"This just about a story...my story"

-Luhan-


triplet794 presents a new story

There's Nothing wrong in Love

.

.

.

Main Cast : Oh Sehun , Xi Luhan, Kim Jongin, Do Kyungsoo

Genre : Romance, Friendship, Hurt

Rate : T-M

Length : Chapter

YAOI. Typo (s)

HUNHAN STORY!


.

.

.

.

Hujan rintik tampak mengguyur Seoul siang ini, airnya yang jatuh membasahi bumi mewakili perasaan kedua pemuda yang sedang berduka dengan teramat karena ditinggalkan begitu saja oleh ibu mereka yang menyerah pada penyakitnya. Semua pengunjung yang datang untuk mengantar kepergian ibu mereka juga tampak berdoa dan menyampaikan rasa bela sungkawa mereka pada Lay yang diketahui putra tunggal ibunya oleh seluruh kerabat yang datang.

Tampak Kai dan Kyungsoo berdiri di tengah-tengah Lay, menenangkan si anak remaja yang terus menerus terisak tanpa henti. Emosi remajanya masih sangat mempengaruhi Lay yang terus memikirkan bagaimana besok. Padahal tanpa harus dipikirkan, Lay harusnya tahu kalau semua akan baik-baik saja karena Luhan disampingnya.

Berbeda dengan sang adik yang tampak sedih, raut wajah Luhan lebih menampakkan kalau dia sangat tertekan,wajahnya mengeras dan tidak ada air mata di wajahnya. Hanya ada tatapan kosong Luhan yang menerawang jauh kedepan, Sehun juga tak banyak bertanya. Ia hanya membiarkan Luhan mengekspresikan kesedihannya dengan caranya sendiri, sementara dirinya terus merangkul kekasihnya agar nyaman dan lebih tenang.

"Kaiya, Kyungie... Bawa Lay kerumah kita hmm... Aku masih harus pergi ke suatu tempat" ujar Luhan memberitahu Kai dan Kyungsoo.

"Iya Lu, tenang saja, kami akan menjaga adik baru ini" balas Kai mengusak rambut Lay

Kyungsoo merangkul Lay dan tersenyum padanya "Ayo kita pulang. Kau pasti lapar belum makan seharian" katanya tersenyum pada Lay "Luhan hyung?" Gumam Lay bertanya "Aku akan segera kembali Lay" Luhan menjawab pertanyaan Lay membuat adiknya tersenyum mengerti.

"Kita pergi" Kai menuntun kekasihnya dan Lay menuju kedalam mobil dan segera pulang untuk beristirhat.

Sepeninggal Kai, Kyungsoo dan adiknya, Luhan berjalan mendekat ke makam ibunya, dia sedikit berjongkok agar menyamakan posisi dengan batu nisan ibunya "Harusnya kau tidak menceritakan apa-apa padaku. Aku ingin selamanya membencimu, tapi karena semua hal yang kau ceritakan padaku, aku menginginkanmu disampingku dan dengan teganya kau meninggalkan aku dan Lay" ujar Luhan dingin menatap kosong ke nisan ibunya.

"Aku akan menjaga Lay untukmu... ..Eomma" kata yang memberatkan itu akhirnya lolos dari mulut Luhan dengan indahnya. Dia tetap bergetar memanggil ibunya dengan sebutan eomma, tapi paling tidak kalimat ibunya yang mengatakan dia menyayangi Luhan, selalu terngiang di telinga Luhan. Membuat sang putra sulung merasakan lega yang luar biasa karena ibunya masih mempunyai hati untuk mengatakan dia mencintai Luhan, walaupun dia meninggalkannya untuk waktu yang bisa membuat siapa saja tidak akan lagi mau mengakui anggota keluarganya jika ditinggalkan.

"Eomma..." Airmata Luhan yang sedaritadi ia tahan akhirnya turun ke pipinya dan jatuh ke atas makam ibunya dengan cepat. Luhan tidak menginginkan ini sebenarnya, dia tidak menginginkan menangisi seseorang yang jelas-jelas tidak mempedulikannya, tapi lagi-lagi pertahanannya gagal karena kenyataan yang diberitahukan ibunya di saat terakhirnya.

"A-aku tetap membencimu eomma, tapi mungkin akan sedikit berbeda karena aku juga akan merindukanmu" ujarnya tercekat, Luhan tertunduk dan terisak dalam diam.

"Terimakasih eomonim karena kau mempertahankan Luhan saat masih berada dalam kandunganmu, terimakasih karena kau melahirkannya dengan sehat ke dunia ini, dan terimakasih karena kau meninggalkannya saat dia masih kecil eomonim, karena jika kau tidak meninggalkannya dan dia tidak dibawa ke panti asuhan ayahku, aku tidak tahu harus mencarinya kemana. Aku akan menjaganya dengan hidupku. Terimakasih eomonim" ujar Sehun yang berdiri di belakang Luhan, dia mengucapkan segala rasa terimakasihnya pada ibu Luhan dan membiarkan Luhan menangis mengeluarkan perasaanya. Luhan yang mendengar penuturan Sehun pun, mau tak mau tambah terisak karena Sehunnya juga sudah menyampaikan hal yang ingin sekali dia sampaikan.

Dan setelahnya hanya terdengar suara isakan tertahan Luhan dan suara gerimis hujan yang membasahi tanah, membuat hari ini semakin menyedihkan untuk seorang Luhan, sementara Sehun hanya menatap nanar punggung kekasihnya yang terus bergetar, dia terus memperhatikan dan membiarkan Luhannya mengeluarkan semua rasa sedih, kecewa dan sakit hatinya yang selama ini ia rasakan.

..

..

..

Setelah beberapa menit bergelung dengan rasa dukanya, Luhan menghapus air matanya sambil menatap ke arah nisan ibunya "Istirahatlah dengan tenang, aku akan menjaga adikku" ujar Luhan tersenyum lirih.

Setelah berjanji pada ibunya, Luhan berdiri dan berbalik menoleh ke arah kekasihnya yang masih setia menunggunya dan terus menatap ke arahnya.

"Sayang" lirih Luhan berjalan ke pelukan Sehun "Hmm.. Aku disini" balas Sehun memeluk kekasih manisnya ini dengan sayang. Luhan tidak berkata apa-apa hanya memeluk Sehun dengan erat bermaksud meminta kehangatan dari tubuh kekasihnya yang terasa hangat. "Aku disini rusaku yang manis" gumam Sehun mengelus punggung Luhan dengan lembut "Semua akan baik-baik saja" Sehun meyakinkan kekasihnya ini agar merasa tenang.

"Kau mau kemana setelah ini?" Tanya Sehun melepaskan pelukannya pada Luhan yang sudah sedikit tenang.

"Ke tempat ini, kau mau menemaniku kan?" Tanya Luhan menujukkan alamat yang tertulis di balik fotonya dan ayahnya yang diberikan ibunya sebelum meninggal.

"Tentu saja aku menemanimu kemanapun kau mau pergi, aku juga harus berterimakasih pada ayahmu kan" katanya tersenyum mencium bibir Luhan.

"Gomawo Sehunna" balas Luhan tersenyum menatap kekasih tampannya ini. Sehun hanya memandang lekat wajah Luhan kemudian menggenggamnya masuk kedalam mobil menuju ke pemakaman ayah kandungnya.

Dan disinilah mereka, di depan pemakaman ayah Luhan yang bernama Xi Gao Han. Setelah menempuh perjalanan selama dua jam akhirnya Sehun sampai mengantar Luhan ke Gyeongju untuk bertemu dengan ayah kandungnya pertama kali.

Luhan tidak tahu harus berbicara apa, dia tidak mengenal siapa ayahnya, apakah orang ini benar menyayanginya seperti yang dikatakan ibunya, apakah orang ini menginginkan Luhan, Luhan juga tidak tahu, tapi yang jelas Luhan senang bisa bertemu dengan ayahnya secara langsung walau langit dan bumi memisahkan mereka.

Luhan tersenyum lirih dan meletakkan bunganya di makam ayahnya "Annyeonghaseyo abonim, aku Luhan. Apa kau ingat aku?" Tanya Luhan dengan air matanya yang menetes,

"umm, aku tidak tahu harus berbicara apa, tapi aku senang bisa mengunjungimu dan bisa tahu kalau kau mencintaiku. Terimakasih karena kau ayahku" katanya tercekat memandangi foto yang diberikan ibunya dengan membaca nisan nama ayahnya, berharap dia bisa membayangkan ayahnya bersama dengannya sekarang.

"Mungkin aku tidak bisa sering datang kemari, tapi aku ingin mengenalkan padamu kekasihku" ujar Luhan berdiri menghampiri Sehun dan merangkul lengan Sehun

"Entah kau akan berpendapat apa karena aku membawa pria tampan ke hadapanmu. Tapi aku sangat mencintainya, semoga kau merestui kami. Aku benar-benar sangat mencintainya" Sehun tersenyum mendengar penuturan Luhan yang begitu tulus, dia menggenggam tangan Luhan saling menautkan jari mereka dengan erat.

"Aku Sehun abonim, kekasih dari putramu yang sangat jenius, baik sekaligus cantik ini. Aku bangga memilikinya, dan aku akan menjaganya dengan hidupku. Tolong beristirahtlah dengan tenang abonim. Aku juga sangat mencintainya" ujar Sehun mengecup bibir Luhan sekilas didepan makam ayah kandung Luhan.

Mereka berdua saling bertatapan dan tersenyum sambil melontarkan kalimat cinta yang sepertinya tidak akan ada habisnya, Luhan tersenyum menatap Sehun menyapaikan rasa terimakasihnya pada kekasihnya karena terus berada disampingnya, membuatnya selalu merasa lebih baik dan sangat bahagia.

"Kita pulang hmm" bujuk Sehun pada Luhan "Ayo sayang" balas Luhan membungkukan badan di depan makam ayahnya dan berjalan menuju mobil untuk pulang dan beristirahat.

..

..

..

"Kami pulang" teriak Sehun menggenggam Luhan memasuki rumah mereka "Hey selamat datang" sapa Kyungsoo menyambut Luhan dan Sehun.

"Kau sedang apa Kyung?" Tanya Luhan bingung melihat Kyungsoo memakai apron

"Ah ini.. Hehe.. Karena kita sekarang tinggal dengan remaja yang masih harus diperhatikan pertumbuhannya, aku memutuskan untuk memasak makanan yang bergizi" cengir Kyungsoo pada Luhan

Luhan merasa sangat bersyukur karena kekasih dan teman-temannya juga sangat menyayangi Lay "Gomawo Kyungie" Luhan memeluk erat sahabatnya "Wae?" Tanya Kyungsoo bingung "Aku hanya ingin berterimakasih" balas Luhan terus memeluk Kyungsoo.

"Araseo... Sekarang kau ganti baju, kita akan makan siang, sebentar lagi siap. Kau juga Sehunna" Katanya memberitahu Sehun dan Luhan

"Dimana Lay dan Kai?" Tanya Sehun tidak melihat keduanya.

"Lay tidur di kamar tamu diatas, Kai juga tidur dikamar kami, aku akan membangunkannya sebentar lagi" Kyungsoo memberitahu.

"Baiklah kalau begitu kami ganti baju dulu, gomawo Kyung" ujar Sehun memeluk Kyungsoo sekilas dan merangkul pinggang kekasihnya menuju kamar mereka.

"Kau harus kuat lulu sayang" gumam Kyungsoo yang melihat Luhan tampak sangat tertekan.

Beberapa menit kemudian masakan Kyungsoo telah terhidang di meja makan, jika kita mencium aromanya, kita tidak akan menyangka tuan muda manja seperti Kyungsoo bisa memasak masakan seenak ini.

"Aku tidak tahu kau bisa memasak Kyung, kelihatannya enak" puji Sehun memperhatikan Kyungsoo meletakkan makanannya.

"Jangan menggodanya" gumam Kai yang masih setengah tertidur di meja makan, dia dengan tak rela bangun dari tidur nyenyaknya karena Kyungsoo mengancam tidak akan menciumnya seminggu kalau dia lebih memilih tidur, tentu saja Kai takut dengan ancaman kekasihnya, maka dari itu dia sudah terduduk manis di meja makan walau masih terpejam.

"Siapa yang menggoda Kyungsoo idiot, aku memujinya" kesal Sehun pada Kai

Kai tidak peduli dengan ucapan Sehun, ia mengucak matanya yang mengantuk dan baru menyadari kalau Luhan belum ada di meja makan "Mana Luhan?" Tanya Kai

"Itu dia sayang" tunjuk Kyungsoo melihat Luhan menuruni tangga bersama adiknya yang juga tampak masih kelelahan dan sangat berantakan.

