CHAPTER 4


Jarinya mengetuk-ngetuk meja menggunakan bolpoin. Tatapan mata Kyuhyun terlihat menerawang jauh entah kemana. Secangkir Cappuccino panas yang mulai mendingin belum disentuh sedikit pun oleh pemuda yang dinilai manis atasannya itu.

Satu jam berlalu sejak Siwon meninggalkannya sendirian di rumah. Setelah memikirkan hal itu sampai menghabiskan hari sorenya, akhirnya Siwon melarang Kyuhyun untuk ikut ke acara makan malam keluarga. Lebih baik diam di rumah karena Siwon tidak akan lama.

Kyuhyun percaya. Meskipun sejak awal ia memang diundang, tetapi ada baiknya ia tak kembali ke rumahnya sementara waktu. Hati beserta jasmaninya memang belum bisa menerima kehadiran dua wanita itu, terlebih kakak perempuan tirinya yang menurutnya sangat licik, Kim Heechul.

Mata obsidian Kyuhyun melirik jam dinding yang tertempel di ruang tengah. Ia sedang duduk di salah satu kursi di ruang makan. Jarak jam ke ruangan yang tidak dipisahkan oleh sekat itu memang membuatnya cukup untuk menyipitkan matanya. Detik demi detik terasa begitu lambat. Kapan Siwon akan pulang?

Kyuhyun mulai cemas. Ia hanya tak ingin acara makan malam keluarga itu akan berakhir dengan acara pertunangan bahkan pernikahan antara Siwon dan Heechul. Apakah Kyuhyun cemburu?

Jika Kyuhyun adalah perempuan, maka dirinya akan mengatakan ya, dia sangatlah cemburu. Bahkan Kyuhyun sangat tidak rela Siwon bersama Heechul. Bagaimanapun, ia tak dapat memungkiri kalau dirinya mulai menyukai Siwon dengan sikap hangatnya akhir-akhir ini. Kalau kalimat pertama Kyuhyun menyatakan hal itu jika ia perempuan, maka untuk selanjutnya ia menyatakannya sebagai laki-laki.

Menyukai sesama jenis? Hey, apakah salah?

Salahkan saja Siwon yang membuatnya seperti itu terlebih dahulu. Menyentuhnya seperti seorang gadis saat di bath tub tanpa rasa jijik sedikitpun, padahal disisi lain mereka masih menyatakan diri mereka normal. Itulah yang agak tidak normal.

Mulai sekarang Kyuhyun mungkin akan menarik segala kata-katanya yang mengatakan dirinya `normal` karena sekarang dirinya sangat tahu kalau ini sangatlah tidak normal. Dan dia sangat menyukai ketidaknormalan ini. Sederhananya, dia menyukai Siwon, sangat, bahkan hampir mendekati kata `mencintai`.

Satu jam kembali berlalu. Cappuccino yang berada di depan Kyuhyun sekarang benar-benar sudah dingin dan tak lagi enak untuk diminum. Sejak membuatnya, pemuda itu belum sempat menyentuhnya sedikitpun. Pemikirannya masih sibuk dengan perkiraan yang akan terjadi selanjutnya.

Ting tong ting tong…

Suara bel pintu berbunyi membuyarkan lamunan Kyuhyun. Ia melirik pintu masuk rumah. Kyuhyun menarik kedua sudut bibirnya ke atas hingga membentuk sebuah senyuman. Pasti yang di luar itu Siwon, pikir Kyuhyun.

Kyuhyun segera menghampiri pintu dan membukanya. "Manager—" Suara Kyuhyun yang awalnya bersemangat berubah menjadi lesu, "—kau sudah pulang?" tanyanya. Mata Kyuhyun melirik Heechul yang sedang menyelipkan tangan kirinya pada tangan kanan Siwon.

Tanpa menjawab pertanyaan Kyuhyun, Siwon mengajak Heechul masuk ke dalam rumah dan melewatinya yang berdiri di pintu. Apa yang terjadi? Jangan katakan yang terjadi adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh Kyuhyun.

Dengan cepat Kyuhyun menyusul mereka yang sudah memasuki rumah terlebih dahulu. Ia menghalangi mereka yang akan duduk di sofa ruang tengah dengan berdiri di depan mereka.

"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku, Manager?" tanya Kyuhyun.

