Segala keindahan di dunia ini harus kita raih sendiri tanpa bantuan siapapun, tanpa campur tangan siapapun dan saat kita meraihnya ada dua pilihan yang kita dapatkan pertahankan dengan segala cara atau nikmati dan hancurkan.

Seperti saat kita mendapatkan harapan dari seseorang menjadikan harapan itu menjadi kenyataan atau hancurkan begitu saja. Tergantung bagaimana kita menikmati hidup ini.

Karena semua adalah harapan masih tersembunyi namun mungkin bisa terjadi.

WISH

Disclaimer : Naruto masih punya MasashiKishimoto

Warning : 18+ only, Adult, Mature theme, Lime, Occ, typo(s), Bahasa kasar, Pemaksaan, Efek di tanggung pembaca

Summary : Ini baru awal Hinata kau akan memuaskan ranjangku nantinya. R n R

Semua begitu membosankan sekarang, tawa Kiba dan Naruto juga tak memancingku untuk mendengarkan apa yang mereka bahas, minuman yang biasanya dapat menengkan hariku juga belum tersentuh sama sekali dan gadis-gadis yang menggelanyut manja di lenganku benar-benar membuatku muak. Padahal mereka adalah gadis-gadis yang menghangatkan ranjangku tiap malam. Tapi kenapa aku mulai bosan sekarang. Desahan mereka terdengar biasa. Tak ada yang istimewa. Aku hanya ingin yang berbeda. Yang bisa membangkitkan gairah lelakiku.

Malam ini aku benar-benar bingung pada tubuhku. Kakiku melangkah tak tahu arah, ajakan para gadis untuk minum berbotol-botol bir atau turun di dance flor aku abaikan, bahkan ajakan untuk menghabiskan malam bersama mereka juga ku abaikan. Aku hanya ingin sendiri sekarang. Langkah kakiku berhenti saat melihat seorang maid yang menurutku lumayan menarik. Dia tidak terlalu tinggi untuk ukuran standarku, dengan rambut panjang sebatas punggung dan berwarna indigo, tapi maid itu masih memunggungiku jadi belum bisa terlihat seperti apa wajahnya. Aku masih menunggu, hingga saat dia berbalik tanpa aku sadari senyum mengembang di wajahku. Dia tak tampak seperti maid bar pada umumnya yang mempunyai senyum centil atau senyum menggoda, senyumnya berbeda, senyumnya teduh dengah pipinya yang kemerahan terlihat sangat anggun, benarkah dia maid ? Entahlah dan aku tak peduli, yang pasti gadis ini membuatku bergairah.

" Maaf tuan ada yang bisa kami bantu ?" Tanya gadis itu tepat di dekatku. Aku tak sadar kapan gadis itu datang atau kapan gadis itu berjalan kearahku. Aku terlalu larut dalam lamunanku sendiri.

"Privat Room" jawabku setelah tersadar kembali

"Silahkan ikuti saya tuan" Kata gadis itu berjalan didepanku.

Sekarang aku dapat melihatnya dengan jelas. Dia memakai seragam maid bar berupa rok diatas lutut berwarana hitam dan baju panjang berwarna merah muda serta rambutnya yang berwarna indigo di ikat tinggi ekor kuda. Tapi menurutku seragam yang dikenakan olehnya terlalu kecil. Aku bisa pastikan bila dia mengambil sesuatu yang jatuh denga cara menunduk akan terlihat apa yang ada di dalam roknya itu. Bajunya juga terlihat sangat kecil bahkan payudaranya terlihat menantang dan meminta di remas. Seringaku muncul hanya dengan memikirkan itu. Gadis itu sangat menggoda bahkan saat dia diam. Bagaimana desahannya ? Hanya kata-kata itu yang bersarang di fikiranku sekarang. Samapi tanpa sadar langkahku sudah smpai pada tempat yang kami tuju.

"Silahkan tuan ada yang bisa saya bantu lagi ?" Ucap maid itu setelah sampai di tempat yang aku pesan. Otakku mulai berfikir bagaimana caranya untuk menahan gadis ini tetap di sini, bersamaku. Dia terlanjur membuatku bergairah dan dia harus Membuatku tak bergairah lagi.