Kai bangun dari duduknya dan menyambut Luhan dibawah tangga "Wae?" Tanya Luhan bingung karena Kai membuat gerakan ingin memeluknya.

"Kemari" gumam Kai pada Luhan

"Lay, duduklah di meja makan hmm" Luhan memberitahu adiknya dan Lay pun mengangguk meninggalkan Kai dan Luhan ditangga.

"Kenapa?" Tanya Luhan menghampiri Kai

Grep!

"Aku ingin memastikan rusaku baik-baik saja" gumam Kai memeluk Luhan erat.

Luhan membalas pelukan Kai dengan erat "Aku baik Kamjongku yang tampan" balas Luhan tersenyum bersyukur.

"Kau tahu kan aku menyayangimu?" Tanya Kai masih memeluk Luhan "iya aku tahu. Aku juga menyayangimu" balas Luhan memeluk Kai tersenyum.

EHEM!

Sehun menginterupsi kegiatan saling memeluk Luhan dan Kai yang membuatnya entah kenapa tak suka.

"Araseo. Aku sudah selesai memeluknya" kekeh Kai mencium kening Luhan dan membawanya ke samping sang kekasihnya yang sudah sangat cerewet.

"Hey sayang" sapa Luhan mencium bibir Sehun sekilas "Ayo kita makan" Sehun tersenyum mencium tangan Luhan yang sedang memegang bahunya.

"Baby Kyung berhentilah memasak. Ayo kita makan" Kai menghampiri Kyungsoo dan memeluknya dari belakang "Aku lapar" bisik Kai mengelus seduktif perut Kyungsoo "Ayo kita makan sayang" kekeh Kyungsoo yang tahu "lapar" kekasihnya adalah hal lain. Dan tak lama Kai dan Kyungsoo juga bergabung

"Kalian tampak sangat bahagia" ujar Lay tersenyum melihat hyung dan teman-temannya saling menyayangi "Karena kami keluarga, makanya kami bahagia. Mulai sekarang kau juga menjadi keluarga kami. Ah.. aku belum pernah merasakan punya adik.. selamat datang adik kecil" Kyungsoo mengusak rambut Lay yang duduk disampingnya.

"Asal kau tahu Lay, aku dan baby ku kami anak tunggal, Sehun anak bungsu dan hyung mu.. kami pikir dia juga anak tunggal. Tapi ternyata dia mempunyai dirimu, Karena kau adik Luhan itu artinya kau adik kami juga. Kau tahu tidak, saat pertama kali Luhan menceritakan pada kami dia mempunyai adik, matanya sangat berbinar. Kami mau tak mau ikut tersenyum dan merasakan kebahagiannya, ternyata punya seorang adik memang sangat menyenangkan. Kau menjadi dewasa karena kau memiliki seorang adik, begitulah analisaku" ujar Kai sok menganalisa

"Analisamu payah sekali Kai" kekeh Luhan yang mau tak mau sangat senang karena semua teman-temannya menerima Lay "Umm.. pantas saja Sehunku sangat disayang kedua hyungnya, ternyata begini rasanya mempunyai adik. Kau hanya ingin yang terbaik untuk adikmu" ujar Luhan menatap Sehun yang sedang merangkulnya.

"Aku sangat menyayangi kedua hyungku memang. Kau bagaimana Lay? Apa kau menyayangi Luhan hyung?" tanya Sehun pada calon adik iparnya.

"Aku-… umm dari awal aku melihat Luhan hyung aku merasa wajah kami mirip, tapi setelah diperhatikan lagi ternyata wajah Luhan hyung lebih cantik. Jadi iya aku menyayanginya. Aku ini penyuka orang yang cantik dan tampan" kekeh Lay memberitahu.

Luhan sedikit bangun dari duduknya dan mengusak rambut adiknya "Kau tidak boleh mengatakan aku cantik. Aku ini pria sejati" balas Luhan yang juga tak yakin dengan ucapannya

Uhuk!

Ketiga pria yang mendengarnya langsung tersedak karena ucapan "pria sejati" ala Luhan yang sama sekali tidak benar dan merupakan pembohongan publik.

"Daripada pria sejati, kau lebih cocok disebut gadis tomboy sayangku" gemas Sehun menciumi bibir kekasihnya

"Yak! Oh Sehun" pekik Luhan tak terima dan sangat malu karena Sehun memperlakukan dirinya seperti wanita didepan adiknya.

"HAHAHAHAHAAHA"

Gelak tawa terdengar dari Kai, Kyungsoo bahkan Lay juga ikut menertawakan kakaknya yang menurutnya sangat lucu bila sedang memekik, benar-benar seperti seorang gadis yang akan marah jika tidak ajak kencan pada hari sabtu.

"hey sudahlah, aku mulai kesal" geram Luhan memperingatkan adik, kekasih serta sahabatnya ini "Araseo..araseo.. kami berhenti tertawa" balas Sehun mengusak rambut Luhan dengan gemas.

"Oia Lay, apa kau nyaman dengan kamarmu diatas? Apa kau butuh sesuatu? Mengingat kau akan belajar dan menghabiskan waktumu disana, kau harus senyaman mungkin dikamarmu" tanya Sehun pada Lay.

"Tidak perlu hyung, aku suka dengan kamarnya, lagipula aku tidak akan lama disini" Lay tersenyum menatap Sehun

"Kau mau kemana?" tanya Luhan menegang. "Aku tidak kemana-mana hyung" Lay memegang tangan kakaknya meyakinkan kakaknya agar tenang

"Lalu kenapa kau tidak lama disini?" tuntut Luhan

"Itu karena aku sudah memutuskan untuk tinggal di asrama hyung, aku banyak ketinggalan pelajaran dan satu-satunya cara mengejarnya adalah tinggal di asrama dan bertanya pada teman-temanku" balas Lay meyakinkan Luhan

"Hyungmu adalah seorang yang jenius, kau bisa bertanya padanya, tidak perlu tinggal di asrama" Kyungsoo memberitahu Lay

"Aniya hyung, aku ingin tinggal di asrama, dari dulu aku sangat menginginkannya tapi orang tuaku melarangku dengan alasan aku tidak boleh bergaul dengan anak asrama yang rata-rata yatim dan tidak memiliki rumah. Aku tidak suka pendapat itu" balas Lay memberitahu semuanya

"Lalu kau tidak akan tinggal denganku?" lirih Luhan

"Setiap liburan aku akan mengunjungimu hyung, tenang saja. Lagipula, aku tidak memiliki tempat untuk kembali selain denganmu kan?" lirih Lay tersenyum pada Luhan

"Hmm hanya aku tempatmu kembali, kau harus selalu denganku adik kecil" balas Luhan mengusak rambut Lay tak rela.

"Baiklah, kapan kau mulai masuk ke asrama?" tanya Sehun pada Lay "Secepatnya hyung, mungkin kenaikan kelas nanti. Aku akan ujian dan belajar disini selama seminggu jika kalian ijinkan" kata Lay menatap mereka penuh harap

"Kau keluarga disini, tentu saja kau diijinkan, kami akan membantumu membuat contekan" gumam Kai pada Lay "Ishh… kau ini" kesal Kyungsoo mencubit perut kekasihnya dan Luhan yang melotot tak percaya pada ucapan Kai membuat Sehun dan Lay hanya bisa tertawa karena otak bodoh Kai mulai bekerja lagi.

Suasana terasa hangat dengan tawa mereka bersama, Luhan tiba-tiba terdiam dan memperhatikan adiknya yang sudah lebih baik dari sebelumnya. Dia bersyukur karena Lay sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, membuatnya merelakan adik kecilnya yang akan memulai kehidupan barunya setelah masa sulit yan ia alami belakangan ini. Pandangan Lay dan Luhan bertemu secara tak sengaja, kemudian keduanya tersenyum saling menguatkan dan berjanji akan melewati kehidupan mereka bersama tanpa harus dipisahkan lagi. "Aku menyayangimu" gumam Lay pelan pada kakaknya. "Aku juga menyayangimu" balas Luhan menggenggam tangan adiknya dan tersenyum. Sehun, Kyungsoo dan Kai yang melihatnya juga sangat bersyukur karena kedua kakak beradik yang terpisah sejak lama ini kembali bersama dan membagi kebahagiaan bersama.

..

..

..

Seminggu kemudian

Waktu berlalu dengan cepatnya, kesedihan dan rasa duka yang dialami Luhan dan Lay perlahan digantikan dengan kebahagiaan karena mereka bersama dan saling melengkapi. Luhan bersyukur Lay tidak pernah mengeluhkan satu apapun seperti cara hidunya dengan ibu dan ayahnya dulu dengan kehidupannya yang ia jalani bersama Luhan sekarang. Lay benar-benar anak baik yang sangat mendengarkan nasihat dari Luhan serta teman-temannya. Hal itu membuat Luhan benar sangat bangga dengan adiknya, karena paling tidak semua berjalan dengan sangat baik dan sesuai harapan Luhan, Lay sedang menjalani ujian kenaikan kelasnya, sementara dirinya juga sedang ujian untuk naik ke semester berikutnya.

Semua tampak baik, kecuali kekasih Luhan yang sudah tiga hari ini sangat gencar menagih janji Luhan untuk melayaninya semalaman penuh. Luhan bukannya tidak mau melayani kekasihnya, hanya saja mereka sedang ujian dan lagipula Lay tidur tepat disamping kamar mereka. jadi tidak bisakah Sehun menunggu?... Kalian pasti tahu jawabannya tentu tidak untuk Oh Sehun.

Seperti malam ini saat Luhan masuk kedalam kamarnya setelah mengajari Lay beberapa rumus kimia dasar, Sehun langsung menyambutnya dengan memeluknya erat dan mengecupi seluruh leher Luhan dan tangannya menyelusup ke kaos Luhan mengelus perut rata dan dada Luhan yang sangat putih menggoda.

"Lu, ayolah aku menagih janjimu" bisik Sehun mengecupi kasar leher Luhan sengaja ingin membuat kekasihnya mendesah.

"Sehunna, Lay masih belajar dikamar samping, aku tidak ingin mengganggunya dengan desahanku" balas Luhan merona hebat "Tapi kau sudah janji" protes Sehun

"Dengar, aku memang janji dan pasti akan aku tepati, lagipula kau masih ada ujian tiga hari ini sayang. Begini saja, jika kau mendapat A di ujian akhir Management bisnismu, kita akan langsung bermain hmm" balas Luhan bermain di dada Sehun

"Yak! Kenapa kau menyiksaku, kau tahu aku tidak akan pernah bisa mendapatkan A kan?" kesal Sehun merengkuh pinggang Luhan mendekat padanya.

"Kalau kau ingin bermain, sebaiknya kau berusaha. Ayahmu bisa marah kalau kau banyak tidak lulus sayangku" gemas Luhan mencium bibir kekasihnya sekilas.

"Araseo, aku terima tantanganmu. Aku akan mendapatka A di management bisnis dan setelahnya kau milikku" bisik Sehun sedikit memelintir nipple Luhan membuat Luhan menahan desahannya.

"Setuju" balas Luhan kesusahan karena Sehun sudah memilin lembut nipple nya membuatnya kegelian.

Luhan menjauhkan pelukan Sehun yang sudah mulai merabanya "Aku harus kekamar mandi untuk cuci muka, setelah itu kita tidur. Kau tunggu aku disana oke" kata Luhan yang sangat sulit menjauhkan Sehun kalau sudah menempel padanya.

"Araseo" balas Sehun tak bersemangat karena malam ini gagal menggagahi kekasihnya lagi. Dia beranjak ke kasur mereka dan menunggu Luhan yang sedang berada di kamar mandi untuk cuci muka. Luhan tersenyum gemas melihat tingkah Sehun jika sedang mati-matian menahan hasratnya "Aku semakin mencintaimu sayang" ujar Luhan sebelum masuk kedalam kamar mandi, Sehun yang harusnya sudah terbiasa mendengar ucapan cinta Luhan entah kenapa kembali berdebar lagi karena Luhan mengatakannya dengan cara yang tak biasa "Dasar rusa jelek, kau bahkan tahu bagaimana membuatku berdebar" kekeh Sehun tersenyum merona.

..

..

..