"Apa kau tak melihat Siwon sedang lelah? Minggir!" Heechul berusaha menyingkirkan Kyuhyun yang menghalangi langkahnya.

"Aku tidak menanyaimu." jawab Kyuhyun ketus.

Siwon masih tetap diam, ia hanya melirik Heechul yang tepat berdiri di sebelahnya. Sedangkan Kyuhyun, ia masih menuntut jawaban dari Siwon. Bukan hanya sekedar jawaban yang ditanyakan oleh Kyuhyun tadi, tetapi tatapannya menanyakan `apa yang telah terjadi?`.

"Kau harus bekerja keras membantu Siwon untuk proyek itu agar berhasil," kata Heechul membuat Kyuhyun mengerutkan dahinya. "Karena setelah itu, aku dan Siwon akan bertunangan, kemudian kami akan menikah." sambungnya sambil tersenyum.

Bagai tertusuk ribuan anak panah, Kyuhyun merasakan sesuatu yang membuatnya sangat sakit. Bertunangan? Hal yang dicemaskan oleh Kyuhyun terjadi. Mungkin karena kecemasan ini, Siwon melarangnya untuk ikut ke acara makan malam keluarga itu. Mungkin saja Siwon tidak mau Kyuhyun mendengar hal yang sudah dapat diduga itu secara langsung.

"Manager," lirih Kyuhyun. Tatapannya tak bisa lepas dari sosok Siwon yang tampak tenang, namun Kyuhyun tahu pria itu sedang gelisah. Entah apa alasannya, Kyuhyun yakin, Siwon pasti tidak menyukai keputusan itu.

Tiba-tiba Kyuhyun berlutut di depan keduanya dengan kepala yang menunduk. Air matanya sudah menetes sejak tadi. Tidak, pertunangan itu sama sekali tidak boleh terjadi. Kyuhyun menyukai Siwon dan ia pikir begitu pula sebaliknya. Jadi, pria itu tidak bisa menerima Heechul, apalagi sampai menikah. Hal itu sangat tidak boleh terjadi.

"Apa yang kau lakukan, Kyu?" tanya Siwon pada akhirnya. Ia tampak terheran dengan sikap Kyuhyun yang seperti itu.

"Hey! Apa yang kau lakukan huh?" Kali ini Heechul bertanya dengan nada yang sangat sinis.

"Pertunangan itu tak boleh terjadi," kata Kyuhyun pelan, berusaha untuk menyembunyikan isakannya, "Aku akan melakukan apapun, bahkan aku akan memanggilmu Noona bila perlu. Tetapi aku mohon, kau harus membatalkan pertunangan itu." Katanya pada Heechul.

"Hey…" Heechul menghela napasnya, "Apa yang kau katakan huh? Apa kau sedang mempermainkanku?"

Kyuhyun mengangkat dagunya. Heechul terkejut melihat wajah Kyuhyun yang basah karena air mata. Pemuda itu sedang menangis.

"Apa aku tampak seperti mempermainkanmu?" tanya Kyuhyun. "Aku melakukan ini karena…" Ia menggantungkan kata-katanya.

"Apa? Karena apa?" tanya Heechul terkesan tidak sabaran.

"Karena aku menyukai Siwon Hyung." jawab Kyuhyun kembali menunduk, "Aku menyukainya sebagai seorang pria," Kyuhyun menekankan, "Aku mencintainya, Kim Heechul Noona."

Mereka tampak terkejut dengan pernyataan itu, terlebih Siwon. Kyuhyun menyukai dirinya sebagai seorang pria? Ah itu tidaklah mungkin! Siwon pikir, Kyuhyun sedang berusaha melepaskannya dari pertunangan itu.

"Kau bercanda?" tanya Heechul dengan nada mencibir, "Kau itu laki-laki, bagaimana bisa hal itu terjadi huh?" Heechul melepaskan tautan tangannya dari Siwon. "Ah atau kalian serumah sudah melakukan hal yang—ahh!"

Heechul terlihat frustasi. Ia berbalik dan meninggalkan rumah itu. Wanita itu memikirkan hal-hal yang aneh yang terjadi antara Siwon dan Kyuhyun. Apa yang mereka lakukan selama berada di rumah itu? Tidak mungkin kalau—ah, semuanya terasa sulit untuk dikatakan dan dibayangkan.

