Naruto © Masashi Kishimoto

Naughty Kiss

A Naruto Fanfiction by UchiHaruno Misaki

.

[SasuSaku]


Aku yakin, aku pasti sudah gila. Ya, Tuhan. Apa yang sudah aku lakukan? Beberapa jam terakhir ini aku hanya diam termenung di dalam kamarku. Dengan keadaan sangat acak-acakan. Memeluk guling berkepala Panda milikku erat, dan oh., ingatkan aku kalau beruntung hari ini adalah hari libur. Mengingat insiden coklat di atap sekolahku beberapa hari yang lalu sudah membuat otak milikku bergeser ... sepertinya. Bagaimana tidak? Kalian pasti ingat atau bahkan sangat mengingatnya dengan jelas. Iya kan?

Aku...

Balas mencium b-bi-bib-bibir si culun itu! Bibir yang begitu jantan. Kenyal. Lembab. Basah.

Plak!

"KYAAAAAAAAAAAAAAA!"

"KUHARAP BUKAN KAU SAKURA HARUNO! BERHENTILAH MENJERIT SEPERTI ORANG GILA DAN SEGERALAH MANDI! KAU SUDAH BERJANJI AKAN MEMBANTU IBU BELANJA KE PASAR KAN?!"

Sontak saja aku melempar si Panda dan bergegas lari ke kamar mandi. Oh Sakura ... Sakura, pipimu merah. Berhentilah menjadi orang bodoh hanya gara-gara si bodoh itu. Aku hampir saja melupakan janjiku kepada ibu. Semua ini karena si culun sok ganteng itu. Aih ... sadarlah sakura. Si Sasuke itu nggak ganteng sama sekali. Ya, oke ganteng dikit 'lah. Tapi, bagaimana pun juga coklatnya manis semanis bibirnya.

blush…

Tunggu?! Apalagi yang kaupikirkan jidat lebar! Berhentilah berkata omong kosong dan bergegaslah mandi.

Oh Astaga. Kuharap hari ini akan berjalan dengan baik. Ya, setidaknya aku bersyukur dan sangat yakin tidak akan bertemu dengan pacarku itu. Haha. Ya Tuhan ... pacar? Apalagi yang sudah kukatakan ini?! Demi neptunus...

"SAKURA!"

"AH, IYA IBU!"

Well ... kurasa aku harus benar-benar bergegas mandi kalau tidak ingin ibuku memenggal kepala kucing tetangga. Tunggu apa yang kukatakan ini? Oh, apapun itu aku harus segera menyiram kepalaku ini dengan air. Sedikit error kurasa.

Telor. Terigu. Minyak sayur. Gula. Garam. Bubuk cokelat. Bumbu pedas. Mie. Daging. Saus. Sirup. Lemon.

Mm, hmm ... apalagi ya? Aku sedikit lupa tadi apa-apa saja yang ibu butuhkan di dapur. Ingatkan aku untuk menulisnya lain kali. Begitu semangat aku sampai lupa mencatat pesanan ibu. Fyuh... menghela napas pelan agak berat kututup mataku untuk mengingat apa yang ibuku pesan.

"Tomat."

Tersenyum lebar aku segera membuka kedua mataku. "Ah, iya tomat!" Aku segera berbalik untuk menuju rak sayuran. Dan—

"Hey pacar."

KAMI-SAMA!

"S-Sasuke?" Ya ampun. Apa yang dia lakukan di sini? Dari sekian banyak tempat di kota ini, kenapa harus bertemu dengannya di sini?! Bodohnya dirimu Sakura. Kenapa juga kau tak sadar tadi yang bilang tomat siapa? Lihatlah yang kulihat saat ini. Si culun Sasuke sedang berdiri dengan setelan baju kasual yang begitu santai. Celana kain selutut dengan kaos hitam bersablon Turn Back Crime. Dan jangan lupakan, dia juga sedang mengunyah sebuah tomat segar dengan begitu lahap. Oh Dewa ... saking lahapnya memakan tomat tak sadarkah dia setetes air buah tomat itu menetes di ujung bibirnya.

Wait... bibir? Kutatap bibirnya yang ... "lezat."

"Apa?" Sasuke memiringkan kepalanya sok lugu. "Lezat? Apanya yang lezat, Pacar?" Aku tersentak dan menggeleng kaku. Bodoh. Apa yang kukatakan? Sasuke tersenyum jahil, detik berikutnya ia berjalan mendekatiku dan aku hanya bisa berjalan mundur sampai kurasakan punggungku menyentuh rak makanan. Dan Sasuke memenjarakanku dengan sebelah tangannya. "Yang kaumaksud lezat itu ini...," katanya sambil menunjukkan sisa tomat di tangannya, "ah … atau ini?"

Mataku sukses melotot melihat ia menjilat bibirnya sendiri. Oh ya ampun. Ya Tuhan... sontak saja aku gelagapan dan langsung mencoba untuk tenang. "Kau gila ya? Tentu saja tomatnya yang lezat! Bukan bibirmu, Bodoh!" Sasuke terkekeh kecil dan membuatku semakin kesal. "Menyingkirlah!"

Sasuke bergeming. "Jadi tomat ini yang lezat? Baiklah aku akan memberikan sisa tomatku untukmu." Katanya sambil ... tunggu? Kenapa dia memakan sisa tomatnya? Katanya untukku? Aku menatapnya tak terima.

"Kenapa kau—hmppp!"

Well, seharusnya aku tahu ini. Kututup kedua mataku erat dan mencengkeram troli belanjaanku. Menahan rasa ketika Sasuke mendorong lidahnya masuk ke mulutku. Memainkan perannya dengan begitu baik di mulutku. Oh, aku tak berani membuka mataku. Karena aku yakin semua orang yang ada di super market ini sedang menonton kami! Kami-sama, aku rasa...

tampaknya aku sudah terbiasa dengan ciumannya. Dan tak dapat kupungkiri. Ini begitu nikmat. Dan ... menganggumkan. Seberapa pun rasanya ingin menolak, aku tak bisa. Terbukti dengan hal mengejutkan terjadi selanjutnya. Aku mendorong Sasuke hingga pungungnya menyentuh boks ATM di depan kami dan aku yang menyerang bibirnya penuh gairah. Astaga ... aku nggak pernah merasa begitu menginginkan sesuatu sebesar ini hingga aku berbuat nekad.

Dapat kurasakan tubuh Sasuke menegang. Namun menit berikutnya Sasuke menyeringai. "Haruno ... tak salah aku memilihmu." Ucapnya disela ciuman kami.

Ahh... persetan dengan semuanya. Terkutuklah kau ... apa yang harus aku kutuk? Diriku? Terserahlah. Sekarang untuk kalian berhentilah tersenyum dan melotot. Pergilah dan jangan ganggu kami.

Bibirnya. Ya Tuhan. Bibirnya. Begitu lezat.

Shannaro!


Note's : Malem minna. Sebenernya sekali Sasa gatau harus ngelakuin apa sama ini fict gaje n' garing boring. xD Mau distop dan dibiarin buluk kayak *ehem* beberapa fanfic Sasa, apa diidupin lagi. Dan akhirnya Sasa lnjut sesuai moody aja dah. Gatau endingnya gimana ini. Wkwkwk.