Keesokan paginya, Sehun bangun pagi-pagi sekali untuk belajar, sepertinya dia benar-benar menerima tantangan Luhan. Luhan yang melihatnya pun tersenyum bangga pada kekasihnya, sebenarnya Sehun tidak perlu mendapatkan nilai A pun, Luhan akan dengan senang hati melayaninya, hanya saja tidak untuk semalam, Luhan benar-benar kelelahan karena tugasnya, ujiannya dan harus mengajari adiknya juga, makanya dia mencari alasan dan tanpa diduga Sehun menerima tantangan tersebut dan bersungguh-sungguh mendapatkannya.

Cklek!

Luhan masih tersenyum mendapati Sehun yang masih serius belajar, ia berjalan mendekati kekasihnya dan memaksa duduk di pangkuan Sehuunya. Luhan melingkarkan tangannya di leher Sehun dan berbicara menatap Sehun "Sayang, sudah cukup belajarnya. Kita harus sarapan dan berangkat kekampus hmm" katanya mengingatkan kekasihnya.

"Lu aku mau gila" desah Sehun frustasi bersender di dada Luhan "Kau pasti bisa sayang" Luhan meyakinkan kekasihnya yang tampak stress ini "Ujian Management bisnismu besok kan?" tanya Luhan "Hmm besok" gumam Sehun "Nanti malam aku akan mengajarimu" bisik Luhan memberi keringanan pada Sehun.

"Benarkah?" tanya Sehun berbinar pada Luhan, "Tentu saja benar sayang" katanya mengecup bibir Sehun yang sangat imut jika sedang marah atau senang secara berlebihan. Kecupan manis Luhan berubah menjadi lumatan panas saat Sehun membalasnya dengan bernafsu. Dia menekan tengkuk dalam Luhan dan menghisap kasar bagian bibir Luhan membuat Luhan kembali terbuai dengan sensasi memabukkan.

"Mmhh… ".

"Aku sarankan padamu untuk tidak menggoda buaya lapar sayang. Ciumanmu sangat manis dan aku tak tahan karenanya" ucap Sehun disela-sela pertukaran saliva mereka. Ia masih ingin bicara banyak, namun Luhan yang sepertinya sudah terbawa suasana ciuman mereka kembali menautkan kedua lidah mereka. Sementara ia menyatukan bibirnya dengan Luhan, tangan Sehun tidak tinggal diam. Ia mengurung Luhan dalam pelukan lengan kekarnya, seolah tidak memberikannya seinchi pun celah Luhan untuk kabur.

"Hyung, Kyungsoo hyung bilang cepat turun sara…"

"LAY!" pekik Luhan turun dari pangkuan Sehun, membuat Sehun mendesah kesal karena "Sarapannya" terganggu

"Hehe.. maaf aku mengganggu hyung" kikik Lay yang dengan cepat menutup pintu kamar Sehun dan berlari tergesa kebawah.

"Kau kenapa?" tanya Kai bingung karena ekspresi Lay yang merona dan seperti terengah "Ani hyung tidak apa" balas Lay cepat masih melirik kekamar Sehun dan Luhan.

"Ah~.. Kau habis memergoki pergumulan panas hyungmu dengan kekasih pervertnya itu ya?" bisik Kai bertanya frontal pada Lay "Mereka sedang apa? Apa Luhan sedang berada di bawah Sehun dan mendesahkan nama si idiot itu?" tanya Kai tambah frontal membuat Lay bingung harus menjawab apa.

"Ah! Atau mereka sedang.."

"KAI! Berhenti bicara yang tidak-tidak pada adikku" teriak Luhan menuruni tangga diikuti Sehun di belakangnya, Luhan memang tidak mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi dilihat dari seringai Kai yang menjijikan dan ekspresi Lay yang memerah, Luhan tahu benar apa yang sedang dikatakan "King of Pervert" di rumah ini pada adiknya.

"Kalian yang membuat remaja polos ini melihat kegiatan panas kalian di pagi hari. Bukan aku" sindir Kai menatap Sehun dan Luhan

"Kami hanya berciuman" balas Sehun santai "Sayang!" kesal Luhan karena Mr. Pervert kedua di rumah ini sudah berbicara yang tidak-tidak.

"Wae? Aku kan berbicara jujur. Lay apa ini pertama kalinya untukmu melihat sepasang kekasih berciuman?" tanya Sehun pada calon adik iparnya ini. Luhan yang tidak tahan dengan percakapan vulgar ini lebih memilih membantu Kyungsoo membawakan piring ke meja makan.

"Sudah selesai Lu, ayo kita makan" kekeh Kyungsoo gemas melihat wajah merona Luhan "Mereka itu sangat mesum kau tahu" sindir Luhan pada Sehun dan Kai "Tapi kau menyukai kekasih mesummu kan?" tanya Kyungsoo yang ikut-ikutan menggoda Luhan.

"Ah sudahlah! Kalian semua sangat menyebalkan" protes Luhan menarik bangku disamping Sehun dan memakan sarapannya dengan cepat "Pelan-pelan sayang, kau bisa tersedak" gemas Sehun mencubit pipi kekasihnya.

"Aniya hyung, pacarku juga sudah sering menciumku" balas Lay polos

Uhuk!

Luhan seketika tersedak makanannya "MWO?" pekik Luhan tak percaya "Sayang pelan-pelan" Sehun menepuk pelan punggung Luhan dan terkekeh mengetahui kenapa kekasihnya bisa sampai tersedak.

"Wae hyung?" protes Lay pada reaksi Luhan "K-kau bilang apa? Kekasih? Dan apa tadi kau bilang? Dia sering menciummu? Yak! Kau masih kecil" kesal Luhan membentak Lay

"Hyung, aku sudah besar" kekeh Lay mengoreksi "Lagipula kekasihku seumuran kalian. Aku sangat menyukainya, kami sudah pacaran selama enam bulan, tapi karena dia sibuk aku jarang melihatnya" keluh Lay pada hyungnya.

"Omo anak ini! bahkan ciuman pertamaku baru aku dapatkan saat pertama kali menjadi kekasih Sehun, ishhh aku mau bertemu dengan pacarmu" tuntut Luhan.

"Andwae! Nanti kau pasti menyukainya, dia sangat tampan" balas Lay merona membayangkan wajah kekasihnya. "Hyungmu hanya menyukaiku" sela Sehun yang tak suka dengan pernyataan Lay

"Pokoknya aku mau bertemu dengannya" tuntut Luhan memaksa adiknya "Araseo..araseo.. kau akan bertemu dengannya saat dia pulang dari rumah neneknya nanti. Neneknya baru meninggal seminggu yang lalu" Lay memberitahu kakaknya yang menjadi sangat cerewet mengetahui dia memiliki kekasih.

"Kapan dia pulang?" tanya Luhan galak "Lusa hyung" balas Lay yang menjadi sebal karena Luhan sangat cerewet. "Sehunnie, ingatkan aku lusa bertemu dengan kekasihnya" Luhan menatap kekasihnya untuk mengingatkannya, "Aku bertaruh kau tidak akan lupa Lu" kekeh Sehun yang sangat tahu sifat protektif kekasihnya ini.

"Hyung kau selesai kuliah jam berapa hari ini?" tanya Lay pada Luhan "Umhh.. jam sebelas aku selesai ujian, wae?" Luhan yang sedang mengoles roti Sehun bertanya pada adiknya.

"Apa kau mau mengantarku? Aku takut tidak boleh masuk karena memakai seragam"

"Kau mau kemana?" tanya Kyungsoo pada Lay "Umhh.. aku ingin menjenguk ayahku, bolehkan?" lirih Lay bertanya "Aku tahu dia bukan orang baik, tapi dia tetap…."

"Kita akan kesana nanti. Aku menemanimu" Luhan memotong ucapan adiknya dan menggenggamnya erat "Gomawo hyung" Lay membalas senyum Luhan.

"Baiklah kalau sudah selesai ayo kita berangkat" Kai memberitahu semua teman-temannya "Sampai ketemu dikampus hmm" Kai melambai pada Sehun dan Luhan yang harus mengantar Lay ke sekolahnya dulu "Sampai ketemu Kyung" Luhan melambai pada Kyungsoo dan Kai.

"Hey, ayo kita berangkat Lay. Kau tunggu dimobil, aku akan membereskan piring sebentar" Lay mengangguk menuruti ucapan kakaknya dan menunggu Sehun dan Luhan di mobil Sehun.

Saat sedang mencuri piring kotor, Sehun memeluk kekasihnya dari belakang untuk memastikan kalau Luhannya baik-baik saja "Kau tidak apa kan?" tanya Sehun bersandar di pundak Luhan manja "Memangnya aku kenapa?" tanya Luhan bingung "Kau akan bertemu orang itu lagi, apa kau yakin kau bisa melihatnya?" tanya Sehun membalikan tubuh kekasihnya agar menatapnya.

"Aku bisa sayang" Luhan melepas sarung cuci tangannya dan melingkarkan tangannya di leher Sehun meyakinkan kekasihnya "Aku khawatir. Tidak bisakah kau menungguku saja?" pinta Sehun

"Ujianmu baru selesai jam lima sore. Lagipula minggu depan Lay sudah masuk asrama, aku tidak ingin menunda keinginannya. Bukankah wajar kalau dia merindukan ayahnya" gumam Luhan memeluk Sehun

Sehun tersenyum mencium tengkuk kekasihnya "Aku tahu kau akan baik-baik saja" katanya mengeratkan pelukan Luhan "Gomawo" balas Luhan mencium bibir Sehun sekilas.

"Aku seleai. Ayo kita berangkat kasian Lay nanti terlambat" Luhan merangkul lengan Sehun menuju ke garasi mobil. "Kau bawa mobilku saja, nanti aku pulang dengan Kai dan Kyungsoo" Sehun memberitahu Luhan "Aigoo Sehunnie baik sekali" gemas Luhan merangkul erat pinggang Sehun "Kalau kau meminta nyawaku juga akan aku berikan padamu" katanya mantap "Kalau kau berikan nyawamu padaku, aku akan kesepian didunia. Aku tidak mau" protes Luhan lucu membuat Sehun tertawa.

"Maaf kami lama Lay" Luhan menoleh ke bangku belakang dan menatap adiknya "Tidak apa hyung, aku juga habis menerima telpon dari kekasihku" balas Lay memberitahu Luhan "Kau ini benar-benar punya kekasih ya?" kekeh Luhan masih tak percaya, tak rela, tak suka dan sedikit cemburu "Memangnya tidak boleh hyung?" tanya Lay bingung "Tentu saja boleh, hyungmu memang sangat protektif Lay, kau harus memakluminya" balas Sehun mengusak rambut Luhan gemas.

"Baiklah kita berangkat hmm" ujar Sehun menjalankan mobilnya menuju sekolah Lay dan kampusnya.

..

..

..

Luhan baru selesai dari ujian akhirnya, dia melirik jam tangannya dan langsung bergegas menuju parkiran karena tak mau membuat Lay lama menunggunya, Luhan sudah membuka mobil Sehun sampai suara kekasihnya memanggil dari kejauhan.

"Lu" teriak Sehun melambai ke arah Luhan. Luhan tersenyum dan kembali menutup pintu mobil Sehun "Ada apa ini? bukannya kau ada ujian?" selidik Luhan pada kekasihnya "Ujian dimulai sepuluh menit lagi. Aku kesini untuk memelukmu" cengir Sehun yang tanpa aba-aba langsung memeluk erat Luhan.

Luhan tahu kalau Sehun masih mengkhawatirkannya karena akan bertemu dengan ayah Lay, dia sendiri juga tidak yakin akan seperti apa saat ayah Lay tahu anaknya tinggal bersamanya, memikirkannya saja sudah membuat perut Luhan merasakan mual. Tapi karena ini permintaan adiknya, Luhan berusaha untuk akan biasa saja nanti saat bertemu dengan orang itu.

"Aku akan baik-baik saja sayang" gumam Luhan di pelukan Sehun "Aku tahu. Aku hanya ingin memelukmu" balas Sehun semakin mengeratkan pelukannya, Luhan tersenyum dan memeluk kekasihnya yang sangat tampan ini.

Setelah dua menit berpelukan, akhirnya Sehun melepas pelukannya pada Luhan "Sekarang kau boleh pergi" katanya mencium kening Luhan "Sampai nanti dirumah. Jangan terlambat" pesan Sehun pada Luhan "Araseo Sehunnie" balas Luhan mencium bibir Sehun sekilas.

Sehun menutup pintu mobil Luhan mengantar kekasihnya sampai gerbang "Kau hati-hati" pesannya melambai pada Luhan yang sudah menjalankan mobilnya.