Kaki Heechul berhenti melangkah ketika sudah berada cukup jauh dari rumah itu. Ia mengambil ponsel dari dalam tas tangannya. Beberapa saat kemudian, Heechul mendekatkan ponsel ke telinganya.

"Samcheon…" rengek Heechul. "Samcheon harus menjemputku sekarang! Aku berada di kompleks rumah yang kau berikan kepada Siwon." katanya lalu memutus sambungan teleponnya.

(Well, This is Love)

Siwon masih berdiri di tempatnya tanpa bergerak satu inchi–pun. Dirinya masih belum percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kyuhyun. Kalimat itu terasa sulit dicerna oleh nalarnya. Begitu pula dengan Kyuhyun, ia masih berlutut dengan paha yang menopang kedua tekanan dari tangannya. Sesekali terdengar bunyi isakan darinya.

"Kau sungguh-sungguh mengatakan itu?" tanya Siwon pelan.

Kyuhyun mendongak. Sorot matanya langsung ditujukan pada Siwon yang berdiri tepat di depannya. Kyuhyun berusaha bangkit dan kembali berdiri. Tanpa ragu, ia memeluk Siwon, menyembunyikan wajah dengan mata sembab itu di ceruk leher atasannya.

"Hm," sahut Kyuhyun dengan deheman kecil. "Aku sungguh-sungguh mengatakannya." Tegasnya.

Siwon masih tak membalas pelukan Kyuhyun, padahal pemuda itu sangat berharap agar Siwon segera membalasnya. "Apa ini terjadi karena malam itu?" tanya Siwon.

"Hm,"

"Dan kau memanggilku apa tadi? Siwon Hyung? Sejak kapan aku mengizinkanmu untuk memanggilku seperti itu huh?"

Kyuhyun menelan salivanya kasar. Tangannya yang semula erat memeluk Siwon kini terasa longgar. Dirinya menjadi ragu hanya karena pertanyaan yang dilontarkan oleh Siwon barusan. Dari nadanya, sepertinya Siwon tidak suka.

"Apa itu artinya selama itu Manager Choi memperlakukanku hanya sebagai adiknya? Lalu bagaimana dengan malam itu?" batin Kyuhyun. Kakinya melangkah mundur, menjauhi Siwon.

Namun sesaat kemudian Kyuhyun tampak terkejut. Siwon mencengkeram lengannya dengan kasar. Managernya itu mendorong Kyuhyun hingga membentur dinding. Lampu yang terletak di atas meja yang tak jauh dari sana jatuh karena tangan Kyuhyun yang tak sengaja mendorongnya.

"Manager, apa yang kau lakukan?" tanya Kyuhyun menjadi gugup. Tubuhnya benar-benar terhimpit.

Siwon memiringkan kepalanya, lalu bergerak mendekati telinga Kyuhyun. "Kenapa kau memanggilku dengan sebutan itu lagi huh? Bukankah Hyung terdengar lebih baik, Cho Kyuhyun?" tanya Siwon berbisik dengan nada seduksi.

Lidah Siwon menjulur, menjilat daun telinga Kyuhyun lalu menggigitnya sedikit. Kyuhyun mendongakkan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya. Bukan rasa sakit yang dirasakan, tetapi lebih ke perasaan yang membangkitkan gairahnya. Darahnya berdesir aneh, sama seperti saat malam itu di bath tub.

"Karena kau mengatakan hal itu, maka kau harus menjadi milikku malam ini, Cho Kyuhyun," kata Siwon, lagi-lagi berbisik.

(Well, This is Love)

Siwon mendorong Kyuhyun hingga merebah di atas sofa. Setelah ciuman yang cukup panas saat Kyuhyun dihimpit di dinding tadi, Siwon tak membiarkannya untuk menghirup oksigen lebih lama. Pria itu kembali menyerangnya. Tangannya tak tinggal diam. Siwon menarik T-shirt yang digunakan oleh Kyuhyun sampai di atas dadanya lalu memainkan puting pemuda yang berposisi dibawahnya.

Berkali-kali Kyuhyun melenguh, gairahnya semakin memuncak karena perlakuan nakal Siwon terhadapnya. Hal ini terasa lebih gila dari malam itu. Jika Siwon ingin bermain sampai ke inti, maka dengan senang hati Kyuhyun akan menerimanya, meskipun ini adalah pertama kali untuknya.

