari ruangan itu.

PUK

Sebuah tepukan halus menyentuh pundak minseok, minseok memandang sang pelaku, matanya kini sudah berkaca kaca.

"jongin itu kuat "

"aku tau tapi aku hanya khawatir, aku tau kondisinya luhan "

"minseok, kau harus percaya padanya. "

"yah aku percaya dia akan baik baik saja "

Luhan memeluk minseok dan minseok menenggelamkan wajahnya di dada luhan, luhan hanya tersenyum dan menikmati momen ini.

PLAKKKK

BRUKKKK

Minseok menampar pipi luhan dan menendangnya sekuat tenanga.

"DASAR KAU RUSA MESUM SIALAN, KAU TIDAK UPA JIKA AKU INI ADALAH SEORANG NAMJA?"

Minseok memukuli luhan yang bertanya kenapa minseok mengamuk? Karna rusa mesum aka luhan dengan tak beretika meremas bokong minseok saat mereka sedang berpelukan. tentu itu memacu amarah minseok ,ingat bahwa dia ini seorang namja meski dia berpenampilan selayaknya yeoja.

.

.

.

.

Malam yang sangat dingin , jongin beberapa kali menggosok gosokkan kedua tangannya agar membuat tanganya hangat.

"kau kedinginan jongin ?"

"yah begitulah kau bisa melihatnya kan tao"

"aku apa yang akan kita lakukan?"

"berkeliling "

"berkeliling?"

"berkeliling ibukota "

"APAAAAAA"

"hahahahaha kau tak perlu kaget"

"kau tak bercandakan ?"

"apa dari wajahku aku terlihat bercanda?"

Tao menatap wajah jongin yang tetap menampakkan senyum manisnya. Tao berpikir apa yang bisa ia simpulkan dari senyuman itu? Senyuman itu bisa berarti banyak hal jika jongin yang tersenyum.

"baiklah jika kita terus bersama sampai besok pekerjaan kita tak akan pernah selesai. Jadi mari kita berpencar. Dan jika terjadi sesuatu lempar ini ke tanah ok "

Jongin menyerahkan beberapa bola ke tangan tao. Dan segera berlari meninggalkan tao yang masih bengong dengan tanpang bodohnya.

.

.

.

.

Jongin terkekeh mengingat wajah tao yang terlihat sangat aneh, semenjak kedatangan tao markasnya menjadi ramai dan jongin sangat menikmatinya.

"lama tak berjumpa jongin "

Senyum jongin luntur saat mendengar suara yang taka sing baginya, suara yang telah lama ia rinduka, jongin menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap ke arah sumber suara, di sana berdiri seorang namja dengan hanbok biru. Mata jongin membulat saat melihat siapa orang tersebut, perasaannya tak pernah salah, namja itu melangkah mendekati jongin dannberdiri tepat di depan jongin.

"kau tumbuh dewasa dan terlihat semakin manis, jongin, "

Tangan namja tersebut terangkat dan mengelus rambut jongin lalu menarik jongin ke dalam pelukannya

"aku merindukanmu. Sungguh sangat merindukanmu "

"aku tau, jadi kau ahirnya memutuskan untuk kembali?"

Namja itu menarik jongin menjauh dari pelukannya, dan memandang wajah jongin.

"aku kembali hanya untuk mu jongin, bukan untuk hal lain "

"chanyeol hyung, apa maksudmu "

Chanyol tersenyum miring dan mengecup dahi jongin dan berbalik membelakangi jongin lalu melangkah pergi dari hadapan jongin.

"aku hanya ingin menyapa mu dan melihat wajahmu, sampai bertemu di lain waktu jongin "

"hyung chanyeol hyung"

Jongin menatap punggung lebar chanyeol, ada rasa takut saat melihat punggung itu menjauh dan menghilang di balik kegelapan malam.

.

.

.

.

.

TBC/END

.

.

.

Ok aku merasa ff ini aneh tingkat akut, karna memang aku sedang mengalami masalah dalam membuat ff ahir ahir ini, jadi aku lihat responnya jika baik aku bakal lanjut dan jika tidak maka akan aku hantikan sampai sini dan terimakasih atas waktunya karna telah membaca ff ku.

Ini aneh aku tau itu heheheehehe, jadi maaf jjika tidak memusaskan dan boleh aku minta bantuan? Aku sebenarnya bingung pasukan khusus ini mau di beri nama apa, dan markasnya pun akan di beri nama apa, jadi aku minta saran para pembaca yah,