"Apa aku terlambat?" tanya Luhan bergegas pada Lay yang tengah menunggunya di halte "Hyung" sapa Lay bersemangat melihat kakaknya "Ani, kau tidak terlambat, aku senang kau sudah datang" cengir Lay polos "Aigoo, aku tidak tahu adikku sangat manis" gemas Luhan mencubit pipi Lay "Ayo kita pergi" Luhan membawa adiknya masuk ke dalam mobil dan bergegas ke tempat ayahnya berada.

..

..

..

"Hyung apa kau tidak apa-apa bertemu dengan ayahku?" tanya Lay takut-takut "Aku menemanimu bukan bertemu dengannya." Luhan tersenyum pada adiknya "Gomawo hyung" balas Lay tersenyum pada hyungnya. "Masuklah aku tunggu disini" katanya pada Lay dan Lay mengangguk karena melihat penjaga yang datang bersama ayahnya.

"Appa. Kau apa kabar?" Lay langsung memeluk ayahnya erat "Aku baik nak, kau apa kabar? Bagaimana kabarmu hmmm" tanya ayah Lay khawatir

Luhan mendengar percakapan mereka dan entah kenapa rasa bencinya terhadap ayah Lay sedikit berkurang saat mengetahui kalau ayah Lay sangat menyayangi anaknya.

"Aku juga baik appa. Appa, eomma-…" mata Lay berkaca-kaca saat memberitahu ayahnya

"Ayah tahu nak, tidak usah diteruskan. Kau pasti sangat sedih" ayah Lay masih membelai pipi anaknya dengan sayang.

"Bagaimana hidupmu? Kau tinggal dengan siapa selama ini? ayah sangat mengkhawatirkanmu" lirih ayah Lay bertanya pada putranya.

"Apa jika aku memberitahumu aku tinggal dengan siapa, kau akan berterimakasih pada orang itu?" tanya Lay memastikan. "Tentu saja aku akan berterimakasih pada orang itu nak" katanya pada putranya.

"Kalau begitu tunggu sebentar appa. Aku datang bersama orang yang sangat menyayangiku" balas Lay tersenyum pada ayahnya dan menjemput Luhan yang menunggu di luar.

"Ayo hyung" Lay menarik lengan Luhan "Tidak perlu lay" balas Luhan yang enggan bertengkar didalam sana. "Tidak apa hyung" Lay meyakinkan Luhan dan menariknya kedalam untuk bertemu dengan ayahnya.

"Appa, aku tinggal bersama Luhan hyung selama ini, dia sangat baik padaku" Lay membawa Luhan kehadapa ayahnya. Tuan Xi membelalak kaget melihat siapa yang dibawa putranya, dan seperti biasa dia hanya memberikan tatapan benci pada Luhan.

"Kenapa kau bersamanya? Apa kau tahu kenapa ayah bisa ada disini? Kenapa ibumu bisa meninggalkan kita" tanya ayah Lay yang tiba-tiba meradang. "Harusnya kau pergi ke panti asuhan saja daripada harus tinggal bersama dengan orang sepertinya" sindirnya pada Luhan.

"Appa" gumam Lay kecewa pada ayahnya yang tidak memegang janjinya

"Anak ini adalah pembawa sial di keluarga kita. Sudah berapa kali appa bilang jangan bertemu dengannya lagi" bentak tuan Xi pada Lay

"Appa cukup! Luhan hyung sudah sangat baik padaku dan ibu. Kenapa kau sangat membencinya?" tanya Lay penuh kekecewaan di suaranya. "Itu karena orang ini menghancurkan hidup kita. Aku sangat menyesal karena mengenalnya dalam hidupku" desis tuan Xi tajam pada Luhan. Luhan hanya bisa tertunduk sambil mengepalkan tangannya dia benar-benar menahan amarahnya sekarang.

"Apa kau tahu aku memaksa Luhan hyung untuk mengantarku kesini karena aku sangat merindukanmu. Tapi kau malah berkata sangat jahat pada Luhan hyung yang sudah sangat baik padaku. Kau sangat jahat appa. Aku kecewa padamu. syukurlah kau sehat, aku pergi" ujar Lay yang hampir terisak karena sangat malu pada ayahnya. Meninggalkan Luhan berdua dengan orang yang paling membencinya didunia ini

"Bagus! Sekarang putraku membenciku, dan itu semua karena kau" desis tuan Xi menatap Luhan seperti ingin membunuhnya.

"Benarkah karena diriku? Coba pikirkan baik-baik, sekarang kau yang kehilangan segalanya. Kau kehilangan hartamu, kau kehilangan istrimu dan sekarang kau kehilangan putramu. Aku tekankan padamu Lay akan tinggal bersamaku, aku akan melakukan apapun agar dia memilih tinggal bersamaku daripada bersama monster sepertimu" ujar Luhan tak kalah mendesis

"Aku ingin sekali membunuhmu anak tak tahu diuntung" kesal tuan Xi pada Luhan, "Pertama aku juga ingin membunuhmu jika ada kesempatan. Kedua, aku bukan anakmu jadi jangan sebut aku anak sial mu sialan" kesal Luhan mengepalkan tangannya.

"Cih, jadi kau sudah tahu kalau kau adalah anak dari si sialan itu" desis tuan Xi menghina Luhan.

Luhan terbawa emosi dan tanpa sadar mencengkram kerah orang yang dulu dia anggap ayahnya ini "Jangan pernah mengatakan hal yang menjijikan tentang ayahku dengan mulut kotormu" desis Luhan menghempaskan ayah Lay ke kursinya lagi.

"Aku bisa gila bicara denganmu. Aku pergi, dan ingat! Lay tanggung jawabku mulai sekarang" ujar Luhan dingin meninggalkan tuan Xi di ruangannya.

Luhan berlari mencari Lay dan bersyukur karena adiknya sudah berada di dalam mobil "Hey, kenapa menangis?" tanya Luhan menyadari Lay yang terisak saat ia masuk kedalam mobil

"Ayahku memang sangat jahat padamu. Maafkan dia hyung, aku mohon jangan membenciku karenanya" isak Lay takut Luhan membencinya.

"Ssstt.. jangan menangis hmmm.. bagaimana bisa aku membenci adikku sendiri" Luhan membawa Lay ke pelukannya dan mengusap lembut punggung adiknya."Jangan tinggalkan aku hyung" pinta Lay terisak di pelukan Luhan "Aku tidak akan meninggalkanmu Lay. Tidak akan pernah" gumam Luhan mengeratkan pelukannya pada Lay.

Luhan sendiri menjadi sedikit egois karena hanya Lay satu-satunya keluarga yang ia miliki. Ia tidak akan pernah membiarkan adiknya ini pergi jauh darinya. Dia yang akan bertanggung jawab pada hidup Lay, dia yang akan menjaga dan membuat Lay selalu bahagia. Hanya itu keinginannya sekarang.

"Apa kau sudah lebih baik?" tanya Luhan melepas pelukannya pada adiknya "Hmm..sudah lebih baik" balas Lay tersenyum menghapus air matanya.

"Kau mau pulang atau mau ke suatu tempat?" tanya Luhan "Aku mau bertemu kekasihku hyung, dia sudah kembali dari rumah neneknya dan sekarang sedang bekerja. Kau mau mengantarku kan?" tanya Lay penuh harap.

"Kebetulan sekali. Ayo kita pergi! aku ingin lihat kekasihmu dan memastikan dia orang yang baik" gemas Luhan karena dari tadi pagi Lay menyebut kekasihnya terus.

"Hyung, kau tidak boleh galak padanya. Aku akan kesal padamu" ancam Lay pada Luhan "A-araseo. Aku akan menahan diri" kekeh Luhan mengalah dan menjalankan mobilnya ke tempat kerja pacar adiknya.

..

..

..

"K-kau yakin ini tempatnya?" tanya Luhan terkejut saat sampai di tempat kerja kekasih Lay

"Hmm tentu saja. Aku sangat sering mengunjunginya dan membeli kopi kesukaanku didalam sana" balas Lay tak sabar bertemu dengan kekasihnya.

"Iya, tapi ini tempat kerjaku dulu. Bagaimana bisa kekasihmu didalam sana" gumam Luhan memijat kepalanya yang tak pusing karena Lay membawanya ke kafe Minho dan bersikeras mengatakan kalau kekasihnya bekerja disana.

"Yang bekerja disana kan hanya aku, Minho hyung, Xiumin dan Suho. Apa jangan-jangan kekasihnya adalah Minho hyung? Ah tidak mungkin…. Minho hyung kan tidak punya keluarga apalagi nenek" Semakin menganalisa Luhan semakin pusing.

"Hyung ayo turun" paksa Lay karena Luhan hanya diam saja "Lay aku mau tanya dulu. Apa pacarmu bernama Minho?" tanya Luhan karena penasaran "Aniya, pacarku itu tuan muda yang bekerja di kafe karena ingin hidup dengan hasil keringatnya sendiri. Aku sangat mencintai kekasihku hyung" ujar Lay berbinar merona

"Tuan muda? Siapa sih" gemas Luhan menebak-nebak

"Ah.. itu dia hyung" tunjuk Lay bersemangat melihat kekasihnya sedang membuang sampah diluar "Yang ma… SUHO!" pekik Luhan kaget karena tuan muda yang dimaksud adiknya adalah Suho si angelic face favorit para pelanggan di kafe Minho tersebut.

"Kau kenal Suhoku hyung?" tanya Lay yang juga terkejut karena Luhan memekik nama Suho "Sangat kenal" kekeh Luhan "Ayo temui dia" ujar Luhan bersiap keluar dari mobil sementara Lay sudah berlari ke arah Suho,

"Junmyeon hyungggg" teriak Lay berlari dan tiba-tiba memeluk Suho yang tampak terkejut karena kedatangan kekasihnya "Ya Tuhan sayang, kau baik-baik saja kan? Aku sangat khawatir" balas Suho memeriksa keadaan Lay dengan teliti "Aku baik hyung" Lay tersenyum menatap kekasihnya "Syukurlah" katanya mengecup kening Lay

EHEM!

Luhan berdeham menghentikan lovey dovey kedua sejoli ini. "Luhan?" tanya Suho bingung "Hay Junmyeon" sapa Luhan tersenyum kecut "Apa kau ingin bertemu dengan Minho hyung? Dia ada di dalam" Suho memberitahu Luhan.

"Ani" balas Luhan cepat "Lalu apa?" tanya Suho bingung karena Luhan menatapnya seram "Dia hyungku sayang" bisik Lay memberitahu Suho "MWO?" pekik Suho kaget dan Luhan hanya melambai ke arahnya seperti mengajak perang dunia dengan Suho.

"Luhan? Sudah lama sekali" Minho menghampiri Luhan yang berjalan di belakang Lay dan Suho saat memasuki kafe "Hyung kau apa kabar?" tanya Luhan memeluk erat Minho "Aku baik. Kau bagaimana?" tanya Minho "Aku juga baik hyung" balas Luhan tersenyum.

"Kau sedang mampir kesini?" tanya Minho pada Luhan "Aniya, aku ingin bicara pada mereka" Luhan menunjuk Suho dan Lay yang sudah duduk di meja

"Suho dan pacarnya? Ada apa?" tanya Minho bingung. "Kau kenal pacar Suho?" kekeh Luhan "Tentu saja, dia sangat sering kemari dan duduk dibangku itu untuk menunggu Suho selesai bekerja" balas Minho memberitahu

"Pacarnya itu adikku hyung" Luhan memberitahu Minho yang membelalak karena ucapan Luhan "Adik? Bagaimana bisa?" tanya Minho bingung "Ceritanya panjang hyung, aku bicara dulu dengan mereka" Luhan meninggalkan Minho dan berjalan kearah Lay dan Suho

"Jadi? Sudah berapa lama kalian berhubungan?" Luhan mengganggu percakapan sepasang kekasih ini

"Ayolah Lu, harusnya kau senang menemukan fakta kalau aku adalah calon adik iparmu. Apa perlu aku memanggilmu hyung" kekeh Suho membujuk Luhan

"Tadi Suho hyung sudah memberitahuku kalau kalian sudah mengenal lama. Aku senang mendengarnya" cengir Lay yang juga membujuk Luhan untuk merestui mereka.

"Hah… apa kau bahagia dengannya" tanya Luhan pada Lay melirik Suho

"Sangat hyung, Suho hyung itu segalanya untukku, sama sepertimu untukku sekarang" cengir Lay meyakinkan Luhan. "Yasudah aku setuju. Lagipula akan sangat menguntungkan mempunyai adik ipar seorang Tuan muda" kekeh Luhan matrealistis dan sedikit tak rela tapi tersenyum karena Lay tampak bahagia. "Gomawo hyung" girang Lay mencium pipi Luhan berterimakasih.