Sekarang tangan Siwon bersiap untuk menurunkan celana Kyuhyun dan melucuti seluruh pakaiannya, sehingga terpampanglah tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang. Setelah itu, ia menciumi paha Kyuhyun sambil menghirup aroma tubuhnya.

"Ahh…" Desahan kembali lolos dari mulut Kyuhyun. Tangannya menarik rambut Siwon, menahan tekanan nikmat akibat perlakuan itu. Sedangkan tangan Siwon sibuk di daerah sensitive Kyuhyun.

Kyuhyun mendorong tubuh Siwon, membalikkan posisinya. Tangannya bekerja untuk melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh Siwon.

"Touch me, Hyung…" Bisik Kyuhyun.

"Akan ku pastikan besok kau tidak akan bisa pergi ke kantor." Siwon menyeringai. Ia kembali mendorong Kyuhyun hingga berada di posisi semula. "Aku akan melakukannya, Kyu,"

"Hm. Pelan-pelan, Hyung. Aku tidak tahu ini akan terasa sakit atau tidak, tetapi aku yakin rasanya akan sama seperti seorang laki-laki yang melakukannya pada perempuan."

Siwon melebarkan kaki Kyuhyun, tangannya mengelus paha mulus pemuda manis itu. "Aku akan membuatmu nyaman, Baby."

Siwon mengarahkan penisnya ke lubang berwarna merah jambu milik Kyuhyun, lalu menggosok-gosokkannya sebentar.

"Ahh… Hyung… Jangan mempermainkanku eungghh… Kau membuatku geli."

Siwon hanya tersenyum. Akhirnya, ia mencoba untuk memasukkan miliknya ke dalam tubuh Kyuhyun hingga pemuda itu mengerang kesakitan. Perlahan tapi pasti, Siwon mendorongnya dengan pelan.

Ia melirik Kyuhyun yang menyembunyikan wajahnya di bawah kedua tangannya. Entahlah dia sedang menangis atau tidak, tetapi Siwon yakin, Kyuhyun sedang menahan rasa sakitnya di bawah sana. Siwon mengeluarkan miliknya, tetapi sedetik kemudian ia memaksa miliknya masuk seluruhnya ke dalam tubuh Kyuhyun hanya dalam sekali hentakan.

"Argh! Hyung!" Kyuhyun kembali mendongakan kepalanya. Tubuhnya terasa terbelah menjadi dua.

Siwon menggerakkan tubuhnya dengan perlahan. Ia pun seakan tuli dengan teriakan Kyuhyun yang memintanya untuk berhenti. Lubang milik Kyuhyun cukup membuatnya untuk bertindak gila. Bahkan ia tak dapat mengontrol dirinya sendiri.

Detik demi detik berjalan begitu saja, tempo irama mereka bergerak naik dan detak keinginan dalam diri keduanya menjadi tak tertahankan. Kyuhyun tak lagi merengek meminta Siwon untuk berhenti, malah sebaliknya, membuatnya menginginkannya lagi dan lagi. Semalaman dihabiskan untuk melakukan hal itu pun tidak masalah bagi Kyuhyun. Dia milik Siwon sepenuhnya malam itu.

Kyuhyun menarik napasnya dalam, sesuatu memaksa keluar dari dalam tubuhnya. Wajahnya mendongak saat pelepasan. Cairannya membasahi perut Siwon. Sedangkan Siwon, ia melepaskannya di dalam tubuh Kyuhyun. Perut Kyuhyun terasa diserbu ribuan—bahkan jutaan kupu-kupu dalam sekejab.

Siwon terjatuh, menimpa tubuh Kyuhyun dan mempersempit jarak diantara mereka. Tubuh mereka masih menyatu. Keringat membasahi tubuh mereka masing-masing.

"Kita melakukannya, Kyu." ujar Siwon sambil membelai surai hitam Kyuhyun.

"Hm," Kyuhyun tersenyum, "Apa setelah ini kau benar-benar akan bertunangan dengan Kim Heechul? Tetapi bagaimana denganku huh?"

"Tidak, tidak, aku tidak akan membiarkan itu terjadi, Kyu." Siwon mengecup bibir Kyuhyun sekilas, "Kau ingin melakukannya lagi?" tanya Siwon berhasil membuat pipi Kyuhyun memerah.