"Tuan"

"Tuan"

"Masih ada yang bisa saya bantu ?"

Suara gadis terdengar lagi. Berani-beraninya gadis itu menyadarkan aku dari lamunanku. Tapi tahan dulu. Jangan sampai terpancing. Gadis itu hanya maid yang akan melayanimu. Tak perlu terburu-buru cukup bayar dia. Hahahahahahahahah...

"Iya, bawaka semua minuman kesini dan kamu harus melayaniku"

"Baik, Tuan !" Dia berlalu pergi, aku masih dapat melihat punggungnya sampai dia menghilang di balik pintu.

Gadis itu ! Apa dia tahu yang aku maksud dengan 'MELAYANI'. Melayani dalam artian sesungguhnya. Gadis itu terlihat polos, Sepertinya gadis itu menganggap maid di bar sama dengan maid di caffe tapi tunggu dulu wajah inoncent seseorang kadang menipu.

Aku mulai membayangakan gadis itu polos itu. Semoga gadis itu tak sesuai dengan bayanganku. Aku sungguh tak mau merusak sesuatu yang seharusnya tak dirusak. Tapi yang harus dipastikan sekarang celanaku benar-benar sesak. Tak mungkin aku pulang dengan keadaan seperti ini. Tak masuk akal bila hartaku yang berharga harus di puaskan di kamar mandi sendirian. Telalu sayang. Sebenarnya banyak wanita yang mau membantu, tapi malam ini aku cuma butuh gadis itu dan cuma mau gadis itu saai ini. Aaarggghhkkk ... Kenapa celanaku makin sesak hanya dengan memikirkan maid murahan seperti dia.

Ketukan halus di pintu membuatku sedikit tersenyum dan aku tahu gadis itu sudah datang. Gadis itu, aku menyebutnya gadis itu karna aku tak tahu siapa namanya. Lebih tepatnya belum. Gadis itu kini masuk dengan troli dan berbagai minuman yang sudah aku pesan.

"Maaf tuan membuat anda menunggu"

Suara gadis itu terdengar lembut, Senyumnya juga sangat menawan. Dia juga terlihat anggun saat menuang anggur dalam gelas. Pertanyaan kembali muncul di kepalaku. Apa gadis ini salah tempat ?

"Silahkan tuan!"

Aku tak menjawab hanya menerima gelas yang di berikan padaku. Tiba-tiba terlintas fikiran kotor di otakku. Sepertinya para iblis benar-benar mendukungku.

"Oh ya, siapa namamu ?"

"Hinata, tuan"

"Oke Hinata tolong kunci pintnya, kamu cukup mengerti denga arti Privat Room bukan ?" kataku penuh penekanan pada kata Privat Room

"Hai"

Gadis itu bernama Hinata ternyata. Nama yang cantik. Pasti tubuhnya secantik namannya dan lagi dia gadis yang penurut tak tanya banyak bertanya atau protes saat ku suruh menutup pintu, apa dia beranggapan aku hanya pria yang memesan Privat Room untuk minum saja. Sungguh sayang bila Privat Room yang cukup mahal hanya dipergunakan untuk minum. Akan aku tunjukan pada Hinata kenapa Privat Room itu ada.

Sekarang waktu sedikit bermain main dengan gadis ini. Semoga gadis ini menyenangkan seperti harapanku.

"Hinata bisa kau ambilkan barangku yang terjtuh di bawah kursi sebrang itu ?" Sebenarnya tidak ada barangku yang jatuh disana hanya akal-akalanku saja untuk membuktikan perkiraanku itu benar atau salah.

Hinata berjalan dengan langkahnya yang lebar dan rambut panjangnya terayun saat dia berjalan, dan ketika dia jongkok untuk mencari barang yang aku ucapkan di bawah kursi dengan sedikit menungging terlihat pahanya yang sepertinya halus bila diraba, ketika Hinata semakin menungging, aku dikecawan oleh harapanku sendiri. Gadis ini tak sebodoh perkiraanku, ternyata dia memekai celana pendek di balik roknya yang super mini, memang benar kalau dia menunduk sedikit akan terlihat apa yang ada dalam roknya, tapi bukan itu yang aku harapkan.