Tring!

Terdengar suara lonceng berbunyi tanda pintu kafe dibuka

"Selamat dat… ah kalian" Minho tidak jadi menyapa tamu karena yang datang adalah Sehun, Kai dan teman-teman mereka.

"Sayang kenapa kau ada disini, kalian sudah selesai menjenguk orang itu?" tanya Sehun mencium pipi Luhan dan duduk disampingnya.

"Kau cepat sekali datang kemari" kekeh Luhan bersandar dipelukan Sehun "Saat menerima pesanmu kau disini, dia langsung menarik Kai untuk mengantarnya kesini" kekeh Kyungsoo duduk di meja yang tak jauh dengan Luhan.

"Hey kalau kalian hanya ingin mengobrol sebaiknya cepat pergi" sindir Minho pada kerumunan yang tidak memesan minum.

"Kamjong dia siapa?" tanya Taemin yang ikut Kai datang kekafe Minho "Dia pemilik kafe" balas Kai menjawab Taemin yang memperhatikan Minho tak berkedip

"Kau kenapa?" Kai menyenggol bahu Taemin bertanya "Hari ini aku yang traktir kalian" gumam Taemin berjalan ke arah Minho dan sengaja memesan banyak agar bisa berlama-lama bicara dengan Minho "Apa dia sedang mendekati Minho?" kekeh Kai melihat tingkah Taemin "Semoga mereka cocok" gumam Luhan yang melihat Minho tampak menanggapi ocehan Taemin.

"Sehunnie" panggil Luhan "Ada apa sayang" balas Sehun mencium kening Luhan "Yang duduk didepanmu adalah calon iparmu. Kau kenal Suho kan?" tanya Luhan memperkenalkan Suho pada Sehun.

"Aku sudah menebaknya, mereka berdua saling merangkul dari awal saat aku masuk kekafe" kekeh Sehun "Aku juga menyadarinya" balas Kyungsoo tersenyum pada Suho dan Lay

"Nasibmu buruk punya kakak ipar segalak Luhan" sindir Kai menakuti Suho

"Kau ini! bisa tidak sehari saja tidak usil" gemas Kyungsoo mencubit pipi kekasihnya "Tidak bisa sayang" balas Kai meremas bokong Kyungsoo membuat Kyungsoo membelalak tak percaya "Pervert" sindir Kyungsoo tertawa dan Kai mencium bibirnya didepan semua pelanggan kafe membuat Suho dan Sehun menutup mata kekasihnya masing-masing.

"Lu, ayo kita pulang, aku ingin belajar" bisik Sehun "Belajar apa?" tanya Luhan mendongak ke arah Sehun "Management bisnis. Aku harus mendapatkan A. aku tidak sabar ingin bercinta denganmu" bisik Sehun membuat Luhan merona hebat.

"Araseo, aku akan membantumu" balas Luhan memeluk erat Sehunnya yang sangat tampan.

..

..

..

Keesokan harinya, Sehun tidak terlihat di kampus. Setelah ujian Management bisnis dia menghilang entah kemana. Membuat Luhan uring-uringan mencarinya karena Sehun juga tidak mengangkat telponnya dan membalas pesan Luhan.

"Sudahlah Lu jangan mondar-mandir seperti itu, nanti juga Sehun pulang" jengah Kai karena Luhan menghalangi acara kompetisi dance yang sedang ia tonton

Cklek!

Terdengar suara pintu terbuka, Luhan langsung berlari kesana berharap itu Sehunnya, dan ternyata benar Sehun yang datang tapi dengan wajah yang lesu. "Sehunnie kenapa?" Tanya Luhan menghampiri Sehun yang tampak muram.

"Tidak apa" balas Sehun lesu. "Jangan berbohong, aku tidak mau marah" Luhan mendekati Sehun dan memeluknya "B" ujar Sehun "Eh? B? Apa yang B?" Tanya Luhan kembali menatap Sehun. "Ini.. Kau lihat sendiri" Sehun memberikan selembar kertas jawaban pada Luhan "Aku tidak bisa dapat A, jadi aku akan mandi dan lekas tidur. Aku sudah makan malam, tidak usah membangunkan aku" balasnya meninggalkan Luhan yang masih melihat kertas ujian Sehun.

Luhan sedang melihat kertas jawaban Management Sehun, dan disana Professor Han hanya memberikan nilai B. Hey, untuk seorang Oh Sehun yang selalu mendapatkan D di management bisnis, ini merupakan kemajuan besar. Luhan malah menyesal memaksa Sehun untuk mendapatkan nilai A. Dia sangat bangga pada kekasihnya itu.

"Sehunnie hebat" gumam Luhan tersenyum dan berniat memberikan hadiah yang sudah ia janjikan pada Sehun hampir dua minggu yang lalu. Lagipula besok hari minggu jadi tidak apa kalau dirinya akan kesulitan berjalan besok.

"Si idiot itu kenapa?" Tanya Kai menyadari Sehun pulang dengan muram. "Kau yang idiot" kesal Luhan karena kekasihnya disebut idiot.

"Oia bilang pada Kyungsoo dan Lay, aku dan Sehun tidur lebih awal. Ada ada urusan dengan Sehun" cengir Luhan mantap meninggalkan Kai yang sudah tahu arti dari kalimat "urusan" ala Luhan.

"Aku juga akan memintanya pada babyku malam ini" gumam Kai berkobar tak mau kalah.

Cklek!

Luhan masuk kedalam kamar mereka tak lupa menguncinya dan mendapati Sehun sedang mengeringkan rambutnya "Sayang, biar aku bantu" Luhan meminta Sehun untuk menunduk, sementara dirinya mengeringkan rambut Sehun "Chukae Sehunnie" Luhan memberi ucapan selamat untuk Sehun. "Untuk apa?" Tanya Sehun "Nilaimu" cengir Luhan menangkup wajah sehun agar menatapnya.

"Hanya B" balas Sehun tak bersemangat "Itu sangat hebat sayang" katanya memberi semangat pada kekasihnya "Tetap saja B" gumam Sehun berulang "Aku tidur duluan ya" Sehun mengecup sekilas bibir Luhan dan berbaring di ranjang mereka, membuat Luhan terkekeh karena tahu benar apa yang membuat kekasihnya sangat tak bersemangat.

"Aku kekamar madi dulu Sehunna, kita tidur bersama" pinta Luhan memberitahu Sehun. Sehun hanya bergumam "Hmm" sambil berbaring tengkurap diranjangnya.

Di kamar mandi, Luhan mengganti bajunya, setelah menyemprotkan sedikit parfum ke lehernya, kemudian dia menatap wajahnya di cermin "Let's play Sehunnie" gumam Luhan yang entah kenapa menjadi sangat merona.

Dengan malu Luhan membuka pintu kamar mandinya.

Cklek!

Luhan mendengus sebal karena Sehun tidur dengan posisi tengkurap, tapi dia tidak kehabisan akal, dia selalu mempunyai cara untuk menarik perhatian Sehunnya.

"Sehunnie" panggil Luhan tapi hanya dibalas gumaman oleh Sehun "hmm" balas Sehun tanpa menoleh, Luhan mencibir karena Sehun bahkan tidak menoleh ke arahnya.

"Sehunnie..ahhhhhh" panggil Luhan dengan mendesah, membuat Sehun penasarah dan mau tak mau membalikan badannya. Sehun memekik kaget saat matanya bertemu Luhan,

"Lu, ke-kenapa kau berpakaian seperti itu" tanya Sehun yang merasa sangat beruntung bisa melihat tubuh polos Luhan dari kemeja kebesaran yang sangat transparan yang sengaja ia belikan untuk Luhan dan meminta Luhan memakainya jika mereka sedang melakukan adegan ranjang.

"Pakai apa? Oh ini.." Balas Luhan pura-pura polos "Aku ingin membuat kekasihku "panas" pasti sangat menyenangkan" seringai Luhan menatap lapar Sehun.

"M-mwo?" Tanya Sehun yang entah mengapa menjadi excited.

"Ah pahaku gatal" ujar Luhan yang sengaja menaikkan satu kakinya ke ranjang dan menggaruk paha dalamnya, memperlihatkan lubang kecil dan ketatnya yang ingin sekali Sehun bobol.

Glup!

Sehun menatap lapar lubang yang terpampang didepan matanya itu, ingin sekali Sehun menjilatnya, mengocoknya dengan jarinya dan yang paling ingin Sehun lakukan adalah menyenangkan "adiknya" yang sudah terangsang akibat pertunjukkan Luhan

"Sehunnie.. Lubangku gatal.. Kau bisa membantuku menggaruknya kan?" Pinta Luhan dengan sengaja menggoda kekasihnya

"Ba-bagaimana aku menggaruknya" tanya Sehun yang merasa Luhan membaca pikirannya.

"Seperti biasa sayang, kau hanya perlu menyodokan jarimu ke lubangku dengan tempo cepat sampai aku klimaks dan rasa gatalku hilang" bisik Luhan menggoda Sehun

"Kemarikan telunjukmu" pinta Luhan, Sehun pun memberikan telunjuknya dan Luhan dengan cepat mengulumnya agar telunjuk Sehun segera masuk kedalam hole nya.

"Ummhh jari Sehunnie manis" cengir Luhan kemudian duduk didepan Sehun dan membuka kedua kakinya lebar-lebar.

"Masukkan Sehunnie, lubangku sudah gatal, dia ingin segera dimanjakan" bisik Luhan memberi perintah. Sehun dengan senang hati pun langsung memasukkan jarinya ke lubang favoritnya ini

"Nghhhhh" lenguh Luhan mendongak saat Sehun langsung memasukkan ketiga jarinya. "Lihat Lu, lubangmu memakan tiga jariku" bisik Sehun menjilat telinga Luhan "Ah benar! Pasti lubangku sangat kelaparan sayang. Lihat dia sangat rakus hmphhhh" desah Luhan melihat ke arah selangkanannya namun Sehun langsung menghentakan dengan kencang mencari prostatnya.

"Kenapa kau jadi nakal seperti ini? Apa kau kasihan padaku? Harusnya aku tidak dapat jatah karena hanya mendapat B" tanya Sehun yang ucapan dan kegiatannya sangat berbeda, di ucapannya dia terdengar kecewa, tetapi jarinya begitu bersemangat keluar masuk lubang Luhan.

"Hmmh.. Aku tidak kecewa sayang.. Aku bang-hmphh-ga padamu" racau Luhan karena jari Sehun begitu pintar memanjakannya.

"Jadi apa kau mau bilang aku mendapatkan jatahku?" Tanya Sehun penuh harap.

"Aku milikmu semalaman sayang" bisik Luhan menarik tengkuk Sehun dan mencium bibirnya karena permainan Sehun dibagian bawahnya sangat nikmat.

"Disitu!" Pekik Luhan melepas ciumannya saat Sehun menemukan sweet spotnya "Araseo... Mari kita hentak keras bagian itu" seringai Sehun yang menciumi leher Luhan penuh nafsu.

"Sehunnieee..." Pekik Luhan tertahan karena Sehun menghantamnya tepat di bagian yang membuatnya sangat kenikmatan,

"Sebentar sayang, aku akan membuatmu klimaks" bisik Sehun yang kini menggunakan jari tengahnya untuk mengobrak abrik lubang Luhan. "Kau pasti klimaks setelah ini" bisik Sehun mengeluarkan jari tengahnya dan menghentakannya dengan keras ke lubang Luhan.

"Ahhhhhhhh" Luhan melengkungkan badannya saat mencapai klimaksnya. "Kau hebat sayang" puji Luhan terengah.

"Kalau begitu akan aku tunjukkan kehebatanku yang lainnya semalaman ini" bisik Sehun membuat Luhan tersenyum ragu bisa melayani kekasihnya yang bernafsu ini.

..

..

..

Malam semakin larut dan dingin nya udara semakin menusuk namun hal itu diabaikan oleh sepasang kekasih yang tengah bercinta dikamar mereka. Sudah hampir empat jam mereka bergumul, tapi belum ada tanda-tanda bahwa kegiatan panas itu akan berhenti.

"aaahh….aaaaahhhhhhhh~~~" desah Luhan mencapai klimaks lagi, dia memeluk erat tubuh Sehun yang terus saja menggenjotnya meski saat ini dia telah klimaks.

Kasur yang tadinya rapi dan bersih kini menjadi sangat kotor. Luhan meremas punggung Sehun yang memeluknya, dia juga mengigit pundak Sehun, karena tak kuat menahan kenikmatan yang sejak empat jam yang lalu dirasakannya hingga sekarang.