(Well, This is Love)

Kedua tangan Kyuhyun menopang dagunya sambil memperhatikan Siwon yang sedang menikmati kudapannya. Kejadian tadi malam masih terlihat jelas di depan matanya, saat Siwon menyentuh setiap inchi tubuh Kyuhyun menggunakan jemarinya. Bahkan Kyuhyun tak dapat mengingat bagian tubuhnya yang tak tersentuh oleh tangan kekar manager–nya itu.

"Kau tak lelah?" tanya Siwon sambil kembali menjilat garpu dengan sisa cokelat yang memeleh dari kue Chocolate Lava yang dimakan.

Kyuhyun menggeleng.

"Kau akan memperhatikanku seperti itu seharian?" tanya Siwon lagi.

Kyuhyun mengangguk.

"Lalu kapan kau akan melakukan tugasmu?"

"Ya?"

"Beberapa hari lagi kita akan pergi ke Jepang untuk memeriksa proyeknya langsung. Kalau kau memandang dan memperhatikanku seperti itu seharian, kapan kau akan menyelesaikan berkasnya, Cho Kyuhyun?" Siwon menegaskan. Tangannya mengangkat cangkir berniat untuk menyesap Cappuccino yang mulai mendingin, tetapi kemudian ia mengurungkan niatnya, "Kau tidak memakan kuenya?"

"Ya?" Kyuhyun mengangkat alis untuk kedua kalinya.

"Lupakan saja." Siwon mendekatkan pinggiran cangkir ke bibirnya. "Aku akan ke kantor hari ini." sambungnya lalu benar-benar menyesap Cappuccino itu.

"Aku akan ikut." ujar Kyuhyun sambil berdiri.

"Tidak, kau diam saja di rumah. Kau harus mengerjakan berkas-berkas sisa kemarin agar segera rampung." kata Siwon, mendongak.

"Aku harap kau tidak bertemu dengan Heechul nanti." gumam Kyuhyun lirih. Dengan lesu, ia kembali duduk.

Siwon menyunggingkan senyum puasnya. "Kau cemburu?" tanyanya dengan nada menggoda. Ia berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke arah Kyuhyun yang duduk di seberang meja.

"Cemburu? Apa aku terlihat seperti sedang cemburu, Manager Choi?" Kyuhyun balik bertanya dengan nada yang agak angkuh.

Siwon menarik tubuhnya, melangkah mendekati Kyuhyun yang duduk di seberangnya.

Pemuda yang lebih muda itu sedikit menarik tubuhnya. Entahlah, tetapi saat itu Siwon terlihat agak mengerikan. Jangan katakan dia akan melakukan hal seperti malam tadi. Tenaga Kyuhyun belum sepenuhnya terkumpul.

Kedua tangan Siwon mencengkeram lengan Kyuhyun, menuntunnya untuk berdiri hingga sejajar dengan tinggi tubuhnya.

"Kau yakin?" tanya Siwon.

Kyuhyun mengangguk, "Aku tidak cemburu, Mana—"

"Panggil aku Hyung, Baby." potong Siwon.

"Aku tidak—"

"Kau sungguh-sungguh?" tanya Siwon sekali lagi.

"Baiklah, baiklah," Kyuhyun menghela napasnya, menyerah, "Aku memang cemburu, lalu kenapa? Karena kau memperlakukanku seperti ini, aku tidak rela melihatmu bersama orang lain. Mungkin aku masih bisa mentolerirnya jika wanita itu adalah wanita yang lembut dan baik tetapi—emh…"

Siwon menempelkan bibirnya dan bibir Kyuhyun. Hari ini pemuda itu sangatlah cerewet. Mungkin mendekati sikap seorang perempuan.

Tetapi emosi Kyuhyun akhir-akhir ini memang seperti emosi seorang perempuan.

"Rasanya aku akan tuli." Siwon melepas tautan bibirnya, "Aku akan pergi sekarang. Kau harus mengingat tugasmu. Jangan sampai kau tertidur. Jika aku menemukanmu seperti itu, maka ku pastikan untuk menghukummu."

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya. "Hn, aku mengerti, Hyung. Pergilah dan hati-hati."