Sedikit kecewa memang, tapi tak aku ambil pusing kemudian aku pejamkan mataku dan bersandar pada sandaran sofa yang empuk.

"Maaf tuan, tidak ada barang apapun di bawah kursi" katanya kini sudah berdiri di depanku dengan wajah datar.

"Lupakan tentang barang itu, sekarang bisakah kau mengambilkan aku lagi sedikit minuman itu?"

Tak ada jawaban apapun dari Hinata, dia mulai menuangkan anggur kedalam gelas yang sudah hampir tandas karena berpindah di lambungku.

"Boleh aku bertanya" kataku sambil sesekali menyesap minuman yang terasa panas di tenggorokan dan membuat tenang di kepala ini.

"Silahkan"

"Kenapa kau kerja disini" Tanyaku tanpa basa basi. Memang aku bukan tipe orang yang bisa berbasa basi.

"Karena kerja disini tidak terlalu berat dan mendapatkan bayaran yang cukup tinggi" Dia menjawab dengan sedikit sorot marah dimatanya.

"Kemapa kau tak bekerja disiang hari?"

"Aku seorang mahasiwi"

"Dimana orang tuamu?"

"Meninggal" matanya terlihat sedih tapi ada kemarahan disana.

Namun semua jawaban singkat gadis ini membutku semakin ingin melucuti bajunya. Dari sorot matanya kau tahu gadis ini sudah terlihat tenang, benar-benar pengendali emosi yang baik. Persetan dengan pengendali emosi yang baik tapi dia pasti akan mendesah bila aku ada dalam tubuhnya. sebentar lagi, aku harus berfikir. Yah, mungkin bisa dimulai dari menutup pintu atau lebih tepatnya mengamankan kunci pintu dalam jangkauanku.

"Tolong ambilkan kunci di pintu" tak ada jawaban tapi ia melangkah melaksanakan apa yang aku minta.

"Hinata" Sapaku saat gadis itu sudah berdiri di dekatku.

"Apa kamu kenal Hidan?" Tanyaku lagi

"Hai, tuan!"

"Apa kamu tahu siapa dia ?"

"Ano, Hidan-sama adalah pemilik sekaligus manager di tempat ini tuan!" Jawabnya pelan, namun terdengar sangat lembut, benar-benar lembut. Pengendali emosi yang baik.

"Bagus kalau kamu megenal dia!" Senyum senang mengembang di wajahku

"Dia sangat perhitungan dan selalu membuat pelanggan senang bila datang ketempatnya ini, karena dia sangat menyukai uang !" Tambahku lagi, lalu kusesap pelan anggur yang ada di gelasku, tak ada jawaban dari gadis itu bahkan wajahnya terlihat sangat tenang.

Bagaimana seorang pelayan bar bisa melakukan hal itu. Dia gadis yang berbeda, dia benar-benar tak sama dengan gadis-gadis yang bersamaku tiap malam.

"Maaf tuan, Saya hanya seoarng maid di sini jadi saya tidak terlalu tahu tentang Hidan-sama, Saya hanya mengenal dia sebatas sebagai pemilik dan manager disini tuan tidak lebih"

"Bagus kalu begitu"

Seringai muncul begitu gadis itu mengatakan hal itu dan kutegak habis anggur yang berada di gelas tak tersisa sedikitpun dan maid itu, Hinata tak menjawab apapun namun segera mengisi kembali gelas kosong

"Kamu benar-benar tak kenal dia ternyata, bahkan kamu berani bekerja disini bila tak mengenalnya betul, dia sangat menyukai uang"

Tak ada jawaban lagi dari Hinata, Lalu setelah dia mengisi penuh gelasku yang tadinya kosong itu lantas dengan isyarat jari kuminta gadis itu mendekat. Langkahnya anggun dan senyum teduhnya masih mengembang. Dengan tangan kananya memegang gelas dan tangan kirinya menggenggam apalah aku tak terlalu jelas yang pasti bukan barang berbahaya, dia berjalan mendekatiku, tepat sebelum hinata memberikan gelas padaku dengan gerakan ringan kaki kiriku, Hinata terhuyung dan jatuh sesuai dengan harapan dan poin plusnya dia menumpahkan semua isi gelas ke tepat di tubuhku.