Sehun terus menggenjot hole Luhan tanpa henti dia juga mengerayaingi leher mulus kekasihnya itu dengan berbagai kissmark yang dia buat dilehernya.

"Oouuhh…masih sempiitt….aahh…aahh…aahh…"desah Sehun sambil melihat kebawah kearah selangkangan Luhan.

"Aaahh…aahh…nnggg…aaahh…"Luhan juga mendesah karena kembali terangsang oleh genjotan Sehun.

Pergumulan yang memanas itu terus masih berlanjut, entah berapa ronde yang telah mereka habiskan bersama. Luhan sudah mengalami klimaks berkali-kali. Sedangkan Sehun baru tiga kali.

Sehun menusuk juniornya lebih dalam dan menyentuh titik prostat Luhan. Dia menambah kecepatan genjotannya membuat tubuh Luhan ikut bergerak naik turun dan membuat Luhan kembali mencapai klimaksnya lagi.

"AAAHHHHHHHHHHH~~~~~" Luhan melenguh nikmat.

Sehun melihat bibir seksi Luhan terbuka lebar langsung menyambarnya menciumnya brutal. Melahap semua bibir Luhan masuk kedalam mulutnya mengisap lidah Luhan sambil tangannya memainkan nipple Luhan yang telah bengkak dan agak sedikit bewarna pink.

"Hhmmmpphh..nngg….haahhmmmppphhh…."desah Luhan sambil menjambak rambut Sehun dan memutar-mutar pinggangnya membuat junior Sehun yang masih didalam holenya kembali berdiri tegang didalam sana.

Sehun melepaskan ciumannya dan malah mendesah. Luhan menggoyangkan pinggulnya keatas dan kebawah menyodokkan holenya sendiri ke junior Sehun, Sehun membalikkan posisi karena ini terlalu nikmat.

Luhan kini berada diatas Sehun, dia menggerakkan pinggulnya memutar mengoda junior Sehun terang saja Sehun mendesah hebat. Luhan menekan pantatnya lebih dalam sehingga junior Sehun menyentuh titik sweetnya , Luhan bergidik tak kalah merasakan kenikmatan yang tiada tara. Sehun memegang pinggul Luhan dan mulai menyuruh Luhan untuk bergerak.

"Bergeraklah sayang…jangan menggodaku Lu" kata Sehun yang tampak tak tahan dengan rangsangan hole Luhan yang begitu sempit meski hampir setiap hari dia masuki.

Luhan menurut permintaan Sehun dia mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Desahan keluar dari mulut mereka bersamaan begitu nikmat itu yang mereka rasakan. Luhan tampak kelelahan dia berhenti bergerak, Sehun tidak peduli dia menyuruh Luhan berjongkok diatas tubuhnya dan Luhan kembali menuruti kemauan Sehun.

Sehun menyeringai dan mulai menyodok hole Luhan lagi. Luhan mendongkkan kepalanya keatas sambil memejamkan matanya. Kedua tangannya bertumpu dibelakang di paha Sehun.

"Aaaahh…aahh…aahhh…ooouuhh…nice….aaahh…aaahh…." desah Luhan kenikmatan

"oouuhhh yeaaahh…..ini nikmat….Lu…ini nikmat sayang…aahh…oouhh…aahh…" desah Sehun sambil terus mengenjot hole Luhan bertubi-tubi tanpa ampun. Membuat hole Luhan tekoyak-koyak oleh kenikmatan yang diberikan oleh Sehun.

"Sehunnie..aku akan da..hmppphh..tang" Luhan mencengkram paha Sehun karena tak tahan dengan sodokan Sehun yang begitu tepat mengenai prostatnya. "Bersa…..Nghhhhhhhh" Sehun memejamkan matanya erat saat ia menyemburkan cairan cintanya kedalam lubang Luhan. Begitu pula Luhan yang mencengkram erat paha Sehun karena sedang menikmati klimaksnya.

BRAK!

Luhan terjatuh di atas Sehun saat mereka sama-sama selesai menikmati klimaksnya. Luhan bersandar di pelukan Sehun dengan posisi junior Sehun yang masih tertancap sempurna di holenya "Apa aku sudah boleh tidur sekarang?" tanya Luhan penuh harap "Belum Lu, nanti dulu sayang" bisik Sehun tak mengijinkan Luhan tidur.

Setelah dirasa cukup beristirahat, Sehun mengeluarkan juniornya dari lubang Luhan membuat Luhan mendesah kehilangan. Setelah itu ia menidurkan Luhan dengan arah membelakanginya, Sehun menahan satu kaki Luhan dengan kakinya agar Luhan mengangkang kemudian ia melakukan penetrasi ke hole Luhan dari belakang dan dalam sekali hentakan Sehun kembali memasukkan juniornya ke lubang Luhan.

"Sshhhhh" erang Luhan tertahan, sebenarnya dia sudah sangat lelah, tapi setiap Sehun melakukan penetrasi dia kembali terangsang dan berkahir dengan mendesahkan nama Sehun

"Sekali lagi lalu kau boleh tidur" bisik Sehun yang mulai menggenjot Luhan dari belakang dan mengocok kasar junior Luhan, membuat Luhan mencari pelampiasan rasa nikmatnya ini. Luhan sedikit menoleh ke belakang untuk mencari bibir Sehun. Sehun yang mengerti pun sedikit mempermudah Luhan agar menghadap ke arahnya dan mencium Luhan dengan kasar dan brutal. Sehun semakin semangat menggenjot Luhan saat Luhan meremas tengkuknya kasar, hal itu benar-benar membangkitkan libido seorang Oh Sehun.

"Hmpphh..aaahh..ouhhhhhhh..Sehunnie,,nikmathhmpphh" racau Luhan yang ikut menggerakan pinggulnya agar saat Sehun menghentakan juniornya akan terasa lebih nikmat karena terasa lebih keras.

"Sempithh Lu… Lubangmu memakan semua juniorku.. sangat nikmat..ahhhhh" Sehun juga semakin menghentakan juniornya kedalam Luhan dengan kasar agar masuk lebih dalam

"AH! Disitu!" pekik Luhan mencengkram lengan Sehun yang sedang mengocok juniornya "Sehunnie..hmphhh..aaah" desah Luhan semakin mencengkram erat lengan Sehun. Dia benar-benar tak kuasa menahan hasrat yang begitu nikmat karena percintaannya yang panas dengan Sehun. "Sehun!" pekik Luhan dan tak lama

"Ahhh..nghhhhhh~" Luhan kembali mencapai klimaksnya entah untuk yang keberapa kalinya, dengan tangan Sehun yang terus mengocok juniornya pelan agar mengeluarkan semua cairan cinta nan nikmat miliknya. Sementara Luhan sedang menikmati klimaksnya dibelakangnya Sehun terus menggenjot meminta lebih, karena juniornya terasa dihimpit ketat saat Luhan mencapai klimaksnya.

"Ouhh…aku bisa gila Lu…kau sangat nikmathmphhh..ahhh" Sehun meracau dan dengan satu hentakan keras yang terakhir, dia datang menjemput klimaksnya "Nghhhhh…..ahhhhh~" lenguh Sehun yang akhirnya mendapatkan klimaksnya. Dia bersandar di pundak Luhan mematikan semua cairannya tumpah dengan pas di lubang favoritnya,

"Banyak sekali yang keluar sayang" goda Luhan merasakan lubangnya tak mampu menahan derasnya klimaks Sehun yang begitu banyak "Itu tandanya kau sukses melayaniku sayang, terimakasih. Aku sangat puas dan aku mencintaimu" bisik Sehun masih bersandar di pundak Luhan yang berada didepannya.

"Aku juga mencintaimu sayang. Jadi apakah aku boleh tidur?" tanya Luhan penuh harap "Tentu saja. Tidurlah sayang" bisik Sehun yang tak mau mengeluarkan juniornya.

"Aku tidak nyaman tidur dengan posisi seperti ini" rajuk Luhan "Benarkah? Ah.. kalau begitu one more round" seringai Sehun yang mulai menggerak-gerakan juniornya lagi di lubang Luhan, membuat Luhan membelalakan matanya takut.

"Sehun Andw….aahhhh..hhmpphh" Luhan tak bisa memberontak lagi karena nyatanya Sehun berhasil menemukan prostatnya dengan cepat membuat Luhan mau tak mau menutup matanya erat menikmati genjotan kekasihnya yang semakin malam semakin brutal dan memabukkan, jangan lupakan tangan Sehun yang kembali mengocok junior Luhan cepat dan bibirnya yang mengecupi leher Luhan, menggigit, menjilat dan menghisap kuat meninggalkan tanda yang semua orang tahu kalau itu adalah milik Sehun.

Luhan ingin sekali marah pada Sehun karena kaki dan bokongnya sudah keram, tapi bukankah dia yang membuat perjanjian? Jadi Luhan hanya bisa menikmati Sehun yang menagih janjinya "semalaman" penuh.

..

..

..

Keesokan paginya Luhan benar-benar tidak punya tenaga untuk bangun dari tempat tidurnya, semua tubuhnya terasa nyeri dan mati rasa terutama bagian bawahnya, dia baru diperbolehkan benar-benar beristirahat jam empat dinihari tadi oleh Sehun. Hal itu membuat Luhan kapok untuk menjanjikan yang tidak-tidak pada kekasihnya. Berbeda dengan Luhan yang sangat kelelahan dan kehabisan tenaga, Sehun tampak sangat segar karena sudah mencharge dirinya semalaman.

"Mana Luhan?" tanya Kyungsoo karena Sehun hanya turun sendirian untuk sarapan "Kekasihku masih tidur. Kami akan sarapan dikamar kami" cengir Sehun penuh kebahagiaan

"Wajah idiot ini tampaknya sedang bahagia. Pasti kau mengerjai Luhan semalaman" cibir Kai yang merasa iri karena semalam hanya mendapat satu ronde dari Kyungsoo.

"Makanya kau harus membuat dirinya berjanji padamu, setelah itu kau memilikinya semalaman. Rasanya mengeluarkan cairan cinta kita di lubang favorit kita berkali-kali sangat menyenangkan asal kau tahu" bisik Sehun frontal pada Kai

"Yak! Kau benar-benar mesum!" gerutu Kai yang kini sedang mencari cara agar Kyungsoo mau melayaninya semalaman. "Aku akan membantumu tenang saja" bisik Sehun berbagi "Tidak perlu aku bisa sendiri" kekeh Kai percaya diri.

"Yasudah kalau tidak mau. Aku mau sarapan dengan kekasihku dikamar, kalian jangan ganggu kami, kau juga jangan ganggu hyung mu Lay" Sehun memberitahu ketiganya yang sedang menebak tampang Luhan yang pasti sangat berantakan.

Cklek!

Terdengar suara pintu kamar terbuka, Sehun yang tampak bersemangat masuk kedalam kamar sambil membawakan sarapan untuk Luhan "Sayang, ayo bangun sebentar. Kita sarapan" bisik Sehun menciumi bibir Luhan berkali-kali "Nanti saja Sehunnie, aku mengantuk" gumam Luhan yang menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya "Tidak boleh nanti! Ayo kita makan sekarang" paksa Sehun menarik selimut Luhan menampilkan tubuh polos Luhan yang seksi

Luhan tidak punya pilihan lain, akhirnya dia membuka matanya dan bersender di kepala tempat tidurnya "Luhannie seksi sekali. Lihat bekas dilehermu, sangat indah" puji Sehun menjilat bekas kissmarknya di leher dan dada Luhan, membuat Luhan mati-matian menahan desahannya karena tidak mau membangkitkan libido kekasihnya.

"Sehunnie aku lengket belum mandi, berhenti menjilatiku" protes Luhan lucu "Araseo.. aku tidak menjilatimu lagi. Aku suapi nasi goreng Kyungie hmm" cengir Sehun dibuar sok polos.

"Ambilkan kaosku dulu, aku tidak mau kau tiba-tiba menyerangku saat aku sedang makan" Luhan mengantisipasi segala kemungkinan mengingat Sehunnya sangat kuat jika menyangkut ranjang "Ini pakai kaosku saja" Sehun memberikan kaos kebesarannya dan tanpa protes Luhan memakainya.

Setelah selesai memakai kaos kebesaran Sehun, Luhan berusaha bangun dari tidurnya dan kembali terduduk karena kakinya masih sangat lemas "Kau mau kemana hmmm" tanya Sehun yang sedikit merasa bersalah "Aku mau duduk di sofa" balas Luhan frustasi karena kakinya sangat lemas "Araseo..duduk disofa" Sehun menggendong Luhan dan membawa Luhan ke pangkuannya.