(Well, This is Love)

Siwon membulatkan matanya, kepalanya yang semula menunduk langsung mendongak. Eksekutif Kim menyarankan agar mereka mengajak Heechul saat ke Jepang. Hitung-hitung untuk berlibur, katanya.

"Dia akan mengganggu pekerjaanku." ujar Siwon memberanikan diri. Matanya menatap tajam mata Eksekutif Kim.

"Benarkah? Tetapi menurutku dia banyak membantu. Toh kalian tidak lama lagi akan bertunangan kan?" Eksekutif Kim tersenyum, "Kau harus lebih banyak memahaminya."

Siwon menghela napasnya panjang. Dia tidak bisa mengelak lagi. Sepertinya semuanya sudah diatur. Tetapi bagaimana caranya ia mengatakan pada Kyuhyun? Siwon yakin, Kyuhyun tidak akan menyukai hal ini. Dia lebih memikirkan perasaan pemuda yang akhir-akhir ini sangat disukainya itu. Bukankah dia mengharapkan Siwon agar tidak bertemu Heechul? Sepertinya tidak akan berjalan seperti itu.

"Baiklah," kata Siwon pada akhirnya, "Jika dia menggangguku, proyek ini ku pastikan akan hancur di tanganku." tambahnya dengan nada agak mengancam.

(Well, This is Love)

"Kau sudah membawa semuanya?" tanya Siwon sambil memasukkan koper besar miliknya ke dalam bagasi belakang mobil.

"Su—eh," Kyuhyun terkejut saat seseorang datang dan tiba-tiba mendorongnya. Dirinya serta kopernya terjatuh. Untung saja isinya tidak keluar dan berantakan. Sangat tidak lucu jika hal itu terjadi.

"Ya," sahut Heechul memotong sambil memasukkan koper miliknya.

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya. Kenapa wanita itu muncul secara tiba-tiba? Mungkin akan baik-baik saja jika dia tidak menyenggol lengan Kyuhyun hingga dirinya dan kopernya terjatuh. Bokongnya terasa nyeri karena membentur aspal.

Siwon menghela napasnya. Ia segera berjongkok untuk membantu Kyuhyun, "Kau baik-baik saja?" Tanya Siwon.

Kyuhyun hanya mengangguk. Tangannya menepis tangan Siwon yang berniat untuk membantu mengangkat kopernya dan membawanya masuk ke dalam bagasi.

"Aku bisa melakukannya sendiri." ujar Kyuhyun sambil berdiri. Ia langsung memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil lalu melangkah menuju ke tempat duduk penumpang yang berada di belakang.

"Duduklah di depan," kata Siwon sambil menahan tangannya.

Sorot mata Kyuhyun terfokus pada Heechul yang berlari kecil menuju ke jok penumpang di depan, Siwon otomatis mengikuti sorot mata Kyuhyun.

"Aku bisa mengerti, Manager. Aku akan mengalah." Kyuhyun memaksa untuk tersenyum. Tanpa memperdulikan ekspresi Siwon, dia segera masuk ke dalam mobil.

"Baiklah. Aku harap kita tidak akan ketinggalan pesawat karena hal ini," gumamnya pelan.


TBC


Annyeong haseyo . huahhhhh lama ga update. Kangen :3

Btw #HappyIndependenceDay ... bhaqs update di hari penting seperti ini #abaikan err mumpung dapet wifi gratis sih :v

T.T aku ga nyangka, komennya, favorite dan follows akan sebanyak itu. Padahal ini ff ga banget ceritanya /plakk/ di part ini aku memberi sedikit kejutan *plakk*

apa ya? mungkin jika kalian tidak sengaja liat di profile ku, kalian akan melihat kalau untuk next ff akan di post di blog. Hahaha iya sih... aku baru buat blog dan mau fokus disana, jadi setelah ini fanfic end, aku bakal meninggalkan (?) FFn. Err tetapi aku liat situasi juga sih. kalau di blog itu rame, aku beneran pindah kesana. kalau ga, ya bertahan disini #eaa.

untuk new ff akan segera di post di blog itu. masih dalam proses pembuatan. untuk title belum aku tentuin, yg jelas itu ff HORROR dan tentang kehidupan keluarga CHO-I :v bakalan ada Baby Minho sama Baby Suho juga 3

ah mungkin itu saja, untuk komentar yang ditinggalkan, terima kasih. :) bye bye '-')/