"Apa yang kamu lakukan sialan?" Bentakkan yang cukup keras untuk membuatnya takut dan kaget. Dia segera berdiri dan terlihat panik. Dia masih menunduk dan mengucapkan maaf berkali-kali. Wajah tenangnya lenyap sudah. Haaahaahhahahahah...

Dengan gerakkan cepat segera kubanting dan kutindih gadis itu di sofa yang cukup nyaman di Privat Room ini, Tak ada yang aku lakukan hanya memandang wajah panikya dan wajah terkejudnya semua yang dilakukan sangan menawan.

"Kamu tahu, gajimu bekerja disini seumur hidup tak akan dapat membeli setelan jas ini !" Bentakkan cukup keras ku ucapkan pada Hinata.

"Bila kau kenal betul Hida, dia akan melepaskanmu dengan senang hati bila aku menyatakan komplain atas tindakkanmu " Tambahku, kata-kata terakhir yang aku ucapkan cukup membuat gadis itu berubah haluan wajahnya terlihat sangat takut dan matanya tiba-tiba berair. Apa gadis ini akan menangis

"Apa kau ingin dipecat ?" Dia masih terdiam dan tak ada gerakka apapun "Katakan iya, akan aku lakuan sekarang"

"Maaf tuan, saya tidak sengaja menumpahkan minuman ini pada tuan" Wajahnya terlihat sekali dia ingin menahan tangis saat menjawab pertanyaanku. Apa dia takut ? Taku pada apa ? Pada kata-kataku atau pada keadaan sekarang dimana aku menindihnya dan tanganku menahan kedua tangannya.

"Apa kau takut ?" Sebenarna pertanyaan yang ku lontarkan tak perlu jawaban sama sekali hanya saja aku ingin tahu apa yang dia takutkan.

"Apa kau takut ?" Pertanyaan yang sama aku ulangi lagi. Tubuhnya yang berada di bawahku bergetar sekarang.

"Apa yang kau takutkan ?" Masih tak ada jawaban, matanya semakin berair tapi kenapa tubuhku makin bergairah melihat dis seperti ini. Haruskah aku bereskan ini dulu ?

"Apa kau tak bisa menjawab ?" Kenapa gadis ini diam saja, Rasanya aku sudah tak tahan. Makin ku dekatkan wajahku padanya. Tangisnya makin pecah saat dadaku yang bidang makin menindih tubuhnya.

Payudaranya terasa cukup kenyal saat menyentuh dada bidangku, namun aku belum bisa memperkirakan bagaimana bentuk dan besarnya. Tuggu sebentar lagi.

"Bagaimana bila kau ganti jasku dengan tubuhmu ?" Ucapku pada gadis yang ada di bawahku ini

Wajah Hinata serta merta berubah dan kembali tenang. Apa yang difikirkan gadis ini ? Rontaannya padaku juga berhenti. Namun kejadian yang terjadi berikutnya benar-benar membuatku menyesal telah menganggap gadis ini gadis yang polos.

"Cih" Gadis ini yang bernama Hinata ini meludahiku dan berikutnya dia mengatakan kata yang makin membuatku bingung.

"Sialan kau Sasuke-san" Katanya penuh penekan pada namaku, Darimana gadis itu tahu namaku? Apa aku sudah memperkenalkan diriku padanya ? Arrkhhh.. Peduli setan dengan gadis ini dia berani sekali meludahiku. Gadis murahan.

Aku tatap dia penuh antusias, dia begitu berani ternyata. Setelah kujilat bibirku yang terkena ludahnya. Senyum manis sedikit ku kembangkan dan berikutnya Satu tamparan yang cukup kuat kuberikan pada wajah cantik gadis murahan ini.