"Aku tidak mau dipangku, nanti kau diam-diam memasukkan adikmu" protes Luhan karena bagian bawahnya tidak memakai apapun, membuat Sehun bebas melakukan apa saja jika dia lengah "Hey, aku ini pengertian, kenapa takut sekali. Lagipula sesakit apapun lubangmu kau tetap mendesah namaku kan" goda Sehun mencium bibir Luhan sekilas.

"Bilang aaaa" Sehun mulai menyuapi Luhan yang terus cemberut. "Ammm" Luhan membuka mulutnya dan mengunyah masakan Kyungsoo "Enak?" tanya Sehun memperhatikan Luhan mengunyah "Sangat.. Aku sangat lapar dan makanan Kyungie sangat enak" puji Luhan melonjak di pangkuan Sehun

"Ssshhhh" erang Sehun karena Luhan terlalu bersemangat melonjak di pangkuannya "Ah mian. Aku tidak bermaksud menggodamu Sehunnie" rengek Luhan yang was-was kalau Sehun akan langsung menyerangnya.

"Lu-han-nie" Sehun menggertakan giginya di setiap kalimatnya tanda kalau dia tidak suka jika diminta untuk menahan hasratnya. "Sehunnie berhenti bicara dengan nada menakutkan" protes Luhan menatap Sehun takut. Sehun tidak menjawab hanya menatap tajam Luhan yang dituduh menggodanya karena melonjak-lonjak di pangkuan Sehun.

"Araseo. Aku kalah. Cepat masukkan adikmu aku siap" ujar Luhan yang sudah pasrah dan sedikit mengangkangkan kakinya agar Sehun mudah memasukkan juniornya kedalam holenya,

"Ayo cepat masukkan. Aku sudah siap" kesal Luhan karena Sehun hanya diam menatapnya. Luhan yang gemas bahkan sudah mencari-cari zipper Sehun karena Sehun hanya diam menatapnya dengan tatapan sulit diartikan. "Nghhh" Sehun kembali mendesah saat tangan Luhan menggenggam juniornya. Luhan semakin ngeri mendengar desahan Sehun yang sudah terangsang, Luhan sudah akan mengeluarkan junior berukuran besar itu, tapi tangan Sehun menghalaunya.

"Wae? Aku bilang kan aku sudah pasrah" kesal Luhan yang entah kenapa ikut terangsang.

"HAHAHAHAHAHAA" entah kenapa Sehun malah tertawa membuat Luhan semakin jengkel

"Kenapa malah tertawa sih?" Luhan bertanya cepat "Kau pikir aku mau menggenjotmu lagi hmm.. aku bukan kekasih yang haus seks rusa jelek" gemas Sehun masih tertawa sambil mencubit gemas pipi Luhan.

"Tapi tadi kau mendesis" balas Luhan cemberut "Aku hanya menggodamu dan kau dengan sangat baik mengalah dan menyerahkan dirimu. Whoaa aku akan sering mendesis agar kau melayaniku jika seperti itu" kekeh Sehun mencium bibir Luhan

Grep!

Luhan memeluk Sehun dan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Sehun "Kenapa sayang" tanya Sehun yang tahu kalau rusanya sedang salah tingkah "Aku malu" gerutu Luhan yang menyangka Sehun ingin bercinta dengannya lagi. "Tidak usah malu, kau memang akan terus melayaniku se-tiap ha-ri" bisik Sehun berpura-pura mendesis menggoda Luhan.

"Hmmh aku mau" balas Luhan malu mengeratkan pelukannya pada leher Sehun. "Aigoo luluku sangat baik. Aku benar-benar mencintaimu" ujar Sehun bersemangat "Aku juga sangat mencintaimu" balas Luhan di pelukan Sehun "Cium aku kalau begitu" pinta Sehun

Luhan dengan tak rela melepas pelukannya pada Sehun kemudian tersenyum menatap lekat wajah kekasihnya yang begitu tampan. Perlahan ia menarik tengkuk Sehun kemudian menyatukan bibir mereka dengan lembut. Luhan awalnya masih mencium merasakan bibir yang begitu sangat dan terus ia rindukan jika tidak mengecupnya seharian. Kemudian dia perlahan menggerakan bibirnya, melumat bibir Sehun perlahan. Sehun pun hanya diam menerima kecupan dan ciuman hangat dari kekasihnya yang cantiknya melebihi Miranda Kerr ini.

Luhan melumat bibir Sehun dan terus memperdalam ciumannya pada Sehun. Sehun merasa senang melihat respon Luhan yang sangat agresif ini. Tak mau melewatkan kesempatan Sehun yang awalnya hanya ingin diam menikmati ciuman lembut sang kekasih pun akhirnya mulai membalas ciuman Luhan dan mulai memejamkan matanya tangan Sehun membelai lembut rambut Luhan sedangkan Luhan meremas rambut Sehun penuh gairah.

Sehun menggigit bibir bawah Luhan dan Luhan melenguh membuka mulutnya, tanpa pikir panjang Sehun menelusupkan Lidahnya masuk ke rongga mulut Luhan dan mulai berperang lidah dengan Luhan. Sehun yang entah seak kapan sudah mulai mendominasi permainan ciuman panas mereka. Mereka saling bertukar saliva dan berakhir pada hisapan kuat Sehun pada bibir Luhan sampai mereka melepaskan ciuman mereka dan saling mengatur nafas masing-masing.

"Aku mencintaimu" ujar Luhan merona kembali memeluk leher Sehun "Aku sangat mencintaimu" balas Sehun mengeratkan pelukan Luhan yang sedang memeluknya erat ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

Satu tahun kemudian...

Hari berlalu dengan cepatnya untuk seorang Xi Luhan, setelah banyak kesulitan dan penderitaan yang dia alami, kini hanya kebahagiaan yang ia rasakan setahun belakangan ini. Bukan hanya karena hari ini dia wisuda lebih cepat dari seharusnya, tapi juga karena Sehun yang semakin mencintainya dan selalu bersamanya di masa sulitnya hingga akhirnya Luhan dinyatakan lulus dari sekolah mereka sekarang, setelah ini dia ingin membangun hidupnya dari awal, bekerja, membantu Sehun agar cepat menyusulnya wisuda, membantu adiknya yang akan segera masuk ke universitas dan akan hidup bersama dengan semua orang yang selalu mencintainya. Jangan lupakan kehadiran Lay yang selalu membuat Luhan tersenyum juga Kai dan Kyungsoo kedua sahabat yang paling ia cintai yang selalu mengisi hari-hari Luhan membuatnya sangat bahagia.

Pagi ini semua sudah berkumpul di aula Seoul University Nasional, untuk pembacaan surat kelulusan bagi para mahasiswanya serta pemberian penghargaan pada mahasiswa terbaik yang tahun ini didapatkan oleh Luhan. Luhan lulus dengan waktu yang lebih cepat cepat dan mendapatkan nilai perfect all kill membuat siapa saja yang mengetahuinya akan mendecak kagum dan bangga pada sosok yang cantiknya melebihi seorang wanita ini.

Semua kerabat Luhan tampak hadir untuk memebrikan selamat pada Luhan. Lay juga datang bersama Suho diikuti Kai dan Kyungsoo serta tuan dan nyonya Oh yang sudah duduk manis didepan bangku wali mahasiswa yang mewakili Luhan. Bahkan kedua hyung Sehun juga sudah duduk manis bersama istri mereka, tapi sang kekasih malah belum menunjukkan tanda-tanda kehadirannya membuat si pemilik mata rusa ini terus menggerutu kesal

"Kai, mana Sehun? Dia tidak hadir di pidatoku?" Kesal Luhan karena kekasihnya sampai sekarang belum datang juga "Entahlah Lu, kau tahu kekasihmu kan? Dia sangat lambat" cibir Kai sebal pada Sehun.

"Kita beri selamat untuk lulusan termuda di tahun ini dengan nilai sempurna di semua mata pelajaran dan menjadikannya lulusan terbaik tahun ini. Kita sambut, Xi Luhan" MC memanggil Luhan dan mau tak mau Luhan maju untuk memberikan pidato penghargaannya tanpa kehadiran Sehun yang entah sedang ada dimana.

"Terimakasih atas kesempatan dan ucapan selamat yang diberikan kepada saya hari ini. Saya tidak akan pernah bisa sampai disini tanpa adanya dukungan dan cinta yang diberikan untuk saya. Terimakasih terdalam saya ucapkan kepada Tuan dan Nyonya Oh yang selalu berperan sebagai orang tua saya dan selalu memberikan cinta mereka yang begitu tulus kepada saya, Teman-teman terdekat saya Kai dan Kyungsoo yang selalu mendukung dan selalu bersama saya tanpa pernah merasa malu karena identitas saya" ujar Luhan tersenyum menatap Kangin dan Heechul serta Kai dan Kyungsoo

"Kepada adik saya Lay, yang selalu berusaha untuk menjadi seperti diri saya sehingga membuat saya terus berusaha untuk menjadi seseorang yang lebih baik" Luhan menatap Lay yang tersenyum bangga padanya.

"Serta untuk kekasih bodoh saya yang entah sedang berada dimana, karena sampai sekarang saya belum melihatnya. Tapi dia adalah alasan dan kunci kesuksesan terbesar saya, dia sangat perhatian dan sabar dan saya sangat mencintainya" ujar Luhan merona diiringi tepukan iri dan tawa renyah dari peserta wisuda dan keluarga mereka.

"Sekali lagi terimakasih untuk semua yang telah mendukung saya, teman-teman saya, Professor yang memberikan ilmunya pada saya dan untuk cinta yang saya terima dari kalian semua. Terimakasih banyak dan sukses untuk kita semua" Luhan mengakhiri pidatonya diiringi dengan tepukan meriah dari semua peserta dan keluarga yang datang. Tapi tepukan paling keras terdengar dari pojokan belakang dengan sorakan yang membuat siapa saja tertawa mendengarnya.

"Woohooooo.. Xi Luhan adalah yang terbaik… dia kekasihku yang cantik… wohooo.. selamat sayang" Luhan membelalakan matanya karena malu dan terkejut melihat tampang Sehun yang begitu berantakan karena keringat.

Semua peserta wisuda yang hadir tertawa mendengar sorakan Sehun yang terdengar sangat bersemangat, membuat seluruh keluarga Oh dengan tiba-tiba tidak mau mengakui kalau yang sedang berteriak itu adalah keluarganya.

"Bocah gila" cibir Kai menutupi wajahnya karena malu "Dia salah minum obat sepertinya" kekeh Kyungsoo yang bersandar dipelukan Kai dan juga menyembunyikan wajahnya karena malu.

"Sehunnie.. kau darimana sih?" kesal Luhan berlari menghampiri Sehun "Aku bangun terlambat Lu, maafkan aku ya. Ini untukmu, selamat ya sayang." Sehun memberikan sebuket bunga untuk Luhan, Luhan menerimanya dengan senang "Gomawo" ujar Luhan yang tak mempermasalahkan keterlambatan Sehun.

"Aku berlari kesini karena didepan sangat macet. Aku benar-benar minta maaf sayang" lirih Sehun karena merasa Luhan kecewa padanya.

GREP!

"Kau sudah disini sayang, aku tidak marah. Gomawo untuk usaha, untuk bunga dan untuk kedatanganmu. Aku mencintaimu" balas Luhan memeluk erat kekasihnya ini

"Selamat sayang, terimakasih kau tidak marah. Aku juga mencintaimu" balas Sehun tersenyum memeluk Luhan dengan eratnya.

"Ayo kita duduk, sebentar lagi namaku dipanggil" Luhan menarik Sehun untuk mengikuti keseluruhan acara wisudanya lalu kemudian berfoto bersama untuk kenang-kenangan yang tidak akan terjadi dua kali ini.

..

..

..

Malam harinya keluarga besar Oh kembali mengadakan makan malam bersama untuk merayakan kelulusan Luhan yang sudah dianggap menjadi bagian keluarga mereka karena si putra bungsu sudah berkoar-koar akan akan langsung menikahi Luhan setelah dia lulus, membuat Siwon mengerut kepalanya pusing karena tidak mau didului oleh adiknya yang dingin tanpa ekspresi itu. Sementara Kangin hanya terus mengatakan jika ingin menikahi Luhan setelah lulus, Sehun harus mendapatkan nilai memuaskan dihari kelulusannya, membuat si putra bungsu mendelik sebal pada ayahnya.

