Kris mengacak rambutnya menghadapi gadis yang masih menangis di depannya. Padahal hanya masalah sepele, tapi, gadis di depannya menangis sampai selama ini.

"Sehun, berhentilah menangis, nilaimu cuma turun 0,5 angka. Delapan lima masih sangat bagus untuk sebuah nilai."

Sehun mengusap hidungnya—meski tidak ada setetespun bentuk cairan menjijikkan yang keluar dari sana. Kris mengerti Sehun dari atas ke bawah, dari luar sampai dalam gadis itu. Termasuk fakta bahwa Sehun sangat cengeng—terutama menyangkut masalah nilai.

Sehun anak yang sangat pintar, Kris tahu itu sejak Sehun masuk SMA. Keluarga Sehun sangat bangga akan hal itu, makanya ketika Sehun mendapatkan nilai yang turun dari biasanya, gadis itu akan menangis sepuasnya di depan Kris.

Persis seperti sekarang.

"Hiks—aku tidak bi—hiks—sa, ge.." Sehun mengusap air matanya dengan ujung seragam musim seminya, "Aku takut ibu kecewa, aku tidak mau ayah kecewa… hiks—aku tidak mau kau kecewa.. hiks—padahal kau sudah mengajariku sering-sering.. tapi, aku tetap tidak bisa mendapat nilai sembilan lima, malahan nilaiku turun dari sebelumnya.."

Sehun menangis lagi dan Kris mulai takut kalau-kalau guru lain mulai curiga karena Sehun sangat lama menghadapnya. Kris akhirnya mendekati Sehun.

"Sehun, berhentilah menangi—"

"Hiks—maaf ge, maaf.. hiks.."

Kris benar-benar pusing sekarang, sebentar lagi bel masuk dan Sehun belum berhenti menangis.

"Sehun, sebentar lagi bel masuk…"

"Maaf ge, hiks.. kau pasti kesal memiliki murid sepertiku.. aku sama seka—mmh!"

Kris mencium Sehun sangat dalam, setelah beberapa lumatan kecil, Kris melepaskan tautan bibir mereka berdua. Guru muda itu tersenyum, Sehun sudah berhenti menangis—jangan lupakan ekspresi kaget bercampur bingungnya yang menggemaskan.

"Aku memang kesal memiliki murid cengeng sepertimu, tapi aku tidak pernah kesal memilikimu sebagai tunangan, Oh Sehun. Masalah Paman dan Bibi Oh, mereka tidak akan kecewa, mereka masih sangat bangga padamu. Nilaimu masih yang paling tinggi di angkatanmu, Sehun. Pelajaran bukan hanya ada English saja di dunia, mengerti?"

Sehun membuat wajah aneh lagi dan Kris tahu bahwa gadis itu ingin menangis lagi.

"Hiks—terima kasih ge—hiks.."

Kris tertawa, ia memeluk Sehun dengan lembut dan mencuri satu ciuman singkat lagi dari anak murid sekaligus tunangannya itu.

"Menangislah lagi, Oh Sehun. Aku suka melihatnya."

.

.

;; maaf ya malah bikin kayak ginian bukannya lanjutin ff lain, saking kangennya sama krishun, huhu. Otp fave selain kaisoo meski kris udah gak di exo lagi /patahhati/ ;;

;; reviews are so much appreciates, guys ;;