PLAK

"Tadinya aku akan memberimu pilihan! Tapi ternyata kamu lebih memilih cara yang paling ku suka, Sudah lama aku tak melakukan ini"

Kini aku bangkit dari tubuh Hinata. Dia terlihat masih tenang walau tangannya memegang wajahnya yang terlihat memar. Hinata masih terlihat tenang kemudian dia bangkit berdiri dan merapikan sedikit bajunya dan dengan langkahnya yang lebar hinata mulai berjalan mendekati pintu. Namun sebelum dia sampai di pintu ku jambak rambutnya hingga dia tersungkur di lantai.

"Mau kemana kau sialan ? Masih banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu ?"

Setelah sebelumnya ku ambil kunci pintu Privat Room yang ku tempati dengan Hinata. Kini aku berjongok di sampingnya dengan tangan kananku mencengkeram erat dagunya.

"Darimana kau tahu namaku sialan ?"

"Darimana ?"

Kenapa gadis sialan ini benar-benar membuatku gemas. Dia masih saja diam saat ku tanya. Kujambak lagi rambutnya dan kuseret ke sofa. Aku tak peduli bagaimana reaksi Hinata tapi yang pasti aku ingin di puaskan sekarang. Karena Gairahku tak turun walau gadis ini membuatkku marah.

"Baiklah bila kau tak mau menjawab mungkin mulutmu mempunyai fungsi selain bicara"

Gadis itu tetap bungkam dan memandangku penuh benci. Sepertinya gadis ini mengenalku. Aku masih menyeret rambutnya dan kemudian membantingnya di sofa empuk yang ad di ruangaan tersebut. Dan aku naik di atas tubuhnya yang terlihat sangat menggoda dimataku.

"Kau benar-benar tak mau menjawab pertanyaanku ?"

Kali ini aku dekatkan wajahnya dengan wajahku. Jarak wajah kami tak lebih dari dua inci jadi aku dapat melihat sorot mata benci dari matanya, Semakin aku perhatikan semakin aku bingung, matanya tak asing bagiku. Rasanya seperti dejavu. Sebelum ini rasanya aku pernah mengalami hal yang sama denga mata yang sama.

"Cihh"

Gadis benama hinata ini meludahiku lagi. Kali ini tak ada reaksi berlebihanyang aku berikan pada si jalang ini aku ubah posisiku dengan duduk di atas tubuhnya dan tanpa fikir panjang lagi atau peduli padanya lagi. Aku buka gesper celanaku dan mengelurkan kejantananku yang sudah sangat tegang.

"Kulum" kataku sambil mendekatkan kejantananku ke mulutnya dan menjambak rambutnya kencang.

Hinata masih tak bergeming dan menatap dengan pandangan jijik. Kenapa dia harus merasa jijik padaku ? sebentar lagi benda yan membuatnya jijik akan membuatnya berteriak kegirangan dan membuatnya memohon padaku, apa yang salah ? Sepertinya gadis nakal ini harus aku ajari bagaimana caranya mengulum kejantananku.

" Kulum" Ulangku lagi

Kali ini tak ada reaksi lagi. Jadi terpaksa aku gunakan sedikit tenagaku untuk membutnya mengerti apa maksudku.

PLAK ... PLAK

Aku tampar pipi kanannya dua kali dan membuatnya sedikit limbung dan sebelum dia kembali pada kesadarannya aku sudah memasukkan kejantannku ke mulutnya dan memegang kedua tangannya di atas kepala.

"Ini yang aku maksud funsi lain dari mulutmu, Sekarang hisap!"

Tak ada reaksi lagi. Matanya hanya berkaca-kaca dan siap meledak kapan saja. Tapi sepertinya hinataku tak pernah mengenalku sebelumnya. Harusnya dia mencari cukup informasi sebelum membuatku kesal seperti ini. Uchiha Sasuku tak pernah melepaskan gadis manapun saat dia ada pada gairah tertinggi. Jadi aku tak mungkin mengasihinya dengan wajah sepeti itu.

"Hisap kataku" Sambil aku tubuhku yang mendudukinya dan menjambak rambutnya.

Kali ini tak sia-sia aku merasakan hisapan lemah dari hinata

"Lebih keras" Dia menuruti perkataanku hisapan yang dia berikan semakin kuat dan aku menyukai ini. Kali ini sambil aku maju mundurkan kejantananku dari mulutnya dan rasanya sungguh luar biasa.