Luhan yang mengetahui Sehun sedang digoda merangkul lengan kekasihnya dengan mesra "Jangan cemberut seperti itu, aku akan membuatmu mendapatkan nilai sempurna dan kita akan menikah" cengir Luhan membawa Sehun ke meja makan.

"Kalaupun nilaiku tidak sempurna kau tetap harus dan hanya boleh menikahiku" protes Sehun

"Araseo sayangku. Aku milikmu hanya milikmu" balas Luhan mencium pipi Sehun sekilas menyetujui ucapan kekasihnya.

"Luhan berhenti mengurusi anak manja itu. Selamat untuk kelulusanmu" Yunho dan Jaejoong menghampiri Luhan dan memeluknya "Gomawo hyung" balas Luhan memeluk Yunho dan Jaejoong yang sedang menggendong Yoonbin anak mereka.

"Yoonbina,, ucapkan selamat untuk ahjussi" pinta Luhan pada anak satu tahun itu yang belum mengerti apa-apa. Yoonbin hanya memegang sayang wajah Luhan membuat Luhan gemas dan menciumi pipi Yoonbin.

"Ayo kita semua makan" Hecchul menginterupsi acara pemberian selamat Luhan dan meminta semua anaknya untuk makan terlebih dulu.

Semua mengangguk setuju dan mulai makanan mereka masing-masing dengan senyum bahagia dan bersyukur di wajah masing-masing.

"Lu, adikmu kembali ke asrama?" Tanya Siwon di sela makan mereka "umhh hyung, dia akan menghadapi ujian negara dan ujian masuk universitas, jadi dia harus fokus belajar" balas Luhan tersenyum.

"Dia pasti secerdas dirimu" tebak Kibum memuji "ani, dia lebih jenius dariku" gumam Luhan bangga melihat prestasi yang didapatkan adiknya.

"Aku akui kalian semua sangat bertalenta" Jaejoong ikut memuji Luhan dan adiknya yang sudah dianggap keluarga juga oleh keluarga Oh.

"Anak kami juga akan secerdas Luhan nantinya" cengir Sehun berandai-andai dengan bangga.

Pletak!

"Ish kenapa sih?" Geram Sehun pada Kai yang memukul kepalanya.

"Luhan dan otak jeniusnya tidak boleh berakhir menjadi ibu rumah tangga yang mengurusimu dan anak-anakmu, kemampuannya pasti dibutuhkan dan dapat membuatnya menjadi direktur tiga perusahaan" kini Kyungsoo yang bertuah panjang lebar.

"Setuju!" Semua suara mendukung ucapan Kyungsoo

"Ani, tidak masalah untukku jika hanya harus menunggu Sehun dirumah dan mengurusi anak-anak kami" gumam Luhan merona memeluk pinggang Sehun erat.

"Kita sudah tahu siapa yang menang kan?" Sindir Sehun mencium kening Luhan dan menyindir semua keluarganya yang mengejeknya karena Luhan akan selalu dan pasti hanya akan memilih dirinya menjadi prioritas, sama seperti sehun yang menjadikan Luhannya sebagai prioritas.

"Ayolah" geram semua suara mendesah sebal pada Luhan, namun tak lama desahan mereka menjadi tawa yang terbahak karena Luhan melotot ke arah mereka, dibanding seram Luhan terlihat seperti boneka barbie yang sangat cantik.

"Abaikan mereka sayang, aku tidak tertawa" gumam Sehun mati-matian agar tidak tertawa dan membuat kekasihnya kesal. Sementara Luhan hanya terus memeluk Sehun menyembunyikan wajahnya yang merona karena sedang diledek oleh seluruh anggota keluarga Sehun dan teman-temannya.

Tok! Tok!

"Apa kami boleh masuk?" Tanya Kyungsoo mengetuk pintu kamar Sehun "Masuk saja Kyung" Luhan yang menjawab dan tak lama terdengar suara pintu kamar Sehun terbuka

"Kalian tidak berniat bercinta kan?" Tanya Kai frontal melihat Luhan sedang memeluk Sehun yang tanpa busana.

"Kami bahkan berniat membuat anak, tapi kalian mengganggu" sindir Sehun pada Kai. "Sehunnie" pekik Luhan kesal. "Wae?" Tanya Sehun tak terima.

"Kyungie itu apa?" Tanya Luhan berlari menghampiri Kyungsoo dengan belanjaan ditangannya.

"Ini soda dan snack. Kita harus merayakan kelulusanmu kan?" Cengir Kyungsoo membuka pintu balkon kamar Sehun meninggalkan kedua orang bodoh didalam sana yang masih saling mendelik.

"Cherrs Lu" Kyungsoo mengangkat sodanya dan meminta Luhan untuk menempelkan kaleng soda mereka.

"Cheerss" balas Luhan menempelkan kaleng sodanya dan segera meminum sodanya. Mereka berdua tertawa karena tersedak sodanya masing-masing

"Sekali lagi selamat ya Lu" Kyungsoo memeluk sahabatnya erat memberikan selamat pada Luhan "Gomawo Kyung" gumam Luhan tersenyum mencium pipi sahabatnya.

"Hah... Aku tidak heran kalau besok kau dan Sehun akan menikah duluan" cengir Kyungsoo iri pada Luhan.

"Aniya, tidak akan secepat itu juga Kyung" kekeh Luhan

"Lalu apa rencanamu setelah ini?" Tanya Kyungsoo bersandar di balkon kamar Sehun dan melihat pemandangan halaman belakang rumahnya.

"Entahlah.. Semua mengambang di otakku. Aku seperti tidak punya arah mau kemana" lirih Luhan yang memang bingung setelah kelulusannya.

Sehun dan Kai tiba-tiba bergabung dengan mereka dan memakaikan selimut pada masing-masing kekasih mereka "Kalian sedang membicarakan apa?" Tanya Sehun memeluk Luhan dan merapatkan selimutnya agar kekasihnya tidak kedinginan.

"Bukan membicarakan aku yang tampan ini kan?" Tebak Kai asal mencium bibir Kyungsoo "Kami membicarakan akan menikah dengan siapa nantinya" balas Kyungsoo mengeratkan pelukan Kai.

"Denganku tentu saja" balas Sehun dan Kai cepat pada Luhan dan Kyungsoo membuat kekasih mereka terkekeh karena gampang sekali menggoda keduanya.

"Eh ini apa?" Tanya Luhan bingung karena Sehun menyematkan cincin di tangan kiri jari manisnya.

"Aku terlambat ke wisudamu karena ini. Aku lupa meletakannya dan ternyata ada di laci rumahku" kekeh Sehun mengingat sudah mengobrak abrik kamar di rumah mereka.

"Lalu ini apa? Kau sudah terlalu banyak memberiku barang Sehunna" balas Luhan menatap senang pada cincin perak yang begitu cantik di jari manisnya ini.

"Anggap saja aku sedang melamarmu. Menikahlah denganku nanti saat aku sudah menjadi pria yang bisa bertanggung jawab untuk hidupmu" bisik Sehun membuat Luhan terdiam kehabisan kata untuk membalas ucapan Sehun yang sangat membuatnya berdebar.

"Kau mau kan?" tanya Sehun mengeratkan pelukannya pada Sehun.

Luhan dengan cepat membalikkan badannya dan memeluk Sehun sedikit kencang membuat Sehun mundur selangkah karena kaget dengan gerakan Luhan yang tiba-tiba.

"Tentu saja mau, aku akan menunggumu sampai kapanpun seperti yang selama ini aku lakukan agar kau melihatku, aku akan menunggu Sehunna, aku akan menunggu" gumam Luhan berulang dengan tercekat karena terharu memeluk Sehun dengan eratnya.

Sehun tersenyum lirih mengingat dia begitu lama menyadari perasasan Luhan untuknya membuat Luhan menunggu dengan rasa sesak di hatinya dan rasa sakit di fisiknya. Sehun mengeratkan pelukan Luhan dengan kuat "Gomawo sayang. Aku mencintaimu" gumamnya mengelus lembut rambut Luhan bermaksud meminta maaf karena sempat membuatnya menunggu.

"Aku mencintaimu" balas Luhan tersenyum di pelukan Sehun dan tak berniat untuk melepasnya sekarang.

Tes!

Air mata Kyungsoo menetes melihat kedua sahabatnya yang begitu manis, ingatan pernah membuat Luhan sangat menderita dan tertekan tiba-tiba saja menyeruak masuk ke benaknya membuat rasa bersalah yang sempat terlupakan kini terasa kembali. Kyungsoo bersyukur karena sekarang Sehun sudah menjamin kebahagiaan untuk Luhan. Itu artinya hal yang perlu ia lakukan hanya membantu Sehun agar kebahagiaan Luhan tetap dirasakan Luhan selama sisa hidupnya dan selama mereka bersama.

Kai mengeratkan pelukannya pada Kyungsoo dan tersenyum haru melihat Luhan yang tersenyum begitu bahagia di pelukan Sehun. Dia ikut berbahagia menjadi saksi kisah kedua sahabatnya yang ia tahu tidak mudah dan cukup rumit untuk dijalani namun sekarang semua hal yang sulit telah mereka lewati, jadi bukankah mereka berhak untuk berbahagia sekarang, ya mereka berhak berbahagia. Kai tidak pernah menyesal dengan perasaan yang pernah ia miliki untuk Luhan, dia bahkan bersyukur karena pernah menjadi tempat yang Luhan percaya untuk membagi ceritanya tentang Sehun. Karena semua rasa itu tetap menjadi rasa cinta dan sayang dirinya kepada Luhan yang kini ia anggap sebagai adiknya. Sementara kebahagiaan hatinya akan dia berikan sepenuhnya kepada pria yang sedang ia rengkuh dengan kuat ini.

"Kau juga akan menungguku kan? Aku mencintaimu" bisik Kai membuat Kyungsoo sangat bahagia "Aku akan menunggumu sampai kapanpun dan aku juga sangat mencintaimu" balas Kyungsoo mendongak menatap Kai dan sekilas mencium bibir kekasihnya.

"Ahhh.. Aku ingin memeluk kalian" rengek Kyungsoo mengganggu moment Sehun dan Luhan.

Luhan tersenyum mendengar rengekan Kyungsoo, dia berjalan mendekati Kai yang mencium keningnya sekilas dan Kyungsoo yang langsung merangkul Luhan erat, Luhan tersenyum bahagia memeluk kedua sahabatnya yang sangat ia sayangi "Aku menyayangimu" gumam Sehun ikut menghampiri mereka dan mencium kening Kyungsoo sekilas dan merangkul Kai erat.

"Dan akhirnya kita benar akan selalu bersama dan menjadi keluarga kan?" tanya Luhan memastikan melihat kekasih dan kedua sahabatnya.

"Kita akan menjadi keluarga…dan selalu bersama" gumam ketiganya setuju mengulang kalimat Luhan.

"Gomawo… Aku sangat mencintai kalian" gumam Luhan tersenyum mengeratkan pelukannya pada kekasih dan sahabatnya. Dan ketiganya juga hanya bisa tersenyum mendengar gumaman Luhan yang sepenuhnya benar karena mereka juga merasakan hal yang sama.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Every story has a happy ending. And if it's not a happy ending, it's not the end of the story."


E

N

D


Ini adalah chap terpanjang yang pernah gw tulisss...11,7k men buat chap ini doang..but it's awkay.. yang penting ini selesai dan gw berharap kalian seneng :D

gw tau ini ga ada nikahan ga ada m-preg, but please.. nikahan dan m-preg ada di cerita gw yang lain.. jadi ff yang ini kena imbas "antimainstream" ala ff gw.. maaapinnnnnnnn hehehehehe...

.

.

Okay triplet cukupkan sampai disini cuap-cuapnya... sebelumnya terimakasih banyak buat kamu-kamu yang udah rajin review, udah rajin ngingetin triplet buat cepet update, yang udah follow sama favourite juga... gw seneng aja gitu masih banyak yang dukung HunHan walaopun udah ga ada sama sekali moment skinship mereka lagi :"".. aku dan kalian...kita keren pokonya wuhuuuuuuuuuuuuuu \/

.

.

project selanjutnya adalah nyelesain yang terbengkalai #lirik The Death Fourth. Totally Captivated, sama Our Tomorrow sequel yang tinggal satu chap tapi ga rampung-rampung... maap buat yang udah nunggu lama itu yang our Tomorrow sequelnya :"""

.

.

last for this ff... Happy reading and last review pleaseee :")

gonna miss ya in this ff :*

see youuu! mmuahhh