"Aoouuu, Jangan sampai kena gigi atau aku potong putingmu" Ancamku ketika giginya mengenai kejantananku

"Bagus" dia terlihat amatir dan sangat tidak berpengalaman tapi aku yakin dia hanya butuh sedikit pelajaran agar jadi pelacur yang berbakat.

"Gunakan juga lidahmu untuk bermain dengan juniorku ini"

Kali ini tak ada reaksi darinya dia berhenti total dari segala aktifitasnya dengan kejantananku. Dan aku merasa sedikit bingung

"Kenapa berhenti ?" Tanyaku "Bukannya sering kau melakukan ini pada pelangganmu ?" tambahku

Dia menangis itu yang aku lihatsaat ini. Senyum sinis menghiasi wajahku

"Jangan memelas didepanku, singa tak akan berhenti memakan rusa saat rusa itu menangis jadi percuma saja kau menagis aku akan tetap melahapmu"

Hinta masih menangis dengan kejantananku masih berada dalam mulutnya dan dia terlihat sangat mengairahkan. Perlahan aku mula mengerakkan maju mundur kejantanku lagi dan aku tak begitu memperhatikan rekaksinya aku hanya butuh kepuasan

PLAK ... PLAK

Kali ini dua kali tamparan di pipi kirinya akan membutnya sadar dengan posisinya sekarang

"Hisap dan gunakan lidahmu atau kau mau mati sekarang ?"

Perlahan aku mulai merasakan lidahnya dan hisapannya dengan sekikit kekuatan pada jambakannya dia akan menguatkan hisapannya

"Nikmat jalang lebih keras"

Benar-benar terasa nikmat, Rasanya sebentar lagi aku kan segera samapi aku cepatkan maju mundurku di dalam mulutnya.

Sebentar lagi

Sebentar lagi

Proses maju mundur makin aku cepatkan seperti memasuki vagina seorang wanita dan hampir tiba saatnya

"Pelacur murahan kau Hinata " Teriakku

Kutekan kejantananku sampai masuk dalam kerongkongannya

"AAAHHHHHHH" Benar-benar nikmat. Hinata berusaha melepaskan dirinya dariku tapi apa daya kekuatannya tak sebanding dengaku dan aku rasakan dia berontak karena jalan nafasnya terhalang oleh kejantannku

Crooot... Crooot ... Crooooot...

Beberapa semprotan masuk dalam kekongkongnnya. Setelah kesadaranku kembali aku lihat Hinata menahan sesuatu dan berontakk semakin kencang dan tangannya sudah terlepas dari cengkramanku

"Telan" Perintahku sedukti, Terlihat kerongkongnnya menelan naik turun dan saat aku mencabut kejantaanku dan menjauh dari tubuhnya dia terbatuk-batuk dan jatuh terduduk di lantai

"Kau wanita pertamana yang bisa menelan habis kejantananku bitch"

Itu pujian menurtku tapi kenapa dia menatapku seperti itu, Tunggu dulu mata itu sepetinya aku mengenal mata gadis ini sebenarnya ?

Aku tak peduli lagi pada gadis itu sekarang. Walau tidak dapat menikmati tubuhnya setidaknya aku sudah memberinya pelajaran.

" Ini untukmu pelacur " Sambil melempar uang yang cukup untuk dia makan dan hidup mewah tanpa harus bekerja selama lebih dari satu bulan, kemudian aku berlalu pergi setelah sebelumnya merapikan pakaianku. Sekilas aku melihatnya tak menangis dan menatapku dengan datar. Terserahlah.

Bila di tanya apakah aku puas ? Jawabanya ini baru aku temukan lagi wanita ini suatu saat nanti, dimanapun dia berada .

Gomen ne., minna-san sebenernya sudak tak publish tapi behubung isi bias dibuka jadi lanjud disini.

Oke minna… Ini sedikit kasar menurutku jadi aku minta maaf dulu… kalau ada yang mau skuel atau prekuel dari WISH tinggalin jejak kalian minna….

ARIGATOU GOZAIMASU Minna-san

22 February 2015 / Erva / Wish